First

She's Back !!

“Ho-yah tunggu noona !!” keringat menetes dari kening gadis kecil berponi itu, poninya pun kini tampak basah oleh keringatnya, dia terduduk kelelahan setelah berlari, dia memanggil anak laki-laki di depannya yang telah berlari cukup jauh darinya.

“Noona !! noona kau tidak apa.apa? apa kau terjatuh?” anak lelaki tadi kini menghampiri gadis kecil berponi itu.

“aniya, aku hanya duduk karena kelelahan ! Yah! Lee Howon! kau berlari begitu cepat, aku ini perempuan, mana mungkin bisa menandingi larimu yang cepat itu!” ujar gadis berponi itu dengan nada kesal, dengan tangan yang terlipat didadanya sembari memalingkan wajahnya dari hadapan anak lelaki tadi.

“Noona mianhae , aku minta maaf sekali sungguh aku tak bermaksud meninggalkanmu, bukankah kita harus cepat pulang agar tak dimarahi ahjusshi? Makanya aku berlari cepat!” sahut anak lelaki tadi. Dia berdiri disebelah gadis berponi.

“tapi tetap saja kau meninggalkanku jauh dibelakangmu, seharusnya kau tunggu aku!” gadis berponi itu tampak menggembungkan pipinya karena saking terlalu kesal.

“ah ya ya ya~ mianhae noona~ mianhaeeeee~” kini si anak lelaki tadi berlutut dihadapan gadis berponi, dengan aegyo-nya.

Gadis berponi itu melunak “aisssh~ kau tahu, aegyeo mu itu selalu membuatku mengalah padamu! Yasudah kumaafkan!”

“ASSA~ gomawo noona, ayo!” anak lelaki itu mengulurkan tangannya pada si gadis berponi, dan gadis itupun menyambutnya dengan senyuman manisnya.

“dan kau tahu noona, senyummu itu adalah magnet untukku, saat melihat kau tersenyum rasanya aku hanya ingin melakukan apapun yang kau inginkan dariku dan aku tak bisa menolaknya, karna jika aku menolaknya, maka senyuman itu akan berubah menjadi wajah yang paling aku tak ingin lihat darimu yaitu cemberut” ujar anak lelaki itu, terdengar seperti gombalan sebenarnya.

Tanpa gadis itu sadari, ternyata wajahnya memerah. Tapi dia mencoba menyembunyikannya “Yah! Darimana kau dapatkan kata-kata semacam itu? Iih~ itu terdengar seperti gombalan yang tidak mutu!”

“kyaaahahah tapi kau manyukainya kan? Buktinya kulihat wajahmu memerah kkkk~” anak lelaki itu terkekeh menunjuk wajah gadis berponi.

Gadis berponi itu menutupi wajahnya “aniyaa~ aaahh sudahlah ayo kita pergi, nanti kita dimarahi oleh appa jika tidak segera pulang!”.

Si gadis berponi pergi mendahului anak lelaki tadi.

“ahaha wajahmu itu noona !! akui saja kalau kau suka kan?” goda anak lelaki itu yang berada tak jauh dibelakangnya.

“Lee Howon! Ssikheureot!” teriak gadis itu.

 

 

t-shirt longgar yang dikenakannya kini menempel dibadannya, basah karena keringat yang mengucur disekujur tubuhnya.

Wajahnya terlihat kusam, peluh menetes dari dahinya sesekali dia mengelapnya dengan handuk yang digantungkan di pundaknya.

Begitulah rutinitas sehari-harinya, latihan dance di dance klub nya dari sore hari sampai menjelang matahari terbenam. Namun kali ini terlihat ada yang berbeda darinya, diantara perluhnya, tersirat sebuah senyuman kebahagiaan, sebuah senyuman yang selama 5tahun ini dia simpan, senyuman special.

 

Jika pada hari biasanya setelah latihan dance dia akan langsung pulang, maka berbeda dengan hari ini. Dia berbelok ke sebuah taman dengan pemandangan yang menakjubkan, kita bisa menikmati tenggelamnya sang mentari, menyambut datangnya sang rembulan malam. Disana dia duduk diatas rerumputan, memandang kearah hangatnya sinar mentari senja yang akan turun dengan senyuman yang tetap berada di wajahnya.

 

 

ditaman

 

“Ho-yah~ jika aku pergi, apa kau akan marah padaku?” Tanya gadis berponi itu tiba-tiba.

“tentu saja! Aku tak akan membiarkan noona pergi kemanapun! Jika kau pergi pun aku akan ikut denganmu. Tunggu, kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal itu? Apa kau akan pergi?” Tanya anak lelaki yang dipanggil Hoya itu. Dia seperti menerawang wajah gadis berponi yang tengah duduk disebelahnya memandangi mentari yang tengah beranjak meninggalkan singgasananya.

“tidak, noona sebenarnya tidak ingin, tapi noona harus……..”

“noona akan pergi? Kemana? Kenapa tiba-tiba meninggalkanku pergi?” potong anak lelaki itu. Matanya berkaca-kaca, begitupun dengan gadis berponi itu, dia tak bisa menahan tangisnya.

“Ho-yah, appa menyuruhku untuk sekolah di luar negeri dan aku tak bisa menolak hal itu. Karna ini demi masa depanku juga. Arasseo?”

“berapa lama?”

“5 tahun”

“itu sangat lama, noona”

“aku tahu”

“aku takut kau akan melupakanku dalam waktu selama itu”

“bodoh! Mana mungkin aku melupakanmu, kau akan tetap menjadi dongsaengku.”

“itu berarti saat kau pulang nanti yang harus kau temui pertama kali adalah aku!”

“bodoh! Tentu saja yang pertama kali kutemui adalah orang tuaku, mana mungkin aku melewatkan mereka. Lalu setelah itu aku janji akan menemuimu. Disini saat matahari terbenam.”

“yakhsok?”

“keureom, yaksok!”

 

 

Ya, dialah anak lelaki itu. Anak lelaki yang selalu bersama dengan gadis berponi, anak lelaki yang polos kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan, energik dan bertubuh proporsional impian setiap wanita. Lee Howon.

Rupanya dia tengah menunggu matahari terbenam, karna hari ini adalah tepat 5 tahun setelah gadis itu pergi dan saatnya ia kembali.

Howon yang biasa dipanggil Hoya oleh gadis itu, hari ini dia menepati janjinya untuk menunggu gadis itu ditempat ini saat matahari terbenam. Hoya tak sabar menanti gadis yang dipanggilnya noona itu datang. Selama 5 tahun dia menanti dan menunggu, hanya untuk sang noona.

 

“Fany Noona, kini aku berada disini untuk menunggumu sesuai dengan janji kita. Kuyakin kau akan datang.” Hoya bergumam pada dirinya sendiri tak lepas dari senyumnya.

 

 

5 detik berlalu

5 menit, matahari sudah tak menampakkan dirinya lagi.

1 jam . Hoya tetap masih menunggu, namun yang ditunggu tetap tak datang.

1,5 jam, Hoya mulai merasa lelah, sia-sia, kecewa bergumul dalam dirinya. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu. Sampai akhirnya …

 

Beep beep beep~ getaran dari hapenya membuatnya berhenti melangkah. Dilihatnya Ommanya menelepon.

“Yeoboseyeo omma”

“aku akan pulang sekarang, wae geurae omma? Anything’s wrong happen? Suaramu terdengar parau omma?”

“Mwo? ANDWAE ! baiklah aku segera kesana”.

 

-TBC-

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet