Rainy Days

Rainy Days

 

Rainy Days

 

Rintik air hujan terdengar berbenturan dengan genting, seirama. Seolah membentuk sebuah alunan lagu yang menenangkan. Lelehan bening air hujan dari atas genting meluncur turun, menuruni jendela kaca di salah satu ruangan, membuatnya tampak buram.

Seorang gadis berambut hitam  tampak tengah duduk termenung di depan piano berwarna coklat kayu. Kedua jemari tangannya ia letakkan di atas tuts berwarna putih. Diam. Tak menari di atasnya.

Kepalanya tertoleh. Menatap jendela kaca yang tampak buram. Kedua bola mata dengan manik cokelat madu itu berkaca-kaca. Seolah air mata siap untuk tumpah kapanpun dari kedua pelupuk matanya itu.

Tak berapa lama, pandangannya beralih ke tuts piano di hadapannya. Jemari-jemari lentiknya menari kesana kemari di atas piano, menciptakan irama yang enak di dengar. Terdengar seirama dengan rintik hujan di luar sana.

Rainy days, rainy days, now that you’ve gone far away

Terdengar suara berat memasuki gendang telinganya. Suara yang tak asing lagi baginya. Suara yang menjadi candu untuknya. Membuatnya rindu setiap saat untuk mendengar suara itu mengucapkan sepatah-dua patah kata. Suara itu menyanyikan sebaris lirik dari lagu yang sedang dimainkannya. Jemarinya terhenti menari di atas tuts piano begitu suara itu berhenti melantunkan lirik lagu.

Hawa dingin yang menyapu kulit gadis itu sesaat terasa hangat. Tangan pemilik suara berat tadi tengah melingkar di tubuh gadis itu, membuat tubuh kedua insan itu tak terpisahkan.

"Kenapa menyanyikan lagu itu lagi?" Suara berat itu kembali mengudara. Ia meletakkan dagunya di bahu kanan gadisnya.

"Kris," lirih gadis itu pelan, tak menjawab pertanyaan si pemuda.

"Itu bukan jawaban yang kuinginkan, sayang." Pemuda bernama Kris itu mengecup salah satu pipi gadisnya. Membuat pipi gadis itu memerah dalam beberapa detik. "Kau ini sama saja dengan Yixing. Selalu memainkan lagu melankolis. Membuatku ingin menangis saja." Lanjut Kris.

Gadis itu terkekeh pelan sebelum mengeluarkan kata-kata dari bibir mungilnya. "Aku menyukainya, Kris. Liriknya... seperti perasaanku."

Hening. Ada jeda sejenak di antara mereka sebelum gadis bernama Yura itu memecah keheningan.

"Mau bernyanyi bersamaku?" Ajak Yura sambil menolehkan kepalanya ke arah Kris yang masih menyandarkan kepalanya di bahunya.

"Tentu," seru Kris antusias. Pemuda itu segera melepaskan tangannya yang melingkari tubuh Yura. Ia beralih duduk di samping Yura.

Jemari-jemari Yura kembali menari di atas piano. Alunan nada dari permainan tuts-nya berpadu dengan suara berat di sampingnya.

My raindrops pouring down my eyes

You know I’ll never be okay

Keduanya berhenti sejenak. Saling menatap. Melontarkan senyum yang paling indah. Dan sesaat kemudian melanjutkan ke lirik berikutnya.

Goes fade away fade away

Don’t you know I’m missing you

Here it slowly falls again

Every day and night

As I open my eyes

Tuts piano terakhir dimainkannya. Menandakan lagunya berakhir. Bulir bening menetes dari dua sudut matanya. Tapi bibir mungilnya berusaha tersenyum. Yura menolehkan kepalanya.

"Aku me–" suaranya terhenti, mendapati sosok pemuda yang dicintainya tak ada di sampingnya lagi. Senyuman di bibirnya perlahan memudar. "Aku... menyukainya, Kris." Ia berhenti sejenak. Mengambil napas. Air mata yang terus menerus membasahi pipinya membuat napasnya tak teratur. Ia sadar, semenjak kepergian Kris, ia menjadi lebih rapuh dan berhalusinasi yang berlebihan. Seolah pemuda itu masih di sisinya. "Tapi... aku lebih menyukainya jika... kau tetap di sampingku, Kris."

"I miss you so badly, Kris."

 

 


 

A/N : Inspired by One Way feat 2PM Jun. K – Rainy Days English Version. I listened to this song last night and somehow the lyric reminds me of Kris. So I made this story =]

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Eka_Kuchiki
#1
Chapter 1: HAH JADI KRIS UDAH MATI? #lebailoKa
Huhuhu... Jadi Yura kangen banget sama Kris sampe segitunya... sabar ya... :')
.
Btw, aku random pas liat nama Yura langsung kebayang Yura girl's day... #plok
.
Aaah... ini singkat tapi ngena ya fanficnya beneran deh... aku suka sama fanfic model begini... <3
Tetap semangat nulis ya emy... jangan kaget sama komen gaje dariku... XD
Irmenhilda
#2
Chapter 1: Awww omg so deep!!! That's why sometimes I love reading bahasa version than english sometimes aww authornim you have to do a sequel for this >.<
ysoo #3
Chapter 1: omg its a touching story.eventho i knew that kris was leaving from the start in this story
aduhh jangan jangan ceritanya juga terinspirasi dari Kris yang gaada kabarnya ya? ;(
lilyraybay
#4
is this not english aww
Touchstone
#5
Uh itz not English! I'd have read it if it were in English coz i loved the story name.bt, i dnt knw a singl wrd bout dis language? What language is dis?