Never Went Away

Fall Out Love

I used to like you. I used to feel so deeply in love with you.

I used to fall over heels to you.

 

We were strangers at the time when we met. Kita tak saling mengenal. Namun, as time passes by, teman kita mengenalkan kita satu sama lain. Dan itu terasa seperti membuka relasi yang baru. Memang, kamu adalah orang pertama yang kukenal. Seiring waktu berjalan, aku mulai merasakan sesuatu yang berbeda ketika kita mulai menjadi teman. There’s this feeling that feels so foreign to me.

 

Our story began with friendship;

where we let ourselves to befriend and get to know each other.

 

Berbulan-bulan lamanya kita mengenal satu sama lain; we became friends, right?

Kita sering berbicara, curhat, serta bercanda bersama – meskipun komunikasi kita banyak terjadi di social media saja. Kita seperti teman jarak jauh. Memang, ku akui, pertemanan kita tergolong a bit weird, tapi entah mengapa aku merasakan hal ini sebagai suatu hal yang berbeda. Despite from all obstacles that we faced, those talks still linger in me – every moment is a memory to me.

 

We let our feelings bloomed;

I felt the strings attached in my heart at a time, and I realized that I like you.

 

Aku tidak tahu tentang rasa ini. Perasaan nyaman dan safe yang hadir saat satu waktu. Aku terus merasakan tarikan benang hatiku yang semakin lama semakin kencang.

 

Aku baru sadar saat itu, bahwa

 

Aku telah menyukaimu, Kim Jongdae.

 

Aku tak tahu alasan pastinya, namun yang sudah kuduga adalah bahwa you’re just like an angel – knowing things and understand a person. Perasaan inilah yang membuatku semakin nyaman denganmu. Things became so different when you entered my life.

 

Letting it bloom day by day, until the day where we confessed each other.

 

Perasaanku semakin menggebu-gebu, as if you’re my truly first love. Apakah ini yang disebut love of the life?

 

Aku bertanya pada diriku sendiri, should I keep or should I say? Keputusan ini terus membayangi pikiranku. Sampai pada malam itu, akulah yang mengutarakan perasaanku padanya. Dan akhirnya, dia pun membalas perasaan itu.

 

Uncertain ends despair. Blame my heart for being tied in rules, but that’s me.

 

Sekitar dua minggu kita mengenal satu sama lain debih dekat dan merasakan how a couple can be fall over heels ­- so fall out of love, aku pulalah yang memutukan hubungan kita. Alasan sebenarnya – yang takkan mau kuceritakan padanya – adalah bahwa aku masih ingin merasakan bahagianya menjadi seorang youngster who’s free to be herself, dengan kata lain bahwa sebenarnya akupun juga tak siap. Sempat aku diajak untuk bertemu dengannya, dengan bantuan teman kami. Dan disitulah I lied to them, dengan alasan karena aku masih menyukai first love ku.

 

At first, I put my cold heart – I rebuild my walls back.

 

Setelah itulah, aku mulai membangun dinding di dalam hatiku kembali. Aku mulai menghindari kembalinya perasaan yang dulu menghujani diriku – yang membuatku buta. I still befriend you, but distract you a little. Kamu bukan ex-boyfriend, you’re just my ex-crush. Aku mulai membiarkan diriku kembali ke kebiasaanku yang dulu. I let my wall become more stronger.  Aku terus saja mengosongkan perasaanku padamu, to let it cool down. Dengan itulah aku berpikir, bahwa dengan ini aku bisa melupakan perasaan itu, so that I can heal myself. Let them past. Just let them be a past of mine.

 

In the end, I just can’t.

The feeling is never-ending. Never getting away.

 

Namun, semua itu percuma. Perasaan itu tetap datang, tetap kembali merasuki hatiku. My heart is in between healed or damaged. Antara membuka lukanya atau menutupya. Aneh bukan?

Yeah, it’s called ‘feelings that never went away’.

Hatiku masih membuka celahnya agar bisa berbunyi lagi, masih terbuka karena masih ingin merasakan hangatnya cinta. My heart is in between live or death.

 

Akupun tak mengerti perasaan yang aku rasakan saat ini.

 

It’s because I’ve been fallen out love.

 

My tears are still flowing, my heart is still ripped, and my soul is still broken.

 

Baby I just ran out of band aids
I don't even know where to start

Because you can bandage the damage.

 

Because I’ve lost someone and it’s you.

Jongdae oppa, it's really you that I lost. Aku kehilangan jejak dirimu yang dulu sangat menyayangiku.

 

Please let me listen to your breath.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet