Sprinkle Catie Eyes

Sprinkle Catie Eyes

Wajahnya secerah matahari dan mata yang berkilat saat berkata “Selamat pagi! You are cuter than yesterday!”

***

            Baekhyun sangat menyukai segala jenis cokelat daripada apa pun di dunia ini, selalu menyimpan salah satu kepingannya dalam saku saat pelajaran di kelas berlangsung. Surga adalah saat ia duduk di pojok kelas sambil memakan biskuitnya.

            Anak-anak menganggapnya aneh, tetapi dia tidak peduli. Sejak kecil ayahnya selalu membawa sekeranjang penuh permen cokelat dan sekerat permen-permen di saat malam Hallowen. Dia adalah anak cokelat.

            Itu aneh. Yeah. Siapa sih yang ingin dipanggil seperti itu? Tetapi Baekhyun begitu senang mengikuti taruhan bersama teman-temannya ketika memenangkan ratusan cokelat. Dan heck, hanya dengan memberi obat pencahar untuk gelas wali kelas tambun yang selalu berbunyi duk duk duk, ratusan cokelat masuk dalam sakunya.

            Pada awalnya ia hanya mencicipi kudapan makan siang saat semuanya berubah ketika seorang anak lelaki mendekatinya. Ia jarang berinteraksi jujur saja. Hanya satu teman dan mereka juga jarang akur.

            “Hai,” anak lelaki itu mendekat dengan malu-malu. Menempelkan seluruh tangannya di atas meja. Oh dia gugup. “namakuChanyeoldarikelassebelahsalamkenal.”

            “Eh?” Baekhyun berhenti menjilati jari-jarinya. Apa dia sedang bicara denganku omong-omong? “apa kau berkata sesuatu?”

            Baekhyun dapat melihat rona merah di pipi anak lelaki itu. Jangan-jangan dia barusan ingin memberiku cokelat?! Tiba-tiba Baekhyun panik dan meletakkan seluruh cokelatnya di meja. Suara berisik kantin tak begitu ia pedulikan. “Aku Baekhyun. Namaku Byun Baekhyun, kau siapa?”

            “Chanyeol, Park Chanyeol.”

            Ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Baekhyun dan anak lelaki itu dapat merasakan tangan Chanyeol gemetar, tetapi lucunya, Chanyeol tak begitu peduli dengan noda cokelat yang kini melekat di seluruh telapak tangannya. Atau tidak menyadarinya?

***

            Orangtua Baekhyun punya toko cokelat besar yang cukup terkenal di pusat kota. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, dia selalu membantu mengeluarkan semua cokelat dari lemari pendingin, beralasan anak yang baik harus melakukan hal itu (biasanya saku celana Baekhyun penuh cokelat setelah itu) dan berpikir cokelat adalah sarapan yang menyehatkan. Baiklah itu alasan yang bagus juga.

            Baekhyun biasanya dibantu Kyungsoo. Tetangga mereka yang juga suka menyelipkan jari-jari ke toples cokelat diam-diam tanpa sepengetahuan Baekhyun saat mereka bersama. Kyungsoo adalah teman Baekhyun satu-satunya.

            Suatu pagi, Baekhyun mendengar ketukkan di pintu depan. Berpikir itu pasti Kyungsoo. Ia mengusap seluruh tangannya yang dingin ke kemeja sebelum melangkah di atas lantai kayu.

            “Hai BaekBaek!”

            Ketika terbuka ternyata bukan Kyungsoo, melainkan anak ajaib yang menjulang dengan pipi yang merona merah muda. Apa hari ini badai akan turun? Baekhyun mengernyit. Ia bingung kenapa anak itu bisa tahu tempat tinggalnya. “Chanyeol?”

            “Apa?”

            “Kenapa?”

            “Kenapa yang apa?”

            Baekhyun merapatkan giginya kesal. “Kenapa Chanyeol bisa tahu rumahku?”

            Chanyeol terlihat berpikir sebelum menjawab. Tatapannya bertambah bingung. Wajahnya kelihatan aneh menurut Baekhyun. “Eh? Baekhyun tidak tahu kalau aku sering kemari? Aku pelanggan tetap di sini.”

            “Masa?” Baekhyun kelihatan tidak percaya dengan ekspresi mengangkat alisnya tinggi-tinggi. Lalu terkejut ketika Chanyeol menjawab dengan agak kesal. Terlihat dari nadanya yang wajib dipertanyakan. Wah anak raksasa ini benar-benar.

            Lalu Baekhyun mendorong Chanyeol dengan jarinya dan suara pintu tertutup dari belakang mengejutkan Chanyeol yang sedang menggenggam sesuatu. Ia ingin memberikan kejutan untuk Baekhyun di pagi hari yang cerah ini.

            Baekhyun berdiri di atas undakkan untuk menunggu Kyungsoo ketika menyadari sebuah kecupan melayang di pipinya. Ia segera menemukan Chanyeol yang berdiri dengan wajah polosnya. “Selamat pagi! Kau manis sekali hari ini. Untukmu!”

            Dan sejak itu hubungan mereka seperti sebuah permen dan cokelat.

***

            “Sialan kau Kyungsoo!”

            “Wooooo, calm down dude.”

            Kyungsoo menekuk tangannya di atas meja kantin yang lebar di saat mengetahui mood Baekhyun memburuk hari ini. Ia berinisiatif untuk menghiburnya namun ketika melirik anak laki-laki itu dan Baekhyun kelihatan menyeramkan, Kyungsoo seketika bungkam dan memainkan kuenya.

            Baekhyun bergumam untuk menyadarkan diri. “Soo, bagaimana jika aku menyukai seseorang?”

            “Um biasa saja,” Kyungsoo menyimpulkan dengan nada super malas. Lalu saat mengetahui ada yang salah, lantas ia memekik. “apa?! Kau menyukai seseorang? Siapa? Si giant?!”

            What the ! Baekhyun melemparkan bungkus cokelat tepat ke wajah Kyungsoo. Ia kelihatan marah. “Apa sih maumu sebenarnya?! Sialan kau, semua orang mengamati kita!”

            Kyungsoo meringis merasa bersalah. Tetapi tak berlangsung lama karena setelahnya dia butuh ribuan penjelasan. Biasanya Kyungsoo tak begitu peduli dengan masalah Baekhyun karena ia yakin anak lelaki itu pasti dapat mengatasinya sendiri. Namun saat ini, Baekhyun butuh pakar. Percayalah (Kyungsoo sedang berpromosi untuk mencari pekerjaan di masa depan).

            “Ah sudah kuduga, kukira memang kau sudah tertular virus Chanyeol Jerk (pada kata terakhir, Baekhyun memberi tinjuan di antara hidung dan tulang pipi Kyungsoo) dan akhirnya bom. Kau menyukainya! Seleramu payah!”

            “Memang seleramu bagus? Ingat ya, siapa selain aku yang mau dekat-dekat denganmu.” Baekhyun mendesis dan Kyungsoo harus terpaksa mengiyakan.

            Tak lama setelah itu Chanyeol datang dengan senyuman lebarnya. Ia menyurukkan tangannya jauh-jauh ke saku celana dan siap berkata sebelum Kyungsoo menyerobot kalimatnya cepat. “Selamat siang! You are cuter than yesterday!”

            Chanyeol takjub dan matanya berbinar-binar seperti anak kucing. “Wah Kyungsoo hebat. Tau saja kalau baby Baekhyun makin imut setiap hari.” Anak lelaki itu memeluk Baekhyun erat dari samping tanpa mengetahui tubuh Baekhyun yang bergidik. Ia merasakan sesak sekaligus nyaman.

Eh apa-apaan sih?!

Ini begitu menyenangkan.

Menyenangkan apanya!

Sialan, anak ini benar-benar mengujiku.

Kyungsoo memutar matanya kesal lalu bergumam. “Boleh aku memakannya?”

***

            Sesuatu yang paling menyebalkan di antara hidup Baekhyun adalah harus mendekam di perpustakaan untuk menyelesaikan bertumpuk-tumpuk tugas essay.

            Satu kali ia melirik dan tanpa menunggu lama mendengus untuk membenarkan bahwa tak ada yang lebih menyedihkan dari ini. Baekhyun diam-diam mengunyah cokelat saat tak ada seorang pun yang melihat.

            “Mana Kyungsoo bodoh itu sih,” gerutunya. Baekhyun merasa kesal ketika tak ada lagi cokelat dalam sakunya atau yang biasanya menyelip di antara buku. Ia hampir berteriak kalau saja tak ada sesuatu yang menempel di bibirnya. Anak lelaki itu mendongak saat melihat mata berbinar menggemaskan di depannya. “Yeol?”

            Chanyeol duduk di sampingnya dan menarik kembali permen cokelat yang ia tempelkan di bibir Baekhyun tadi lalu membukanya dan menyuapkan dalam mulut Baekhyun yang terbuka. Wajahnya yang terkejut dan bingung terlihat lucu, lebih dari segalanya, Chanyeol sangat menyukai ekspresi itu. Ia mengacak poni Baekhyun. “Yeah it’s me. Selamat siang! You are cuter than yesterday!”

            Seakan tersadar, Baekhyun cemberut. “Apa tak ada kalimat lain selain itu ya?”

            Chanyeol berpura-pura berpikir keras sambil menumpukan kepala di atas lengannya. Dari sudut pandang Baekhyun, Chanyeol sekarang mirip lumba-lumba pemalas yang imut. Astaga. “Tentu saja ada. Tapi yang cocok untuk BaekBaek hanya itu.” jawabnya lalu tertawa kecil. Baekhyun melirik Chanyeol, Baekhyun tidak pernah melihat wajah Chanyeol meredup. Anak itu selalu tertawa jika berada di dekatnya juga Kyungsoo. Mereka bertiga tak pernah terlibat dalam pembicaraan yang butuh waktu untuk berpikir atau pun yang menjurus dalam hal lebih serius. Jadi, Baekhyun begitu tertarik ekspresi lain Chanyeol kecuali ketika cemberut atau berpura-pura marah.

            “Hei,” Chanyeol menepuk pipinya. “Baek dari tadi melihatku terus. Menyukai Chanyeol ya?” tanyanya dengan nada khas menggoda untuk membuat Baekhyun kesal. Namun Chanyeol harus menerima kejutan lain saat menemukan pipi Baekhyun yang merona. Tiba-tiba Chanyeol menjadi gugup.

            Mereka berbicara sambil memakan cokelat. Baekhyun seolah sudah lupa dengan tugas miliknya dan lebih gembira mengetahui kenyataan perbincangan itu membuat mereka dihujani banyak makian.

            “Jangan keras-keras bodoh!” bisik Baekhyun lalu menepuk pundak Chanyeol mengisyaratkan untuk segera keluar sebelum wanita kepala perpustakaan turun tangan untuk memarahi mereka. Baekhyun berdiri sambil menarik tangan Chanyeol. Namun segera melepaskannya saat Chanyeol diam saja.

            “Yeol?” Park Chanyeol? Big giant?”

            Chanyeol mengamatinya dengan mata yang lebih bersinar dari sebelumnya lantas memojokkan mereka di rak ujung perpustakaan. Baekhyun tak pernah menyangka jika Chanyeol akan melakukan hal ini.

            “Ya, what the heck. Get off from me!”

            “Baekhyun begitu imut hari ini.” bisik Chanyeol dan memperdekat jarak mereka lebih intens. Baekhyun memutar bola matanya dan mendengus. Dasar anak-anak! Dikira sudah keren bisa memojokkan seorang Byun Baekhyun.

            Chanyeol terhuyung ketika menyadari tenaga Baekhyun jauh lebih besar dari dugaannya. Namun yang lebih membuatnya ingin pingsan saat Baekhyun menghempaskan punggung Chanyeol ke dinding lalu mengecup hidungnya. “You're cuter than anything else in the world.”

***

            Ini hari Minggu. Biasanya Minggu penuh kejutan dan Baekhyun harus mempersiapkan ekstra tenaga untuk membuat cokelat. Baekhyun begitu menyukai aroma kakao yang melayang-layang memenuhi hidungnya.

            Tangannya penuh gula ketika ibunya datang mengulurkan botol vanilla dan daun mint untuk dicampurkan dalam mangkuk kaca. Cokelat itu terlihat bersinar dengan warna putih di dalamnya. Tiba-tiba wajah Chanyeol muncul di sana.

            “Beberapa menit lagi buka pintu depan ya sayang.” ibunya berkata demikian sebelum mundur mencari sendok.

Ini pertama kalinya Baekhyun membantu untuk membuka toko. Biasanya dia di dalam, lebih memilih mencicip semua jenis cokelat yang dibuat orangtuanya. Baekhyun melihat siluet seseorang saat sampai di pintu sebelum menemukan senyuman mengerikan itu di sana.

“Selamat pagi BaekBaek! You are cuter than yesterday!”

Sebenarnya Baekhyun tidak begitu terkejut ketika melihat Chanyeol berdiri di sana dengan cokelat batang yang menggiurkan. Namun tetap saja masih tidak percaya ternyata anak itu benar-benar pelanggan setia.

Chanyeol tertawa di saat Baekhyun merampas cokelat dari tangannya. “Aku butuh cokelat hari ini Baek,” serunya senang sementara kakinya bergerak cepat untuk menjejeri langkah Baekhyun. Chanyeol segera memberikan lap yang berada di sampingnya ketika mereka berdiri di depan kaca etalase toko. “Baek harus memberi yang spesial untukku!”

Baekhyun mendengus geli. “Spesial apa! Chanyeol tinggal memilih dan membawanya pulang.”

Anak lelaki itu mengerucutkan bibirnya kesal lalu berjalan melewati pintu dan mengejutkan Baekhyun di saat mendapati seluruh wajah Chanyeol menempel di permukaan depan kaca. Wajahnya terlihat lucu, Baekhyun tertawa keras. Namun berhenti dan mendadak gugup saat mengetahui Chanyeol hanya menempelkan bibirnya di kaca dan menuliskan sesuatu di sana.

You’re most cuttier, sweeter and shiny than chocolate in shining morning.

E N D

h i g h l i g h t  n o t e

Actually, main cast is Sungha and OC. I’ve been change wifth BaekYeol! I love this couple so really ing much. Yeah xoxo:3

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LailySukmawati
#1
Chapter 1: cuuuuuuutteeeeeee
amusuk
#2
Chapter 1: manisnyaaa~~~ *terbang*

*terus jatuh ke kubangan*
btw, bahasa inggrisnya yang bener:
>> "You are cuter than yesterday", bukan "You more cute..."
dan yang terakhir "You're cuter than anything else in the world"
YodaYeol
58 streak #3
aww.. i love it. thumbs up!! ^^