Chapter 46
The 13th FatesKris, Kai dan Jungkook mulai memasuki Dark Forest yang berkabut tebal dan tampak misterius itu dengan menunggang kuda. Mereka terus menghentakan tali kekang agar cepat sampai tepat waktu.
Hutan tampak asing bagi mereka, seperti berada di dunia yang berbeda. Semua tampak aneh. Awan-awan gelap bergelung-gelung, seolah-olah menandakan bakal terjadinya badai besar. Tapi ini bukan. Ini seperti bukan diakibatkan oleh cuaca, dan melihat langit saja sudah membuat gelisah.
Baru tiga puluh menit mereka melintasi hutan itu, Kai dan Kris sudah mulai berkeringat karena rasa gelisah yang mulai muncul, dan Jungkook mulai menenggak arak pada botol silver pipih untuk meningkatkan adrenalin. Jungkook juga menawarkan Kris dan Kai untuk meminum araknya.
Hampir seharian penuh mereka melintasi Dark Forest. Jam menunjukan pukul setengah sembilan malam namun sinar matahari malam samar-samar masih dapat tembus dibalik kelebatan pohon-pohon.
Tekanan atmosfer serasa berat dan panas. Anehnya lagi, hutan terkesan kosong saat mereka menyusuri hutan yang lebih dalam. Tak terlihat satu hewan pun-tidak ada burung, tidak ada tupai atau tikus, mereka juga tidak mendengar bunyi serangga. Keheningan itu terasa mengerikan; bahkan desiran angin menerpa pepohonan pun tidak ada.
"Bau busuk apa ini?" tanya Kris sambil menutupi hidungnya.
"Mungkin bangkai hewan" jawab Jungkook mengernyit.
Kai menarik tali kekang kudanya untuk berhenti ketika melihat cahaya misterius di kejauhan.
Kai turun dari pelana dan menghampiri sumber cahaya itu.
"Kris, Jungkook," panggil Kai sambil melambaikan tangan pada mereka.
Kris dan Jungkook turun dari pelana menyusuli Kai.
"Ada apa Kai?" Kris merengsek maju.
"Itu, lihat," Kai menunjuk ke sesuatu yang menyala.
"Apa itu?" tanya Jungkook.
Mereka perlahan-lahan mendekati cahaya itu, namun semakin mendekati cahaya itu bau busuk semakin kuat tercium. Baunya lebih kuat, dan tajam, lebih tajam dari pada bangkai lain yang pernah mereka tangkap dari panca indera penciuman manusiawi mereka. Mereka menutup hidung mereka dengan baju, tangan, dengan apapun yang dapat membloking bau itu dari penciuman mereka.
Disana tepat di titik bau berasal, mereka melihat tubuh tergeletak dekat semak-semak dan tanaman pakis yang tampak memagari tubuh itu. Mereka berspekulasi bahwa itu mayat seseorang yang mulai membusuk. Kris berlari menghampiri tubuh itu.
"Astaga Chanyeol!" Kris menghambur ke tubuh tak berdaya Chanyeol lalu mengecek nafas dan detak jantungnya.
"Ugh, baunya busuk sekali. Apa dia mati?" Kai mengernyitkan hidungnya, perutnya mual karena bau.
"Bukan, tapi itu" Jungkook menunjuk pada bunga Raflesia yang mekar sempurna, bau busuk menguar sangat tajam.
Kris mendekatkan telunjuknya di bawah hidung Chanyeol, memeriksa apakah masih bernafas. "Dia masih bernafas. Kurasa dia pingsan."
"Mungkin sebaiknya coba kau tampar-tampar saja dia biar bangun," Kai menyarankan dengan tidak sabar.
Jungkook meliriknya sekilas ketika Kai mengatakan itu. Kris memandangi Chanyeol dengan kalut.
Jungkook mengambil botol air dari tasnya dan menyiprati wajah Chanyeol dengan air, Chanyeol perlahan-lahan menyadarkan diri.
"Oh, syukurlah Chanyeol" ujar Kris lega.
Chanyeol memandangi mereka dan hutan sekitarnya, ia tampak bingung. "Kris, Kai, dan kau?"
"Aku Jungkook. Kami menemukanmu" Jungkook memperkenalkan diri. Chanyeol masih linglung akibat pingsan.
"Apa aku bermimpi?" tanya Chanyeol bingung. Tentu saja pertanyaan itu diajukan untuk dirinya sendiri.
"Tidak Chanyeol, kau masih hidup" jelas Kris.
"Lalu mana yang lainnya?"
"Mereka menunggu di desa seberang"
"Bagaimana bisa kalian..."
"Sudah tidak penting bagaimana kita bisa mencapai sini," Sela Kris "Ayo bangun!" Kris membantu Chanyeol bangkit.
Seketika itu juga Chanyeol langsung memekik ketika rasa sakit ditubuhnya terasa menyakitkan, rasanya sakit sekali seperti luka baru. Chanyeol pun mulai merasakan sakit pada luka memar baru di bagian tulang keringnya yang terbentur batu karang ketika berenang. Luka dan memar disekujur tubuhnya berdenyut - denyut, jahitannya terasa menyengat di kulit. Kini sensasi yang ia rasakan menjadi lebih tajam, seolah dia sekarat saat itu.
Matanya dengan awas memeriksa sekujur tubuh Chanyeol yang baru ia sadari terdapat jahitan di dahinya yang tertutup rambut. Kris menyingkirkan rambut yang menutupi kening Chanyeol yang terdapat jahitan di dahinya.
"Ya ampun apa yang terjadi padamu?" sembur Kris panik "Apa ini perbuatan Irene, dia yang melakukan ini padamu. Dia menyiksamu?"
"Tenanglah Kris, aku baik-baik saja. Lagipula aku menyukai luka-luka ini. Anggap saja ini souvenir dari kunjunganku ke Istana perempuan gila itu"
"Tidak. Lukamu harus segera disembuhkan. Lay akan membereskan ini segera ketika kita sampai di pangkalan." ujar Kris tergesa-gesa.
Kadang kekhawatirannya terhadap Chanyeol agak berlebihan dan agak membuat Chanyeol risih. Walau sebenarnya itu normal-normal saja, kerena Kris sudah menganggapnya seperti anak sendiri. Tapi melihat rupa-rupa Kris pasti dengan cepat mematahkan anggapan itu. Melihat rupa-rupanya seperti seumuran walau umurnya sudah tak terhitung banyaknya.
"Lalu bagaimana kau bisa keluar dari istana? Bagimana bisa kau lolos dari pantauannya?" tanya Kris buru-buru. Alisnya bertautan dengan ekspresinya tidak mengerti.
"Ceritanya panjang, tolong ambilkan dulu suntikan di box hitam di dalam tasku." eranganya menahan sakit.
Kris merogoh-rogoh tas itu dan menemukan barang yang Chanyeol maksud.
"Suntikan itu ketubuhku." Pinta Chanyeol tidak sabaran karena kesakitan.
"Apa ini Chanyeol?" tanya Kris was-was.
"Sudah lakukan saja, Kris" bentak Chanyeol keras.
Kris langsung menyuntikannya ke bagian perut Chanyeol. Lalu menunggu obat itu menyebar. Sementara itu Jungkook memberikan botol minum stenlis pada Chanyeol. Ia langsung menghabiskan air sebotol penuh.
"Dari mana kau mendapatkan ini?" tanya Kris sambil menggoyang-goyangkan suntikan itu ke hadapan Chanyeol.
"Seorang gadis memberikanku obat untuk penghilang rasa sakit, dia yang menolongku, mengobatiku, dan membantuku keluar dari Istana Irene."
"Kenapa kau tidak mengajaknya?"
"Oh, itu masalahnya, ia ingin tetap tinggal untuk mengecoh Irene, tapi aku tidak tau apakah ia berhasil, aku sangat khawatir padanya"
"Siapa namanya?" Tanya Jungkook kali ini.
"Namanya Asher. Dia baik sekali"
Mendadak Jungkook dan Kris bereaksi sama ketika mendengar nama itu. Seperti seseorang yang mendengar berita buruk tentang barang favorit mereka yang rusak setelah dipinjam. Bahkan sebagian besar perasaan Jungkook langsung ngilu.
"Maksudmu__Asher Keter?" tanya Jungkook lambat-lambat "Dia masih hidup?"
"Kau kenal dia?"
"Tentu saja aku mengenalnya, tidak bisa dipungkiri semua Forces laki-laki mengenalnya pada zamanku. Selain sangat cantik dia juga Pirokinesis dengan kamampuan telepati terhebat."
"Kau juga tau dia punya telepati?"
"Ah, dia adalah teman baikku dikelas reservasi dulu ketika kami masih Force muda" suara Jungkook tenggelam karena perasaan kalut yang mulai datang karena memikirkan keselamatannya.
"Dia memiliki suara paling indah, aku bagai mimpi mendengar suaranya. Suaranya benar-benar indah, seperti imajinasi, seolah-olah suara itu bukan datang dari suara manusia, tapi suara bidadari surga. Pendek kata, suara yang membawa kedamaian," kenang Chanyeol
Sedangkan Kris masih terdiam sambil mengingat-ingat kembali kelembutan suaranya di memori yang ia miliki.
"Aku jadi penasaran dengannnya" Sela Kai sambil membayangkan suaranya.
Membandingkan dengan suara artis mana yang paling indah bila sedang bicara. Diantara suara manusia yang pernah ia dengar hanya suara Alice Englert, Angelina Jolie dan Ally Walker lah yang paling indah ketika sedang berbicara menurutnya. Tapi bila mendengar dari penjelasan Chayeol, sepertinya suara artis-artis tersebut masih kurang cukup indah untuk mendeskripsikannya.
"Kau baru mendengar suaranya, kalau kau lihat wajahnya pasti kau rela terjun ke jurang." Sergah Jungkook menjawab pertanyaan Kai.
"Oh itu masalahnya, aku tidak bisa melihat jejak kecantikan di wajahnya" ujar Chanyeol murung.
"Apa yang terjadi padanya?" kali ini Kris bertanya dengan nada cemas.
"Irene mengutuknya menjadi buruk rupa dan menghilangkan kemampuan utamanya."
"Dasar perempuan sialan," geram Jungkook emosi dengan mendeklarsikan sumpah serapahnya.
"Tapi. Aku tidak pernah tahu kalau Asher memiliki telepati, aku pikir dia hanya Pirokinesis super cantik d
Comments