PROLOG - JUNHO

He is an agent

_Lee Junho_

 

“Simpan ini baik-baik, jangan biarkan seorang pun tahu kau memiliki ini.” Eomma mengalungkan sebuah kunci bertuliskan “LJH”, dan sebuah botol kecil di leherku.

 

Aku mengangguk patuh. Kemudian kurasakan tangan eomma mulai menurunkan retsleting celanaku.

 

“Eomma, kenapa dibuka?” Tanyaku polos.

 

Saat itu aku tidak tahu bahaya yang sedang dihadapi keluargaku. Yang kutahu selama ini hanyalah kebohongan yang dibuat oleh orang-tuaku. Hidupku yang bagaikan seorang pangeran kecil akan segera berakhir dalam hitungan jam.

 

Eomma tidak berkata apa-apa. Ia menempelkan sebuah chip kecil di pahaku, kemudian memakaikan kembali celanaku. Matanya menatap mataku sendu. “Mianhae Junho-ya…” Ucap Eomma pelan.

 

Tiba-tiba kulihat Appa masuk ke kamar ku, membawa pistol besar di tangan kirinya. Tanpa berkata apa-apa, ia mengambil sebuah pistol kecil berwarna silver dari kantong celananya dan memberikannya padaku.

 

“Junho-ya, dengarkan Appa baik-baik, apapun yang terjadi kau harus tetap hidup, mengerti?”

 

Aku kembali mengangguk pelan, lalu Appa mencium keningku. Ia melihat kearah jam dinding dan berkata, “Tidak ada waktu lagi.”

 

Tepat setelah Appa berkata seperti itu, aku mendengar suara tembakan dan suara rusuh dari arah luar. Aku hendak mengintip sedikit dari jendela tetapi tangan Eomma menghalangiku. Ia menggendongku ke kamar mandi. Aku terkejut melihat ada pintu kecil dibalik pintu kamar mandi.

 

“Kalian cepat lah pergi! Aku akan mengatasi sisanya.” Kata Appa tegang.

 

Appa berlari keluar kamar, tapi tangan Eomma menarik tangan Appa, mencegatnya. Appa berbalik menghadap Eomma. Mereka menatap satu sama lain, lalu berciuman tepat di hadapanku. Itu adalah ciuman termanis yang pernah kulihat seumur hidupku. Tak ada nafsu, murni rasa cinta.

 

“Aku ikut denganmu.” Ucap Eomma yakin. Appa mengangguk, senyuman hangat mengembang di bibirnya. Appa membisikkan sesuatu di telinga Eomma, lalu meninggalkan kami berdua.

 

Seperginya Appa, suara tembakan dan orang berkelahi terdengar semakin jelas.

 

“Kalian mau pergi kemana? Aku ingin terus bersama Eomma dan Appa.” Ucapku sambil terisak.

 

Eomma menghampiriku, memelukku penuh rasa sayang. “Maafkan Eomma dan Appa. Tapi kami melakukan ini untuk kebaikanmu. Eomma mencintaimu—”

 

*Doorrrr*

 

Tiba-tiba percikan darah mengotori diriku. Pelukan Eomma mulai meregang, lalu ia jatuh ke lantai berlumuran darah.

 

“Eomma… Eomma…” Aku terus memanggil-manggil Eomma sambil menangis kencang.

 

“Pergilah…, Jun--ho-ya, se-ka-rang… ce—pat—“ Setelah berkata itu, Eomma memejamkan matanya dalam damai.

 

Seorang laki-laki berpakaian tuxedo melangkah sambil mengarahkan pistolnya ke kepalaku. Aku berjalan mundur perlahan. Kupejamkan mataku untuk mengatasi rasa takutku.

 

*Doorrr*

 

‘Tidak terasa apa-apa, apa aku sudah mati?’ Pikirku.

 

“Junho-ya, cepat pergi nak!” Suara Appa menyadarkanku. Aku membuka mataku dan kulihat orang yang mengarahkan pistol kearahku berbaring di lantai dengan darah keluar dari perutnya. Aku ketakutan, aku berlari ke pintu kecil di balik kamar mandi.

 

“Lari terus nak! Jangan pernah berhenti atau pun menoleh kebelakang!!!” Teriak Appa.

 

Tapi aku menoleh kebelakang sebelum benar-benar masuk, kulihat Appa terjatuh di lantai dengan darah segar mengalir dari kepalanya.

 

“Appa…” Ucapku lirih. Kemudian aku masuk ke pintu kecil yang ternyata menutup otomatis setelah aku masuk. Aku berlari sekuat tenaga di lorong yang sangat gelap. Aku tidak bisa melihat apa-apa, tapi aku terus berlari dengan air mata yang mengalir deras di pipiku.

 

*Brukkk*

 

Aku merasakan sakit disekujur tubuhku, sepertinya aku baru saja menabrak dinding yang sangat keras. Aku kembali meraba-raba dinding yang ternyata adalah pintu baja. Kulihat ada sedikit cahaya yang berasal dari lubang kunci, lalu aku teringat kunci yang diberikan Eomma padaku.

 

*Ceklek*

 

Pintu itu terbuka, aku langsung berlari keluar. Tapi tubuhku terjatuh ke tanah. Aku mendongak untuk melihat siapa orang yang kutabrak. Tubuhku gemetar hebat, orang-orang dihadapanku memakai tuxedo yang sama dengan orang-orang yang membunuh orang-tuaku.

 

Salah satu diantara mereka berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan tinggiku.

 

“Siapa namamu nak?” Tanyanya.

 

Aku tidak menjawab, kemudian tangannya bergerak menyentuh kalungku. Sekilas, kulihat tattoo mawar merah di punggung tangannya.

 

“LJH?” Ia membaca tulisan di kalungku. Aku masih diam membisu, aku tidak tahu apa yang sebaiknya kulakukan, apakah dia akan membunuhku juga?

 

“Tuan, dia anak pasangan Lee dari BO. Tidakkah seharusnya kita membunuhnya?” Ucap seorang yang lain diantara mereka.

 

Deg. Jantungku berdetak kencang seolah tidak ingin berhenti.

 

“Tidak, tidak, dia hanyalah bocah 6 tahun. Bagaimana bisa dia harus menanggung dosa orang-tuanya.” Orang dihadapanku tertawa garing, lalu ia mengulurkan tangannya padaku.

 

“Ikutlah denganku nak!”

 

“Tapi tuan, bagaimana jika boss tahu?” Tanya seorang yang lain lagi.

 

“Tidak akan ada yang tahu kecuali…” Ia mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke orang-orang di belakangnya, “Ada diantara kalian yang berani memberitahunya.” Ucapnya tegas, terdengar nada sinis dan menantang dari suaranya. Semua orang di belakangnya terdiam.

 

Ia menggerakkan tangannya di hadapan ku, menandakan bahwa tawarannya masih berlaku. Tiba-tiba ia tersenyum hangat, persis seperti Appa.

 

Aku mulai ragu dan seolah terhipnotis, perlahan-lahan aku membalas uluran tangannya. Ia tersenyum senang, rasa hangat menjalar di diriku. Kupikir aku telah bertemu dengan seorang penyelamat, tapi ternyata aku salah besar.

_Lee Junho_

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LenkaChakhi
#1
Chapter 3: Oh god this's so good storise . . . Update soon thorniem and good job.
dtzJHnuneo #2
Chapter 3: Keren thor ceritanya... please update soon... :)
jhjhjh
#3
Chapter 3: What da hell ????
baru sadar ini cerita di update
baca sambil tegang ditemani hujan malam hari
dan di ujung ceritanya Junho lompat dari lantai sekian???????
OMG author, please be kind >_<
okeh thanks for this greatt update !!!!!
dan selalu menungguuuuu lanjutannya hoho
thanks author nim, nan niga joah ^^/
mannuel_khunyoung
#4
Chapter 3: Astajim? ini junho sma chan gmana yah thor? (please jlasin scane akhirnya,apa junho sma chan jdi loncat?ommoo)

Suka banget Nun.

o ya klo boleh tahu,author kidmonlight dn chanhotoro rumahnya berdekatan yah? hihi^^ gimana buat ff nya? apa nunna Kidmonlight dulu yg buat smua critanya,bru nunna chanhotoro yg ngedit2 nya?hehehehe^^

klo bleh tau nma asli nunna kidmonlight dn chanho toro siapa yah?
mannuel_khunyoung
#5
Chapter 2: SUMPAAAAH INI KEREEEN BEUUUUUUDDDDDZZZZZZZZZZZZZ THOOOOOOORRRRRRRRRRRRRR LUAAAR BIASAAA
rinkhunyoung #6
Chapter 2: akhiiiirrrrrrxx.....update**
mian...teLat baca...hehehe
utywoo #7
Chapter 2: Akhirnya update juga,maaf baru baca
ditunggu update chap selanjutnya
channuneo #8
Chapter 2: ukhirnya di update jg ini fanfic .
mian telat bacanya ..

ukeyy lanjuuttt update thorr ,,
lurvejunho #9
Chapter 2: poor junho.thank god minjun there to comfort him.i hope junho do not turn to be a monster when he grow up
TikaChan
#10
Chapter 2: akhirnya di update juga


penasaran sama ceritanya dan konflik nya ntar

junho kasian