Silly Dandelion

Description

 

Silly Dandelion

.

.

.

.

Author : Deerflakes

Cast-Pairing : EXO, Chanyeol-Baekhyun (ChanBaek) and other

Genre : Romance, Drama, Hurt/Comfort, Absurd

Disclaimer:

This plot and story is mine. But, EXO’s belong to SM Ent and themselves

WARNING!

Shounen-ai! BoysxBoys! Boys Love! Typo(s) everywhere!

.

.

.

A/N : hello, this is the one of my (strange) fics. I've been publish it on fanfictionnet but I think I'll move it and update the next chapter in Asianfanficts (with a bit correct, maybe). This fic is written in Bahasa, so, lets enjoy the fic and keep it happy? kk~

Foreword

“Berhenti menggangguku, idiot!”

.

.

Tapi Chanyeol takkan pernah berhenti untuk tersenyum bodoh meskipun Baekhyun melemparinya dengan kamus setebal ukuran gitar

“Kau mau?”

Sang pengganggu (bagi Baekhyun) tampak menyerahkan sekaleng jus jeruk pada sang pemuda ber-eyeliner yang memutar bola matanya malas. Kemudian merampas kaleng itu dan membukanya.

“Terima kasih” ucapnya singkat dibalas senyuman ekstra lebar dari lawan bicaranya, yang tentu saja diacuhkan oleh Baekhyun.

“Hei”

“Apa?”

“Apa salahku?”

Baekhyun menghentikan kegiatan meminumnya dan mengangkat alisnya bingung.

“Apa salahku sampai kau tak mau berteman denganku? Apa aku aneh?” tanya Chanyeol

"Hmm,, tidak juga sih" Baekhyun berkata dengan nada tak yakin.

Baekhyun bergidik aneh saat pemuda jangkung itu menatapnya dengan tatapan anak anjing, kemudian mengangkat bahunya

“Mungkin caramu salah, jadi aku menganggapmu pengganggu” Kemudian melanjutkan acara minumnya.

Hening

Diliriknya namja tinggi disebelahnya itu.

“Terus aku harus bagaimana doong~?”

Oh tidak, suara bass itu tampak bertolak belakang dengan nada imut yang Chanyeol keluarkan.

Tolong, Baekhyun mulai mual

“Ya mana kutahu, kenapa bertanya padaku?” masih dengan nada jutek. Chanyeol pouting.

 

==Silly-Dandelion==

 

 “Ya Tuhan! Kemana buku pekerjaan rumahku?!” pekik Baekhyun, membuat Chanyeol yang berada di sebelahnya menatapnya bingung

Bel masuk sudah berbunyi 20 menit yang lalu, dan Jung saenim baru saja masuk dengan tampang Yakuza-nya.

 

Baekhyun mengumpat pada Kai yang meminjam tapi tak kunjung mengembalikan bukunya.

“ByunBaek, dimana buku tugasmu?” dan suara yang tak diharapkannya kini berada tepat di sampingnya dengan pose tangan menagih.

“Maaf seonsaengnim, buku saya-“

“Ketinggalan?! Alasan apa itu?!” bentak Jung saenim, membuat Baekhyun mau tak mau menulikan telinganya, bahkan kalimatnya sudah diputuskan terlebih dahulu.

“Buku saya ada sama Kai, saenim, dia meminjamnya karena lupa mengerjakan tugas!” balas Baekhyun tidak terima, kemudian menatap Kai di ujung ruangan yang hanya memberikan peace  dan cengirannya.

Baekhyun pasrah.

“Tak ada alasan! Byun Baekhyun, silakan keluar dari kelas dan berdiri-“

“Ah, Jung seon sae?”

Semua mata kini menatap namja disebelah Baekhyun, namja ber-eyeliner itu juga menatapnya dengan pandangan bertanya.

“Buku saya juga tidak ada saenim, eomma tidak mau membelikanku karena aku lebih suka bermain Game Online daripada belajar, hehe”

Dan kini semua siswa di kelas itu tertawa keras, sementara Baekhyun menjatuhkan dagunya.

“Kalau begitu, Byun Baekhyun! Park Chanyeol! Silakan keluar dari kelas dan jangan masuk selama jam pelajaran ini!” bentak Jung saenim sambil menunjuk kearah pintu dengan mimik sadis

 

“YA! LEPASKAN AKU!”

Tak ada yang tahu apa yang ada di pikiran seorang Chanyeol saat ia menarik Baekhyun dengan semangat, seolah ia menantikan hukuman ini

 

==Silly-Dandelion==

 

Baekhyun menjatuhkan dirinya di lantai lorong sekolah saat hukumannya telah selesai bertepatan dengan bel istirahat yang kedua. Sungguh berat perjuangannya karena selama menjalani hukuman, dia harus mendengarkan Chanyeol terus berkicau tak jelas dengan berbagai macam kisahnya.

Mulai dari kaos kaki futsalnya, menyatakan dirinya lebih tampan dari Kris si ketua klub basket, gamenya yang telah mencapai level 15, kimchi pedas yang membuatnya menangis, sampai ketertarikannya pada Baekhyun. Tunggu, apa maksud yang terakhir itu?

.

Sampai akhirnya Baekhyun yang tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya, bertanya dengan intonasi cepat,

“Kenapa kau juga dihukum? Bukannya kau punya buku? Kenapa kau berbohong? Dan sejak kapan kau suka bermain game online?”

Rentetan pertanyaan Baekhyun membuat Chanyeol tersenyum lebar

“Dari kecil aku sudah bermain game, ByunBaek”

Baekhyun memutar bola matanya saat Chanyeol mengikuti gaya bicara Jung saenim yang memanggilnya ByunBaek.

“Dan aku tidak mau kau dihukum sendiri. Aku membayangkan wajah bosanmu bila dihukum sepanjang jam pelajaran. Kasihan kan? Jadi aku berfikir, akan lebih menarik kalau aku ikut dihukum bersamamu.” ocehnya.

Baekhyun benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran orang ini.

“Lagipula, kita bisa bersama dan hanya berdua, kan?” cengiran Chanyeol makin lebar

.

Kita bisa bersama dan hanya berdua

.

 “Kau kelelahan kan? Ayo kita ke kantin, aku akan mentraktirmu!” pekik Chanyeol berlebihan sambil menarik Baekhyun

Sementara yang ditarik hanya bisa menghembuskan nafas jengkel dan pasrah dengan hobi baru Chanyeol, yaitu menarik-narik orang seenaknya.

 

==Silly-Dandelion==

 

Chanyeol hanya terkekeh pada Baekhyun yang baru saja menghabiskan mangkuk ramen ketiganya.

Baekhyun si pecinta Ramen

Itu yang membuat Chanyeol puas melihat wajah Baekhyun yang sedang makan meskipun itu harus menghabiskan uang sakunya selama setahun.

Baekhyun mendelik mendengar kekehan Chanyeol yang semakin lama keras.

“Apanya yang lucu?!” sentaknya

Pura-pura takut pada Baekhyun, Chanyeol menahan tawanya, menjadikan wajahnya yang derp menjadi lebih aneh.

Apa ada yang lebih aneh selain Chanyeol yang menggembungkan pipinya namun gigi depannya masih terlihat dengan mata sipit? Oh Tuhan, adakah namja yang lebih idiot daripada Chanyeol, pikirnya.

“Tak apa, makanmu lahap sekali. Aku  bisa miskin kalau nanti menikah denganmu” balas Chanyeol dengan wajah Happy-nya tanpa tahu kalau ucapannya membuat Baekhyun memandangnya terkejut, aneh dan... apa? malu?

“Siapa yang mau menikah denganmu, idiot!” gertaknya lagi. Dan tawa seorang Park Chanyeol membahana di dalam kantin itu membuat Baekhyun mau tak mau menyumpal mulut lebarnya dengan pisang.

“Berisik!”

“Aku memang berisik” canda Chanyeol sambil tertawa ringan dan menyantap pisang yang sudah disodorkan. Baekhyun hanya memajukan bibirnya.

“Hei, aku punya buku menarik mau baca? Kajja!”

Dan kali ini Baekhyun harus membiasakan diri dengan tiang listrik yang berhobi suka menarik-narik orang ini.

 

==Silly-Dandelion==

 

Chanyeol meletakkan buku yang agak usang itu di hadapan Baekhyun, menunggu reaksinya. Tetapi yang ditunggu hanya menampakkan wajah bingungnya.

“Mwo? Dongeng?”

Dan selanjutnya Baekhyun tertawa keras

“Ya ampun Chanyeol! Aha-ahahaha kau haha- masih membaca dongeng? HAHAHA! Umurmu berapa sih?” Kini berbalik sang Happy Virus yang pouting dengan imutnya, walau hatinya kini menikmati pemandangan indah yang disuguhkan -Baekhyun tertawa lepas-

“Tapi kisahnya menarik. Kau harus mendengarnya!” kata Chanyeol menggebu-gebu.

Baekhyun menarik nafas, masih mencoba menghentikan tawanya, sesekali memegang perutnya yang kram.

“Baiklah, aku mendengarkan.”

Chanyeol masih menatapnya sebal,

“Maaf maaf, ayo, bacakan” jawab Baekhyun seadanya, selain itu, dia juga sudah penasaran, semenarik apa cerita yang Chanyeol maksud.

Chanyeol menarik nafas jengkel, namun sedetik kemudian dia tersenyum jenaka sambil membacakan dongeng favoritnya itu dengan semangat,

.

.

Dahulu kala, ada seorang Putri Kerajaan yang sangat makmur. Putri itu cantik, namun sikap dingin yang menurun dari sang raja, membuatnya seperti Putri Angkuh, sombong, yang menutup dirinya sendiri. Flora adalah dunianya. Dia hanya mencintai bunga dan selalu merawat taman bunganya yang memiliki berbagai macam ragam bunga dengan tekun.

Suatu hari, taman Sunflowernya rusak karena hewan-hewan liar. Sang Putri menangis sembari menatapi tanaman Sunflower kesayangannya yang rusak.

Tiba-tiba, seseorang menepuk pundak Sang Putri pelan dan dia mendapati seorang pria tampan yang ternyata seorang Pangeran sedang tersenyum padanya.

‘Mengapa menangis?’ tanyanya

‘Taman Sunflower kesayanganku rusak’ jawab Sang Putri dengan isak pelan.

Sang Pangeran menghapus jejak air mata Sang Putri, membuatnya terdiam sesaat.

Tanpa disangka, Sang Pangeran membereskan tanaman Sunflowernya yang rusak, kemudian memasukkannya ke dalam karung yang sudah dia persiapkan sebelumnya.

Sang Putri tersadar dari keterkejutannya saat Sang Pangeran berbicara padanya,

‘Mau membantuku menanamnya kembali?’ tawarnya sembari menunjukkan bibit bunga Sunflower. Sang Putri tersenyum kemudian mengangguk.

‘Ayo!’ jawab Sang Putri semangat

Sang Putri pun membantu Sang Pangeran untuk menanami bibit Sunflower itu. Sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama.

Tak lama kemudian, mereka berdua selesai menanam. Sang Putri yang merasa puas, tersenyum melihat hasil kerjanya dan Pangeran. Sang Pangeran yang melihat itu ikut tersenyum, kemudian mendekati Sang Putri.

‘Tetaplah tersenyum, dan tumbuhlah dengan indah seperti semua bunga di taman ini. jaga semua yang telah kau dapatkan selama ini, karena suatu saat itu akan menjadi suatu hal yang tak akan terlupakan sampai akhir hayatmu’

Sang Putri mengangguk kecil. Sang Pangeran kembali tersenyum.

‘Janji?’ Sang Pangeran menyodorkan jari kelingkingnya, dan dibalas dengan tautan kelingking mungil Sang Putri yang tersenyum.

‘Aku Berjanji!’

Sejak saat itu, setiap sore Sang Pangeran mengunjungi Sang Putri yang sudah menunggu, kemudian merawat sambil sesekali bermain bersama di taman bunga itu

 

Namun, di kemudian hari, Sang Putri tak mendapati Sang Pangeran lagi di tamannya. Besok, lusa dan seterusnya juga begitu. Seolah sang pangeran lenyap ditelan bumi.  Sang Putri sedih sekaligus penasaran akan hal itu. Maka, ia berusaha mencari tahu kemana perginya Sang Pangeran.

Sang Raja, ayahnya, memberi tahukan bahwa Kerajaan Tetangga mendapat serangan dari Kerajaan musuh dan hancur seketika. Semua warga Kerajaan ditemukan tewas, hanya Pangeran Kerajaan tersebut yang menghilang.

Mendengar hal itu, Sang Putri segera memacu kuda putihnya menuju hutan tanpa peduli dengan Keluarga Kerajaannya yang heboh karena perbuatan nekadnya itu.

Sesampainya di tengah hutan, dia bingung, karena tak tahu dimana posisinya sekarang dan kemana ia pergi. Tapi, Sang Putri bertekad tak akan pulang sebelum bertemu dengan Sang Pangeran.

Di tengah jalan, tanpa sengaja Sang Putri menemukan sebuah padang Dandelion yang luas. Sang Putri terpana, karena dia tak menanam satupun bunga Dandelion di tamannya.

Saat angin berhembus, kelopak bunga Dandelion itupun beterbangan. Sang Putri terkagum-kagum dengan keindahan warna putih yang menutup pandangan matanya. Namun, Sang Putri samar-samar dapat melihat bila ada seseorang yang ada di bagian lain sebelah Barat.

Sang Putri mendekat dan menyapa orang itu. Namun, betapa terkejutnya Sang Putri karena orang itu adalah –

.

.

Chanyeol menghentikan ceritanya dan menatap Baekhyun yang juga menatapnya dengan tatapan penasaran,

“Kenapa berhenti?” tanyanya gusar.

“Apa kau pikir aku  tidak lelah bercerita sepanjang ini?” canda Chanyeol kemudian meminum Soft Drink Baekhyun, membuat sang pemilik mengomel tidak jelas. Chanyeol menghentikan acara minumnya, kemudian kembali menatap Baekhyun yang juga menatapnya sebal,

“Menurutmu, siapa orang itu?” tanyanya. Baekhyun berfikir,

“Sang Pangeran?” tebak Baekhyun. Chanyeol tersenyum lebar, kemudian mengangguk

“Benar, yang ditemui Sang Putri di taman Dandelion itu adalah Sang Pangeran yang dicarinya,

.

.

Sang Putri terkejut karena orang itu adalah Sang Pangeran. Dia lebih terkejut mendapati penampilannya yang benar-benar lusuh. Sang Pangeran juga tak kalah terkejut mendapati Sang Putri berada di tengah hutan lebat seperti ini.

‘Kau sedang apa disini?’ tanya Sang Pangeran.

‘Kemana saja?’ tanya Sang Putri datar.

Sang Pangeran menarik nafas panjang,

‘Kau pasti sudah tahu kabarnya, kalau Kerajaanku hancur’ jawab Sang Pangeran tenang. ‘Dan aku bukan Pangeran yang kau kenal selama ini, yang berdiri disini adalah seorang pemuda yang miskin’ lanjutnya sembari tersenyum kecil.

Namun, tak disangka, Sang Putri berlari memeluk Sang Pangeran yang diam dan menangis kencang

.

.

Chanyeol melirik Baekhyun dan terkekeh sebentar melihat raut wajah Baekhyun yang tampak serius.

Melihat Baekhyun menganggukkan kepalanya, Chanyeol melanjutkan dongengnya,

.

.

‘Bodoh, dasar bodoh!’ teriak Sang Putri yang menangis sementara Sang Pangeran masih terdiam di posisinya.

‘Kau tak tahu betapa takut dan sedihnya aku saat tahu kau tidak menungguku lagi di taman. Betapa emosinya aku saat tahu Kerajaanmu hancur dan tidak ada kau yang selalu menenangkanku di saat seperti itu’ jerit Sang Putri

Sang Pangeran ingin membalas pelukan dan menenangkan Sang Putri. Namun, keadaannya saat ini membuatnya ragu.

‘Seharusnya kau tak memeluk orang hina ini’ canda Sang Pangeran dan Sang Putri hanya menggeleng di pelukannya.

‘Aku akan menerima Sang Pangeran apa adanya’ ucap Sang Putri pelan.

Sang Pangeran tersenyum. Membalas pelukan Sang Putri sembari membelai rambutnya lembut,

‘Kalau begitu, maukah Sang Putri menikah dengan Pangeran jelek ini dengan segala kekurangannya?’ Sang Pangeran menatap Sang Putri tulus, kemudian memasang mahkota Dandelion yang telah dibuat olehnya di atas kepala Sang Putri.

Sang Putri tersenyum bahagia kemudian mengangguk,

‘Tentu saja’ jawab Sang Putri bersama angin yang berhembus, membuat warna putih memenuhi pandangan keduanya

Mereka berduapun berpelukan dengan perasaan cinta yang selama ini mereka jaga dan berakhir bahagia

.

.

Chanyeol mengakhiri dongengnya bersamaan dengan bel masuk dan mata Baekhyun yang berkaca-kaca

 

==Silly-Dandelion==

 

Baekhyun melangkah dengan pelan menuju rumahnya. Pikirannya masih dipenuhi dengan Dongeng Dandelion yang Chanyeol ceritakan. Entah kenapa Dongeng dan Chanyeol menyibukkan otaknya saat ini.

 

KRING KRING

 

Lamunan Baekhyun terhenti karena suara  sebuah sepeda yang mengejutkannya. Dan sosok tinggi Chanyeol muncul begitu saja di sebelahnya dengan sepeda biru tuanya.

Oh, jangan lupakan senyum derp-nya itu.

“Butuh tumpangan?” tanyanya masih dengan senyum overdose.

“Arah rumah kita sama kan?” tanyanya lagi.

Baekhyun mengangguk kaku. Setidaknya ia tidak perlu capek-capek berjalan, pikir Baekhyun.

“Bolehlah” sembari tersenyum kecil membuat Chanyeol ternganga

“Kau tersenyum?” pertanyaan bodoh. Baekhyun hanya memutar bola matanya itu

“Tak ada larangan bagiku untuk tersenyum kan?”

Dan Chanyeol hampir saja melompat dari sepedanya dan menerjang Baekhyun. Tapi yang ia lakukan hanya tersenyum lebar.

“Naiklah!” ujarnya semangat (atau terlalu?) Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkahnya yang berlebihan.

Kini Baekhyun berada di belakangnya, memeluk –menurut Chanyeol– pinggangnya membuatnya seolah kehilangan separuh rohnya yang mungkin kini tengah memetik harpa diatas mereka

.

Hiperbola memang.

.

Baekhyun mencubit pinggang namja yang membatu di depannya itu. Membuat Chanyeol mendapatkan kembali rohnya yang lepas.

“Ada apa?” tanyanya

“Aniya, hehehehe” kekeh Chanyeol “Ayo kita jalan!”

Chanyeol mengayuh sepedanya dengan atau terlalu semangat membuat Baekhyun yang notabene berada di belakangnya, mengeratkan pegangannya pada pinggang Chanyeol.

 

Namun kali ini Baekhyun tidak memutar bola matanya, tidak memajukan bibirnya, dan tidak lagi mengumpat kesal.

Yang terlihat kini adalah Baekhyun yang tertawa kecil dibelakang namja tinggi itu. Merasakan angin yang berhembus lembut di wajahnya serta menerbangkan beberapa helai surai kecoklatannya.

“Bagaimana kalau kita ke suatu tempat dulu?” tawar Chanyeol sementara Baekhyun hanya mengangguk, walau ia tahu namja di depannya itu takkan bisa melihatnya

 

==Silly-Dandelion==

 

“Whoa~”

Tempat di belakang bekas bangunan tua ini tak pernah Baekhyun perkirakan bila ada taman bunga yang luas.

Lebih tepatnya Dandelion .

"seperti di dongeng." Baekhyun bergumam sedangkan Chanyeol tertawa “Darimana kau tahu tentang taman ini?” tanya Baekhyun.

“Perlukah aku memberitahumu?” jawab Chanyeol dengan tawa kecilnya, sementara Baekhyun hanya menggembungkan pipinya.

 

Baekhyun kembali teringat dengan Dongeng yang Chanyeol ceritakan. Baekhyun menatapi sosoknya -Chanyeol- yang sedang menggali tanah, membuat Baekhyun mengerutkan keningnya bingung,

“Baekhyun! Bantu aku menanam ini!” ujarnya nyaring

Baekhyun mendekat kearah Chanyeol sambil terus memperhatikannya,

“Kau menanam apa?” tanyanya penasaran

White Rose” jawab Chanyeol sambil menoleh pada Baekhyun dan tersenyum lebar.

“Nah, sekarang, bantu aku” lanjutnya

Baekhyun kemudian meletakkan tasnya dan turut ikut membantu Chanyeol menanami bibit-bibit Mawar Putih itu. Entah apa yang menjadikan Chanyeol begitu bersemangat menanam bibit Mawar Putih diantara bunga-bunga Dandelion.

Tak lama kemudian, pekerjaan mereka selesai bersamaan dengan munculnya petang. Baekhyun mengusap peluhnya dan menatapi Chanyeol yang terlihat kelelahan, duduk di bawah pohon.

“Kenapa kau menanami Mawar Putih diantara Dandelion?” tanya Baekhyun sembari duduk di sebelah Chanyeol.

Namun hanya dibalas senyum lebar oleh Chanyeol.

“Kau akan tahu sendiri nanti” ujar Chanyeol sok misterius, membuat Baekhyun memukul pelan pundaknya. Dan mereka berdua tertawa bersama.

“Hei”

Baekhyun mengalihkan pandangannya dari bunga-bunga Dandelion yang bergoyang pelan.

“Kau harus menjadi kuat”

Baekhyun hanya diam dan mendengarkan Chanyeol yang terus berbicara meskipun ia bingung,

“Kau harus kuat karena kau tak tahu apa yang akan kau alami. Kau harus siap”

“Aku tak mau kau kesusahan, makanya kau harus kuat dan selalu tersenyum. Jangan sampai takdir membawamu pergi dengan percuma. Kau harus melanjutkan hidupmu”

Baekhyun kini sadar bahwa yang berada di sebelahnya bukanlah Chanyeol yang ceria seperti biasa. Namun Chanyeol dengan wajah tenang dan senyum yang menjadikannya terlihat tampan.

Baekhyun tidak mengerti apa yang sedang Chanyeol bicarakan, tapi ia menyukainya.

Hal itu tak berlangsung lama, karena wajah derp  Chanyeol kembali dalam sekejap.

“Kau harus berjanji padaku, So-Go-Gi” kata Chanyeol dengan nada lucu. Baekhyun menatap Chanyeol protes.

“Kenapa kau memanggilku daging babi?!” omelnya

“Anggap saja itu panggilan sayangku untukmu” Chanyeol terkekeh melihat Baekhyun yang memajukan bibirnya.

“Kalau begitu aku akan memanggilmu…” Baekhyun menghentikan ucapannya dan tampak berfikir. Chanyeol masih tersenyum aneh.

“Park Do-bi!” pekik Baekhyun.. Chanyeol tertawa keras. Sangat keras sampai telinga Baekhyun terasa berdenging,

“Park Do-bi? Ahahaha- nama apa itu? –ahahahaha”

“Itu panggilan -ewh- sayangku untukmu, Tiang Listrik!” lanjut Baekhyun

Chanyeol masih tertawa, membuat Baekhyun tiba-tiba ikut tertawa juga.

Chanyeol mengacak rambut Baekhyun gemas,

“Apapun nama panggilannya, bila kau yang memberikan, pasti akan berarti bagiku” jawab Chanyeol diantara tawanya. Baekhyun tersenyum dan menyandarkan kepalanya di bahu Chanyeol dan menatap matahari tenggalam bersama.

Tanpa sadar tangan mereka bertaut.

.

Hangat

Baekhyun tidak pernah selepas dan sedekat ini dengan Chanyeol. Entah sejak kapan, Baekhyun berharap hal ini tidak pernah berakhir.

Baekhyun merasa ini bukan dirinya, karena Baekhyun yang biasanya selalu mengganggap Chanyeol pengganggu dan idiot.

Namun, tak bisa dipungkiri dia ingin selamanya merasakan kedekatan ini. Segala rasa resah dan kesusahan akan dia hadapi semampunya. Bersama dengan Chanyeol.

Baekhyun berjanji dan Baekhyun percaya, bahwa perasaannya yang sempat ia ragukan kini sudah jelas.

.

.

‘Tersenyum dan tertawalah. Kau manis sekali jika seperti itu’

.

.

Tapi semuanya seakan lupus saat Baekhyun tidak mendapati Chanyeol duduk disebelahnya keesokan hari. Tidak ada yang mengganggunya lagi. Tidak ada tawa bass-nya yang mengalir di telinga Baekhyun. Sudah berlangsung 5 hari dan itu membuatnya kesepian.

Kemana Chanyeol?

Baekhyun sudah berusaha bertanya pada Tao, Kyungsoo, Kai, Kris dan semua siswa. Namun tak ada yang kunjung tahu apa alasannya. Bahkan guru sekalipun.

.

Maka, Baekhyun berinisiatif untuk mengunjungi rumah Chanyeol membawa sekeranjang buah-buahan karena akal sehatnya berkata Chanyeol pasti sakit karena kelelahan sehabis menanam bibit Mawar Putih kemarin, pikirnya.

.

Baekhyun menekan bel rumah Chanyeol berkali-kali sampai wanita setengah baya yang diyakininya sebagai eomma Chanyeol membukakan pintu rumah.

Baekhyun tersenyum kemudian membungkuk hormat.

“Annyeonghaseyo, maaf mengganggu, saya Byun Baekhyun. Apa Chanyeol ada di rumah? Saya temannya” ucap Baekhyun ramah dan sopan.

Baekhyun merasakan ada yang tidak beres saat raut wajah eommanya Chanyeol berubah menjadi sendu, bahkan kini terlihat berkaca-kaca..

Baekhyun menahan semua pikiran negatif di pikirannya saat eomma Chanyeol mencoba berkata tentang kenyataan yang terjadi kepada Baekhyun.

.

Dan membuat keranjang buah yang dipegangnya, terlepas seketika dari tangannya dan Baekhyun tak bisa menahan air matanya saat semua hal yang ia takutkan kini menjadi kenyataan.

 

“Chanyeol… Tak mungkin!”

 

==Silly-Dandelion==

Comments

You must be logged in to comment
xiaodeer
#1
CHANYEOLNUA KENAPA
AKSJGKDJSBKD
jangan jangan dia jelmaan pangeran (??) //kriuk serenyah qitela
ini ceritanya abis apa gimana?T^T
butuh lanjutannya ehehe~:#
update soon ya auhtor-nim!:D