Dream 9

DREAM
Please Subscribe to read the full chapter

Sekolah sudah tampak sepi karena hanya beberapa murid dan guru serta penjaga sekolah yang masih berada disana. Memang jam belajar telah berakhir sejak 2 jam yang lalu. Kyuhyun berjalan santai keluar gerbang sekolahnya. Dia harus lebih lama berada disana untuk berlatih dengan guru musiknya untuk persiapan kompetisi.

Sebenarnya sahabatnya Changmin selalu menemaninya, tapi karena tidak ingin membuat sahabatnya itu menunggu dia memaksanya pulang terlebih dahulu tadi. Sehingga dia pulang seorang diri saat ini. Halte bis yang tak jauh dari gerbang sekolah Kyuhyun tampak hanya beberapa orang yang sedang menunggu. Kyuhyun hanya berjalan melewatinya, dia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Entah mengapa hari itu ia lebih memilih berjalan kaki dari pada menggunakan bis seperti biasanya. Dia berjalan perlahan sambil memperhatikan deretan toko yang dilewatinya.

Saat mengamati toko-toko yang dilewatinya akhirnya dia berhenti sejenak di depan salah satu etalase toko yang menarik perhatiannya. Di etalase itu terlihat susunan miniatur-miniatur kecil yang di tata sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah cerita yang menarik.

"Bumbum... lihat itu? Itu bagus sekali~" Kyuhyun menarik tangan saudara kembarnya untuk melihat sebuah miniatur yang disusun membentuk sebuah pertunjukan musik.

"Kyu juga mau seperti itu nanti bersama hyung dan Bumbum. Pasti menyenangkan bisa bermain musik bersama-sama bukan?"Kyuhyun tersenyum lebar kepada saudaranya itu. Kibum yang mendengarnya hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.

Kibum memperhatikan dengan seksama miniatur-miniatur itu tanpa sepatah katapun. Beberapa kali terlihat ekspresi bagaikan seorang juri yang sedang menilai sebuah karya seni profesional. Sedangkan disampingnya Kyuhyun sudah menempelkan kedua tangannya dan mendekatkan wajahnya untuk melihat lebih dekat. Matanya memandang takjub dan terkadang terkekeh kecil saat melihat sesuatu yang menurutnya cukup lucu.

Kyuhyun yang teringat kenangan bersama saudara kembarnya itupun tersenyum kecil. Jika mereka tidak terpisah seperti saat ini mereka juga akan selalu pulang bersama. Terkadang bertengkar kecil sepanjang perjalanan menuju ke rumah dan juga hal-hal lainnya. Setelah puas memandangi etalase toko itu dia kembali berjalan.

Hari sudah beranjak sore dan sudah memasuki musim gugur, salah satu musim yang sangat disukainya. Tangan kirinya mengeratkan jaket yang sedang dikenakannya untuk menghalau dingin dan tangannya yang lain membawa tas biolanya. Dia sedang memikirkan lagu selanjutnya yang akan dimainkannya. Saat tiba-tiba seorang anak yang mengayuh sepeda tidak bisa mengendalikan laju sepedanya.

"Awaaassssss..."

Bruk!

Kyuhyun yang tidak mengetahui datangnya sepeda itu tidak sempat menghindar sehingga menyebabkan mereka berdua sama-sama terjatuh. Kyuhyun sedikit meringis saat dia merasakan sedikit nyeri di pergelangan tangan kirinya. Tidak merasakan lagi nyeri di tangannya Kyuhyun langsung bangkit membantu anak yang menabraknya itu. Anak yang menabraknya ternyata salah satu murid di sekolahnya walaupun mereka tak saling mengenal dia tahu karena beberapa kali melihatnya di ruang musik sekolah saat dia kesana. Saat Kyuhyun datang anak itu selalu segera keluar.

Anak itu meminta maaf karena telah menabraknya. Kyuhyun menanyakan apakah dia baik-baik saja dan dia menawarkan untuk mengobati kakinya yang terluka serta mengantarkannya pulang. Namun anak itu menolak, dia menanyakan apa Kyuhyun terluka dan dijawab gelengan olehnya. Anak itu meminta maaf sekali lagi pada Kyuhyun.

"Maafkan aku... Kyuhyun-ssi"

"Tenang saja tidak apa-apa. Kau sungguh tak apa pulang sendiri?" Anak itu hanya mengangguk. "Kau tahu namaku tapi aku tak tahu namamu? Boleh ku tahu namamu?"

"Emmph... Sebaiknya aku segera pulang. Mianhe dan Gomawo." Setelah sedikit membungkuk anak itu segera pergi meninggalkan Kyuhyun yang memandanginya heran.

Sepertinya anak itu sangat pemalu, sehingga memberitahu namanya saja tidak mau. Kyuhyun mengedikkan bahu tak ingin mempersalahkan hal itu lagi. Kyuhyun mengambil tas biolanya yang untungnya biolanya baik-baik saja. Setelah beberapa saat memperhatikan anak yang menabraknya itu sudah tak terlihat, dia segera beranjak dari perjalanan dia memegang pergelangan tangannya dan memijatnya perlahan. Saat mendekati rumahnya dia bersikap seperti tidak ada yang terjadi.

Kyuhyun terbangun di tengah malam saat merasakan nyeri pada pergelangan tangannya, dia melihat pergelangan tangan kirinya itu sedikit membiru. Sepertinya efek dari terjatuh mulai terlihat.

"Aishh... ini sakit"

Tak ingin menambah parah memar itu, dia beranjak dari tempat tidurnya dan keluar untuk menuju dapur. Dia akan mengompres tangannya dengan air dingin. Berharap rasa sakitnya akan segera hilang. Rumah tampak sepi karena semua penghuni rumah sudah tidur. Bagi Kyuhyun ini lebih baik karena dia tak ingin mereka mengetahui kondisi tangannya dan membuat mereka khawatir.

Setelah beberapa saat, rasa sakit yang dirasakannya berangsur berkurang. Dia segera membereskan peralatan yang digunakannya dan segera kembali ke kamarnya. Berharap semuanya akan berangsur lebih baik besok.

.

.

Kyuhyun sedang berlatih di ruang musik sekolahnya saat tiba-tiba dia menghentikannya. Hal ini tentu saja tak luput dari perhatian guru musiknya yang menatapnya heran.

"Ada apa Kyu? Kenapa berhenti bermain?"

"Emmph... Tak apa songsaengnim." Kyuhyun merasakan nyeri di pergelangan tangannya. Rasa nyeri itu sudah dirasakannya sejak lama jika dia terlalu memforsir tangannya untuk berlatih. Tapi sejak kejadian dia terjatuh beberapa waktu lalu intensitas rasa sakitnya bertambah. Tak ingin membuat gurunya itu curiga dia mencoba bermain kembali, tapi karena rasa sakit itu belum hilang nada yang dimainkannya terdengar sumbang.

Kyuhyun kembali menghentikan permainannya. Memegang biola dan busurnya di tangan kanannya karena sepertinya untuk menggemgam biolanya saja dia tak mampu.

"Kau yakin baik-baik saja Kyu? Kurasa cukup untuk hari ini, kau terlihat lelah dan jika ada masalah kau bisa bercerita padaku" guru musik muda itu menghampiri Kyuhyun dan menepuk pundaknya. Senyuman tak lupa dia berikan untuk menyemangati anak itu. Kyuhyun yang melihat dukungan dari gurunya itu pun akhirnya tersenyum.

"Gomawo songsaengnim... Tapi untuk saat ini aku baik-baik saja. Mungkin hanya terlalu lelah." Ekspresi anak itu sungguh tak memperlihatkan rasa sakit yang dirasakannya. Walaupun terlihat keringat mulai keluar di dahinya. Tentu saja gurunya menyimpulkan Kyuhyun terlalu lelah berlatih sehingga dia berkeringat seperti itu.

.

.

Rumah bergaya klasik itu tampak sepi karena beberapa penghuninya sedang tidak ada di rumah. Hanya si bungsu Kim yang sedang berada di kamarnya. Terdengar alunan biola yang dimainkannya. Kyuhyun sedang berlatih seorang diri malam itu didalam kamarnya, biasanya Heechul akan menemaninya tapi dikarenakan hyung dan kedua orang tuanya sedang keluar dan dia sedang tidak ingin kemana-mana berakhirlah ia berlatih sendiri di kamarnya. Saat ini dia sedang berlatih untuk kompetisi final yang akan diadakan beberapa hari lagi.

"Aakh.."

Kyuhyun segera meletakkan biolanya. Nyeri itu datang lagi. Rasa sakit yang dirasakannya pada pergelangan tangan kirinya dan jari-jarinya yang terasa sedikit kebas. Kyuhyun duduk di pinggiran tempat tidur dan memegang pergelangan tangannya. Setelah itu dia membaringkan tubuhnya terlentang dan memandangi langit-langit kamarnya. Kyuhyun mengangkat tangan kiranya itu di depan wajahnya.

"Kumohon bertahanlah sedikit lagi."

Sebenarnya Kyuhyun sudah cukup sering merasakan nyeri pada pergelangan tangannya, tapi dia tidak mengatakan pada siapapun. Bahkan Heechul yang sering menemaninya berlatih tidak mengetahui akan hal itu.

Dia takut jika mengatakannya dia akan di paksa berhenti untuk bermain dan berlatih. Tinggal sedikit lagi kompetisi akan berakhir, walaupun dia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kompetisi itu. Jika dia berhasil akankah dia bisa bermain di Kanada dengan keadaan tangannya saat ini.

Kyuhyun memijat pergelangan tangannya perlahan, tak kunjung berkurang rasa nyeri yang dirasakan dia beranjak dan menuju dapur untuk mengambil beberapa es untuk mengompres tangan kirinya. Dia duduk di kursi meja makan dan termenung. Tak khwatir akan ada yang memergokinya sedang mengompres tangannya karena dia sedang seorang diri.

Dia ingat rasa sakit ini sudah cukup sering mengganggunya bahkan sebelum ia terjatuh beberapa waktu lalu. Kyuhyun mulai merasakan intensitas rasa sakit yang lebih banyak setelah itu. Kyuhyun memperhatikan pergelangan tangannya itu, terlihat sedikit kebiruan yang sepertinya memar setelah terjatuh walaupun sudah tak sebegitu terlihat.

.

.

"Hei Kyuhyun-ah tunggu aku!" Kyuhyun menghentikan langkahnya dan menoleh saat suara sahabatnya Changmin memanggil. Dia tersenyum dan menunggu sampai sahabatnya itu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cezablenk77 #1
Chapter 12: Sweet end... suka banget thor
tarysa #2
wah pernah baca ini di FFn deng
iloveonlykyu
#3
Chapter 12: all your stories are awesome! I am only using translator to read yet, they are really sweet, warm, touching and beautiful indeed :) Thankyu very much for sharing them ^__^
cezablenk77 #4
Chapter 11: kpan mereka bertemu Authornim?
cezablenk77 #5
Chapter 10: Authornim... Lama sekali update.nya....:'(
Tapi tidak mngecewakan... Lanjutannya ditunggu ya!!?
loveiswonkyu #6
Chapter 10: Authornim Fighting! Lanjutannyaaaaa juseyoooo
dewileitte123 #7
Chapter 10: ditunggu lanjutannya ya thor dan jangan lama2.. .
ladyelf #8
Chapter 10: penasaran banget.....
jangan lama" updatenya hehe...
fighting..
HyoraKim91 #9
Chapter 10: Kesabaranku berbuah maniiis..
Akhirnya dilanjut jga...
Owh...mereka ada di kota yg sama kah? Yya! Makin ga sbar nunggu mereka bersatu lgi..
Next ditunggu...
Fighting!