Moonlight Equilibrium

Moonlight Equilibrium

MOONLIGHT EQUILIBRIUM

 

Genre : Psycho,Vampire Life

Author : a007kid

Main Cast : Anoushka (author)

Xi Luhan (Luhan)

Wu Yi Fan (Kris)

Support Cast  : Huang Zi Tao & Oh Se Hun

Theme Song  : The Black Dahlia Murder - Moonlight Equilibrium

 

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

[Kris POV]

 

 

"Ge,apa kau tau gadis itu?"

 

Aku mengalihkan pandangan ku dari layar handphone ke sumber suara tersebut.

 

Tao menatap ku dengan wajah antusias.

 

"Siapa?",tanya ku.

 

"Apa kau tidak lihat? Bukankah mata mu terbuka?",tanya Tao.

 

Aku cuek saja,lalu mata ku mengikuti kearah mana mata Tao melihat.

 

"Maksud mu....gadis yang bersama wanita tua itu?",tanya ku.

 

"Bodoh,bukan itu maksud ku. Lihat itu. Ne,itu. Yang berbaju merah,jalan sendirian. Kau lihat kan?",ujar nya.

 

Mata ku beralih pada gadis yang dimaksud Tao. Gadis berbaju merah? Baju? Ya,jika dia memang masih pantas disebut gadis berbaju. Sebab,sesuatu yang dipakainya menurut ku tidak terlihat seperti baju. Hanya balutan kain tipis yang kekurangan bahan menurut ku.

 

"Mwo? Ada apa memang nya dengan gadis itu? Kau menyukainya?",tanya ku.

 

"Ahh,kau ini. Apa matamu buta? Mata ku benar-benar gila melihatnya. Hey,coba kau lihat itu. Lihat lekuk tubuhnya. Rambut dan cara dia berjalan. y....",ujar Tao tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan mata nya dari gadis tersebut.

 

Aku menghela nafas.

 

"Ahh....terserah kau sajalah. Aku tidak peduli. Sudah ya,aku pulang duluan. Bye",kata ku seraya bangkit dari posisi duduk dan mengambil tas. Lalu berjalan menjauhi tempat dimana aku dan Tao duduk.

 

Wussss....................angin berhembus agak kencang.

 

Aku merapatkan mantel cokelat yang kupakai.

 

Ahh...kenapa rasanya letak tempat parkir makin jauh saja. Aku mempercepat langkah.

 

Langit kala ini tampak gelap,sama seperti sore-sore sebelumnya.

 

Sepertinya akan turun hujan. Lebih baik aku berlari...

 

BRUKK!

 

Karena terlalu kencang berlari,aku tidak sadar kalau aku  baru saja menabrak seseorang.

 

Tidak sadar?

 

Ya benar. Aku tidak sadar kalau ada seseorang. Seingatku,ketika aku berlari,aku terus menatap lurus kedepan. Dan tidak ada siapa-siapa di lorong koridor kampus ini. Lalu,siapa yang kutabrak barusan?

 

"Ahh...You hurt me!"

 

Aku menatap kebawah untuk melihat. Tampak seorang gadis yang jatuh tersungkur karena ulah ku barusan.

 

"Gwenchana? Mianhae,tadi aku terlalu buru-buru sampai tidak melihat ada orang didepan ku. Apa kau baik-baik saja?",tanya ku dengan suara memelas. Rambut gadis ini sangat tebal dan panjang menutupi wajah nya karena dia jatuh tersungkur. Aku tidak bisa melihat wajah nya. Aku menarik bahu nya dengan hati-hati,mencoba untuk membawa nya berdiri.

 

"W-hat? Don't touch me!",gadis itu membentak ku dan melepaskan tangan ku yang memegang bahunya dengan kasar.

 

Aku  masih tak percaya dengan apa yang ku lihat. Mata gadis itu berwarna biru. Rambutnya panjang dan tebal berwarna merah gelap,membingkai wajah nya yang berwarna putih pucat. Sangat pucat. Aku bahkan merasa bahwa tidak ada aliran darah dalam dirinya. Yang membuat ku terpana adalah,dia cantik sekali.

 

"Maafkan aku,a-aapa kau baik-baik saja?",tanya ku dengan terbata-bata.

 

Dia diam dan hanya menatap ku dengan dingin melalui mata birunya.

Gadis ini daritadi terus menerus berbicara dengan bahasa inggris. Apa dia tidak bisa bahasa korea?

 

"Ahh..mmm...are you okay?",tanya ku. Masih dengan suara ku yang gugup.

 

Dia hanya diam dan menatap ku penuh kebencian. Dia tampak sangat kesal padaku. Dari sorot mata nya yang tajam,aku bisa merasakan bahwa mata itu sedang berbicara pada ku : 'Aku akan membunuh mu'.

 

"Leave me alone.",ujar nya. Lalu dia berjalan melewati ku untuk pergi.

 

Aku menoleh ke belakang untuk melihatnya lagi. Namun,dia sudah tidak ada.

 

Astaga,cepat sekali dia. Mengapa tiba-tiba dia sudah tidak ada?

 

Mata ku membulat dan mulutku setengah terbuka. Aku benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

 

Aku menabrak seorang gadis asing yang tidak bisa bahasa korea. Gadis yang baru pertama kali aku melihatnya. Mata biru,rambut merah dan kulitnya yang pucat. Agak aneh menurut ku. Ditambah lagi,aku yang sama sekali tidak menyadari keberadaan nya. Dia pergi dengan sangat cepat. Benar-benar aneh.

 

Kurasakan dingin nya angin makin menerpa tubuhku. Aku bergidik,kulit ku merinding.

 

Sebaiknya aku harus cepat pulang. Perasan ku rasanya tak enak. Cepat-cepat aku masuk kedalam mobil ku dan mengemudikan nya menuju rumah.

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

"Mom...I'm home...",teriak ku begitu pintu rumah terbuka.

 

Aku melemparkan tas ku begitu saja diatas sofa. Masuk kamar dan merebahkan tubuh ku di ranjang.

 

Jam menunjukkan pukul 20.30 malam. Lelah sekali rasanya tubuhku. Aktifitas ku yang padat rasanya benar-benar menguras tenaga.

 

Wus..........................lagi-lagi angin bertiup dengan kencang nya.

 

Tirai jendela kamar ku bergoyang dan itu membuat ku dapat melihat suasana diluar jendela kamar.

 

Hanya ada pepohonan,gelap. Sejak sore tadi,hujan masih belum muncul. Hanya tiupan angin yang dingin dan gelapnya langit yang menandakan akan turun nya hujan. Namun,tidak satu tetes pun airnya yang turun membasahi bumi.

 

Aku berjalan mendekati jendela dan membuka nya. Angin dari luar,masuk kedalam kamar ku dan menyapa wajah ku. Aku mengusap wajah karena dingin. Aku melihat ke atas,ke arah langit. Cahaya rembulan menyatu dengan kontras pada langit yang gelap. Bulan purnama. Seimbang.

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Ibuku sudah tidur sepertinya. Aku menyalakan tv diruang keluarga dan memilih channel tv yang menyajikan berita. Memang sudah menjadi kebiasaan ku,jika pulang dari kuliah,aku selalu menonton berita pada malam hari. Entah mengapa,tapi menonton berita pada malam hari rasanya cukup menyenangkan.

 

Seorang pria ditemukan tewas di dekat danau di daerah pegunungan. Polisi baru menemukan nya jam 20.00 malam ini. Tubuhnya mati secara mengenaskan,tanpa kepala,hanya tersisa leher dan tubuh. Di leher nya terdapat bekas gigitan yang masih mengeluarkan sisa-sisa darah. Namun,ditubuhnya tidak ditemukan adanya bekas pukulan atau tusukan. Polisi menduga ini adalah perbuatan dari beruang yang ada didalam hutan di pegunungan tersebut. Dari identitas yang ditemukan di dalam dompet korban,diketahui korban bernama Huang Zi Tao,mahasiswa Korea University,Seoul. Dia adalah warga berdarah China yang menjadi warga negara Korea dan menetap di Korea.

 

Pendengaran ku semakin samar.

 

Aku terbelalak. Apa? Tao? Dia....mati?

 

Aku merasa tidak percaya dengan berita yang baru saja ku lihat. Ini benar-benar konyol,ohh ayolah....Kau tidak mungkin mati secepat itu,kau sudah ku anggap sebagai adikk ku sendiri Tao....

 

Aku menyambar handphone ku dan menelepon mama Tao,tangan ku gemetaran dan seluruh tubuhku dingin.

 

Emosi ku semakin bertambah banyak tatkala aku mendapat informasi dari mama Tao yang menyatakan bahwa anak nya memang sudah mati. Jasad nya kini sudah dikubur di pemakaman dekat rumah nya.

 

Aku merasa dunia ku berhenti berputar.

 

Lalu berputar lagi. Berputar cepat. Semakin cepat. Hingga aku merasa bahwa roh ku sudah jauh berputar.

 

Aku jatuh tersungkur,dada ku sesak. Dan tanpa ku kehendaki,air mata ku menyembul keluar.

 

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

 

[ Anoushka POV]

 

 

Aku menjilati sisa-sisa darah yang ada pada jariku. Mengulum nya dengan nikmat hingga jari ku yang tadinya basah berwarna merah,menjadi bersih karena ulahku.

 

Aku berlari pada gelap nya pepohonan pinus. Berlari dan melesat dengan cepat.

 

Sampai di tengah,aku meloncat dan mengepakkan sayap hitam ku.

 

Bermandikan cahaya bulan,aku menelusuri gelap nya langit Seoul.

 

Korea memang indah,ibu dan ayahku benar-benar berotak cemerlang karena memilih untuk tinggal di tempat seperti ini.

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

"Anoushka!"

 

"Haah....what do you want Mom? Aku lelah,aku baru saja makan malam. Apa lagi yang kau inginkan?",tanya ku pada wanita tua yang masih terlihat muda didepan ku.

 

"Bisakah kau tidak terlalu sering menampakkan diri mu?",tanya nya.

 

Aku hanya mendiamkan nya.

 

Apa yang harus ku jawab? Tidak ada,

 

Aku berjalan melewatinya dengan cuek. Lalu menuju ke arah belakang rumah.

 

Mendekati sebuah sangkar yang terbuat dari besi dan diselimuti oleh bahan berwarna hitam.

 

"Phoenix? Apa kau baik-baik saja?",aku membuka bahan hitam yang menutupi sangkar besi.

 

Senyum ku mengembang ketika melihatnya.

 

"Phoenix,apa kau merindukan aku? Hmm..tentu saja jawaban nya iya kan? Aku juga merindukan mu. Ah..aku punya sesuatu untuk mu!",aku mengeluarkan bungkusan hitam dari dalam kantung jubah yang kupakai.

 

"Aku tau kau pasti lapar,kemarilah sayang...."

 

Sosok itu menuruti perintah ku. Tubuhnya yang besar dan tinggi,duduk disamping ku.

 

"Aku punya sesuatu untuk mu,kau pasti lapar kan?",aku membuka bungkusan hitam itu dan mengeluarkan isinya.

 

Sebuah kepala manusia,dengan darah segar yang masih menetes-netes di lubang kerongkongan nya.

Lantai yang tadinya putih,kini menjadi merah karena nya. Aku membungkuk,menjulurkan lidah ku dan menjilati tetesan darah di lantai dengan penuh nafsu.

 

"Ahh...I'm sorry Phoenix. Sepertinya aku masih lapar"

 

"Hahaha...tentu saja aku hanya bercanda. Aku sudah makan malam. Kini giliran mu untuk memakan nya,apa kau mau aku yang menyuapi mu?"

 

Sosok itu hanya menatap ku dengan bola matanya yang besar. Aku membelai bulu-bulu cokelat nya yang tebal.

 

"Wait for me...aku akan menyuapi mu"

 

Aku mengambil kapak kecil,serta garpu dan sendok.

 

Tangan ku meraih kepala manusia tadi yang tergeletak di lantai. Aku menggoreskan kapak pada kening kepala tersebut. Lalu menjilati darah yang keluar dari goresan yang ku buat. Mmm...selalu saja enak. Padahal aku baru saja makan malam,kenapa aku sangat rakus? Huh.

 

Aku memotong bagian atas kepala tersebut dengan hati-hati.

 

Akhirnya terpotong juga. Kini aku dapat melihat isi kepala nya. Tampak sesuatu yang berwarna putih dan merah muda dari dalam kepala tersebut. Aku menyentuh nya,masih terasa hangat. Aku tau,itu otak nya.

 

Aku mengambil sendok dan memasukan nya kedalam kepala itu,mengambil sesendok otak dari dalam kepala tersebut. Agak susah juga,syaraf dan otaknya benar-benar melekat. Ku perkeras sendokkan ku,hingga terambil satu penuh sendok. Lalu ku sodorkan ke dalam mulut Phoenix,mulutnya membuka dan dia mengunyah nya dengan sangat rakus.

 

Sedikit demi sedikit,lama kelamaan isi kepala dari manusia ini habis. Kini waktunya memasukkan Phoenix kedalam sangkar.

 

"Good night Phoenix."

 

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

 

[Luhan POV]

 

"Ahh seharusnya aku tidak datang ke pesta ulang tahun Sehun ini. Menyebalkan sekali,rasanya semua orang seperti melihat ke arah ku terus. Apa aku ini jelek sekali? Lagipula,aku benci dengan dress hitam ketat yang dipilihkan oleh ibuku".....suara gadis di depan ku memang terdengar pelan. Tapi aku dapat mendengarnya dengan jelas karena aku berada tepat dibelakang nya.

 

Aku maju mendekati nya hingga posisi ku kini sejajar dengan tubuhnya.

 

"Apa kau tau mengapa semua orang memperhatikan mu? Itu karena kau cantik. Dan dress yang kau pakai tidaklah buruk menurut ku. Ditambah dengan rambut mu yang bergelombang panjang berwarna merah,membuat setiap orang yang melihat nya akan senang berlama-lama memandang. Anoushka,apa kau ingin berdansa bersama ku?",tanya ku pada gadis itu.

 

Anoushka menoleh kearah ku dengan membelalakkan mata nya.

 

"Ahh...mmmm....Ooh..come'on Luhan,stop kidding on me",gadis itu berbicara tapi mata nya menatap kebawah dan wajahnya memerah. Apa dia malu?

 

"Hahaha. Aku tidak bercanda,aku serius. Apa kau mau?",tanya ku.

 

Baru saja gadis ini ingin menggerakkan mulutnya dan berbicara,tiba-tiba musik berhenti.

 

 Atsuko Arisu,pacar Sehun berjalan ke atas panggung tempat dimana kelompok musik berada.

 

"Hari ini,kita semua akan merayakan pesta ulang tahun Oh Se Hun,kekasih ku.",katanya sambil tersenyum.

 

Kami semua ikut tersenyum padanya dan bertepuk tangan.

 

"Kali ini,Sehun akan memberikan kalian suatu pertunjukkan singkat.",lanjut nya.

 

Suasana menjadi riuh,orang-orang bertanya-tanya akan ada pertunjukkan apa yang dilakukan oleh Sehun.

 

Atsuko  dan Sehun berjalan beriringan menuju tengah-tengah ruangan.

 

Kebetulan,posisi aku dan Anoushka tidak jauh dari tengah-tengah ruangan. Jadi kami bisa melihat jelas apa yang akan Sehun dan Atsuko  lakukan.

 

Semua bertepuk tangan untuk Sehun dan Atsuko.

 

Atsuko  tampak bahagia sekali,dia tertawa ceria dan melambaikan tangan nya kesana kemari.

 

Tiba-tiba.....

 

BUG!

 

Tubuh Sehun terjatuh ke lantai,sebelum nya dia sempat menjerit pelan.

 

Semua orang tertawa dan bertepuk tangan melihatnya,begitu juga dengan Atsuko ,dia tertawa melihat Sehun yang sekarang jatuh tersungkur.

 

Sepertinya,ini adalah pertunjukkan yang dilakukan oleh Sehun dan  Atsuko.

 

Apa maksud dari pertunjukkan ini? Apa yang dilakukan nya?

 

Pura-pura mati?

 

"Sehun-ah....? Kau tidak apa-apa? Apa kali ini kau ingin menunjukkan sebuah drama misteri?",tanya Kaoru yang membungkukkan badan nya ke arah Sehun yang terjatuh.

 

Seluruh undangan yang datang tertawa terbahak-bahak melihat Sehun,begitu juga dengan  Atsuko.

 

Aku melirik Anoushka,

 

Wajah nya hanya menatap Sehun dengan datar,tidak ada raut muka terkejut,atau tertawa.

 

Nyaris tanpa ekspresi.

 

"Luhan...detektif muda dari universitas kami,kemarilah. Sepertinya aku membutuhkan bantuan mu.",teriak Atsuko  kepada ku dengan wajah nya yang setengah menahan tawa.

 

Seluruh undangan menatap ku dengan wajah yang sama 'tertawa'-nya dengan  Atsuko.

 

Aku menghela nafas.

 

Apasih yang sedang orang-orang bodoh ini lakukan?

 

Dengan enggan,aku melangkahkan kaki ku maju ke depan ke tempat dimana Sehun berbaring.

 

Dengan sengaja,ku raih tangan Anoushka yang berada disamping ku untuk ikut dengan ku.

 

Aku membungkuk dan mendekatkan wajahku pada telinga nya.

 

"Sehun-ah,apalagi yang harus kulakukan? Aku bahkan tidak mengetahui bahwa kau melibatkan aku dalam pertunjukkan konyol mu ini",bisik ku pada nya.

 

Tidak ada suara,bahkan Sehun masih terbujur kaku seperti sebelum nya.

 

Teriakan dan tawa keras dari para undangan semakin terdengar riuh.

 

"Sehun-ah! Apa lagi yang harus kulakukan? Aku tidak ingin berlama-lama melakukan pertunjukkan bodoh ini. Hei,kau bisa mendengar ku atau tidak?!?",kali ini aku berbisik agak keras.

 

Jawaban yang ku dapatkan masih sama.

 

Aku merasa ada yang janggal disini.

 

Ku lihat Anoushka meletakkan telapak tangan nya pada leher Sehun.

 

"Ayolah sayang,cepat lanjutkan. Jangan buat kami semua menunggu",kini Atsuko  yang bicara. Tapi,masih dengan wajah nya yang tertawa.

 

"Dia tidak akan bicara lagi,dia sudah mati.",tiba-tiba Anoushka yang bicara.

 

 

 

------

 

 

 

[ Anoushka POV]

 

 

 

"Aapa? Mati?!?",teriak Atsuko .

 

"Hei ini lelucon kan?"

 

"Sehun-ah,apa yang sebenarnya kau lakukan?"

 

Kulihat Atsuko  menampakkan wajah panik nya.

 

Berlari mendekati Sehun,dan meraba tangan Sehun yang dingin.

 

Sehun,aku yakin dia memang sudah mati.

 

Tidak ada aliran darah ketika ku raba lehernya tadi.

 

Hei...tunguu...apa ini?

 

Bau almond?

 

Bau almond yang pekat tercium dari mulutnya yang setengah terbuka.

 

Sianida.

 

Dia diracuni!

 

 

 

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

 

 

 

"Korban bernama lengkap Oh Se Hun,umur nya 19 tahun. Dia adalah orang yang merayakan pesta ulang tahun malam ini."

 

"Kudengar dari bagian koroner,korban diracuni oleh racun yang sangat kuat. Yaitu sianida,benar bukan?",tanya inspektur Jongdae.

 

"Ya,benar.",jawab tim koroner.

 

"Saat itu Sehun sedang berdiri di tengah-tengah ruangan ini,dia bermaksud menunjukkan pertujukkan yang dia buat untuk para undangan. Lalu tiba-tiba saja dia menjerit dan jatuh tersungkur. Kami semua mengira bahwa itu bagian dari pertunjukkan yang sedang dia lakukan. Tapi ternyata,dia memang benar-benar mati", Atsuko bicara sambil mengusap matanya yang penuh dengan airmata.

 

"Maaf,anda siapa?",tanya inspektur Jongdae.

 

"Aku,pacarnya."jawab  Atsuko.

 

"Baiklah,jelas ini bukan bunuh diri atau kecelakaan. Ini adalah pembunuhan berencana. Saat itu,siapa orang-orang yang berada dekat dengan korban?",tanya inspektur Jongdae.

 

"Saya,gadis yang berada di sebelah saya,dan pacar korban",jawab Luhan.

 

"Kalau begitu,bisa kami lakukan pemeriksaan sekarang?",tanya inspektur.

 

Luhan mengangguk.

 

Atsuko mendapat giliran pertama untuk diperiksa,seorang polisi wanita membimbing nya untuk menuju ruangan kecil disudut sebelah kiri ruangan ini yang dijadikan sebagai tempat pemeriksaan.

 

"Permisi....tolong beri jalan..".......... Atsuko dan polisi wanita tersebut berjalan melewati para undangan dan beberapa meja-meja yang masih berisi makanan dan minuman.

 

Tuk.

 

Ah.

 

PRAANG.

 

"Aaaduuh..."

 

"Anda tidak apa-apa?",polisi wanita itu membungkuk mencoba membimbing Atsuko  yang terjatuh untuk berdiri.

 

"Sepertinya hari ini saya memakai sepatu dengan hak yang terlalu tinggi",jawab  Atsuko.

 

Sepatu dan kakinya tampak agak basah karena tersiram oleh air yang berasal dari gelas-gelas yang berada di meja yang tadi dia jatuhkan.

 

"Berpeganganlah pada saya",kata polisi wanita.

 

 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

 

 

"Siapa yang pertama kali mendekati korban ketika dia terjatuh?",tanya inspektur.

 

"Atsuko memang sudah berada dekat dengan Sehun,tapi dia tidak mendekati tubuhnya. Lalu aku dan Luhan datang mendekati nya. Luhan membungkuk ke arah tubuh korban untuk memeriksa keadaan nya",jawab ku.

 

"Saudara Luhan,apakah benar anda yang pertama kali mendekati korban ketika korban terjatuh dan sudah tidak bergerak lagi?",tanya inspektur.

 

"Ya benar.",jawab Luhan.

 

"Ja...jangan-jangan saat itu Luhan langsung meminumkan racun kedalam mulut korban?!?",kata seorang polisi.

 

Semua orang menatap Luhan,begitu juga dengan ku.

 

"Tapi saat Luhan membungkuk untuk melihat Sehun,aku berada disamping nya. Aku sama sekali tidak melihat Luhan memasukkan sesuatu kedalam mulut Sehun.",kata ku membela Luhan.

 

"Jika memang benar saya yang melakukan itu,seharusnya Sehun berteriak kesakitan ketika saya meminumkan racun pada nya. Lagipula,sebelum saya mendekati nya,Sehun memang sudah terjatuh dan terbaring dengan tidak bergerak lagi",kata Luhan.

 

Semua orang terdiam.

 

Semua nya bingung.

 

Hmm....Sehun.

 

Mantan kekasih ku.

 

Tak kusangka nasib mu akan seperti ini. Mati diracuni. Bahkan saat perayaan ulang tahun mu sendiri.

 

Siapa yang melakukan nya?

 

Apa orang nya masih ada disini?

 

Dimana pembunuh itu?

 

Akan kurobek-robek tubuhnya.

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

"Inspektur,dari laci di mobil korban,ditemukan botol yang berisi sianida dan kapsul!",teriak seorang polisi yang baru saja datang dari luar ruangan.

 

"Kapsul? Maksud mu kapsul yang biasa digunakan sebagai pembungkus obat yang akan hancur ketika masuk kedalam perut?",tanya inspektur Jongdae.

 

"Ya,benar. Tim forensik juga menemukan kapsul yang hampir meleleh di bagian belakang gigi geraham korban.",kata polisi.

 

 

Kapsul?

 

Berisi sianida?

 

Didalam mulut Sehun?

 

Bagaimana cara kapsul itu masuk kedalam mulutnya? Sedangkan di meja yang berisi makanan dan minuman milik Sehun dan Atsuko tidak ditemukan adanya racun sianida.

 

Bagaimana bisa!

 

Ini benar-benar janggal.

 

Orang yang paling dekat dengan Sehun hanyalah Atsuko ,mereka benar-benar pasangan yang sangat mesra. Setiap hari selalu bersama.

 

Apa pembunuhan ini melibatkan  Atsuko?

 

Ada kemungkinan nya.

 

Disaat otak ku semakin gencar mencari-cari jawaban nya,sosok yang sedang ku pikirkan muncul.

 

 Atsuko telah selesai diperiksa.

 

Aku berjalan mendekatinya.

 

"Atsuko? Sepertinya dari awal pesta,kulihat kau dan Sehun hanya minum. Sama sekali tidak makan. Apa setelah pesta berlangsung kalian akan pergi ke restoran untuk makan malam?",tanya ku.

 

"Ahh tidak,Sehun tidak boleh makan sembarangan atau pun makan diluar. Setiap hari,aku selalu datang kerumah nya dan memasak masakan yang sehat untuk nya.",jawab nya.

 

"Mmm...begitu ya. Lalu,apa menu masakan hari ini?",tanya ku.

 

"Eh?",dia terkejut dan menatap ku.

 

Lalu dia terdiam,wajah nya yang sejak tadi tenang kini tampak gugup.

 

"Ahh..mmm..entahlah,aku belum menyiapkan apapun untuknya",jawab nya dengan tertawa kecil.

 

"Uh? Kau belum menyiapkan bahan makanan untuk nya? Mengapa? Seharusnya jika memang ucapan mu itu benar bahwa kau selalu memasak masakan untuk nya setiap hari,pasti malam ini kau juga sudah menyiapkan makanan untuknya. Bukan begitu? Atau.....lain hal nya jika kau memang tau akan ada kejadian seperti ini....",jawab ku dengan senyuman.

 

Dia membelalakkan mata nya.

 

Sepertinya,aku benar-benar membuatnya gugup.

 

Gugup?

 

Mengapa?

 

Tentu saja karna dia yang membunuh Sehun.

 

Dari mana ku tau?

 

Entahlah,instingku yang memang sudah kuat menunjukkan bahwa dialah pelaku nya.

 

Aku memutar otak.

 

Benar-benar memaksa otak ku untuk bekerja lebih cepat mencari jawaban dari semua ini.

 

Bagaimana cara Atsuko  membunuh Sehun?

 

Bagaimana cara Atsuko  memasukkan racun sianida kedalam mulut Sehun?

 

Atau mungkin begini...

 

Atsuko  dan Sehun memang sudah merencanakan akan membuat sebuah pertunjukkan di tengah-tengah acara ulang tahun berlangsung. Karena memang sudah terkenal tidak suka rasa pedas,Atsuko menyuruh Sehun untuk memakan irisan cabai besar di hadapan para undangan agar mereka terkejut. Sebelum nya,Atsuko  sudah menyiapkan irisan cabai yang diambil sedikit daging buah nya untuk diganti dengan sianida yang sudah dibungkus dengan kapsul dengan tujuan supaya kapsul itu meleleh ketika Sehun menggigit irisan cabai itu. Sehun tau Atsuko telah memasukan parutan buah nanas asam kedalam daging cabai untuk menetralisir dan mengalihkan rasa pedas agar tidak terlalu pedas. Makanya,Sehun berani memakan cabai. Ketika Sehun berada ditengah-tengah ruangan dan berbicara bahwa dia akan membuat sebuah pertunjukkan,sebenarnya dia sedang mengulum buah cabai yang tak lain berisi racun sianida. Dia telihat santai karena didalam mulutnya juga berada parutan buah nanas sehingga rasa pedas dari cabai tidak terlalu menyakiti lidah nya. Dan barulah ketika racun sianida itu mencapai perutnya dan bereaksi,dia menjerit dan jatuh tersungkur.

 

Ya begitu.

 

Aku yakin sekali seperti itu kejadian yang sesungguhnya.

 

Instingku kuat sekali!

 

---

 

"Inspektur Jongdae,kami sudah memeriksa semuanya dan tidak ditemukan bukti-bukti lain siapa pelaku nya.",kata seorang polisi.

 

"Baiklah,ini bunuh diri.",kata inspektur.

 

"Sehun sengaja meminum racun tersebut,dengan tujuan supaya dia akan mati. Ini benar-benar bunuh diri. Sangat disayangkan laki-laki setampan dan sekaya dia mati dengan cara yang mengenaskan seperti ini"....

 

 

                                                                             ---

 

 

"Luhan,aku pergi duluan ya. Sepertinya ibu ku sudah menunggu dirumah. Tak perlu khawatirkan aku,aku dijemput oleh kakak laki-laki ku. Kau berhati-hatilah,sampai jumpa besok.",kata ku pada laki-laki didepan ku.

 

Wajah nya tampak kusut. Mungkin karena ini adalah malam yang menyedihkan bagi nya.

 

Ah,atau mungkin bagi ku.

 

Sehun-ku,Sehun kami. Dia pergi untuk selamanya.

 

Bodoh,bahkan dia mati dengan cara yang kotor.

 

Dan,tentu saja aku tidak akan diam ketika mengetahui siapa pelakunya.

 

Atsuko ,gadis oriental bodoh. Kau pikir siapa lawan mu sekarang hah?

 

Kau menyakiti Sehun,menyakiti mantan sekaligus teman baik ku.

 

Apa kau sudah tidak sayang dengan nyawa mu?

 

 

                                                                      ---

 

 

[ Atsuko POV]

 

 

Ahh...malam yang panjang.

 

Aku bangun dari tempat tidur ku. Entah mengapa sejak tadi aku benar-benar tidak bisa tidur.

 

Apa karena malam ini adalah malam yang buruk?

 

Buruk?

 

Ya,buruk.

 

Malam ini malam yang buruk.

 

Malam dimana aku kehilangan kekasih ku untuk selamanya.

 

Kekasih?

 

Ahh...ayolah,apa aku sedang bercanda?

 

Hahaha.

 

Aku bahkan tidak pernah mencintainya.

 

Aku hanya mengincar harta nya saja.

 

Dan kini rasa ku sudah sampai puncak kejenuhan.

 

Aku sudah tidak membutuhkan nya.

 

Dia harus ku buang.

 

Dan tidak ada cara lain selain membunuh nya.

 

Hahaha....Sehun ku yang malang.

 

Kau benar-benar pantas untuk dibuang.

 

Kau tidak menarik.

 

Menurutku,dia tidak menarik.

 

Aku tidak suka laki-laki oriental.

 

Entah dari kalangan Jepang,China,ataupun Korea.

 

Aku tidak suka.

 

Aku lebih tertarik pada teman nya.

 

Teman nya yang juga satu universitas dengan ku,dengan Sehun dan dengan teman-teman semua.

 

Laki-laki itu sepertinya bukan asli dari sini.

 

Rambutnya berwarna pirang,badan nya tegap dan sangat tinggi.

 

Ahh...entahlah siapa nama nya.

 

Mmm....dingin sekali malam ini.

 

Aku membuka jendela kamar,melihat ke arah langit.

 

Bulan tampak membulat dengan seimbang.

 

Purnama.

 

Aku menutup kembali jendela kamar.

 

Lalu duduk di sisi tempat tidur.

 

Sehun-ah,sedang apa kau disana?

 

Maafkan aku Sehun-ah,tapi sungguh aku benar-benar tidak mencintai mu.

 

Aku bahkan tidak merasakan sedih sedikit pun.

 

BRAKK.

 

Sesuatu yang keras menabrak jendela kamar ku.

 

Kaca jendela ku pecah berantakan.

 

Aku bergidik ngeri.

 

Apa itu?

 

Aku takut.

 

Sesosok tubuh melesat dengan cepat dan masuk kedalam kamar ku melalui jendela yang terbuka lebar.

 

Sosok itu kini berdiri didepan ku.

 

APA?!

 

Anoushka. Ya,aku yakin gadis didepan ku ini adalah Anoushka. Aku akrab betul dengan rambut merah dan bola mata nya yang biru. Sebab,hanya dia satu satu nya gadis yang seperti itu di universitas kami.

 

Yang membuat ku terkejut adalah,dia mempunyai sayap berwarna hitam.

 

Dia memakai gaun hitam panjang namun ketat di tubuhnya,lekuk tubuh dan belahan dadanya tampak terekspos dengan jelas.

 

Apa yang.....

 

Oh Tuhan....ini buruk.

 

Ini benar-benar buruk.

 

Aku tau aku harus segera lari dan meninggalkan ruangan ini.

 

Tapi tubuh  ku benar-benar kaku dan nyaris tidak bisa digerakkan.

 

Suara ku tercekat di tenggorokkan.

 

Aku hanya diam terpaku,bahkan ketika sosok itu mendekat ke arah ku...

 

 

---

 

 

[Anoushka POV]

 

 

"Hello,selamat malam Atsuko....ahh kau terlihat sangat cantik malam ini. Terlihat sangat bahagia. Kenapa?  Apa karena kau telah berhasil membunuh Sehun?",kata ku.

 

Gadis Jepang didepan ku ini hanya diam,tubuhnya gemetaran.

 

Dia sepertinya tidak mampu bicara.

 

"Atsuko....mendekatlah sayang. Biarkan aku memeluk mu untuk yang terakhir kali nya.....",kata ku.

 

"Ya terakhir kali nya....karena setelah ini aku akan mengirim mu ke neraka!",teriak ku.

 

Mata ku melotot,bola mata ku yang semula biru,berubah menjadi merah darah.

 

Emosi ku benar-benar tidak dapat kutahan lagi.

 

Aku mendorong tubuh gadis itu dengan kasar hingga tubuh nya membentur dinding.

 

Aku membaringkan tubuh nya diatas ranjang milik nya. Dia tampak berusaha memberikan perlawanan.

 

Tetap saja gagal,kekuatan manusia manapun tidak ada yang bisa mengalahkan aku.

 

Aku mengeluarkan tali hitam yang sudah ku persiapkan sebelum nya.

 

Aku mengikat kedua tangan gadis itu pada kedua ujung tiang ranjang,lalu mengikat kedua kaki nya pada kedua ujung ranjang pula. Hingga posisi nya telentang dengan kedua tangan dan kedua kaki terikat pada sisi-sisi setiap ujung ranjang.

 

Aku tidak ingin membunuh nya menggunakan tenaga ku,aku ingin bermain-main dengan barang-barang milik nya.

 

Menyenangkan sekali.

 

Aku mengambil sebuah hair dryer yang tergeletak diatas meja miliknya,mencolokkan kabel nya kedalam stop kontak agar menyala.

 

Aku menekan tombol 'super high' lalu kuarahkan hair dryer tersebut pada rambut gadis malang ini.

 

Ku arahkan dengan sangat dekat sampai rambut nya yang panjang ikut masuk kedalam lubang hair dryer.

 

Ku tarik dengan kasar hair dryer tersebut hingga rambut nya ikut tertarik.

 

Dia menjerit.

 

"Ahhh! Anoushka stop it,you hurt me!",jerit nya.

 

Rambut nya banyak yang rontok.

 

Aku tau rasanya sangat tidak menyenangkan.

 

Pandangan ku beralih pada pecahan kaca jendela. Ku ambil beberapa pecahan nya.

 

Ku arahkan pecahan-pecahan tersebut ke dalam mulutnya.

 

Dia menolak,merapatkan kuat-kuat mulut nya.

 

Ku goreskan dengan kasar salah satu pecahan kaca pada bibirnya.

 

Darah segar keluar dari bibirnya,dia menjerit. Mulut nya yang terbuka ketika menjerit memberi ku kesempatan untuk memasukkan pacahan-pecahan kaca kecil kedalam mulut nya. Kumasukan seluruh pecahan kaca tersebut.

 

Dia tampak terbatuk-batuk ketika pecahan kaca tersebut mencapai tenggorokkan nya.

 

Darah yang kental keluar dari dalam mulut dan bibirnya ketika dia meraung-raung dan menjerit kesakitan.

 

Aku mengambil potongan kayu dari jendela yang sudah pecah dan rusak.

 

Ku pukulkan dengan sangat keras ke arah perut nya.

 

Lagi-lagi darah segar mengalir dari mulutnya.

 

Ku pukulkan sekali lagi tepat pada ulu hati nya.

 

Dia menjerit. Erangan dan jeritan nya tampak seperti alunan musik indah bagi ku.

 

Tubuhnya melemas,mata nya tampak sayu,sepertinya dia mulai tidak sadarkan diri.

 

Aku menarik telapak tangan nya. Meraih jari-jari nya.

 

Ku cabut dengan paksa kuku-kuku di jari nya dengan pecahan kaca yang ku ambil dari lantai.

 

Ditengah kesakitan dan ketidak sadarkan dirinya,dia tampak menangis kesakitan.

 

Hingga seluruh kuku di jari tangan nya terlepas semua,ku colokkan dengan keras pecahan kaca tersebut pada daging2 di balik kuku nya yang kini sudah tidak tertutup apa-apa lagi karena kuku nya telah ku cabut.

 

Pandangan ku beralih pada sebuah kotak transparan yang berisi jarum di atas meja.

 

Aku mengambil nya sebuah.

 

Lalu ku colokkan pada mata sebelah kiri gadis itu.

 

Ku colokkan berkali-kali,hingga mata nya penuh dengan darah.

 

Ku tarik-tarik urat-urat halus yang berwarna merah muda dalam mata nya menggunakan jarum yang ku pegang.

 

Ku colokkan lagi dengan kasar dan cepat pada mata sebelah kanan nya.

 

Lalu,aku menusukkan pecahan kaca besar ke dalam perut nya.

 

Dia sudah tidak bergerak lagi.

 

 

 

------

 

 

 

[Kris POV]

 

 

 

Keadaan rumah makin kacau sejak papa ku pulang dari Kanada.

 

Entahlah,seharusnya laki-laki bodoh itu pergi saja.

 

Untuk apa dia kembali?

 

Dan sialnya,malam ini aku mabuk lagi.

 

Ahh...lengkap sudah penderitaan ku.

 

Rasanya dunia semakin kejam,tidak adil. Bahkan bulan tidak pernah menunjukkan senyuman nya ketika sabit kepada ku. Ya,seperti malam ini. Bulan purnama lagi,entah sudah yang keberapa kali nya.

 

Keadaan ku makin buruk ketika sahabat sekaligus orang yang kuanggap sebagai adik telah pergi.

 

Pergi meninggalkan ku untuk selamanya.

 

Kini,tidak akan ada lagi yang melarang ku untuk pergi ke klub malam seperti ini.

 

Aku tidak ingat sudah berapa gelas alkohol yang ku minum sejak tadi.

 

Aku seperti anak kecil kehausan yang kehilangan air susu ibunya.

 

Aku meraih botol di sebelah kiri ku dan meneguk isinya.

 

Kerongkongan ku benar-benar terpuaskan.

 

Mmm..

 

Sepertinya Chivas Brothers memang tidak setengah-setengah dalam mengolah air kehidupan ini.

 

Aku melihat sekeliling,lampu warna warni tampak berputar-putar memusingkan mata.

 

Disana sini banyak sekali gadis-gadis mabuk.

 

Dasar bodoh.

 

Ahh...aku menundukkan kepala ku.

 

Mengacak sedikit rambut pirang ku,wajah ku sepertinya sudah benar-benar merah.

 

Kepala ku pusing,aku benar-benar sulit untuk berpikir jernih.

 

Pikiran ku mulai kacau. Dan,aku mulai merasakan rasa-rasa aneh yang muncul.

 

Samar-sama kulihat seorang gadis duduk disebelah ku.

 

Warna rambut nya yang merah membuat aku teringat pada kejadian waktu itu,saat aku menabrak seorang gadis yang berada di tempat kuliah ku. Rambut nya juga berwarna merah.

 

Gadis itu menoleh kearah ku.

 

Mata ku membulat,dia gadis yang waktu itu ku tabrak!

 

Omo....seksi sekali dia.

 

Aku menatap tubuh nya lekat-lekat,pakaian nya berani sekali.

 

Dan tubuhnya benar-benar sangat seksi.

 

Ah,jangan lupakan soal wajah nya.

 

Wajah yang cantik,kulit tubuh yang pucat dan mata biru nya.

 

Aku benar-benar terbius oleh nya.

 

Dia tampak berbeda kali ini,jika waktu itu dia tampak dingin terhadapku,kini wajah nya jauh lebih hangat dibandingkan waktu itu. Bahkan dia sedang tersenyum pada ku.

 

"Hello.....Kris?",tanya nya.

 

"Ahh...da-darimana kau tau nama ku?",tanya ku.

 

Dia tersenyum.

 

"Tentu saja aku tau,I'm your secret admirer",katanya.

 

"Mwo? Penggemar rahasia? Apa kau sedang bercanda?",tanya ku kikuk. Aku benar-benar dibuat gugup olehnya.

 

"Yes,master.",katanya. Ooh tidak,dia memberikan aku smirk.

 

"Ma..master??",tanya ku.

 

Apasih yang sedang gadis ini bicarakan?

 

Ahh aku benar-benar gugup. Rasanya kepala ku sangat pusing. Ditambah lagi didepan ku ada seorang gadis seksi yang tengah menggoda ku. Aku benar-benar tidak tahan.

 

Dia memajukan kursi nya dan menarik tubuh ku agar menghadap nya.

 

Dia mendekati wajahnya ke wajah ku.

 

"Master,I like you.",katanya.

 

Ahh....tubuhku seketika berubah menjadi dingin ketika tangan nya menyentuh ku.

 

"Aku yakin master tidak akan keberatan jika aku mengajak nya bermain-main sebentar malam ini. Bukan kah begitu master?",tanya nya.

 

Gadis ini.

 

Aku tau apa maksudnya.

 

"Let me teach you how to play babe....",kata ku dan menarik tangan nya agar mengikuti ku.

 

Aku membawanya menaiki lift ke lantai atas klub malam ini. Tepatnya di hotel.

 

 

 

------

 

 

"Ahh....master...tubuhmu......wangi nya sangat memabukkan",....kata gadis itu.

 

Dia memeluk ku dan meraba-raba seluruh tubuh ku,membuka kancing baju ku hingga setengah terbuka.

 

Dia menciumi leher ku.

 

Aku membalasnya,ku dekatkan bibir ku pada bibir nya.

 

"Mmmhh...."

 

"Ahhh.....master teruskan...ohh.....,don't stop it please...."

 

Padahal belum sampai pada inti permainan,tapi gadis seksi ku ini sudah berteriak-teriak.

 

Aku melenguh pelan ketika sesuatu yang basah dan hangat menyentuh leher ku.

 

Dia menjilatinya.

 

"Mmmh...babe,are you enjoying our game?"

 

"Yes master..ahh i can't stop my tongue from your neck mmmhh...."

 

"Mmmm..."

 

Dan,ooh...

 

Sesuatu yang tajam menusuk leher ku.

 

Sangat cepat,menusuk dengan sangat dalam hingga bisa kurasakan sesuatu yang tajam itu menyentuh urat leher ku.

 

Leher ku terasa basah,aku tau itu darah ku.

 

Tubuhku melemas,dan tiba-tiba saja semua berubah menjadi gelap.

 

 

 

------

 

 

 

[Anoushka POV]

 

 

Aku mengepakkan sayap hitam ku dan melesat dengan secepat mungkin.

 

Hampir saja aku ketahuan. Huh.

 

Orang-orang Korea memang menyebalkan,selalu saja menatapku dengan tatapan aneh.

 

Apa salah ku jika rambut ku berwarna merah alami?

 

Apa salah ku juga jika wajah ku sama sekali tidak seperti orang Korea?

 

Ahh...menyebalkan.

 

Aku mengusap bibir ku yang masih menyisakan sisa-sisa darah.

 

Mmm.....enak sekali makan malam ku kali ini.

 

Darah laki-laki yang campuran memang lebih enak.

 

Untung saja laki-laki yang ku hisap tadi tidak merepotkan.

 

Ahh iya....nama nya Kris.

 

Dia tampan sekali.

 

Apa?

 

Tampan?

 

Ahh bodoh sekali aku ini.

 

Mana ada manusia yang tampan?

 

Huh.

 

Manusia kan sama sekali tidak ada yang tampan...

 

Mmm....

 

Tiba-tiba saja bayangan wajah Luhan melintas di otak ku.

 

Membuat ku tersentak dan hampir saja menabrak sebuah pohon maple besar di depan ku.

 

Ahh...Luhan.

 

Kenapa kau bermain-main di kepala ku lagi?

 

Tidak kah kau bosan Luhan?

 

Tidak kah kau lelah?

 

Bermain-main terus di kepala ku. Apa kau tidak merasa lelah?

 

Ahh...Luhan. Wajah itu,wajah laki-laki cantik yang pertama kali ku lihat.

 

Suara mu....ahh Luhan.....ku mohon menjauhlah dari pikiran ku.

 

Berhentilah sejenak dari kegiatan mu yang terus menerus menganggu pikiran ku.

 

Ayolah..Aku tidak bisa mencintai mu.

 

Aku tidak bisa mencintai manusia.

 

Ya,aku adalah vampire. Aku vampire wanita yang hanya bisa menghisap darah laki-laki.

 

Aku keluar mencari darah ketika bulan seimbang. Purnama.

 

Aku berasal dari bangsa Dhampire,Slovakia. Sama seperti ayah ku.

 

Dan ibu ku,berasal dari bangsa Abere,kumpulan iblis-iblis tua berhati jahat namun berwajah sangat cantik.

 

Ya,ibu ku sangat cantik. Tubuhnya masih sama seperti ku,seksi dan terawat dengan sempurna. Walau sebenarnya umurnya sudah ratusan tahun.

 

 

------

 

 

 

Laki-laki itu.

 

Aku bohong jika aku bilang aku tidak mencintai nya.

 

Bohong.

 

Sangat bohong.

 

Sebab,aku adalah pacar nya.

 

Ya,aku memang pacar nya.

 

Kedengaran nya memang agak bodoh.

 

Ah aku salah.

 

Sangat bodoh maksud ku.

 

Vampire mencintai manusia?

 

Lalu mereka berpacaran?

 

Hanya ada dalam dongeng klasik.

 

Tapi kini,yang kurasakan memang benar-benar nyata adanya.

 

Xi Luhan.

 

Laki-laki bodoh dari China yang menetap di Korea.

 

Ya dia bodoh.

 

Sangat bodoh.

 

Aku benar-benar membencinya.

 

Aku sangat membenci nya.

 

Aku benci ketika dia berbicara pada ku dan mengedip-ngedipkan kelopak matanya yang indah.

 

Aku benci melihat senyuman nya yang hampir selalu memabukkan itu dia tujukan pada ku.

 

Aku benci mendengar suara lembut nya yang mengalun dengan indah ditelinga aku setiap malam ketika kita bertemu.

 

Aku benci dengan wajah nya yang tampak sangat lugu dan polos ketika bertanya sesuatu hal yang tidak diketahui oleh nya.

 

Aku benci melihat wajah nya yang tampak bingung menengok ke sana kemari ketika dia berjalan di koridor universitas kami seperti seorang anak kecil yang kehilangan ibu nya.

 

Aku benci mendengar suara tertawa nya yang...ahh.....entahlah..

 

Aku benci ketika jemari-jemari halus nya mengenggam erat tangan ku,mengelus rambut ku..aku benci.

 

Aku benci ketika bibir kecil nya mengucapkan kata-kata cinta kepada ku setiap sore ketika kami akan pulang..

 

Aku benci ketika dia membuka mantel nya yang tebal dan memakaikan nya kepada ku ketika rintik-rintik hujan turun membasahi taman waktu itu..

 

Aku benci melihat cara dirinya makan es krim...ahh...aku benci..

 

Aku benci ketika dia meniup mata ku hanya karena banyak debu yang berterbangan waktu itu,padahal sama sekali tidak ada debu di mata ku..

 

Aku benci pada tubuh mungil nya yang selalu hangat memeluk ku...

 

Aku benci wangi tubuh nya yang selalu bisa membius ku kapan pun aku berada di dekat nya..

 

Aku benci cara dirinya berjalan...

 

Aku bencri cara dirinya bicara...

 

Aku benci...

 

Luhan....aku membenci mu.

 

Aku sangat membenci mu.

 

 

 

------

 

 

 

[Luhan POV]

 

 

 

Entah sudah yang kesekian kalinya aku berada dalam ruangan ini.

 

Ruangan yang tampak menyeramkan menurut ku.

 

Banyak lukisan-lukisan aneh disini.

 

Ruangan yang sekarang ku singgahi ini berada dalam sebuah rumah besar.

 

Tidak bisa dibilang sebagai rumah mungkin.

 

Kastil?

 

Ya,mungkin ini kastil.

 

Dan aku tidak ingat kapan dan mengapa aku bisa terus menerus singgah ke ruangan ini.

 

Rasanya seperti ada yang selalu menuntun ku untuk terus kesini.

 

Wanita yang tertidur di sampingku,tampak mengeratkan pelukan nya ke tubuh ku.

 

Dan aku juga tidak tau mengapa aku bisa mencintai nya.

 

Mencintai?

 

Ah tidak.

 

Aku tidak terlalu mencintai nya.

 

Entahlah,tapi aku tidak tau apa nama hubungan kami.

 

Nama nya Stacie.

 

Ya,aku mengenal wanita ini tepat 4 hari yang lalu.

 

Aku menolong nya ketika dia sedang digodai oleh sekelompok perampok botak yang dikepang.

 

Entahlah mengapa para perampok itu kabur ketika melihat ku yang mungil ini.

 

Mungkin mereka takut bahwa aku akan melapor pada polisi.

 

Dan sejak saat itu pula,aku merasa bahwa ada kekuatan magis dalam diri wanita ini yang selalu bisa membawa ku mengikuti nya kemana saja.

 

Kemana pun dia pergi.

 

Dan disaat kita bertemu,tak bisa dipungkiri bahwa kita selalu melakukan hal terlarang ini.

 

Ya,sama seperti saat ini. Kami sedang melakukan nya.

 

Wanita cantik dan seksi sepertinya,siapa yang akan tahan untuk tidak berbuat apapun pada nya?

 

Yah,sebetulnya pacar ku juga cantik dan seksi  seperti ini. Tapi entahlah,aku tidak berani berbuat macam-macam pada nya.

 

Dia itu.....terlalu ekstrim menurut ku.

 

Aku merasa,aku tidak boleh melakukan hal-hal terlarang pada nya.

 

Misalnya,seperti hubungan seks ini.

 

 

------

 

 

[Anoushka POV]

 

 

"Mom.....aku pulang.....kau harus tau apa yang kubawa hari ini mom!",teriak ku.

 

Aku membawa sekantung darah dari seorang laki-laki yang baru saja tadi ku temui.

 

Aku hanya meminum setengah nya,setengah nya lagi ku sisakan dan kubawa pulang untuk ibuku makan.

 

Aku takut ibuku sakit,belakangan ini ibuku sering mengurung diri dikamar nya.

 

Aku mencari-cari kedapur dan ke ruang tamu,bahkan ke dalam kamar mandi.

 

Tidak ada ibuku.

 

Dimana dia?

 

Ah,mungkin di kamarnya.

 

Aku berjalan menuju kamar nya dan membuka pintu kayu.

 

 

 

------

 

 

[Luhan POV]

 

 

Aku tersentak kaget ketika mendengar suara pintu ruangan ini terbuka.

 

Dan aku menjadi lebih terkejut lagi ketika melihat sosok dibalik pintu yang terbuka.

 

Sosok itu.

 

Rambut merah.

 

Rambut merah gadis ku.

 

Dia,yeoja ku.

 

Anoushka? Apa yang dilakukan nya disini?

 

Aku benar-benar tidak tau harus berbuat apa. Sementara Stacie yang berada disamping ku sudah terbangun,kami dalam keadaan yang sama. .

 

"Luhan....?"

 

Aku hanya diam tak berani menjawab.

 

"Dan...mom?"

 

MWO?!

 

Mom?

 

Ibu?

 

Stacie adalah ibu nya?

 

Ibu dari Anoushka?

 

Apa ini!

 

"Daddy...kemarilah,kau harus lihat apa yang sedang terjadi disini...."

 

Dan sosok lain muncul,dia laki-laki,kali ini badan nya jauh lebih besar dan tinggi dari Anoushka ataupun Stacie.

 

Kulit nya sama pucat nya dengan Anoushka.

 

Badan ku kaku.

 

Ku rasakan darah ku berhenti mengalir.

 

Ketakutan ku berada pada titik nomor satu.

 

Kulihat Stacie yang berada disamping ku tampak pucat dan berkeringat,lalu tiba-tiba tubuh nya terangkat dan melayang keluar seolah tersihir.

 

Ya,aku tau itu adalah perbuatan dari sosok laki-laki besar didepan pintu.

 

Aku benar-benar terkejut dengan apa yang terjadi didepan ku.

 

Apa mereka ini?

 

Manusia? Atau...apakah?

 

 

------

 

 

 

[Anoushka POV]

 

 

 

Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat.

 

Bahkan dengan mata ku sendiri aku tidak percaya.

 

Kejadian yang ada didepan aku adalah nyata.

 

Tapi aku tidak bisa mempercayainya.

 

Luhan?

 

Melakukan seks dengan ibu ku?

 

Ooh...lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?

 

"Luhan? Apa yang kau lakukan? Apa ibu ku telah menyihir mu sehingga kau dibuat mabuk oleh nya? Aku tau Luhan,ibuku memang cantik. Apa aku tidak cukup cantik untuk mu? Ooh,aku tidak peduli apakah aku cantik atau tidak. Kau menghianati ku Luhan. Aku tidak menyangka kau setega ini....",sebisa mungkin kutahan semua emosi dalam dada. Aku takut emosi ku ini akan pecah menjadi tangisan.

 

Hati ku sakit.

 

Sakit sekali.

 

Rasanya perih.

 

Kau menghianati ku Luhan.

 

Luhan-ku,kau menghinati ku.

 

Kau harus membayar semua nya.

 

Aku berjalan dengan cepat ke arah Luhan dan mencekik nya dengan keras.

 

Dia mengerang.

 

Aku mengeluarkan sesuatu yang lengket dan kuat dari dalam tangan ku untuk mengikat tangan dan kaki nya.

 

Ku tarik dengan kasar rambut halus nya hingga beberapa helai nya terlepas.

 

Aku daratkan pukulan ku tepat pada perut nya.

 

Aku bingung.

 

Apa yang harus kulakukan lagi pada nya?

 

Aku memang ingin membunuh nya,dan aku ingin dia merasakan sakit yang sama dengan sakit ku.

 

Tapi,bagaimana caranya? Aku tak ingin membunuhnya dengan kekuatan ku.

 

Aku melihat sekeliling.

 

Pandangan ku terhenti pada sebuah mangkuk dan piring diatas meja yang berisi sushi dan wasabi.

 

Entah sejak kapan ibuku menyukai makanan Jepang.

 

Persetan dengan ibuku. Wanita tua yang tidak tau diri. Ayah ku pasti sudah mengirim nya ke neraka.

 

Aku meraih sendok dan mangkuk yang berisi wasabi.

 

Aku menyendokkan sesendok wasabi dan mengarahkan nya pada lubang hidung Luhan.

 

Ku masukkan banyak-banyak wasabi kedalam hidungnya,ku colokkan jari ku kedalam lubang hidung nya agar wasabi tersebut benar-benar masuk kedalam hidung nya.

 

Aku tau,rasanya tidak enak.

 

Dia menjerit-jerit.

 

Wajah Luhan-ku kacau sekali.

 

Aku mengambil pisau yang tergeletak pada meja rias ibuku.

 

Bukan hal yang aneh lagi bukan jika rumah kami dipenuhi oleh benda-benda tajam?

 

Aku menarik telapak tangan nya,menciumi jari-jari nya yang indah dan halus.

 

Dengan perlahan,kupotong jari manis dan kelingking nya.

 

Dia menjerit.

 

Tangan nya penuh dengan darah. Ku ambil potongan jari nya,lalu ku dekatkan pada mulutnya.

 

Dia merapatkan bibirnya,kubuka dengan paksa. Ku masukan jari tersebut ke dalam mulutnya. Ku gesek-gesekan potongan jari nya yang penuh darah tersebut kedalam lidah nya hingga mulutnya penuh dengan darah.

 

 

Aku mengambil kotak besar diatas lemari kayu,aku tau isinya jarum dan benang jahit milik ibuku. Dia memang suka menjahit. Bodoh,kau pikir kau manusia?

 

Aku mengambil jarum yang sudah kukaitkan dengan benang jahit berwarna merah,lalu aku mendekati Luhan.

 

Mengecupi kelopak mata nya.

 

Lalu,ku tusukkan jarum yang ku pegang pada kelopak mata nya.

 

Ku jahit dengan perlahan hinggal kelopak mata sebelah kirinya tertutup.

 

Aku meraih pisau yang tergeletak di lantai,ku goreskan dengan kasar pada pergelangan tangan Luhan hingga menampakkan urat-urat nadi nya.

 

Ku tarik urat-urat nadi nya ke atas keluar dari dalam pergelangan tangan nya,lalu ku potong dengan pisau.

 

Aku mengambil sebuah kapak dari dalam lemari.

 

Ku arahkan kapak tersebut tepat pada kepala nya dengan keras hingga kepala nya terbelah menjadi dua. Menampakkan otak nya yangan terlihat sangat hangat.

 

Dia sudah tidak bergerak lagi.

 

Aku mendekati nya.

 

Tubuhnya kacau dan berlumuran darah,namun aku sama sekali tidak bernafsu atau lapar melihatnya.

 

Aku bahkan membunuhnya atas kemauan ku sendiri.

 

Sepenuhnya kehendaku.

 

Kau tau Luhan?

 

Cinta memang tidak harus selalu memilikki.

 

Walaupun kini roh mu berada di neraka,aku tetap mencintai mu.

 

Tidak ada yang bisa memisahkan kita.

 

Sekalipun itu adalah jarak dan waktu.

 

Kau menghianati ku Luhan.

 

Maaf,aku tidak bisa menahan sakit yang kurasakan.

 

Aku bukanah gadis yang kuat.

 

Salah,kau sangat salah.

 

Aku lemah Luhan,sangat lemah.

 

Tidak ada satu orang pun yang akan kuat jika dia dikhianati.

 

Tidak ada yang sanggup menahan luka.

 

Bahkan ketika burung Elang memakan hati nya setiap hari,Prometheus yang immortal tidak akan sanggup menahan luka.

 

 

 

---END---

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
luhaena241
#1
Chapter 1: Ok, ini sungguh"....
Thriller-nya~ Wow.

Aku review yaa :)
Diksi nya msh perlu perhatian, penulisannya.. Lalu, hrf bsr n kcl, n tanda bacanya, beberapa perlu perbaikan. But, it's ok :)

Sippo.... Keep writing, n fighting ya!! ^^
Nb: