hopeless

Hopeless

"Ini adalah hal yang salah, aku tahu tidak seharusnya aku merasakan perasaan terlarang ini, tapi apa dayaku? Aku hanyalah manusia biasa yang tidak dapat mengontrol perasaannya. Maafkan aku hyung.."

' -') ('- '

~

WARNING: sangat mengecewakan, pendek, maleXmale.

yang alergi dengan hal di atas silahkan nge close ff ini._.


Hembusan angin yang menerpa wajahku dengan nakalnya membuat rambutku menari, aku tidak membenarkan posisi rambutku yang lumayan berhamburan karena toh pada akhirnya angin akan mengembalikannya ke tempat semula. Aku memejamkan mataku dan membiarkan pikiranku beterbangan ke segala arah, hanya dengan merasakan nikmatnya sepoi angin malam aku bisa 'sedikit' menenangkan hatiku, membuatku merasa nyaman dalam balutan udara. Sekalipun aku kedinginan aku tidak perduli karena aku menyukainya.

~

“Woo, apa yang kau lakukan disini? Masuklah, udara malam terlalu dingin,” tegur Nichkhun yang baru saja keluar dari rumah.

 

“Hyung, berhentilah memperlakukanku selayaknya anak kecil! Aku ini sudah bukan anak kecil lagi! Hari ini umurku sudah 20 tahun, aku bukan lagi anak kecil yang menangis karena kedinginan!”  Wooyoung berbalik dan berlalu meninggalkan Nichkhun yang masih terbengong karena mungkin sedikit kaget dengan respon yang diberikan Wooyoung.

~.~

Aku membanting pintu kamarku tanpa memperdulikan teriakan eomma di bawah yang sepertinya sedikit kaget karena bunyi bantingan pintu tersebut, yang kurasakan hanyalah perasaan sakit dan juga senang.

 

Sebenarnya aku senang karena Khun hyung selalu memperhatikanku, tapi aku juga merasa sakit karena dengan semua perlakuan hangat Khun hyunglah yang membuat perasaan ini semakin memuncak.

 

Aku tahu ini adalah perasaan terlarang, tidak seharusnya aku merasakan hal ini, dia adalah hyung-ku, kami sedarah dan sudah menjadi hal mutlak bahwa kami tidak mungkin bisa bersama, tapi apakah salah jika aku memendam rasa padanya? Perasaan yang aku sendiripun tidak ingin merasakannya, perasaan yang sudah membelenggu selama bertahun-tahun. Ini sangat tidak adil tuhan..

 

Pintu kamarku terbuka dan aku tahu pasti orang yang berdiri di ujung kamarku, orang yang selama ini selalu kugagumi dan juga..

 

..kucintai.

 

“Woo, kau ini kenapa? Tiba-tiba marah. hey! Jangan sensian dong, lagipula ini ‘kan hari ulangtahunmu,” Kata-kata Khun hyung terlalu baik dan rasanya aku mau mati mendengarnya, dan aku rasa dia juga menduduki pinggir ranjangku, dan posisiku sekarang adalah tengkurap, beruntunglah aku karena aku tidak ingin melihat wajah hyung.

 

“Masih ingat rahasia yang dulu pernah hyung kasih tau?”

 

Aku tidak menyahutinya, padahal aku tahu benar rahasia apa yang dimaksud Khun hyung.

 

~

“Wooyoung.”

“Wae?”

“Hyung ingin memberitahumu sebuah rahasia besar.”

“Apa itu, hyung?”

“Apa kau tahu mengapa hyung dilahirkan lebih dulu?”

“hmm.. Udah takdir kali.”

“Bukan, ada alasan lain.”

“Apa?”

“Itu karena hyung harus melindungi adik yang lahir setelahnya, dan itu adalah kau Jang Wooyoung, Saengil Chukkae Hamnida.”

~

 

Itu terjadi kira-kira ketika hari Ulang Tahunku yang ke 10. Tidak mungkin aku melupakan hal itu, karena itu adalah moment kesukaanku karena ketika Hyung menyelesaikan kalimatnya dia langsung memelukku dan menciumku, tentu saja cium pipi.

 

“Baiklah, jika kau tidak mengingatnya, hyung akan mengingatkannya kembali. Dulu hyung pernah berkata bahwa hyung itu lahir lebih dulu karena hyung harus melindungi adik yang lahir setelahnya, dan itu berlaku sampai kapanpun, bahkan ketika adiknya tersebut telah dewasa, karena hyung akan selalu melindungimu dimanapun kau berada. Itu sebabnya mengapa hyung menyuruhmu masuk, maafkan hyung ya jika terlalu over protective, itu semua hyung lakuin karena hyung menyayangimu.”

 

Pintu kamar sudah ditutup kembali, aku bangkit dan merasa menjadi orang bodoh yang mencintai saudaranya sendiri.

 

Jika aku bisa mengubah perasaan ini aku pasti akan mengubahnya, tapi nyatanya aku masih menyimpan rasa ini.

 

Dan hal yang paling sempurna adalah mengetahui bahwa 2 minggu yang akan datang adalah hari pernikahannya Khun hyung dengan Tiffany, thanks God, rasa sakit ini semakin melebar.

 

Andaikan aku bisa mengubahnya, andaikan aku bisa mengubur perasaan ini, andaikan Khun hyung bukanlah ‘hyung’ku, andaikan semua itu terjadi, aku tidak akan merasakan rasa sakit ini.

 

Dan akhirnya aku kembali meluapkan rasa sakitku hanya dengan menangis dan merasakan betapa perihnya dada ini, Aku harap aku bisa melenyapkan perasaan ini.

 

.

.

 

END~

 


oke devi tau bahwa ini terlalu pendek dan...

...maaf devi tau kalau ff ini terlalu mengecewakan tapi mohon dimaklumi ini karena devi udah lama ga nulis dan baru nyoba lagi. sekali lagi maaf.

doain devi lulus SMP dan dapat nilai UN tinggi ya minna^^ 

makasih dan maaf atas segala kekurangan ini-_-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
vickywahyu #1
Chapter 2: Aaaaaa kasian woo cinta bertepuk sebelah tangan .....hikss
Uyounggie
#2
Chapter 2: Maksud n tujuan apa??

Thor...! diperjelas donk
woo_horvejkul #3
Huaah t.t

chap 1 chap 2 sama ajaa
rinkhunyoung #4
Chapter 1: aaaaaaaaaaaaaa.......OMG###
rinkhunyoung #5
Chapter 2: andweee....jgn matiii....
jangan dibuat mati...pleaseee...##narik-narik ujung bju author##
cipherstar #6
Chapter 2: aaaaaaaaaaaaa omggg do somethinggggg!!
i need to see khun at least panicked or lost anythingg.
it can't be only woo sufferinggg T_____T
mannuel_khunyoung
#7
sbnrny itu bukan mati nun,woo cuman pingsan wktu acra hihihi :3 thc nun
hwootestjang #8
Chapter 2: Woo mati!!! Pusing gue thor.. jelasin please (buat muka imut).. kekekek.. serah aja.. tapi keren juga, mati di wedding kakak nya.. kekekek.. tamat derita
2pm_4ever #9
Chapter 2: Woo mati ya????

Aaahhh....lagi2 woo mati deh!!!!
Ya sudahlah terserah author......!!!

ThankU^^
adeumi
#10
Chapter 2: yaaah kok sedih end nya :(