Hello

Hello

What are you doing over there right now?
지금 너 거기서 뭐하니
I’m staring at you blankly from far away right now
지금 널 멀리서 멍하니
Can’t you feel me?
바라보는 내가 느껴지지 않니

Nu’est – Hello (여보세요)

Choi Jin Hee tersenyum kecil ketika mendengarkan suara tawa tiga belas laki-laki dari earphone yang terpasang di telinga kanannya, sementara kedua matanya sama sekali tak lepas dari layar MacBook Pro yang terbuka di atas meja kerjanya. Terima kasih pada koneksi internet yang kecepatannya nyaris melebihi kecepatan cahaya, sehingga saat ini Jin Hee dapat melihat wajah yang familiar itu dan mendengar suaranya dengan sangat jelas, meski mereka berada ribuan mil jauhnya.

Jin Hee menonton siaran livestreaming itu dengan penuh perhatian, sama sekali tidak mau kehilangan satu detik pun ketika tiba gilirannya berbicara nanti. Ia  tak melewatkan apapun, hingga akhirnya DJ Boom –yang memandu siaran viewable radio yang sedang ditontonnya– mengatakan bahwa mereka sudah memasuki segmen kedua Jagiya Corner. Kali ini main vocalist EXO yang bernama Byun Baek Hyun, salah satu di antara ketiga belas laki-laki yang tampak di layar laptop Jin Hee, yang akan menjadi ‘korban’ berikutnya.

“Kau sudah siap, Baek Hyun ssi?”

Jin Hee bisa merasakan hatinya gemetaran ketika mendengar jawaban atas pertanyaan DJ Boom itu. Bukan karena jawabannya, tapi karena siapa yang menjawabnya.

“Bolehkah aku bilang ‘belum’?” Laki-laki itu balas bertanya dalam suaranya yang  sangat familiar di telinga Jin Hee.

“Tidak boleh! Kau harus siap!” sahut DJ Boom, diikuti suara tawa kesebelas member EXO lainnya. “Nah, Baek Hyun ssi, situasinya kali ini adalah pacarmu ingin putus karena kau terlalu sibuk bekerja. Tapi, tentu saja, kau harus mati-matian mempertahankan hubungan kalian!”

“Jangan sampai kalah, Hyong,” celetuk Kim Jong In sembari menepuk pundak laki-laki yang lebih tua.

“Baek Hyun ah, fighting!” Para member yang lain ikut memberi semangat.

“Ya, benar, laki-laki tidak boleh kalah!” DJ Boom kembali mengambil alih. “Sudah siap, Baek Hyun ssi?”

“Siap,” sahut Baek Hyun seraya merapatkan headphone yang dipakainya ke telinga agar bisa mendengar lebih jelas, dan DJ Boom pun mulai menghitung.

“Tiga, dua…”

“Ah, tunggu dulu, Hyong!” potong Baek Hyun cepat. “Siapa nama penelpon kali ini? Bagaimana aku harus memanggilnya?” tanyanya, terdengar sedikit panik. Sementara DJ Boom dan member lainnya terbahak.

“Dia akan berakting menjadi pacarmu, tentu saja kau harus memanggilnya ‘Jagiya’,” sahut penyiar itu. “Lagipula segmen ini bukankah memang disebut Jagiya Corner untuk alasan itu?”

“Ah, benar.” Baek Hyun mengangguk-angguk sambil tersenyum lebar.

“Tapi, sebagai informasi, penelepon kita kali ini datang dari jauh, New York City…” ujar DJ Boom.

Terdengar koor seruan “Woaaa…” dari dua belas member EXO, sebelum DJ Boom melanjutkan kembali, “Dan namanya adalah Choi Jin Hee ssi.”

Kali ini, Jin Hee bisa melihat emosi lain muncul di wajah Byun Baek Hyun di layar laptopnya. Senyumnya serta merta menghilang. Wajahnya yang semula tampak agak panik dan nervous karena harus berakting dalam segmen Jagiya Corner ini, mendadak berubah seperti orang yang sedang shock karena baru saja mendengar berita buruk.

“Siapa?” tanya Baek Hyun. Bahkan nada bicaranya pun menegang.

“Choi Jin Hee ssi,” ulang DJ Boom santai, sama sekali tak menyadari perubahan ekspresi di wajah laki-laki yang lebih muda. “Kalau kau kesulitan, cukup memanggilnya ‘Jagiya’ saja, yang penting jangan sampai kalah! Oke, Baek Hyun ssi? Kita mulai… tiga, dua, satu… action!”

Choi Jin Hee mempererat genggaman pada ponselnya yang yang menempel rapat di telinga kiri dan mengambil satu nafas panjang, sebelum mengucapkan sapaan pertamanya.

 “Yoboseyo, Oppa?”

--

“Yoboseyo, Oppa?”

“Yoboseyo… Jagiya?” Baek Hyun memaksa dirinya bicara mematuhi skenario. Suaranya pasti terdengar sangat kikuk, sampai-sampai beberapa member  tak bisa menahan tawa.

“Oppa,” ujar gadis di seberang telepon. “Aku ingin kita putus.”

Choi Jin Hee memulai dengan nada yang sangat tajam, seolah ia sedang bicara sungguh-sungguh. Membuat DJ Boom dan seluruh member EXO kembali menggemakan koor “Waaaah…” yang kompak sambil tertawa-tawa geli.

“Putus?” Baek Hyun berusaha mengimbangi dengan akting terbaiknya. "Kenapa tiba-tiba..."

"Oppa terlalu sibuk, aku tidak tahan lagi," potong Jin Hee. Suaranya terdengar seperti orang yang sedang kesal sungguhan. "Kapan terakhir Oppa mengajakku keluar, bermain, jalan-jalan, makan bersama? Setiap hari Oppa disibukkan bermacam-macam schedule, kita..."

"Tapi bukankah aku harus bekerja supaya bisa mengajakmu keluar, bermain, jalan-jalan, dan makan bersama?" balas Baek Hyun.

"Tapi seharusnya Oppa meluangkan waktu lebih banyak untukku!"

Mendengar kata-kata gadis bersuara jernih itu dari seberang telepon, Baek Hyun mendesah dalam hati. Kenapa tiba-tiba hatinya terasa seperti dicubit?

“Aku…” Ia tergagap pelan, sebelum akhirnya Choi Jin Hee menyambar lagi.

"Aku tidak perlu diajak jalan-jalan atau makan di tempat yang mahal, hanya minum kopi kalengan sambil duduk-duduk di Cheonggyecheon saja sudah cukup. Tapi Oppa selalu..."

"Aku tahu, tapi aku tetap harus bekerja.” Kali ini giliran Baek Hyun yang memotong kalimat gadis itu. Nadanya yang sedingin es mengundang gumaman “Ooooh…” dan tawa geli dari para member.

"Kalau begitu kita putus saja," tukas Jin Hee dalam suara yang sama dinginnya. Kembali diikuti gumaman dari DJ Boom dan kesebelas member EXO, seperti supporter pertandingan badminton yang sedang heboh memberi semangat pada masing-masing pemain.

Namun Byun Baek Hyun justru terdiam seperti patung. Ia sama sekali tidak bisa mencegah hatinya sendiri untuk tidak merasakan sakit, yang sama sekali tidak relevan dengan situasi ini. Ini semua hanya game, bukan? Mereka sedang berada di segmen Jagiya Corner dan bukannya bertengkar sungguhan, kan?

Melihat yang menjadi pusat perhatian malah membeku selama hampir lima detik, para member pun mulai berbisik-bisik memberi semangat padanya. Baek Hyun tidak boleh kalah. Kalau ia menyerah dan membiarkan gadis itu 'putus’ dengannya, maka ia akan kalah dalam game ini. Lagipula, hatinya juga sama sekali tak ingin membiarkan gadis itu...

"Jagiya, jangan begitu," ucap Baek Hyun akhirnya.

"Tapi aku tidak tahan lagi…"

"Aku berjanji akan lebih sering meluangkan waktu untukmu, oke? Aku akan menemuimu di sela-sela schedule, di saat ada waktu senggang, saat break latihan. Aku akan..."

"Kenapa baru sekarang Oppa berjanji padaku?” tuntut Jin Hee. Aktingnya luar biasa, terdengar sangat natural seperti pacar sungguhan yang sedang marah-marah. “Setelah Oppa sibuk sendiri selama berbulan-bulan dan sama sekali tidak punya waktu untukku, memangnya Oppa pikir aku akan memaafkan begitu saja?"

"Maafkan aku. Aku berjanji akan lebih..." Tiba-tiba Byun Baek Hyun kembali kehilangan kata-katanya. Seolah ada beban berat yang menindih dadanya, laki-laki muda itu menghela nafas panjang, menghembuskannya pelan-pelan, sebelum akhirnya kembali angkat bicara.

"Kau tahu, aku sangat sibuk karena persiapan debut, kemudian kami harus menjalani latihan yang berat selama masa awal debut, promosi album.. Kau bisa mengerti, bukan, Jin Hee ya?" Suaranya kini terdengar seperti orang memohon. Dan alih-alih menggunakan ‘Jagiya’, Baek Hyun memanggil nama Jin Hee dengan sangat alami. Seolah…

"Aku bisa mengerti Oppa punya pekerjaan. Menjadi member Idol Group terkenal sama sekali tidak mudah, aku mengerti,” sahut gadis di seberang telepon. “Tapi…”

"Maafkan aku. Aku berjanji akan benar-benar meluangkan waktu untukmu mulai hari ini."

"Tidak, Oppa. Aku tidak mau, aku ingin kita..."

"Aku benar-benar berjanji kali ini." Baek Hyun semakin bersikeras.

Sementara Jin Hee juga sama sekali tak mau kalah. "Tapi..."

"Kau mencintaiku bukan, Jin Hee ya?" tanya Byun Baek Hyun tiba-tiba. Membuat seluruh studio kembali dipenuhi tawa dan gumaman menggoda oleh DJ Boom dan para member yang geli setengah mati.

"Eh..." Kali ini Lee Jin Hee terdengar sedikit terbata. Benteng pertahanannya seolah nyaris runtuh ketika akhirnya ia menggumamkan jawaban, "Ya."

“Aku juga mencintaimu, Jin Hee ya,” ujar Baek Hyun mantap. "Kalau begitu, jangan pernah bicara soal putus lagi, oke?"

“Tapi, Oppa berjanji akan meluangkan waktu lebih banyak untukku?” tanya Jin Hee untuk yang terakhir kali.

“Tentu saja, aku berjanji,” sahut Baek Hyun, yang kemudian diikuti helaan nafas gadis di ujung telepon, sebelum akhirnya ia memberikan jawaban final.

“Baiklah.”

Detik berikutnya, studio SBS Radio kembali dipenuhi koor "Aaaah!" yang penuh semangat disusul tepuk tangan dan suara DJ Boom yang langsung mengambil alih.

"Aaaah… selamat, Baek Hyun ssi! Kau menang, akhirnya pacarmu yang keras kepala menyerah juga!" ujarnya sambil tertawa. "Sekarang mari kita sapa penelepon kita ini... Annyeonghaseyo, Jin Hee ssi!"

"Annyeonghaseyo..." jawab Jin Hee dengan suaranya jernihnya yang sudah kembali netral, tanpa diliputi emosi seperti sebelumnya.

"Terima kasih sudah berpartisipasi dalam Jagiya Corner bersama EXO malam ini, satu buah CD EXO bertanda tangan akan langsung dikirim ke rumahmu di New York!" seru DJ Boom penuh semangat. "Sekarang coba ceritakan, bagaimana perasaanmu saat ini?"

"Senang sekali." Jin Hee tertawa kecil. "Bermain game seperti ini ternyata seru juga."

"Memang seru sekali," tukas DJ Boom lagi, sebelum beralih memandang Byun Baek Hyun. "Tapi kenapa Baek Hyun ssi masih pucat begitu? Jin Hee ssi, kau sedang menonton kami bukan? Kau lihat wajah pucat Baek Hyun ssi?"

"Ya, aku melihatnya." Jin Hee kembali mengumandangkan tawanya, memberikan pengantar yang sangat halus pada pertanyaan yang akan membawa gadis itu ke tujuan yang berikutnya. "DJ Boom?"

"Ya?"

"Boleh aku menyapa Baek Hyun ssi secara personal?"

"Tentu, tentu boleh. Silakan!” Jawaban DJ Boom itu langsung diikuti sapaan Jin Hee. Ia sama sekali tak menyia-nyiakan satu detik pun.

"Annyeonghaseyo, Baek Hyun Oppa. Lama tidak bertemu,” ujar gadis itu tenang.

Seluruh studio seolah bisa melihat gadis itu tersenyum dari ruang kerjanya di New York, namun Byun Baek Hyun justru berubah kembali menjadi patung es. Sangat kontras dengan reaksi DJ Boom dan para member EXO yang langsung ribut meneriakkan pertanyaan yang sama.

"Kalian berdua sudah saling kenal?"

--

"Ya.” Jin Hee tersenyum tipis ketika akhirnya mendengar jawaban Byun Baek Hyun, meski suara laki-laki itu terdengar seperti orang yang baru sadar dari shock berat. "Kami sudah saling kenal."

"Benarkah?" DJ Boom tampak terkejut sekaligus antusias. "Bagaimana..."

"Jin Hee ssi dan aku berteman sejak masih tinggal di Bucheon, lama sebelum aku menjadi trainee di SM Entertainment dan akhirnya debut bersama EXO," sahut Baek Hyun lagi.

Dari layar laptopnya, Jin Hee bisa melihat laki-laki itu tersenyum kaku sembari bertukar pandang dengan Kim Jong In, satu-satunya member EXO yang mengerti rangkaian kisah lama yang rumit di antara mereka ia dan Baek Hyun.

"Ah, begitu? Menyenangkan sekali Jagiya Corner kali ini menjadi ajang reuni dua sahabat lama!" seru DJ Boom penuh semangat. "Sudah berapa lama kalian tidak bertemu?" Kali ini ia bertanya pada Jin Hee.

"Dua, atau tiga tahun?” Gadis itu menghitung dalam kepalanya. “Sejak Baek Hyun Oppa pindah ke Seoul, kemudian aku melanjutkan sekolah dan bekerja di New York, kami kehilangan kontak."

"Ah, beruntung sekali kau menelepon malam ini, Jin Hee ssi!" ujar DJ Boom lagi.

"Benar." Jin Hee menjawab sambil tersenyum, sementara matanya sama sekali tak lepas dari layar laptop, terus memandangi wajah laki-laki yang sangat dirindukannya. "Menyenangkan sekali bisa mengobrol dengan Baek Hyun Oppa lagi."

"Good!” DJ Boom terus mengoceh penuh semangat tanpa sedikit pun memperhatikan ekspresi Baek Hyun. "Teruslah berteman kalian berdua! Jangan lupa mampir ke SBS Radio saat pulang ke Korea, Jin Hee ssi!"

"Tentu saja, DJ Boom," jawab Jin Hee.

"Baik, sekali lagi terima kasih sudah menelepon!” DJ Boom kemudian mengalihkan pandangannya untuk bicara pada Baek Hyun. “Sebelum kita mengakhiri sambungan telepon, apa ada yang ingin kau sampaikan pada Jin Hee ssi?"

“Jaga kesehatanmu, Jin Hee ya.” Baek Hyun menggumam pelan.

“Oppa juga,” sahut Jin Hee sembari mengangguk tanpa sadar, seolah lawan bicaranya bisa melihatnya dari seberang telepon.

“Itu saja?” tanya DJ Boom ketika tak ada kata-kata yang keluar dari mulut Baek Hyun lagi. “Sudah selesai?”

“Oppa…” Jin Hee menyambar kesempatan untuk bicara.

Byun Baek Hyun menegakkan kepalanya dan bergumam, “Hmm?”

"Oppa sudah berjanji akan meluangkan waktu untukku, bukan?"

"Ya. Aku akan menghubungimu nanti, Jin Hee ya."

"Oke," sahut Jin Hee dengan suara riang sebelum akhirnya benar-benar mengakhiri sambungan telepon itu. "Sampai jumpa, Oppa!"

Baek Hyun menjawabnya dengan senyum terbaiknya sambil melambai pada kamera, tahu betul Jin Hee sedang memandanginya dari layar laptopnya. Laki-laki itu kemudian mengangguk dan bergumam, "Sampai jumpa, Jin Hee ya!"

--

 

“Sampai jumpa? Tidak bisakah kita bertemu sekarang saja? Sekarang juga? Aku sangat merindukanmu.”

Jin Hee tersenyum pada dirinya sendiri ketika mendengar suara kecil dalam kepalanya bicara, mengatakan kalimat-kalimat sarat kejujuran yang tak mungkin terucapkan oleh bibirnya.

Sudah berapa lama ia menunggu untuk bisa bicara lagi dengan Byun Baek Hyun? Dua tahun? Tiga tahun? Tahukah laki-laki itu bahwa Jin Hee terus mengingatnya, merindukannya, setiap detik?

“Bisakah kau merasakannya, Oppa?”

--

“Maafkan aku, Jin Hee ya.”

Byun Baek Hyun mendesah ketika penyesalan memberondong masuk dan menyesakkan dada. Ia meminta maaf ribuan kali pada Jin Hee yang tidak mungkin mendengarnya, karena tidak pernah berusaha menghubungi gadis itu, karena tidak pernah meluangkan waktu untuknya, karena tidak pernah mencari, menanyakan kabarnya, membiarkan hubungan mereka menghilang begitu saja seperti asap yang terbawa angin.

“Tapi bersumpahlah padaku.” Kata-kata itu kembali terbentuk di kepala Baek Hyun, lagi-lagi, seolah Jin Hee bisa mendengarnya. “Kau tidak akan pernah bicara soal putus lagi. Sampai kapanpun. Kau dengar itu? Bersumpahlah padaku, Jin Hee ya.”

“Hyong, kau baik-baik saja?” Kim Jong In menggumam sangat pelan di telinga Baek Hyun, agar member yang lain tidak bisa mendengar pertanyaannya.

“Aku baik-baik saja, Jong In ah.” Baek Hyun mengangguk.

“Telepon dia, Hyong,” ujar Jong In lagi tanpa menggerakkan bibirnya. “Jangan biarkan Jin Hee Noona...”

“Hmm. Aku tahu,” potong Baek Hyun dengan satu anggukan cepat. Sebuah senyum penuh kelegaan akhirnya terbit di bibirnya yang tipis. “Aku tidak akan pernah membiarkannya menunggu lagi.”

--

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Littlegreenman #1
Chapter 1: Whoaaah kerenn sekalii thorr ;) suka deeh (y) hihi keep writing thor^^ fighting!!