♫ Mark

“Hyung!!! Bangun!!!” teriak Jackson ditelingaku. “Hyung!!!” teriak Jackson lagi karena aku tidak merespon apapun.

“Arraso... aku sudah bangun...” kataku sambil berusaha duduk. Beberapa saat kemudian, aku baru sadar kalau yang membangunkan aku bukanlah Jinyoung tetapi Jackson. Biasanya Jinyounglah yang membangunkan kami semua kecuali Youngjae.

“Ya! Jackson-ah... kenapa kamu yang membangunkan aku? Dimana Jinyoung?” tanyaku pada Jackson.

“Eh... dia sedang mandi jadi aku yang diminta membangunkanmu...” jawab Jackson. Aku merasa ada yang aneh dengan jawaban Jackson.

“Jinjja?” tanyaku lagi. Aku tahu bahwa sekarang Jackson sedang berbohong padaku.

“... jinjja hyung... lagi pula apa bedanya dibangunkan olehku dan dibangunkan oleh Jinyoungie? Bukankah sama saja?” Jackson balik bertanya padaku.

“... hmm... kalau kamu yang membangunkanku... seminggu lagi telingaku pasti akan tuli.” kataku sambil bangkit dari kasurku.

“... hyung ingin aku bangunkan dengan ciuman?” tanya Jackson.

“Mwo?!” tanyaku sambil menghadap kearahnya.

“Hyung ingin aku bangunkan dengan ciuman?” tanya Jackson lagi dengan senyum nakal.

“Ash... jinjja... YA!!! Jangan berani-berani kamu memberitahu member lain tentang yang kita bicarakan tadi malam!” kataku dengan nada tinggi.

“Wea?!” tanya Jackson dengan wajah sok polos.

“YA!!! Turuti saja kata hyungmu!” bentakku.

“Ah... arraso hyung... tenang saja. Aku juga tidak bodoh. Menyebarkannya justru akan membuat grup kita terasa canggung.” jawab Jackson sambil berjalan keluar kamar.

“Ash... jinjja... bodohnya aku. Kenapa aku harus mengajukan alasan seperti itu? Kenapa aku tidak mencari alasan yang lain? Ash... jinjja. Hanya menambah masalah saja.” kataku dalam hati.

Beberapa hari berlalu semenjak insiden aku mengakui pada Jackson bahwa aku mencintai Jinyoung. Jackson sudah tidak pernah menyinggung lagi masalah mengakuanku tersebut. Tetapi justru ada yang berubah dari sikap Jinyoung. Pertama, ia sudah tidak pernah lagi membangunkanku semenjak setelah insiden pengakuanku tersebut. Kedua, Jinyoung selalu menghindari untuk melakukan skinship denganku. Ketiga, dia selalu berusaha dekat atau berpasangan dengan member selain aku padahal selama ini dia selalu berada didekatku atau berpasangan denganku. Tetapi alasan selama ini aku melakukan banyak skinship dengannya dan selalu berada didekatnya adalah karena misi yang telah diberikan padaku empat tahun lalu, aku tidak merasa keberatan dia menjauhiku. Aku justru sedikit merasa lega karena tidak perlu berakting seakan-akan aku sangat menyayanginya.

Pada suatu malam...

Tok... tok... tok... terdengar ketukan pada pintu kamarku dan Jackson.

Pintu terbuka dan terlihat kepala Jaebum. “Bolehkah aku masuk?” kata Jaebum.

“Arraso hyung... masuklah.” jawab Jackson. Jaebum pun masuk dan duduk di kasur Jackson.

“Ada yang ingin aku bicarakan...” kata Jaebum.

“Mengenai?” tanyaku.

“Mengenai Mark hyung dan Jinyoung.” jawab Jaebum sambil menoleh kearahku. “! Jangan bilang Jackson telah menceritakan semuanya.” kataku dalam hati.

“Ada apa dengan kami?” tanyaku dengan innocent.

“Apakah kalian sedang bertengkar?” tanya Jaebum. “Ah! Ternyata Jackson tidak menceritakan insiden itu kepada member lain.” kataku dalam hati.

“Hyung? Apakah kamu mendengarkan aku?” tanya Jaebum lagi.

“Ah... Ani, aku dan Jinyoung tidak bertengkar. Hanya saja tiba-tiba Jinyoung seperti menjauh dariku. Apa dia sedang ada masalah?” kataku pada Jaebum. Aku melihat mata Jackson melirik kearahku dan memandangku seolah-