A [Anonymous]

Alphabetical Drabble

A | fhayfransiska | Thriller, Mystery | PG-17

Kris Wu, Byun Baek Hyun

A for Anonymous

“Organ – organ tubuh yang tercecer, suara teriakan yang memilukan dan lantai berdarah.”

 

_______

            Kalau saja seorang Kris tidak meninggalkan sarung tangan hitam kesayangannya, ia pasti tidak perlu lagi menginjakkan kedua kakinya di kediaman Byun dan melihat bagaimana semua itu jelas terjadi, tepat di hadapannya. Sanggup membuat tenggorokannya tercekat dan perutnya mual seketika. Ingin rasanya pria berpostur tinggi itu mengeluarkan semua isi perutnya detik itu juga. Situasi yang baru, sekaligus menjijikkan baginya.

Organ – organ tubuh yang tercecer, suara teriakan yang memilukan dan lantai berdarah.

Padahal baru sekitar beberapa jam yang lalu Kris berada di rumah itu, pergi menjenguk Byun Baek Hyun yang sedang sakit bersama dengan kedua sahabatnya, Kim Jong In dan Lu Han. Semuanya masih terlihat normal, Tuan dan Nyonya Byun yang tersenyum ramah, juga Baek Hyun yang berbaring lemah dan tersenyum getir di balik selimut tebalnya. Bahkan anjing peliharaan keluarga Byun yang bernama So-Go-Gi juga masih giat berkeliaran ke sana ke mari seperti biasa. Tidak ada yang aneh, sungguh.

Namun ketika Kris kembali dan berniat mengambil sarung tangannya yang tertinggal, saat itulah ia mendengar teriakan dari dalam rumah. Pria itu cukup yakin bahwa suara yang terdengar seperti sedang menahan sakit itu adalah milik Nyonya Byun. Berbekal kenekatan dan rasa penasaran yang mencuat di setiap sudut-sudut hatinya, Kris pun memberanikan diri memasuki rumah itu sendirian—karena Jong In dan Lu Han menolak menemaninya. Pikirnya, mungkin Nyonya Byun sedang dalam masalah dan butuh bantuannya.

Dan Kris salah. Nyonya Byun tidak sedang dan tidak akan pernah meminta bantuan padanya sampai kapanpun.

Rongga mata yang membuka, mulut yang turut terbuka lebar bahkan nyaris robek, luka sayatan yang melintang di kedua belah pipinya dan darah yang masih mengalir deras dari kepalanya. Perut berlubang karena tusukan yang berkali-kali dilayangkan ke arahnya. Jari-jari kaki maupun tangan yang sudah tidak lagi lengkap, pakaian yang sobek sana-sini. Menjijikkan.

Kris spontan membekap mulutnya dengan sebelah tangan, menahan makanan yang ingin melonjak keluar dari dalam perutnya. Sensasi aneh menggelitik perutnya. Samar-samar hidungnya juga mencium aroma anyir darah, membuat keinginannya untuk muntah semakin besar. Jantung Kris langsung berdetak cepat-cepat, pemandangan seperti itu adalah hal baru baginya. Dan ia yakin bisa pingsan kapan saja melihat semua ini. Kedua bola mata beriris hitam milik Kris melotot tidak percaya. Ya Tuhan, apa yang sedang terjadi!? Siapa yang melakukan semua ini!?

“Oh, ada Kris rupanya?”

Sapaan bernada ceria itu membuat jantung Kris nyaris melompat keluar dari rongganya, pria itu langsung menoleh ke sumber suara dengan tatapan awas. Mendapati seorang pria mungil dengan senyum merekah di sana, badannya sedikit lebih bungkuk beberapa senti dari biasanya. Seorang yang ia kenal bernama Byun Baek Hyun.

Kris hanya bisa mengkaku di tempatnya berdiri. Sementara Baek Hyun, pria itu mulai berjalan pelan ke arahnya, dengan sebilah pisau tergantung di tangan kanannya. Kaus putihnya tak lagi seputih yang Kris lihat sebelum ini—banyak noda darah di sana—tak luput wajahnya juga terlihat terkena banyak cipratan darah di beberapa bagian. Bau anyir yang tercium semakin jelas seolah menggunduli Kris saat itu juga. Kris sampai pada sebuah kesimpulan, Baek Hyun mungkin barusaja melakukan sesuatu pada Tuan Byun, entah di sudut rumah bagian mana. Ia tidak tahu, dan tidak ingin.

“A … apa yang ter … jadi?”

Baek Hyun mengangkat alisnya tinggi, menampilkan senyum remeh seolah-olah Kris barusaja menanyakan hal yang retoris padanya. “Ini?” tanyanya balik, “Ini karya seniku, Kris. Coba lihat, indah sekali bukan? Ada banyak warna merah di mana-mana. Baunya juga enak sekali lho.”

Kris bergidik, sangsi dengan setiap ucapan Baek Hyun. Bibirnya bergetar terlampau hebat, bagaimana bisa Baek Hyun bersikap seolah tidak ada yang terjadi? Sementara benak Kris menyarankannya untuk segera pergi dari tempat itu sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi padanya. Tapi apa daya, kakinya seolah dipaku di tempat oleh tatapan polos Baek Hyun yang tengah berdiri berhadapan dengannya sekarang.

“Salahkan saja Appa dan Umma yang diam-diam ingin membuangku. Mereka berdua merasa penyakitku tidak bisa disembuhkan, sangat parah dan mereka pikir sewaktu-waktu bisa menular pada mereka.” Baek Hyun menjelaskan tanpa diminta, dengan wajah sedih dan bibir mengerucut yang masih saja terlihat polos, tak terlihat merasa berdosa barang sedikitpun. Sesekali bahunya terangkat beberapa senti ke atas, tanda tak ingin tahu menahu.  “Karena itu aku melakukan ini semua. Lihat, dengan begini mereka tidak jadi membuangku, kan? Mereka juga akan tetap tinggal di sini bersamaku.”

Baek Hyun kembali menatap Kris yang masih ternganga tak percaya, pria mungil itu tersenyum lagi. “Kris, tolong bantu aku menguburkan mereka di halaman belakang, ya. Kasihan sekali kalau dibiarkan terus seperti ini. Hehe.”

Dia bukan Baek Hyun, batin Kris lirih setelah sempat kesusahan menelan ludahnya beberapa saat lalu. Baek Hyun yang Kris kenal bukan yang seperti ini. Seorang yang sekarang tertawa di depannya ini terasa asing. Tapi siapa?

Anonim.

___FIN__

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
amusuk
#1
Chapter 2: ;____; sediiiiih
sitinurkh #2
Chapter 1: Wah.ngerih....


Baekhyun.nekat.bgt...