KRIING RIING RIING! Bel istirahat berbunyi. Seperti sekolah-sekolah lainnya, seluruh murid berhamburan keluar kelas. Aku adalah murid terakhir yang keluar dari kelas, tak ada yang mengajakku ke kantin atau bermain.

       "Kenapa semua cuek terhadapku?" Aku terus berjalan menyusuri lorong lantai 3, lalu 2, dan 1. Tujuanku adalah perpustakaan. Tapi, aku bingung akan membaca buku apa.

       Suasana perpustakaan sangat sepi dan gelap. Ditambah awan mendung menghiasi pagi itu. Udara dingin bertiup menuju perpustakaan.

       "Annyeong haseyo!" Sapaku.

       "Annyeong haseyo! Kau pengunjung pertama hari ini!" Mrs. Jekyung menyapa balik. Ia membenahkan kacamatanya dan melanjutkan menghadap ke layar komputer.

       "Pengunjung pertama? Sepi sekali." Ujarku dalam hati.

       Dari luar tak nampak bahwa perpustakaan sekolahku sebenarnya luas. Rak-rak buku seperti domino. Furnitur-furnitur kayunya berwarna coklat kehitam-hitaman menambah suasana duram dan gelap.

       Mataku sibuk melihat judul buku yang tertata rapi di rak. Ada yang berdebu karena lama disimpan, ada yang masih kinclong katena baru diletakkan.

       "Aha!" Aku menemukan sebuah buku yang menarik perhatianku, yakni : 'Lee Gikwang= No Light in the Darkness'. "Gikwang? Dia penulis?!"

       Oke, aku pun segera mencari tempat duduk yang strategis dan mulai membaca novel tersebit. Aku membaca dengan sangat cermat, siapa tahu ada hal menarik yang bisa didapat.

       "Aku menyukai seoramg gadis cantik, dia teman sekolahku. Namanya Alyssa..." bacaku sesuai kalimat yang tertera di novel. Membaca kata 'Alyssa' aku seperti disengat tawon. "Alyssa?! Itu