chap 1

your my life, my everything

gendre:family, sad

 

cast :

jang wooyoung      (girl)

nichkhun buck hvj(boy)

kim junsu(girl)

lee junho(girl)

bambam got7 (child)

mark got7 (child)

 

happy ready….

sorry typos ada dimana-mana…..

 

###########################################################################################################################################

 

               a..aku ha..mil'' ujar Yeoja berpakaian seragam sekolah SMA pelan, ucapan yeoja manis itu membuat namja tampan bernama asli nichkhun buck horvejkul itu terkejut.

''kenapa bisa? Kenapa bisa kelolosan wooyoung-ah?'' ujar nichkhun cemas memegang kedua pundak mungil yeoja yang bernama jang wooyoung itu, wooyoung menunduk dan menggeleng pelan.

''lalu bagaimana?''

''bagaimana apanya nichkhun? Bukannya kau bilang kau akan bersedia tanggung jawab apapun yang terjadi?'' tanya wooyoung menatap nichkhun dengan mata yang berkaca-kaca, nichkhun melepas genggaman tangan wooyoung dari lengannya.

''ne tapi tidak begini wooyoung-ah''

''terus apa kau mau kabur dari tanggung jawab mu nichkhun buck horvejkul?'' tanya wooyoung sedikit emosi, bagaimana bisa lelaki yang menjabat kekasih nya ini menjadi seperti ini, mana janjinya? Jangan enak sendiri! Setelah menanam janin di rahimnya dan seenaknya dia tidak mau tanggung jawab!air mata yang sudah menahan dipelupuk matanya akhirnya jatuh karena emosi dan dicampur rasa takut.Rasa takut yang akan di tinggalkan oleh nichkhun dan bagaimana reaksi orang tuanya nanti, mengetahui anaknya berbadan dua tanpa ayah yang mau bertanggung jawab?

''jawab nichkhun! Kenapa kau diam! Jangan bertindak seenaknya! nichkhun buck horvejkul!''

''gugurkan saja kandunganmu!''Mendengar bentakan dari nichkhun membuat emosi wooyoung benar-benar memuncak! Apa dia bilang? Gugurkan saja?

''aku tidak tega khun, dia tidak mempunyai dosa apa-apa''

''kalau kau tidak mau mengugurkannya maka aku akan meninggalkan mu'' ancam

nichkhun, wooyoung menghapus kasar air matanya, kenapa nichkhun

tiba-tiba berubah begitu? wooyoung tidak ingin mengugurkan bayi yang

tidak berdosa ini.

''khun kau pembohong! Aku membencimu! Mana tanggung jawabmu! Jangan enak membuatnya dan kau tidak mau tanggung jawab!'' teriak wooyoung emosi, nichkhun menghembuskan nafasnya kasar, dia tidak tau harus bagaimana lagi,disisi lain dia juga mencintai wooyoung, tapi dia belum siap untuk membina sebuah rumah tangga, apalagi nichkhun itu terlahir dari keluarga terhormat, dia tidak ingin nama orang tuanya menjadi buruk akibat ulahnya.

''mianhe woo'' ujar nichkhun pelan dan meninggalkan wooyoung.

''khun! nichkhun!'' seakan tuli nichkhun memekak kan telinganya saat wooyoung terus meneriakinya.wooyoung menatap miris kepergian nichkhun, mengusap kasar air matanya, dia tidak tau harus bagaimana selanjutnya.Dengan langkah gontai wooyoung meninggalkan pekarangan sekolah menuju rumahnya yang tidak terlalu jauh dari sekolah.Berjalan dan terus berjalan dengan pandangan kosong, membiarkan air mata yang terus mengalir dari mata indahnya, kenapa dia begitu bodoh? Termakan oleh rayuan nichkhun, yang terus mengatakan apapun yang terjadi aku akan bertanggung jawab wooyoungie, tapi mana? Tidak ada? Semuanya hanya bulan semata, hanya sebuah harapan palsu! Dan sekarang ia harus menanggung malu sendiri, apakah dia kuat?ia membuka pelan pagar rumahnya.

''aku pulang'' lirihnya pelan.

''JANG WOOYOUNG! APA INI?! APA BENAR KAU HAMIL EOH?'' belum sempat kesadarannya pulih, sang appa datang dan memakinya. wooyoung menatap kaget surat yang di genggam oleh sang appa, dari mana appa bisa mendapat surat tes kehamilan itu?-fikirnya.

''JAWAB!'' paksanya,wooyoung mengangguk pelan.

''KAU! BENAR-BENAR MEMALUKAN! KATAKAN SIAPA YANG MENGHAMILI MU?!''wooyoung  diam, dia tidak berani menjawab, kalau dia menjawab nichkhun, maka appa nya akan murka, sebab hubungan nya dengan nichkhun tidak pernah mendapat restu dari sang appa.Plaaak Satu tamparan keras mendarat dipipi Chubby wooyoung, membuat yeoja bertubuh mungil itu terjatuh ke lantai.disaat sang appa menampar wooyoung,seorang yoeoja yang diketahui sebagai kakak perempuannya yang bernama jang jia masuk ''KAU TIDAK TAU SIAPA NAMJA YANG MENGHAMILIMU EOH! AKU TIDAK INGIN MENANGUNG AIB MU! KAU MEMALUKANKU! SEKARANG KAU PERGI! ANGKAT KAKI DARI RUMAH INI! KAU BUKAN ANAKKU!'' murka,

''ada apa ini appa,dan kau kenapa youngie''kata sang kakak yang heran dengan apa yang sedang terjadi dengan appa dan juga saengnya.

 ''dia…anak kurang ajar ini,telh membuat aib bagi keluarga kita hamil!''jawab sang appa murka,dan betapa kagetnya jia mengetahui bahwa adik satu-satunya itu hamil wooyoung menatap sang kakak dan kemudian menatap sang appa, kemudian bersujud dikakinya.

''appa ku mohon jangan usir aku appa, hiks aku tidak tau harus pergi kemana,

ku mohon appa, kumohon'' isak wooyoung memohon kepada sang appa dan bukannya malah terbujuk tapi dia menendang tubuh wooyoung, kemudian menarik wooyoung dengan menjambak rambut panjang wooyoung menuju pintu luar.

''appa hentikan,kasihan wooyoung appa!''ujar jia dan berusaha melepaskan tangan sang appa dari rambut adiknya wooyoung,

''lepas kan jia,jangan kau bela anak ini!''  

''appa ku mohon appa, hiks appaaa,unnieee!'' isak wooyoung terus mengetuk pintu saat sang appa telah mengunci pintu rumahnya dan berharap kakaknya bisa membantunya.

''appa hiks ku mohon'' isak wooyoung mengetuk pintu rumahnya pelan.Tapi sang appa benar-benar tidak mendengar isakkannya lagi.

Dengan langkah gontai wooyoung berjalan meninggalkan perkarangan rumah yang telah ia tempati dari kecil dengan sang appa,sedangkan jia berusaha mengejar wooyoung yang telah diusir appanya tadi.

 

 

 wooyoung Pov

 

Kaki ini sudah tidak tau harus melangkah kemana lagi, aku sudah tak sanggup, aku lelah, aku lapar.nichkhun? Kemana janjimu? Sekarang kau meninggalkanku saat aku begini, dia darah daging mu khun-ah, tapi kenapa kau meninggalkan ku dan menyuruhku untuk mengugurkan kandungan ini.Kembali ku hapus air mata yang terus menjalar dari mataku, ingin rasanya aku bunuh diri saja, tapi itu sama saja dengan mengugurkan bayi ini, dosaku sudah banyak, dan bayi ini adalah titipan Tuhan, sebisa ku akan ku tanggung semua ini.aku tidak tau mau tidur dimana, hari sudah malam, dengan tubuh rapuhku aku melewati kota malam Seoul yang sepi, menahan angin yang berhembus kencang menerpa kulitku, sungguh sangat dingin sehingga menusuk ketulang, aku hanya bisa menghangatkan diriku dengan kedua tanganku sendiri. Sabar sayang eomma akan berusaha untuk menghidupi kita, Mengusap pelan perutku yang masih rata.

sebuah mobil  merah berhenti disampingku, bukankah itu mobil jia unnie?kupandang mobil  merah itu dan berharap bahwa yang ada didalamnya adalah jia unnie,dan ternyata benar. ''unnie...'' aku mendekatinya dan memeluknya erat, ''woo,akhirnya unnie menemukanmu sayang''ucapnya dengan nada yang begitu lega.jia unnie mengajakku ketempat yang tak pernah aku ketahui sebelumnya,mungkin appa juga tidak tau. ''kita sudah sampai sayang,ayo kita masuk'',dia menarik tanganku untuk mengikutinya. ''unnie,apartement siapa ini?''

''milik unnie woo''katanya setelah membukakan pintu apertement itu.aku heran kenapa jia unnie memiliki apertement,sedangkan dia masih kuliah dan apa tidak pernah membelikannya karena appa beralasan tidak baik untuk seorang anak perempuan tinggal diapertement sendirian.

''unnie mendapatkan apertement mewah ini dari mana?''dia tersenyum kearahku, ''dari haraboji,sebagai hadiah ulang tahunku tahun lalu woo, dan tentu saja appa dan omma tidak tau,karena aku menyuruh haraboji untuk merahasiakannya dari appa dan omma'' jawab jia unnie santai. ''dan kau boleh tinggal disini''lanjutnya. aku tersenyum dan menangis dipelukannya,aku bersyukur masih ada yang sayang denganku. aku menceritakan semua yang terjadi, mulai dari aku dan nichkhun melakukan itu, dan nichkhun tidak mau bertanggung jawab atas kehamilannku sampai appaku mengetahui tentang kehamilannku.jia unnie benar-benar marah mendengar cerita tentang kekasihku yang sudah merasakan enak tapi tidak mau bertanggung jawab atas hasilnya dan merutukinya walau dia tak pernah bertemu dengan namja yang telah menyakiti dongsaengnya itu,aku menangis jika mengingat hal itu. dan selama aku mengandung, ditengah kesibukan unnie untuk kuliah sekaligus membantu mengurus perusahan appa,jia unnie menyempatkan diri untuk selalu membantuku dan membiayai hidupku karena aku belum mampu membiayai hidupku sendiri,appa tidak tau tentang hal ini karena unnie merahasiakannya dari appa.

Dan sepertinya malam ini anakku sangat aktif karena sering menendang perutku. "Aduh sayang, mengapa kau aktif sekali malam ini, omma sudah sangat mengantuk." aku mendesis menahan sakit dan memegang perutku yang sudah sangat besar.

 "Apa kau kepanasan didalam? Baiklah omma akan membawamu keluar, dan bernyanyi untukmu, tapi kau harus tidur, ok?" kataku tersenyum dan berjalan keluar kamar. aku duduk di teras, malam ini cuaca sangat cerah.Langit malam berwarna hitam tanpa ada sinar bulan, tapi ribuan bintang berkelip di atas sana. aku bersenandung sambil mengelus perutku dengan lembut, mencoba menenangkan anakku. Setelah beberapa saat anakku mulai tenang dan tidak menendang lagi, mungkin dia sudah tertidur,aku tersenyum dan terus membelai perutku. 

"Makanya cepatlah keluar, temani omma, omma sangat kesepian 

disini." kataku sambil menghapus air mata yang mengalir dipipinku. aku masuk kedalam apertemenku dengan berjalan pelan, lalu masuk kekamar dan membaringkan tubuhnku di tempat tidur. aku kembali  tertidur sambil menangis

 dan menyebutkan sebuah nama. "Khunnie, aku merindukanmu." bisikku sambil terisak.

 

(6 tahun kemudian)

 

''Eommaaaaa''

Teriakan bahagia anakku menyambutku saat aku menjemputnya di tempat sekolahnya.

Aku bersyukur kepada Tuhan, karena masih mengizinkanku melahirkan dan

membesarkannya didunia ini, untuk menghidupi keluargaku aku berkerja

disebuah restoran kecil dipinggir kota, gajiku lumayan cukup untuk

memenuhi kebutuhan kami, aku dan anakku yang ku beri nama kunpimook horvejkul,tapi aku biasa memanggilnya bambam, panggilan sayang dariku.ya walau jia unnie juga membantu.

''bagaimana harimu disekolah nak?'' tanyaku, mensejajarkan badanku dengan badan

kecilnya, bambam mencium kedua pipiku, membuatku merasa tenang.

''eomma tau, bambam mendapat nilai seratus lihatlah'' ujar bambam memamerkan selembar kertas ujian kearah ku, aku melihat hasil nilai anak, senyumanku kembali berkembang.''anak eomma pintar''

''ne,bambam akan terus rajin belajar dan membahagiakan eomma, bambam akan

menjadi penari dance terkenal jika bambam sudah dewasa dan membahagiakan

eomma''Ucapan semangat anakku membuat aku menangis bahagia, Tuhan terima kasih telah mengirim bambam untuk ku.

''eomma kenapa menangis? Apa cita-cita bambam untuk membahagiakan eomma itu salah?'' tangan mungilnya menghapus airmata yang membasahi pipiku, aku

tersenyum dan menggeleng kemudian mencium pipi eagyiku gemas.

''eomma menangis bahagia sayang, eomma akan mendoakan bambam menjadi penari terkenal ne, nah sekarang mari kita pulang'' ujarku dan mengaitkan tanganku di tangan mungil malaikat kecilku kemudian berjalan meninggalkan perkarang sekolah anakku.

''eomma, minggu besok di sekolah bambam ada acara, eomma dan jia ajhuma bisa datang tidak?'' tanya bambam mendongakkan wajahnya ke arah sang eomma.

''ne eomma pasti datang sayang tapi kalau jia ajhuma,nanti omma coba menanyakannya'' ujarku dan mengusap pelan rambut anak.

''eomma,bambam berharap peran bambam besok adalah dibagian dance nya, doa kan bambam ne eomma'' ujarnya tersenyum cerah, berharap dalam drama yang diadakan disekolahnya dia mendapat peran sebagai penari dance utamanya,aku tersenyum.

''eomma selalu mendoakan bambam, apapun yang terbaik untuk anak eomma yang hebat ini''

''terima kasih eomma, apa appa juga bisa bahagia melihat bambam dan eomma dari surga sana?'' tanya bambam,aku menghentikan senyumanku, ne, aku dan jia unnie terus mengatakan ke bambam kalau appa nya telah tiada, agar bambam berhenti untuk menanyakan dimana keberadaan appanya sekarang.

''ne appa pasti bahagia'' ujarku tersenyum miris dan membuka pintu apertement kami.

''nah sekarang bambam mandi ganti baju dan tidur, kalau bambam lapar eomma sudah buatkan makanan untuk bambam'' ujarku menunduk, mensejajarkan

tinggiku dengan tinggi anakku.

''eomma, tidak lelah kerja terus?'' tanya bambam sedih.

''tidak sayang, eomma tidak lelah, bambam adalah penyemangat eomma, lagipula kita tidak akan merepotkan jia ajhumma terus'' ujarku tersenyum, bambam memeluk tubuh rapuhku erat.

''kalau bambam sudah besar bambam berjanji akan membahagiakan eomma'' bisiknya dan mencium kedua pipiku, aku tersenyum dan mengusap

rambut anak semata wayangku.

''ne'' ujarku.

''eomma pergi dulu ne, jangan biarkan orang asing memasuki rumah arra'' ujarku lagi.

''ne eomma''

aku melangkahkan kaki keluar meninggalkan apertement kami dan kembali berkerja mencari nafkah untuk kebutuhanku dengan anak.

 

wooyoun pov end

 

 

***

 

''Bu gulu aku ingin menjadi penari utamanya'' ujar namja mungil menghampiri sang guru.

''tapi penari utama nya sudah ditempati bambam mark'' ujar sang guru.

''aku tidak mau anak miskin itu menjadi dance utama! Atau aku akan kuadukan ke khun appa'' ujar anak berusia 6 tahun itu kesal.

''tapi dance utama kan sudah aku dapatkan mark-ah'' ujar bambam sedikit tidak terima.

''hey! Anak miskin! Anak yatim! Kau tidak tau siapa pemilik sekolah ini hah! nichkhun buck horvejkul!Appaku!''

''permisi''

''appa''bocah sombong tadi menghampiri namja tinggi nan tampan kemudian memeluk kaki sang appa.

''kenapa mark?'' tanya namja yang ternyata bernama nichkhun itu menatap sang anak sayang.

''appa! Bilang ke seongsae itu, untuk mengganti perannya!''

''ne, ada apa junsu-ah?'' tanya nichkhun menghampiri sang guru anak-anak.

''begini , sebenarnya posisi laed dance sudah didapatkan oleh bambam, tapi mark tidak menyutujuinya'' ujar junsu sopan.

''ck, si anak miskin itu, kau tidak tau? Lihat penampilannya saja kumel begitu, itu yang akan menjadi dance utama? Dia bisa mempermalukan sekolah ini junsu-ah'' ujar nichkhun, mendengar ucapan nichkhun membuat bambam menundukkan kepalanya, menghapus pelan air mata nya yang merembet keluar, ucapan sang presdir sungguh membuat hati nya sangat sakit, tapi perkataan wooyoung yang selalu mengingatinya membuat semangat bocah berumur 6 tahun itu kembali menegarkan hatinya dan terus berusaha tersenyum menghentikan tangisannya.

''tak apa seongsae bambam jadi peran lain saja'' ujar bambam parau, berusaha membuat suaranya seceriah mungkin agar gurunya tidak curiga, junsu menatap kasihan ke arah bambam, sungguh bocah yang sangat tegar.

''ah ne, baiklah'' ujar junsu.

''ayo semuanya berkumpul, sebentar lagi acara akan dimulai'' ujar Seongsae.

 

***

''aku harus bekerja keras, untuk membelikan bambam sepatu dance, agar bambam semakin semangat'' lirih wooyoung.

'' woo kau tidak lelah?'' tanya temannya.

''tidak junho aku baik-baik saja, aku harus mencari uang yang banyak untuk membelikan bambam sepatu dance'' ujar wooyoung tersenyum manis.

'' woo…kenapa kau mau bekerja keras seperti ini,sedangkan kau bisa mendapatkan semuanya dengan mudah dari unniemu jia shi?''tanya junho.

'' ani…junho ah,aku tidak mau merepotkannya lagi,aku mau hidup mandiri dan membelikan sepatu bambam dengan hasil jerih payah ku sendiri''ucap wooyoung.

''ne, kalau kau lelah bilang padaku, aku akan memberimu istirahat wooyoung-ah''

''ne junho gomawo'' ujar wooyoung tersenyum dan mengangguk kemudian melanjutkan kembali kerjanya.

 

***

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
vickywahyu #1
Chapter 2: Aaaa aku terharu pas bagian bambam bacain suratnya... :'
Ya thor km harus tanggung jawab nie aku nangis lo... :)
khunyoung_khunwoo #2
Chapter 2: Hueee sampe nangis bacanya T.T

Ceritanya baguss author (y)

Tunggu cerita lainya ;)
hwootestjang #3
Chapter 2: Uhu uhu uhu... sedih banget.. tumpah airmata ku...
LenkaChakhi
#4
Chapter 2: . Suka bgt thor ;-) , lenka ampe nangis baca ini , gak tega ngeliat woo di sakitin , tpi gak papa , karna akhirnya khun menyesal jga kan ? Makash buat bambam yg udah bikin happy ending . Bikin crita lain thor , lenka tunggu .