Hopeless sequel

Hopeless

Hopeless

(Sequel)

 

 

Happy birthday Dedeep >< alias KWdevKY

S’moga fanficsi sederhana ini bisa menghibur kamu.

**Maaf kalau jelek**

 

Sorry for mr.typo

Happy Reading guys !

 

 

“Ini adalah hal yang salah , aku tahu tidak seharusnya aku merasakan perasaan terlarang ini , tapi apa dayaku?.Aku hanyalah manusia biasa yang tidak dapat mengontrol perasaanya.Maafkan aku hyung..”

..............................................

 

Sang  pria mematut diri di depan cermin,memperhatikan setiap inci per inci tubuhnya, ia sangat tidak ingin penampilannya berkurang. Setelah dirasa sempurna, kedua sudut bibir pria itu melengkung ke atas , begitu menawan.

 

“Sudah siap nak?” Ia berbalik, menatap seorang namja paruh baya yang berada tepat dibelakangnya.

 

Ia tersenyum, ”Sudah appa,aku sudah siap.”

 

.

.

.

.

.

 

 

“Hyuung~” salah satu dari bocah itu terus saja merengek, tangannya tak berhenti untuk terus menunjuk sekumpulan anak sebaya di hadapannya. Begitupun dengan air mata yang terus mengalir dari sudut mata dan pipi tembem nya yang mulai memerah.

 

“Hiks...mereka mengejekku..”  Kepala bocah itu mendongak , menatap seorang bocah yang lebih besar darinya. Seakan meminta pembelaan dari bocah itu . 

 

Nichkhun, bocah besar itu berjongkok.menatap sang adik yang terus menangis dihadapannya , tidak perduli dengan rengekkan yang diadukan oleh adiknya itu, “Youngie tenanglah.. kau tidak boleh membalas mereka...” ucapnya pelan tapi penuh penekanan.

 

“T-tapi hyuung ? mereka sudah mengejekku...hiks,” suara bocah itu tercekat ,  kepalanya terus menggeleng dengan kasar, menandakan dia tidak setuju dengan pemikiran sang kakak, karena itu bukanlah ide yang baik.

 

“Ayo..bagaimana kita makan ice cream saja?— kedua tangan Nichkhun terulur, menghapus air mata yang masih terus mengalir dipipi sang adik .—kau bisa  pesan sesukamu , dan berhentilah menangis..kajja!”

 

.

.

.

.

 

 

Tepat.

Hari ini hari yang paling semua kami tunggu, terutama dia. Aku sungguh bahagia dapat melihat dirinya bahagia—walau tidak bersamaku. Karena semua yang kulakukan hanya untuknya, yah hanya untuknya dan tepat pada hari ini juga semua yang kujalani  bersamanya harus hilang—direbut secara paksa olehNya. Terimakasih tuhan, Kau sudah membuat luka dihatiku semakin lebar menganga tidak berprikemanusiaan. Aku sempat berfikir ; Untuk apa aku diciptakan dan pada akhirnya  harus seperti ini ? Menjadi manusia yang  tak normal. Andai saja orang tuaku  tahu  tentang ini? Apa yang akan mereka lakukan kepadaku? Menjauhiku? atau bahkan membakarku hidup- hidup?

Sebenarnya aku tidak terlalu perduli dengan itu. toh sebenarnya aku juga tidak terlalu membutuhkan mereka, semua yang kubutuhkan sudah tertera dengan manis dihadapanku. tapi sayang , itu bukan milikku.

  

  “Youngie,ayo..” Sentuhan itu lagi , sentuhan yang benar benar membuatku tersengat—memabukan.

 

  “O-oh iya hyung ada apa?” Tanyaku sedikit tergagap , mungkin salah tingkah. Seperti biasa dia akan selalu tersenyum kepadaku.

 

“Sebentar lagi acara akan dimulai , kau harus ada disampingku..” Ucapnya singkat, setelah itu berlenggak pergi, meninggalkan jejaknya yang masih membekas dilantai. ‘Kau harus ada disampingku’ itu bukan harapan hyung, yang aku harapkan  aku bisa bersamamu . Dialtar yang sama dan saling bertautan sama lain , mengucapkan ikrar manis itu ...

.

.

.

.

“ Wooyoung”

 

“Wae..?”

 

“Hyung ingin memberitahumu sebuah rahasia besar.”

 

“Apa itu hyung?”

 

“Apa kau tahu mengapa hyung dilahirkan terlebih dahulu?”

 

“Hmm...tidak tahu , mungkin sudah takdir?”

 

“Bukan,ada alasan lain.”

 

“Apa itu  hyung?.”

 

“Itu karena hyung harus melindungi adik yang lahir setelahnya , dan itu adalah kau jang wooyoung”

 

.

.

.

.

.

 

Aku masih ingat . beberapa tahun yang lalu , tepat diulang tahunku  yang kesembilan belas tahun. Sebenarnya tidak ada sedikitpun yang special untukku ingat.  Karena tidak ada pesta apapun bahkan kue atau hadiah yang mengelilingiku, hanya saja,  tepat pada hari itu,  hari dimana pertama kalinya  tiba-tiba jantungku berdetak dengan cepat seakan detakan itu benar-benar membuat tubuhku ikut bergetar hebat  tepat dimana aku merasakan jatuh cinta pada pertama kalinya. Tepat dimanusia—..yang salah. 

.

.

.

.

.

“Nichkhun Buck Horvejkul..—suara tegas itu benar- benar mengusikku,jantungku semakin berdebar tak karuan-bukan karena hal baik , tapi aku masih belum mampu menerima ini semua—..apa kau bersedia—aku tidak tahu ini adalah hal yang disengaja atau tidak , tapi  aku benar-benar ingin berlari kealtar itu.menghentikan ini semua.— menjadi pasangan seumur hidup Tiffany Hwang?” lepas sudah semuanya, jantungku benar benar ‘seakan diremuk habis’.  Semua pertahananku mulai luntur.

Tapi aku akan bertahan , ya bertahan..

..demi dia.

 

Ia tersenyum , senyuman itu.sebuah senyum bahagia. Aku tidak pernah melihat itu sebelumnya “Saya bersedia..”

.

.

.

Deg.

.

.

.

‘Hyung akan selalu melindungi adik yang setelahnya,dan itu berlaku sampai kapanpun , bahkan ketika adiknya tersebut telah dewasa, karena hyung akan selalu melindungimu dimanapun kau berada’

.

.

.

“Sampai kapanpun...”

.

.

“ya..kapanpun..”

.

.

.

 

 

“Hyuuung!! Lihat-lihat ada bintang jatuuh!!” Wooyoung terus berteriak dari jendela kamarnya . Nichkhun yang terkejut dari lamunannya langsung bangun dari tempat tidur , menuju kearah Wooyoung.

 

“Mana youngie..” Tidak adapun tanda atau bekas yang dilihat Nichkhun , yang ada hanya malam gelap yang tertutupi oleh gedung-gedung besar dan tinggi.

 

Wooyoung mendengus kesal, “Yah sudah jatuhlah hyuung!!kau terlambat?”—sedetik kemudian matanya kembali berbinar, Wooyoung menjentikkan salah satu jarinya,mengingat sesuatu—“aha! Aku baru ingat hyung , kata Junho kalau ada bintang jatuh kita harus minta permintaan” Seru Wooyoung senang, berharap agar doanya bisa dikabulkan. Nichkhun hampir geleng-geleng kepala melihat tingkah laku adiknya , umurnya sudah mau beranjak delapan belas tahun , tapi sikapnya masih saja seperti anak-anak.

”Baiklah..ayo!!” Kedua mata mereka tertutup , begitupun dengan kedua tangan mereka yang saling bertaut satu sama lain. Berdoa,meminta permintaan pada Tuhan. Setelah puas meminta , kedua mata mereka terbuka.

 

Nichkhun yang masih asyik dengan pandangannya kelangit,dan juga Wooyoung,”hyuung—wooyoung memulai—..hmm apa yang kau minta dari tuhan?” Tanya Wooyoung , pandangannya beralih kearah Nichkhun.

 

Nichkhun tersenyum , mengacak pelan rambut Wooyoung “—ah tidak mau, itukan rahasia Youngie..” Seketika wajah Wooyoung yang berseri luntur menjadi kerutan seperti kakek-kakek”ah tidak asik , hyung tidak asik” Wooyoung kesal ,  berencana  meninggalkan Nichkhun yang ‘menyebalkan’ itu. Tapi langkahnya langsung terhenti , ketika kedua tangan kokoh Nichkhun  memeluk erat—gemas—  punggung Wooyoung.

“ehey jangan merajuk? baiklah jangan merajuk oke..” Nichkhun mengajak Wooyoung duduk dipinggir tempat tidur , dengan Nichkhun  yang memangkunya—Wooyoung . masih tetap memeluk Wooyoung gemas. “Hyung hanya minta satu permintaan” Nichkhun memejamkan matanya , menikmati aroma menenangkan dari tubuh Wooyoung, sedangkan Wooyoung hanya diam , menunggu jawaban  Nichkhun—tanpa kata. “apa itu hyung..” Kepala Wooyoung berbalik , tampak jelas bibir Nichkhun yang menggumamkan senyuman indahnya.

 

Masih dengan wajah tersenyum, Nichkhun menjawab,“hyung hanya minta satu pada Tuhan , hyung berharap agar bisa selalu melindungi kamu untuk selamanya”

.

.

.

.

 

 

 

“Kau berbohong..”Benar. hatiku semakin tersayat. ‘apa kau tahu hyung?aku menyayangimu..bukan hanya sekedar menyayangimu , tapi aku juga ingin memilikimu..aku mencintaimu ..’ percuma , degupan bodoh ini sudah tak berguna . degupan bodoh ini harus berhenti , karena  tidak  akan ada lagi yang seperti dulu . semuanya menghilang . kau tahu ? aku lelah ‘hyung’ . yah aku lelah selalu ‘menahan’ ini semua. Aku lelah—.  Cukup sampai disini  saja . seperti menghantam sesuatu , kepalaku terasa pusing , semuanya semakin mengabur dan  terasa gelap..

 

“Wooyoung..”

 

“Bangun wooyoung..”

 

“Wooyoung..”

 

.

.

.

.

.

.

“Terimakasih telah melindungiku selama ini  hyung”.

 

End~

 

 

 

 

 

Mianhe ;’( Mianhe ;’(  jadi jelek begini. Hiks.

Saya jadi segan sama author Devi  (KWdevKY) yang telah mengizinkan saya untuk membuat sequel cerita ini .

Dan maaf juga karena ini ‘pendek banget’

Dan juga ini kali pertama saya nulis dalam waktu UN , jadi engga konsentrasi. *ngeles* #plak

Baiklah happy reading , jangan lupa untuk commentar ...

 

 

 

Salam Sayang^^

Mannuel_Khunyoung.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
vickywahyu #1
Chapter 2: Aaaaaa kasian woo cinta bertepuk sebelah tangan .....hikss
Uyounggie
#2
Chapter 2: Maksud n tujuan apa??

Thor...! diperjelas donk
woo_horvejkul #3
Huaah t.t

chap 1 chap 2 sama ajaa
rinkhunyoung #4
Chapter 1: aaaaaaaaaaaaaa.......OMG###
rinkhunyoung #5
Chapter 2: andweee....jgn matiii....
jangan dibuat mati...pleaseee...##narik-narik ujung bju author##
cipherstar #6
Chapter 2: aaaaaaaaaaaaa omggg do somethinggggg!!
i need to see khun at least panicked or lost anythingg.
it can't be only woo sufferinggg T_____T
mannuel_khunyoung
#7
sbnrny itu bukan mati nun,woo cuman pingsan wktu acra hihihi :3 thc nun
hwootestjang #8
Chapter 2: Woo mati!!! Pusing gue thor.. jelasin please (buat muka imut).. kekekek.. serah aja.. tapi keren juga, mati di wedding kakak nya.. kekekek.. tamat derita
2pm_4ever #9
Chapter 2: Woo mati ya????

Aaahhh....lagi2 woo mati deh!!!!
Ya sudahlah terserah author......!!!

ThankU^^
adeumi
#10
Chapter 2: yaaah kok sedih end nya :(