story by - yoona

genre - romance

poster by - himchan

Yoona POV

Kevin Wu, pelajar sekolah menengah yang paling sempurna yang berada di kelas depan. Ini memang tak masuk akal, tapi begitulah kenyataannya gadis mana yang b0leh menolak perangai dan gaya machonya. Termasuk aku, aku salah satu gadis yang berhasil dia buat terpegun dan jatuh cinta dengan nya. Aku selalu menjadi stalker nya, mengikutinya setiap pulang sekolah, kami memang satu kelas di sekolah tambahan pula kalau ada kelas tambahan kitaorg selalu bersama. Menjadi pengikutnya memang terkadang membuat aku sakit hati tapi itu juga yang menjadi kegiatan harianku, Kris termasuk keluarga terkaya di negara seoul ini tapi dia tak pernah mahu membawa kereta mewahnya ke sekolah. Entah kerana apa, sampai-sampai pengikut tegarnya pun tidak tahu.

Hari ini aku kembali mengikutinya, tapi kenapa arah jalannya berbeza daripada biasa. Jalan ini lebih sunyi, ini memang bukan jalan untuk ke rumahnya. Hanya ada geng-geng rempit yang menakutkan.

Author POV

Yoona tetap bersembunyi disebalik batang pokok yang buruk itu ,
sedangkan matanya terus memperhatikan gerak- gerik Kris. Seperti pemangsa yang takut kehilangan korbannya.

Dreppp..

Langkah Kris terhenti, dia menghentakkan kakinya ke tanah dengan keras sedangkan, yoona dengan cepat bersembunyi.

Tak.. takk.. taakk..
 

Kris mulai langkahnya lagi, berjalan biasa kemudian berlari.Yoona yang tadi bersembunyi
pun ikut berlari mengikuti Kris, berlari tanpa suara.

Drepp..

Kris dengan sengaja menghentikan lariannya, seolah bermain. Sedangkan Yoona dengan pantas kembali bersembunyi dibalik pokok yang
ada didekatnya.
 

“Baliklah !! Ini sudah malam, aku tahu kau selalu mengikutiku !!” Kris pun akhirnya mengeluarkan suaranya. Yoona yang berada dibalik pokok itu masih terdiam diposisinya, tubuhnya bergetar ketakutan.
 

"Pekakkah ? Ini sudah malam. Bodoh !” Kris berbalik badan, mencuba menghampiri gadis yang bersembunyi di sebalik pokok itu.

Yoona POV
"Pekakkah ? Ini sudah malam. Bodoh !” dia kembali berteriak dan mencoba berjalan ke arahku. Derap langkahnya makin terdengar mendekati, seperti degupan jantun