One

JiYoungHee [Indonesian]

Author Pov

 

Jiyoung dan Younghee adalah saudara kembar, tepatnya kembar identik, hingga semua bentuk fisik mereka sama. Jiyoung yeoja yang kuat. Ia bahkan mengikuti cabang olahraga seperti basket, lari dan badminton. Ke tomboy annya menutupi aura cantik disetiap wajah naturalnya


Sedangkan Younghee, kembaran Jiyoung, dia lemah. 5 tahun terjangkut penyakit asma dan jantung membuat yeoja ini harus di rumah dan tak melakukan aktifitas apa apa. Eomma sangat memperhatikan Younghee, hingga pernah Younghee dan Jiyoung hampir mati bersama, yang diselamatkan oleh Eommanya lebih dulu adalah Younghee. Tapi bagi Jiyoung itu sudah biasa, karena dibalik ke tidak adilan Eommanya, ia masih mempunyai kakak yang tentunya baik hati


Oh Sehun, kakak dari Jiyoung dan Younghee itu memang sedikit berbanding terbalik dengan keadaan Eommanya. Ia lebih suka dengan Jiyoung yang energik, daripada Younghee yang lemah dan selalu bergantung pada Eomma. Bahkan jika dia ingin, dia tak mempunyai adik seperti dia. Benci? Mungkin saja karena ia tak begitu suka melihat yeoja lemah lembut-_-


***


"Kau tidak pernah kan merasakan menjadi aku? Lemah tak berdaya, dan tak bisa melakukan apa apa, itu menyedihkan, Jiyoung-ah!" kata Younghee saat terlibat obrolan serius dengan Jiyoung


"Maafkan aku, karena aku kau terkena penyakit ini! Seharusnya aku yang terkena penyakit ini! Setidaknya satu hal yang ingin kupunya darimu," kata Jiyoung berkata dingin pada Younghee, hubungan mereka agak meregang akhir akhir ini karena perdebatan perdebatan kecil seperti ini


"Kau sudah memiliki segalanya apa kau masih perlu iri terhadapku?" Younghee berbicara pelan tapi dengan nada yang mendesis


"Aku tidak iri padamu, bahkan tak terbesit kata kata itu dihatiku, tapi aku hanya ingin Eomma memperhatikanku seperti dia memperhatikanmu!" Jiyoung berjalan kasar ke arah pintu keluar dan menutup pintu kamar Younghee dengan keras


"Yak! Kenapa kau menutup pintu kamar Younghee dengan kasar?" Eomma berteriak di lantai bawah


"Tanya pada anak kesayanganmu, Eomma!" balas Jiyoung tak kalah membentak. Jiyoung sering membentak Eommanya karena suatu masalah sepele yang hampir sama setiap harinya


***


Jiyoung Pov


Aku selalu tertawa disini, di sekolah yang sudah hampir 5 tahun kujejakkan kakiku disini. Sekolah ini menggabungkan antara SMP dan SMA nya


"Chagi-ah!" teriak seseorang di belakangku, aku sudah tau itu siapa


"Sehun Oppa," desisku agak malas


"Waeyo, chagi ya?" tanyanya dengan tampang tak berdosa


"Yak! Itu menjijikkan! Jangan panggil aku seperti itu lagi!"


"Haha, ne ne ne baiklah!"


Seperti biasanya jika aku bertemu kakakku aku akan bercerita banyak padanya. Kadang aku menceritakan event event dan pertandingan basket kesukaannya. Ia sangat suka basket dan aku juga begitu. Jadi bisa kusimpulkan, Sehun Oppa lebih suka padaku daripada Younghee karena kami sehobby! Itu membuatku tersenyum melambung tinggi, karena mana mungkin aku menyia-nyia kan kakak sebaik Sehun? Younghee memang tak seberuntung diriku rupanya. Tapi tunggu dulu, aku juga tak seberuntung dirinya yang diperhatikan oleh Eomma


"Waegeurae? Kau melamun lagi?"


Aku terlonjak lalu menghentikan alam mimpiku, "Luhan Sunbae?"


"Jika yeoja yeoja di sekolah ini memanggilku begitu, mereka akan tampak menggemaskan, tapi saat kau yang mengucapkannya, itu terasa menyeramkan!" serunya sambil tertawa renyah, membuatku menatapnya dan memberikan deathglare ku yang terkenal evil *hahaha xD


Luhan menghentikan tertawanya dan diam menatapku juga. Aku yang merasa diperhatikan olehnya malah melihat ke lain arah


"Mianhae, memangnya kau ada masalah apa? Tentang Eomma dan saudara kembarmu itu?" tanyanya tepat mengenai titik yang dari tadi kulamunkan, bagaimana dia tau?


"Where do you know that?" tanyaku datar


"Kakakmu,"


Aku tersenyum licik, "sudah kuduga!"


"Hei, ganti senyum licikmu itu!" katanya memekakan telingaku


"Waeyo? Aku lebih suka begini!" kataku ketus


Dia mendekat sambil menata kedua tangannya di kedua bahuku, aku menatapnya heran. Dia akan apa?


Aku tak percaya ini. Omona! Omona! Omona! Sunbaenimku, teman sekelas Sehun Oppa, partner basketku dan kekasihku ini menciumku di sekolah! Bukankah dia bilang dia tidak ingin kehidupan pribadinya diketahui oleh teman temannya? Lalu kenapa dia secara buka buka an membuka tontonan sepasang kekasih yang berciuman di tengah lapangan


"Kenapa menciumku?" tanyaku saat aku berhasil melepas tautan kami


"Wae? Sudah lama aku rindukan dekapan lembutmu ini! Kau yang hangat, jangan pernah berubah menjadi dingin seperti tadi, arraseo?" katanya sambil memelukku lagi di tepi lapangan, untung saja saat itu sedang jam jam siswa pulang sekolah, jadi yang melihat tadi hanya beberapa


Aku mengangguk di dalam dekapannya dan membalas pelukannya. Dia begitu nekad melakukan itu tadi. Aku takut reputasinya turun dan ia akan dihukum oleh para Guru. Sebenarnya aku sudah lama berpacaran dengannya, tapi banyak yang tak tahu. Maka dari itulah aku memanggilnya formal dengan 'Sunbae'-_-


***


Younghee Pov


Aku mengerjapkan mataku dan perlahan berjalan ke depan jendela kamar, berniat untuk membiarkan sinar masuk melintasi kamarnya. Disaat yang sama, aku melihat Jiyoung, kakak kembarku itu berjalan sambik tertawa tawa dengan Sehun Oppa. Aku tak sebegitu tau yang mereka bicarakan karena kamarku berada di lantai 2. Yang jelas mereka berdua berjalan ke arah sekolah mereka dengan terkadang bermain kejar kejaran


Jelas jelas Jiyoung bilang ia tak akan iri padaku, tapi kenapa aku tak bisa untuk tidak iri pada dia? Dia sungguh beruntung dengan semua pesona nya. Kulitnya tak sepucat kulitku, bibirnya bersinar memerah tak sekusam bibirku dan stamina tubuhnya full setelah di charge semalaman, sedangkan aku? Aku sudah 5 tahun men charge baterai stamina tubuhku, tapi tak kunjung juga sepenuh dia. Tuhan, salah apa aku hingga seperti ini? Yang aku inginkan hanyalah seperti Jiyoung, dan hidup sepertinya


"Younghee?" kata seseorang membuatku berhenti melamunkan sesuatu yang tak mungkin terjadi


"Eomma? Selamat pagi," kataku dengan senyum tipis di bibirku


"Selamat pagi! Apa yang kau lihat sebenarnya? Sampai serius seperti itu!" kata Eomma sambil membersihkan kamarku sejenak


"Eomma apa aku boleh berjalan jalan di taman belakang rumah?"


"Boleh saja, jika sudah merasa pusing, langsung masuk dan minum obat!"


Ingin berjalan jalan saja banyak kan aturan untukku? Bayangkan jika aku Jiyoung, sudah pasti berjalan adalah hal yang biasa. Inilah hidupku. Aku selalu membanding bandingkan kemajuanku dan kemajuan kakak kembarku sendiri, Jiyoung. Bahkan kata Sehun Oppa, Jiyoung telah memiliki namjachingu. Itu semakin membuatku iri padanya


"Aku pulanggg!!" teriak suara yang sangat aku kenal terdengar hingga ujung rumah


Aku berjalan pelan ke arah pintu untuk melihat Jiyoung yang baru saja pulang sekolah. Ternyata ia tak sendirian, ia berjalan bersama seorang namja tampan bermata teduh. Sepertinya aku terpesona oleh namja yang dibawa Jiyoung ke rumah


"Kebetulan, kenalkan dia Luhan. Luhan, kenalkan dia kembaranku yang kuceritakan padamu!" kata Jiyoung


"Bangapta!" kata namja itu sambil tersenyum simpul


"Kau duduk saja disitu, aku ganti baju dulu!" kata Jiyoung


"Apa aku tidak boleh ikut?" tanya namja itu dengan senyum nakalnya, kenapa mereka begitu akrab dan kenapa namja itu bermanja manja dengan Jiyoung? Apa namja ini kekasih Jiyoung? Pupus sudah harapanku


"Mworago? Kau minta mati ne?" Jiyoung menatap namja teduh itu dengan deathglare nya, tapi namja itu malah tersenyum bahkan tertawa Aku masuk ke dalam kamar dengan lesu dan bertemu Eomma yang sedang membersihkan lantai di depan kamarku, "ada apa?"


"Sepertinya pacar Jiyoung datang!" kataku lesu lalu menutup pintu kamar pelan


Di dalam kamar aku mendengar Eomma berteriak pada Jiyoung, Luhan dan Sehun Oppa yang berada di ruang tamu. Eomma membentak mereka, terutama Jiyoung, untuk tak berisik saat aku beristirahat


***


Jiyoung Pov


"Jiyoung, bisakah kau tak berisik? Adikmu Younghee sedang mencoba berisitirahat!" bentak Eomma di lantai dua
"Ne, Eomma!" jawabku malas


Luhan melihat wajah kesalku lalu memegang tanganku dan meremasnya. Ia mencoba memberiku semangat lewat sentuhan bermakna tangannya tadi


"Sudahlah!" katanya lembut


"Aku ke kamarku dulu, sepertinya aku mengganggu kalian!" Sehun Oppa tersenyum nakal lalu pergi ke kamarnya sebelum aku mengejarnya


"Kajja berangkat!" katanya bersemangat sambil menggenggam jari jariku lembut


Gedung bioskop jadi tujuan kami. Sejak seminggu lalu Luhan berjanji membelikan tiket menonton 3D di bioskop Seoul yang terkenal ini. Dan inilah waktunya


"Aku ingin kau tau sesuatu, dan ingin membuatmu bangga padaku!" kata Luhan sambil tetap setia duduk di sebelahku, menunggu giliran kami untuk masuk kedalam bioskop


"Mwo? Kau tak usah sombong!" kataku


"Aniya, ini tidak sombong, tapi aku hanya ingin kau tau seberapa besarnya kau disini!" dia menunjuk dadanya


"Aish, kau berkelit kelit, sudahlah to the point saja!" bukannya kesal, dia malah tertawa


"Tiket ini kubeli dengan uangku sendiri bekerja sebagai pencuci piring disebuah restoran! Aku tidak ingin selalu memakai uang ayahku, yah walaupun harta ayahku tak akan habis, setidaknya jika dengan keringatku sendiri, ini akan sangat bermakna!" aku kaget, setengah terperanjat juga


"Mana tiketnya, Luhan?"


"Ige! Waeyo?" tanyanya saat tau aku berdiri sambil membawa tiket mahal itu dan dia segera menahanku, "kau mau kemana? Filmnya sebentar lagi diputar!"


"Ini terlalu mahal, Luhan, kenapa kau habiskan uang hasil kerjamu hanya untuk 2 lembar tiket ini? Seharusnya kau membeli barang yang lebih bermanfaat!" kataku sedikit merasa bersalah, padahal aku hanya bercanda dengan ajakanku tentang ke bioskop 3D beberapa hari lalu, tapi Luhan benar benar menyanggupinya


"Gwenchana! Sudahlah! Uang sebesar ini saja tak ada artinya apa apa jika dibanding dengan perjuanganku mendapatkanmu!" katanya lalu aku kembali terduduk dan sepertinya aku teringat kejadian 2 tahun lalu, tentang proses dia menyukaiku


*Flashback*


Masa Orientasi adalah masa masa dimana kakak kelas selalu menindas calon adik kelasnya. Aku termasuk pribadi yang tertutup saat itu, hingga aku tak punya kawan dan selalu menyendiri


Sehun Oppa yang juga Osis itu selalu menyemangatiku untuk maju terus pantang mundur. Dia berkata jika aku mundur, aku kalah darinya. Mwo? Tidak bisa! Aku harus lebih bahkan harus jauh lebih baik daripada blank face itu
Tiba tiba salah satu Osis bertubuh jangkung itu menghampiriku yang sedang asyik membetulkan bola basketku. Lalu dia mengajakku bermain bersama. Dia berkata kalau dia senang dan akan tertawa di dekatku, tapi aku biasa saja dan selalu berkata datar padanya


"Aku ingin kau sekali saja tersenyum padaku," katanya saat Masa Orientasiku telah usai


"Waeyo? Aku jarang ingin tersenyum!" kataku sedikit menjauh darinya, tapi dia menyusulku dan menyamakan kedudukan ku dengannya


"Kau bahkan tak pernah menyapaku saat bertemu, kenapa harus aku yang menyapamu terlebih dahulu?"


"Aku sudah berjanji pada Eommaku untuk bersikap pendiam, jadi aku harus turuti!" kataku jujur dan dingin


"Kenapa kau mengikuti kata kata Eommamu jika kau tak bahagia? Ini hak hidupmu Jiyoung, kau berhak memilih jalan hidupmu," katanya sambil menghadap tepat di depan tubuhku Kami menjadi tontonan, karena kami memang sedang dikabarkan sedang dekat. Banyak murid yang mengenalku karena Luhan cukup terkenal di sekolah elit ini. Aku pun juga sedikit menjadi keterbukaan dengan orang lain, aku menerima cinta Luhan yang sangat sulit untuk di ucapkannya itu dan menjadi seperti ini, Jiyoung yang mudah bergaul dan sering bercanda dengan teman laki lakinya


*End of Flashback*


Jujur aku tersenyum melihat bayangan 2 tahun lalu itu berkelebat di pandanganku. Luhan segera mengajakku masuk ke dalam ruangan bioskop yang gelap dan kami telah memakai kacamata 3D


"Yeobuseyo?" jawabku di telepon


"Jiyoung-ah, Younghee kambuh lagi, bisa kau ke rumah sakit?" nada cemas Eommaku terdengar, isakannya terdengar jelas walau aku sedang di dalam ruangan bioskop


"Kenapa lagi dia?" tanyaku


"Pokoknya kau harus ke rumah sakit secepatnya! Sehun sudah berada disini dan Appa masih dalam perjalanan kesini!" kata Eommaku sedikit memaksa


Kenapa orang yang kupanggil Eomma ini memaksaku datang? Padahal jika aku kesana, aku tidak dibutuhkan dan tak dihiraukan. Apa Eomma mau menunjukkan kasih sayang pada Younghee padaku? Itu sudah tidak mempan Eomma!


"Waegeurae?" Luhan menoleh padaku saat sambungan komunikasi aku antara Eomma terputus


"Younghee kambuh," kataku sedikit menunduk


"Kalau begitu, ayo ke rumah sakit!" kata Luhan melepas kacamatanya dan beranjak tapi kutahan


"Apa kau tidak sayang akan uang yang kau keluarkan untuk beli tiket disini? Kau sudah bekerja keras untukku, tapi aku menggagalkannya!"


"Gwenchana! Kapan kapan kan bisa beli tiket lagi!" kata Luhan tersenyum padaku lalu kami keluar ruangan ini dan berlari ke arah mobil

 

Cuap2 Author

 

Haaahh, mian lama nggak update hehehe XD gimana chap 1? malesin ya? aahhh, mian aja ya...

saran dan kritik diterima, dan mungkin agak lama juga buatku buat update ff ini dan yang lainnya hehehe XD

just happy reading from me XD

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
shsongxx #1
Chapter 1: Update pls authornim c:
dNAmaple
#2
Chapter 1: kembar???!!! aku punya kembaran tapi ya gitu deh... HAHAHA~~~
Author-nim, kau masih smp atau udah sma?? Kelihatan banget dari tulisanmu, hehehe
Semangat menulis ya, author-nim