Chapter 1

One Litre Of Tears WooGyu Version

 

 

 

“Kenapa penyakit ini memilihku?”

“Untuk apa aku hidup?”

 

 

***

 

 

Sebuah cita-cita indah yang ku impikan, adalah menjadi seorang Dokter spesialis anak-anak. Guruku tiba-tiba bertanya padaku.

 

“Sunggyu-ya, Apa cita-citamu?”

Awalnya aku tak tahu apa itu cita-cita. Maklum saja saat itu aku masih duduk di taman kanak-kanak. Aku tak menjawab pertanyaan guruku, hanya menggeleng pelan karena aku tak tahu harus menjawab apa?

 “Cita-cita itu apa Seonsaengnim?”

akhirnya aku bertanya seperti itu. Lalu guruku menjelaskan secara gamlang perihal apa itu cita-cita, yaitu sebuah impian dimasa depan yang harus di kejar secara sungguh-sungguh jika kau ingin mendapatkannya. Lalu apa cita-citaku?

Cita-citaku adalah menjadi seorang dokter anak-anak lalu kemudian membantu mereka yang kelak membutuhkan pertolonganku.

 

Sebelas tahun kemudian...

Minggu pertama di bulan Maret adalah bulan yang paling ku tunggu. Karena seluru siswa-siswi di Korea Selatan akan memasuki tahun ajaran baru  dan sebentar lagi aku akan mengenakan seragam SMA favoriteku, Woollim High School. Dunia baru sudah di mulai. Aku benar-benar tak sabar menunggu hari esok.

 

Usiaku sekarang lima belas tahun. Aku terlahir dari keluarga sederhana. Ayahku penjual Tteokbokki di jalanan Namdaemun, dan ibuku seorang kariyawan di salah satu laundry di kawasan rumah kami, sebuah pekerjaan yang upanya tak seberapa, tapi ibuku tak perna putus asa. Aku juga mempunyai satu adik perempuan namanya, Kim Seulbi dan juga satu adik laki-laki namanya Kim Jonghwan. Mereka adik-adik terbaik yang kumiliki.Meskipun keluargaku hidup dalam keterbatasan, tapi aku bahagia terlahir sebagai anak dari ibu yang luar biasa dan ayah yang hebat.

 

Hari itu ketika aku dinyatakan lulus Sekolah Menengah Pertama, aku memutuskan untuk mendaftar di salah satu SMA terbaik di kota Seoul. Woollim High School adalah SMA Favorite banyak orang, rasanya suatu kebanggan untuk keluargaku kalau seandainya aku bisa masuk kesana, dan Kau tahu? Seperti mendapatkan jackpot, aku sama sekali tak percaya kalau aku lolos seleksi, akhirnya usahaku tak sia-sia. Sebentar lagi aku akan menjadi murid Woollim High School.

 

“Sunggyu, jangan tidur terlalu larut. Besok kau harus bangun pagi sekali.”

“Ya, bu. Ibu tenang saja, aku tidak akan bangun terlambat.”

Ibuku dari balik pintu mengingatkanku, tentu saja aku senang. Ibu sangat perhatian sekali padaku juga pada adik-adikku. Selesai membereskan segala perlengkapan sekolah, aku segera mencuci muka, menggosok gigi lalu pergi tidur.

 

Selamat malam dunia, esok pasti menyenangkan. Selamat tidur.

 

***

 

Cuaca cerah sekali. sepertinya hari ini adalah hari keberuntunganku. Lihat kan? Aku bahkan bangun pagi sekali, meskipun begitu tetap saja aku terburu-buru memakai sepatu ini Karena aku tak sabar ingin segera sampai di sekolah. Ibuku sepertinya sedang menyiapkan beberapa sarapan, tapi dimana Seulbi dan Jonghwan? Apakah mereka sudah berangkat lebih dulu?

 

“Kau sudah siap, Gyu?”

“Ya, bu. Ibu aku senang sekali, sebentar lagi aku akan menjadi murid SMA.”

“Bukankah sekarang kau sudah menjadi murid SMA, ya? Ayo sarapan.”

“Hehe ibu benar. Aku sudah menjadi murid SMA. Ibu, ini apa?”

Aku memerhatikan kotak putih itu, sepertinya bekal. Tapi untuk siapa? aku kan sudah bukan anak kecil lagi.

 

“Itu kotak bekalmu, Gyu. Cepat masukkan ke tasmu, jangan sampai lupa, ya.”

“Ibu..tapi aku sudah bukan anak kecil lagi, bagaimana kalau kotak bekal ini untuk Jonghwan saja?”

“Jangan membantah, Jonghwan sudah ibu berikan bekal makan siang, Seulbi juga sudah ibu siapkan, ini jatah bekal sekolahmu.”

“Baiklah jika ibu memaksa. Ibu, terimakasih.”

Aku merangkul bahu ibuku sebagai ucapan terimaksih atas kerja keras ibuku. Baiklah aku akan mengabiskan kotak bekal ini, ibu tenang saja.

 

“Sudah ya bu, aku berangkat. Sampaikan salamku untuk ayah, katakan padanya jangan terlalu memforsir tenaganya, nanti ayah bisa sakit.

 

Setelah berpamitan dengan ibuku, aku segera mengayuh sepeda kesayanganku. Sepeda ini pemberian dari ayahku saat aku berulang tahun yang ke sepuluh. Saat itu aku merengek-rengek pada ibuku untuk di belikan sepeda, karena teman-teman bermainku semua mempunyai sepeda, hanya aku yang tak mempunyai sepeda. Aku iri pada mereka. Waktu itu aku meminta pada ibuku untuk di belikan sepeda, tapi ibuku tak juga membelikannya, mungkin karena saat itu ibuku tak mempunyai uang.

 

Tiiiinnn..

 

Aku mendengar suara klakson mobil begitu melengking di telingaku, mengganggu saja. Aku menoleh kesamping dan mendapati Sungyeol tengah tersenyum lebar sambil memperlihatkan deretan gigi gusinya.

 

“Sunggyu-ya, kau ingin pergi bersamaku, tidak?”

“Tidak. Terimakasih, Sungyeol-ah.”

“Sudahlah naik saja, ini kan hari pertama kita masuk sekolah, kau tidak ingin terlambat, ‘kan?”

“Tapi, ini masih terlalu pagi untuk terlambat. Tidak usah repot-repot Yeol-ah. Terimakasih.”

“Baiklah, sampai bertemu di depan gerbang Woollim High School, ya..”

 

Sungyeol sudah melaju kencang dengan mobilnya. Lagi pula, apa dia tak melihat kalau aku sedang mangayuh sepeda? Ada-ada saja Sungyeol. Oia, Sungyeol adalah temanku saat kami bersekeolah di Sekolah Menengah Pertama. Kebetulan aku dan Sungyeol sempat satu kelas. Dia memang anak yang baik, dia juga suka menolong anak-anak yang lain ketika sedang membutuhkan bantuan. Setidaknya, aku juga perna sekali di tolong oleh Sungyeol ketika aku di tuduh mencuri buku pelajaran Key. Padahal aku sama sekali tak berteman dengan Key. Rasanya aku ingin menangis kalau kembali mengingat hal-hal menyebalkan itu. Tapi sudahlah.. toh aku juga sudah tak bersama Key lagi di sekolahku yang baru nanti. Kim Sunggyu,  ayo semangat!!!

 

 

Untunglah aku datang tepat waktu. Segera saja aku menitipkan sepedaku ini di samping toko yang terletak tak jauh dari bangunan Woollim High School, karena penjaga sekolah melarang sepeda masuk ke halaman Woollim High School. Hanya kendaran bermotor atau roda empat saja yang boleh memasuki halaman parkir Woollim High School, tapi sudahlah, tidak apa-apa. Aku masih bisa menitipan sepedaku ini pada Paman Lee sepupuh ayahku.

 

Aku mulai memasuki gerbang Woollim High School dengan perasaan senang dan penuh rasa percaya diri.  Tapi segerombolan anak laki-laki sepertinya berjalan dengan cepat dari belakang. Mungkin mereka juga sama sepertiku yang tak ingin terlambat karena hari pertama masuk sekolah. Aku tak tahu kalau segerombolan anak laki-laki itu berjalan dengan brutalnya.

 

Bug

Sejenak aku menyadari bahwa kini lututku mendarat sempurna membentur aspal licin ini. Sungguh sakit sekali.

 

“Aigo, sakit sekali.”

Aku meringis tak tahan ketika lututku membentur aspal licin tepat di depan gerbang Woollim High School, sepertinya seseorang tak sengaja menabrakku. Positif saja, aku tak mau memikirkan hal macam-macam.

 

“Maaf, aku tak sengaja. Sakit?”

“Tidak.”

“Kalau begitu, apa kau bisa berdiri?”

“Bisa.”

“Aku duluan. Sekali lagi maaf.”

Dia sudah pergi, orang yang membuat luka di lututku sudah pergi. Dia pikir ini tak sakit? Tentu saja sakit. Lihat? Lututku mengeluarkan darah. Sejujurnya aku ingin marah, tapi ini hari pertamaku masuk sekolah. Aku tak ingin membuat kenangan buruk tentang hari pertamaku masuk sekolah, dan lagi pemuda yang tadi menabrakku, aku tak berani memarahinya takut kalau-kalau dia adalah orang berpengaruh di sekolah ini, terlihat dari gerombolan teman-temannya, dia seperti ketua gank-nya mungkin.

 

Ah! Apeuda, jinjja apeoyo..

 

Hari pertama saja aku sudah jalan terseok-seok seperti ini. Sial! Tapi tak apa-apa, Gyu. Kau tak boleh menyerah. Setelah berjalan mengelilingi bangunan Woollim High School, akhirnya aku menemukan ruang kelas 11A, itu ruang kelasku.

 

Ternyata Sungyeol sudah lebih dulu memasuki kelas. Dia duduk di bangku paling depan di barisan kedua. Ketika aku jalan dengan terseok-seok, Sungyeol sedikit terkejut. ‘Apa yang terjadi?’

Aku segera duduk di urutan bangku nomer tiga. Aku sengaja memilih di tengah, duduk di tengah lebih nyaman.

 

“Sunggyu, kau tidak apa-apa, ‘kan? Kakimu kenapa?”

“Tidak apa-apa, hanya luka kecil. Ban sepedaku tiba-tiba bocor dan aku terjungkal.”

“Ah, begitu rupanya. Lain kali kau ikut denganku saja, ya?”

“Ya. Baiklah.”

 

Maafkan aku, Yeol-ah. Aku berbohong padamu. Aku hanya tak ingin membuatmu khawatir itu saja. Aku sibuk membersihkan luka yang terus mengeluarkan darah segar di lututuku. Aku tak memerhatikan Sungyeol yang sejak tadi menyuruhku untuk pergi ke UKS saja.

 

            “Yeol-ah, Sudah lah. Ini hanya luka kecil. Besok juga akan sembuh.”

            “Luka kecil katamu? Lihat? Bahkan darah di lututmu tak bisa berhenti. Ayo segera ke UKS!”

            “Aku tidak mau!”

            “Dasar keras kepala!”

Aku sibuk bertengkar dengan Sungyeol, sehingga tidak menyadari kehadiran siswa-siswi baru yang mulai berdatangan di kelas 11A ini. Lalu tiba-tiba juga datang seseorang yang membuat jantungku ingin segera lepas dari asalnya, dia? Dia itu kan orang yang baru saja menabrakku sampai membuat lututku luka. Apakah dia juga satu kelas denganku? Sekilas mata kami saling bertatapan meski dari jarak jauh. Cepat-cepat aku mengalihkan pandanganku kebawah. Sudahlah Gyu, tak usah di hiraukan, hanggap saja dia tak sengaja menabrakmu. Tapi.. tatapannya kenapa menusuk sekali? bukankah dia yang salah? Dia mulai menghampiriku, lalu kemudian duduk di bangku paling belakang. Astaga! Kenapa aku terus mengekor melihat kearahnya? Ini tidak bisa di percaya, bagaimana mungkin kalau akhirnya aku satu kelas dengannya?

 

            “Yeol-ah, kau benar kita harus segera ke UKS. Bagaimana ini? darahnya terus keluar..”

            “Kubilang juga apa. Kaja!

 

Meskipun awalnya aku keras kepala tak mau pergi ke UKS, tapi lukaku terus mengeluarkan darah dan juga aku tidak ingin di tatap secara menusuk oleh pemuda itu. mengerikan sekali. Hari pertama yang sangat buruk.

 

 

 

*A/N: di harapkan comment dan subcribers-nya ya readers!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
jieunkim
harap comment dan subscribers-nya ya readers-nim!

Comments

You must be logged in to comment
steffytangkeallo #1
Chapter 3: Lanjut please , udah 2 kali koment , penasrannnnnnn
steffytangkeallo #2
Ini kapan lanjut ???udah penasaran banget
Alvin_19 #3
Chapter 3: prnasaran,, kpn lanjutannya??
cassie_greg #4
Chapter 3: CONTINUE PLEASEEE !!!!! ><
LittleArmy #5
Chapter 3: YAH! my HamsterGyu *cries* you did good with this ff... hwaitig!
Coffeemilk1013 #6
Chapter 3: Fighting ☺☺☺
PrincessGyu
#7
Chapter 2: waaaah update moree authorniim!!
drama nya ga di tonton dari awal hhe
penasaraan >_<
kay_yayah #8
Chapter 2: Bagus...apakah perlu eonni menonton drama japan ini untuk lebih feel @ hanya perlu baca fanfic saja?
Eonni tunggu chapter selanjut.a ya...

Keep writing and hwaiting,jieun^^
P_frog10 #9
Chapter 1: hahahaha nice... keep it up! :D