Chapter 3

You're my melody

Jaejoong POV

Sudah beberapa minggu ini, pria berkepala kecil serta bermata musang itu selalu mengikutiku kemana pun aku pergi. Sungguh diriku sudah jengah dibuatnya, dari minimarket, laundry, hingga kafe tempat ku bekerja selalu ada dia. Ntah apa yang ada di otaknya, apa dia tidak ada pekerjaan lain apa. Hah... tapi...sungguh, semenjak ada dirinya, ntah kenapa hari-hariku lebih berwarna. Dia yang secara tidak langsung menjadi teman ngobrolku walaupun aku akan menyahutnya dengan ketus dan dia yang selalu menemani hari-hari ku. Dan apa itu Boo, panggilan darinya, sungguh tidak keren. Tapi kenapa jika dia yang menyebutnya terasa manis. Hah...Sepertinya ada tempat dihatiku yang dulu kosong telah terisi. Pria itu Jung Yunho, seseorang yang melihatku tidak dari penampilanku saja. Terima kasih karena telah belajar untuk mengenalku, tapi...apakah ini bisa bertahan selamanya???

Jaejoong POV end

 

Author POV

Cklek

Blam

 

“Oh, Yun. Kau baru pulang jam segini? Menemui gadis nakal itu lagi eoh?” tanya Siwon yang melihat sekilas ke arah pintu masuk dan kembali menyibukkan dirinya di dapur.

 

“Dia bukan gadis nakal hyung. Dia punya nama, namanya Jaejoong. Kim Jaejoong.” Jelas Yunho sambil mendaratkan pantatnya di sofa dan merilekskan tubuhnya.

 

“Ah..terserah kau sajalah. Kau ini paling susah dinasehati. Ngomong-ngomong dirimu sudah makan Yun?” tanya Siwon sambil memotong-motong sayur dihadapannya.

 

“Sudah hyung, tadi Boo memberikanku bekal makan malam, karena aku sedikit membantunya kemarin. Tapi hyung, masakannya sungguh-sungguh enak hyung. Kau kapan-kapan harus mencobanya, nanti aku akan meminta Boo untuk membuatkannya untuk mu hyung.” Jelas Yunho menggebu-gebu.

 

“Ck, jangan-jangan nenek sihir itu sudah menaruh sebuah mantra dimasakannya, sehingga kau bisa jadi buta dengannya. Dan apalagi itu, Boo? Nama yang sok imut.” remeh Siwon.

 

“Ish, hyung ini. Dia itu masih cantik hyung, belum jadi nenek-nenek apalagi nenek sihir. Dan soal Boo, itu nama panggilan dari ku, jadi hyung tidak boleh protes. Sudahlah aku mau mandi saja lalu tidur” gerutu Yunho dan segera beranjak dari sofa menuju kamarnya.

 

“YA....Jung Yunho... Hyung mu ini belum selesai bicara...Ya....” pekik Siwon. ‘Ck, anak itu sudah benar-benar buta rupanya’ batin Siwon dan kembali melanjutkan acara memasaknya.

;

;

Esok malamnya...

 

“Kau tidak mengikuti gadis nakal itu lagi Yun?” tanya Siwon ketika melihat adiknya sibuk menonton TV. Yunho hanya melihat sekilas kakaknya yang sedang merapihkan pakaian yang dikenakannya dan kembali fokus dengan TV nya.

 

“Tidak Hyung, hari ini Boo libur. Jadi aku juga libur. Hhe” jelas Yunho sambil memasukkan keripik kentang kedalam mulutnya.

 

“Ck, kau ini, lebih baik cari pekerjaan sana, dari pada mengikuti gadis itu terus” ujar Siwon yang kini telah duduk di sofa disamping adiknya dan memakai sepasang sepatu.

 

“Ne..ne..hyung. aku akan bekerja tapi dengan Boo tentunya. Hha. Tapi hyung mau kemana malam-malam begini?” tanya Yunho yang kini melihat Siwon telah selesai memakai sepatunya.

 

“Malam ini Hyung lembur di kantor, Yun. Kau makan lah, hyung telah menyiapkan makanannya di meja. Dan..jangan terus memikirkan Boo mu itu terus, lama-lama otak mu jadi tidak waras dibuatnya” gemas Siwon sambil mencubit hidung adik semata wayangnya itu.

 

“Aw...Appo hyung. Ck, sudahlah sana pergi, nanti ketinggalan bis” usir Yunho sambil mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan Siwon pertanda menyuruh Siwon cepat pergi.

 

“Kau sekarang berani mengusir Hyung eoh? Ck, benar-benar gadis itu telah membawa pengaruh buruk padamu.” Ucap Siwon yang berjalan kearah pintu diikuti Yunho dibelakangnya.

 

“Ish, hyung ini. Dia gadis baik-baik hyung. Sudahlah, hati-hati dijalan hyung”

 

“Ne...jaga rumah ya, arachi..” pamit Siwon.

 

Cklek

Blam.

 

“Hah..hyung itu benar-benar. Lebih baik aku menonton TV lagi” monolog Yunho. Asik Yunho sedang menonton TV, ketika tiba-tiba ada suara petir dan diikuti hujan yang deras, lalu setelah nya terjadi pemadaman listrik.

 

Jdeeerr....

 

Klik...

 

“Ish menyebalkan sekali, kenapa tiba-tiba hujan? Sepertinya tadi siang cerah-cerah saja. Dan kenapa pula harus mati lampu, aku jadi tidak bisa berbuat apa-apa” gerutu Yunho. Kini Yunho sibuk memainkan ponselnya untuk menghilangkan kejenuhan setelah tadi ia menghidupkan dua buah lilin untuk membantu penerangan disekitarnya. Namun ada sebuah suara isak tangis yang mengusiknya.

 

Hiks..hiks..

Hiks..hiks..

 

“Eh? Siapa itu yang menangis?” gumam Yunho.

 

Hiks..hiks..

Hiks..hiks..

 

“Hmm, sepertinya dari kamar Boo? Eh, Boo?” sadar Yunho dan kini ia telah berlari keluar menuju apartemen sebelahnya.

 

“Boo..Boo..kau di dalam? Boo, ini aku Yunho, buka pintu nya. Boo..” teriak Yunho sambil menggedor-gedor pintu apartemen Jaejoong. Para tetangga yang merasa berisik dengan teriakan Yunho, beberapa ada yang keluar dan meneriaki Yunho balik.

 

“Hei Yunho, ini sudah malam jangan berisik. Lagipula kenapa kau terlalu mengkhwatirkan gadis jalang itu eoh? Dia sudah biasa seperti itu, jika hujan dan listrik padam.” Jelas ahjussi tetangga depan apartemennya diangguki juga oleh beberapa tetangga lainnya.

 

“Tapi ahjussi-, hash yasudahlah sebaiknya aku mencari kakek penjaga saja” monolog Yunho yang tak mau berdebat dengan para tetangganya.

Yang dipikirkannya sekarang segera menemui kakek penjaga purple apartemen ini dan meminjam kunci cadangan apartemen Jaejoong. Sungguh dia sangat khawatir dengan keadaan Jaejoong yang sudah menangis sesenggukan ketika ia dengar tadi. Apalagi ketika ia mengetahui Jaejoong selalu seperti itu ketika hujan turun dan listrik padam. Sungguh ia tidak habis pikir dengan para tetangganya itu, bagaimana mereka bisa bersikap biasa saja ketika salah satu tetangganya terlihat ada masalah. Tak lama Yunho telah meminjam kunci cadangan apartemen Jaejoong dari kakek penjaga dan segera menuju ke apartemen Jaejoong.

 

Cklek

 

“Boo..” teriak Yunho, yunho pun sempat bergeming sebentar tatkala ia melihat Jaejoong menangis di pojok ruangan dengan kepala menelungkup diantara lututnyayang menekuk duduk. Tubuhnya bergetar hebat, sepertinya ia sangat ketakutan. Yunho pun perlahan mendekati Jaejoong dan menepuk pundaknya pelan. Jaejoong yang merasa ada yang menepuk pundaknya mengangkat kepalanya dan ia telah melihat Yunho telah berada di hadapannya. Tak banyak pikir Jaejoong langsung menghambur ke pelukan Yunho. Yunho pun sempat kaget dan sedikit terhuyung ke belakang tapi secara refleks ia menahannya dan balas memeluk Jaejoong erat.

 

“Hiks..Yun...” isak Jaejoong dipelukan Yunho

 

“Ssst..uljima..ada aku disini ne” tenang Yunho sambil mengusap punggung Jaejoong.

 

Saat ini Yunho telah berhasil menuntun Jaejoong ke apartemennya. Yunho mengajak Jaejoong untuk menginap di apartemennya, sungguih ia tidak mau melihat Jaejoong menangis lagi seperti tadi, tangis Jaejoong sungguh menyayat hatinya. Jaejoong kini telah duduk tenang di sofa apartemen Yunho dan ia duduk disamping Jaejoong

 

“Y-yun...” panggil Jaejoong pelan.

 

“Ne boo?”

 

“B-bisakah kau mengambilkan chang chang untukku” cicit Jaejoong tapi masih bisa didengar oleh Yunho.

 

“Eh chang chang?” tanya Yunho balik.

 

“Hmm, chang chang boneka gajahku, B-bisa kau ambilkan? Ia ada di kamarku” jelas Jaejoong.

 

“Ne, aku ambilkan” sahut Yunho berdiri dan tersenyum manis ke Jaejoong, Jaejoong sempat terpana akan senyuman itu. Tapi ia segera tersadar dan menahan tangan Yunho sebentar, untuk mengucapkan sesuatu.

 

“T-tapi jangan lama-lama ya Yun” lirih Jaejoong menundukkan kepalanya.

 

“Aigoo Boo, kau sungguh menggemaskan jika begini. Ne...aku tidak akan lama” koor Yunho sambil mengacak rambut jaejoong. Tak berapa lama, Yunho telah kembali sambil membawa boneka gajah yang dimaksudkan Jaejoong. Sungguh Yunho tidak habis pikir, Jaejoong si gadis ketus yang ia kenal ternyata sangat lucu. Bagaimana tidak boneka gajah yang ia maksud adalah Dumbo si gajah disney. belum lagi ternyata di kamar gadis itu banyak pernak pernik hello kitty, ternyata Jaejoong si gadis galak adalah gadis yang sangat imut pikir Yunho.

 

“Ini chang chang mu Boo” ucap Yunho sambil menyerahkan boneka gajah itu ke Jaejoong dan duduk nyaman di samping Jaejoong.

 

“G-gomawo” balas Jaejoong pelan.

 

“Hah..kau ini kenapa sekarang jadi lebih pendiam Boo? Mana Jaejoong yang galak dan berani?” tanya Yunho sambil terkikik geli.

 

“Huh..molla” sahut Jaejoong ketus sambil mempoutkan bibirnya dan memeluk erat Chang chang.

 

“Aigoo..kau sungguh manis Boo jika begitu” kekeh Yunho sambil kembali mengacak rambut Jaejoong.

 

“Ish, singkirkan tanganmu Jung” ketus Jaejoong dan menyingkirkan tangan Yunho dari kepalanya. Yunho pun tertawa keras ketika mendapati Jaejoong telah kembali galak seperti biasanya. Setelah itu lama mereka terdiam menikmati keheningan malam dan terang lilin yang terlihat romantis di kedua sisi mereka. Tak lama Jaejoong memecah keheningan tersebut.

 

“Hei Jung, kenapa kau melirikku terus? Atau jangan-jangan kau mau mengambil chang chang ya? Andwe.. chang chang adalah belahan jiwaku tidak ada yang boleh mengambilnya”pekik Jaejoong curiga. Yunho pun dibuat kaget atas pernyataan Jaejoong barusan. Sungguh dia tidak berpikir kearah situ, ia hanya mencuri-curi pandang ke arah jaejoong karena ia ingin menanyakan sesuatu.

 

“Eh, mencuri chang chang? Hha kau sungguh lucu Boo. Aku tidak berpikir seperti itu. Hanya saja..hanya..hmm??”

 

“Hanya apa Jung?”

 

“Hmm, kenapa kau menangis Boo?” tanya Yunho penasaran. “Tapi jika kau tidak mau cerita juga tak apa” cegah Yunho

 

“Hmm..itu..aku takut gelap dan petir” lirih Jaejoong. “eomma meninggal ketika umur ku 7 tahun karena penyakit jantung lemah yang dideritanya, dan ketika itu hanya appa yang ku punya, tapi appa jarang di rumah, ia jarang menginap. Dia beralasan dia harus lembur bekerja, padahal aku tahu bukan itu alasannya. Aku yang selalu sendiri di rumah perlahan membuat benteng untuk diriku sendiri agar orang-orang jahat tidak ada yang mendekatiku, sampai akhirnya semua orang menganggapku angkuh. Tapi hanya satu yang kutakutkan yaitu petir dan gelap. Hal itu membuatku ingat akan eomma ketika saat-saat terakhirnya. Saat itu appa tidak ada dengan alasan sedang ada dinas di luar, sudah berulang kali aku menelpon hp nya, tapi hanya suara operator yang menyahut. Aku bingung harus meminta bantuan dengan siapa karena tidak memiliki saudara satu pun hanya bisa menangis disamping eomma yang sedang menahan sakitnya. Ia terus bilang jangan menangis hiks..jadi lah gadis yang kuat hiks.. sampai ketika usapan nya di kepalaku melemah dan..hiks..dan..tangannya jatuh terkulai lemah. Aku yang tersadar bahwa eomma benar-benar telah tiada kembali menangis keras disampingnya. Sungguh aku menyesal saat itu, bahwa aku tidak bisa berbuat apapun saat itu. Sampai esoknya appa pulang dan terkejut melihatku telah pingsan disamping jasad eomma. Setelah kejadian itu, aku terus menangis ketika hujan dan gelap datang, aku terus merutuki diriku bahwa aku yang telah membuat eomma meninggal hiks..hiks..” jelas Jaejoong dengan suara parau menahan tangis.

 

Yunho yang tak tega, segera merengkuh Jaejoong dalam dekapannya.

 

“Sstt..itu bukan salahmu Boo, itu sudah takdir. Sekarang kau sudah tidak sendirian lagi Boo, sudah ada aku ne.. jadi jangan membuat benteng itu lagi ne..” tenang Yunho sambil mencium puncak kepala Jaejoong.

 

“Hiks..iya Yun” angguk Jaejoong dan melepaskan diri dari dekapan Yunho.

 

“Nah..sekarang kau tidur ne..kau bisa tidur dikamarku” tawar Yunho menangkup wajah jaejoong dan mengusap air mata di kedua pipi Jaejoong dengan ibu jarinya. Jaejoong menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Yunho. Ia pun melepas tangan Yunho dari wajahnya dan menyandarkan kepalanya nyaman di bahu Yunho.

 

“Tidak usah Yun, aku...ingin disini saja”

 

“Hmm baiklah” singkat Yunho, karena ia saat ini telah menenangkan degup jantungnya ketika Jaejoong merebahkan kepalanya di bahunya. Ia sungguh tidak siap dengan kelakuan Jaejoong yang satu ini, kelakuannnya saat ini sungguh manis.

 

“Yun..”

 

“Hmm”

 

“Gomawo”

 

“Ne Boo” lalu terdengar deru nafas tenang dari Jaejoong.

 

“Hah...sudah tidur rupanya” monolog Yunho. “Boo, dengar ne. Sekarang jangan takut lagi ne, ada aku disampingmu. Boo saranghae..” monolog Yunho sambil mengusap puncak kepala jaejoong dan ikut memejamkan matanya bersama Jaejoong membawa ke alam mimpi mereka.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
akiramia #1
Chapter 2: He...kok.pendek,,....penasaran dengan cara apa ya yunho lakuin utuk memikat jae....semangat yun km harus berkerja yg keras..
summer-cassie
#2
kasih kue ke tetangga? modus banget ya xD
akiramia #3
Chapter 1: Wow cerita baru ya...wuih ,penasaran ..persis yunho ..terhadap jae , knp srmua orang se po erti menganggap jae itu po enggoda suami orang..lanjut