Chapter 2

Serenade

Bagaimana jika..

8 tahun itu kembali lagi…

 

 

Tepat di hari itu…

Hari yang tidak terlupakan…

 

 

Seoul, 2004

 

 

 

“NAEUN-SHI!!!!”

 

 

Naeun hanya menatap jendela kelas dengan lekat, ia tidak focus pada suara disampingnya, dan seisi kelas yang terdengar begitu berisik. ia tidak bergeming dan berganti memejamkan mata perlahan, menikmati angin yang terasa sejuk menerpa wajahnya.

 

 

“NAEUN-SHHI!!! !”

 

 

 

BUK!

 

 

 

 

“AWW!!!”

 

 

 

Ia menoleh dengan cepat, setelah kepalanya terasa benar-benar sakit, ia melihat yeoja lain didepannya dengan wajah kesal dengan mistar di tangan kanannya. Chorong memajukan bibirnya dengan cepat. menatap naeun yang masih mengelus kepalanya.

 

 

 

“ onnie… ini begitu sakit…”

 

 

 

“ kau mengindahkanku!!.. selalu saja…”

 

 

Menatap seisi kelas dengan raut kesal, ia hanya ingin menenangkan dirinya, ujian baru saja selesai, ia diterpa rasa stress berlebihan, dan ia harus benar-benar terjaga semalaman hanya untuk menghapal sastra korea hari ini. ini benar-benar melelahkan.

 

 

 

“ baiklah lupakan… aku lapar.. kau tidak turun…”

 

 

 

 

 

“ani…”

 

 

Menangkup wajahnya dan kembali menatap jendela.  Chorong hanya menghela nafas sembari menggelengkan kepalanya heran, naeun tidak pernah berubah dari dulu.

Ia menatap kelas yang benar-benar berantakan, kelas yang minus, ah! ia tidak yakin kenapa naeun bisa masuk kekelas ini, kelas terkutuk di chungdam,D, ini kelas minus yang pernah ada. Kelas yang kurang perhatian, dan kelas yang terbuang,kelas yang berisi siswa siswi yang menduduki peringkat akhir di setiap pelajaran, paling bodoh. ah! ia tidak yakin kalau naeun bodoh, naeun hanya t erlalu lugu dan lambat berpikir, ia pikir naeun pintar menulis puisi, memasak, ia pandai menari, ia… ah! ia lupa. kalau itu tidak terlihat begitu penting untuk chungdam.

 

 

 

“ chorong sunbaenim!”

 

 

 

Ia menoleh saat seseorang memanggilnya dari arah belakang. Namja bertubuh tinggi dengan rambut ikal menatapnya tajam.

 

 

 

 

 

“ apa tidak berbahaya jika sunbaenim disini terlalu lama… bukankah seharusnya sunbaenim dari kelas A tidak boleh masuk kesini…”

 

 

 

“ kau mengusirku?”

 

 

 

Chorong berdiri dengan raut kesal. Ia setiap saat kesini, sesuka hatinya, ia tau peraturan itu, hanya beberapa siswa yang tidak setuju, ia pikir, berteman wajar saja, lagipula ia sudah lama mengenal naeun, jangan karena peraturan bodoh ini, ia jadi harus…

 

 

 

“ onnie kembali saja kekelas.. sebentar lagi jam belajar dimulai…”

 

 

 

“kau mendukung mereka…”

 

 

Chorong protes saat naeun mengibas tangannya kearah chorong, yeoja muda itu memintanya pergi dengan wajah memelas, kemudian ia menghela nafas panjang dan menatap beberapa namja yang masih memandanganya dengan wajah tidak suka.

 

 

 

“arraso… kalian menyebalkan…”

 

 

Ia berbalik badan dan menuju pintu kelas, sebelum akhirnya berbalik dan berteriak kearah naeun.

 

 

 

“ jam pulang, kau tunggu aku di gerbang ne… NAEUN  HWAITING!!”

 

 

 

Naeun tertawa kecil dan melambaikan tangan pada chorong yang berjalan cepat keluar kelas, ia menurunkan tangannya pelan dan menghela nafas. Kelas kembali ribut, yah! Tidak menutupi semuanya, ia benci kelas ini, ia tidak suka disini, ia ingin seperti chorong, di kelas A , popular, terbaik, terpandang, berkilauan. Ia tersenyum kemudian menatap lagi kejendela.

 

 

 

“ aku tidak mengerti kenapa kita tidak bisa seperti kelas C apa bedanya kita dengan mereka… kenapa mereka bisa sedekat itu dengan kelas A…”

 

 

 

Naeun hanya tersenyum miris, ia menguping, ia tidak memiliki teman dekat di kelas, jujur, ia lebih senang sendirian , atau berbicara sepanjang waktu pada chorong yang mendatanginya setiap jam istirahat. Ia memangku dagunya, menatap lapangan basket yang terasa penuh, setiap jam istirahat, setiap angkatan, hoobae, angkatan menengah dan sunbaenim dari kelas A akan berkumpul di taman sekolah, sisanya akan bermain basket atau bola. Chungdam begitu besar, mereka menyiapkan aula khusus kelas per angkatan, A bebas memilih, B mereka di sediakan aula di gedung B, C mereka di sediakan lapangan basket, dan D hanya memiliki kelas dan kantin. Naeun marah! Apa yang salah dari mereka. Mereka bahkan memiliki gedung yang terpisah, dengan sederetan kelas D  yang begitu banyak. Jadi jika mereka terdengar begitu berisik itu tidak masalah, toh bangunan ini dibuat kedap suara.

 

 

 

“AH!!!! DAEBAK!! TAEMIN-SHI!!!”

 

 

 

Naeun menegakkan kepalanya dan menatap sosok namja yang duduk di bangku taman sekolah, ia tampak serius memegang buku dengan earphone di telinganya. Plus. Naeun tersenyum.

 

 

 

“ia mengubah rambutnya, ia memotong poninya.. DAEBAK! Aku bahkan bisa melihatnya dari jauh..”

 

 

 

Nado…

Bisik naeun dalam hati.

Ia bahkan sudah mengetahui sejak tadi pagi. Ia melihat taemin turun dari mobil dan berkaca pada spion, ia tampan dengan poni yang terlihat lebih pendek. ani! Ia terlihat sempurna kapanpun.

 

 

“ apa kau dengar sesuatu?”

 

 

Eoh, naeun pura-pura tidak mengetahui apapun, ia hanya menguping dari beberapa yeoja berdiri didekat jendela di belakanganya.

 

 

 

“taemin-shi, ia dating dengan sunbaenim dari kelas A!”

 

 

“JINJA!!!”

 

 

Dada naeun bergetar, Kelas A. ia tidak pernah mendengar ini sebelumnya.

 

 

“ bukan hal yang mustahil… mereka bersinar…”

 

 

 

“ani ani.. taemin bahkan tidak pernah menerima surat cinta dari Hana yang seorang model… taemin bahkan menolak saat gyuri memberinya sebuat brownies lusa lalu. kau lupa kalau taemin itu sombong…”

 

 

“ne.. aku tidak lupa…”

 

 

Naeun tersenyum kecil. ia menatap taemin di kejauhan. Ia pangeran, pangeran dari dunia dongeng, ia langit, ia selalu berada diatas, ia tampan.

 

 

“ tapi.. fanscaffe itu menyebutkan.. ada photo…”

 

 

“ne?”

 

 

Jemari naeun meremas satu sama lain, ia merasa berdengup, ia masih menatap taemin yang duduk tenang dengan buku di tangannya.

 

 

 

“kissu”

 

 

“MWOOOOOOOOOOOOOOO!!!”

 

 

 

 

“AIGO!! JINJA!!!!”

 

 

 

Naeun menggigit bibirnya, alis bertaut dalam. Kiss?

 

 

 

“ aku tidak tau ini benar atau , kau tau kalau fanscaffe itu hanya untuk kelas A sampai B , kita bisa masuk, hoh!”

 

 

 

“ arraso…”

 

 

Naeun menyepi, telinga terasa tuli, betapa menyakitkan jadi dirinya, ia menyukai seseorang yang terasa sulit ia miliki. Ia tersenyum kecil.

Taemin. Aku menyukai mu.

Kau mengenalku.

Ani. Ia tidak mengenal naeun, hanya naeun yang mengenal taemin dengan baik.

Sebenarnya tidak sekali. Taemin juga pernah berpelukan dengan hoobae kelas A awal tahun, memberikan ciuman di pipi sunbaenim kelas A 1 tahun lalu. tidak ada yang salah.

Hanya salah, ia menganggumi taemin, itu saja. Itu salah besar.

Ia tersadar saat bell masuk berbunyi, ia mengusap mata nya dengan cepat, kemudian menatap taemin yang menutup buku, melepas earphonenya dan mengecek ponselnya dan berdiri kemudian berjalan menjauh.. Kemudian naeun menggeleng.

 

 

 

“ kau lupa sesuatu….”

 

 

Benar!

Taemin berjalan kearah bangku dan mengambil sesuatu di bangku taman.

 

 

 

“ selalu… “

 

 

Aku selalu ingat apapun yang kau lakukan, walaupun itu hal kecil.

 

 

 

 

----------------------------

 

 

 

 

 

 

Naeun menatap aula gedung A dari kejauhan, chorong memintanya menunggu, padahal ia pulang 15 menit lagi, ia memundurkan langkahnya dan duduk di taman sekolah, ani! Bukan taman khusus kelas A, hanya bangku di taman gedung D. menatap ponselnya, chorong baru saja mengirimkannya pesan, ia minta maaf karena ia harus menunggu lama. Gwenchana.

Ia pulang lebih awal. Karena mereka harus membatalkan pelajaran bahasa inggris. Entah, ia mereka hampir semua guru, semakin membuat mereka terlihat buruk, hanya masuk 3 kali setiap semester, kemudian membuat ujian dengan soal sulit, dan membuat nilai mereka semakin terpuruk. Kelas D. Malang.

Gedung D mulai sepi, semua murid sudah pulang, hanya tersisa pemeriksa gedung, yang sepertinya sudah selesai. 

Sebenarnya selama sekolah disini, ia tidak mengenal gedung D dengan baik, ia hanya diam di kelas, menghabiskan waktu dengan mendengar lagu, menulis sesuatu. 

Entahlah.

Mungkin ada baiknya, disaat seperti ini ia mengelilingi gedung D, ia pikir tidak masalah, lagipula chorong, masih terlalu lama.

Ia beranjak dan berjalan pelan, mulai dengan angkatan hoobae karena ia angkatan menengah, melihat perpustakaan yang belum di tutup, karena biasanya perpustakaan paling akhir tutup. Ia tidak pernah berpikir untuk kesini selama sekolah, ini begitu menjengkelkan, ia tidak tau kenapa taemin bisa menyukai buku. Namja itu bisa menghabiskan 1 buku saat jam istirahat.

 

 

 

“TAEMIN-SHI!”

 

 

 

Hah!

Naeun menoleh kebelakang, ia melihat taemin berjalan santai dengan yeoja, Hara? Di belakangnya. Go Hara? Bukankah angkatan menengah kelas A,  ia trainne sebuah management besar di seoul, naeun menatap kedepan, kemudian berdengung dalam hati, ia tidak ingin menguping, tapi..

Ia berbalik dan berjalan cepat, berjalan ke belakang gedung yang menghubungkan jalan ke tempat parkir.

 

 

 

“ kau tidak mendengarkanku, TAEMIN! LEE TAEMIN!!”

 

 

 

Naeun berdiri di tiang besar disamping gedung D. menatap taemin yang berdiri didepan hara, dengan tatapan kearah lain, hara tampak kesal dan memangku kedua tangannya.

 

 

 

“ aku mengirimkan sms semalam, apa kau tidak membacanya..”

 

 

 

“ aku ketiduran…”

 

 

 

“taemin-shi!!”

 

 

 

Taemin menoleh pelan, kemudian menghela nafas, ia mengapit wajah hara dengan lembut, naeun perih!

 

 

 

 

“ kau harus paham, semalam kai mengajakku bermain basket sampai, aku tidak mengeck ponsel ku sama sekali.. mian,..”

 

 

 

“arraso…”

 

 

 

Hara maju dan memeluk taemin erat, ia mengangguk. Wajah taemin terlihat senang, naeun meremas jas miliknya, hatinya bergetar pelan.

 

 

 

“ aku hanya merindukanmu…”

 

 

 

Hara menarik pelukannya, memegang lengan taemin. Namja itu tersenyum lembut,

 

 

 

“ aku membelikanmu parfume baru, kau mau mencobanya, aku akan mengambilnya kekelas… chakkaman…”

 

 

 

Naeun bersembunyi dengan cepat, memegang dadanya, melihat hara yang berjalan pelan kearah gedung A. apa yang ia lakukan, ia seperti orang bodoh!  ia merapikan rambut dan jasnya. Ia tidak bisa menunggu disini lebih lama, ia harus pulang,  memejamkan matanya pelan.  Ia harus bisa, berjalan keluar dari tempatnya sekarang dan menuju tempat dimana taemin berdiri, ani! Ia harus bisa melewatinya. Ia harus keluar gerbang dari sini, ia tidak mungkin melewati aula besar pembatas antara gedung A dan B itu sangat memalukan, lagipula, mereka memakai jas yang berbeda dari A dan B, ia tidak mau menjadi bahan olokan sepanjang tahun.

Menunduk adalah cara yang tepat. Ia berjalan dengan cepat. ia bisa melihat kaki taemin, namja itu berdiri menghadapnya, oh! Ia tidak bisa. Ia harus cepat,

 

 

 

“sohn naeun…”

 

 

 

Deg!

Langkahnya terhenti.

Kakinya tidak bisa melangkah, apa barusan adalah suara taemin?

 

 

 

 

 

“ apa kau sohn naeun?”

 

 

 

Ia tidak bisa berbalik, sampai ia merasa langkah kaki taemin melangkah kearahnya, ani! Ia harus melangkah!! JINJA ada apa dengan kakinya!! Apa kau bercanda, ini sama sekali tidak bisa bergerak, ani!! Ani..

 

 

 

“apa ka—

 

 

 

 

“mianhae aku harus pulang, mianhae…”

 

 

 

Naeun berjalan denganc epat sampai ia kemudian berlari, dadanya! Meletup!!! Entahlah, taemin hanya memanggil namanya, ia sudah seperti ini, apa lagi kalau..! aniii! Anii!! Jangan bodoh, itu hanya halusinasi, bagaimana kalau ia memanggil Go Hara, otakmu naeun!! Naeun!! Bodoh!

Ia harus mengirim pesan chorong, karena ia pulang cepat hari ini, benar!! Ia merasa sakit perut sekarang.

 

 

 

-------------------

 

 

 

“ serius sekali…”

 

 

 

 

Hah?

Taemin mendonggak menatap hara yang berdiri didepannya, namja itu menggeleng, menatap benda ditangannya, buku bewarna pink dengan gembok kecil di sisi kanan nya,diary?

 

 

 

“ surat cinta lagi…”

 

 

 

Hara kesal, tangannya hampir ingin mengambil benda itu sebelum taemin mengangkatnya keatas, jauh dari jangkauan hara.

 

 

 

 

 

“ aku akan membuangnya sampai rumah, mana parfume ku…”

 

 

 

Hara tertawa kecil menyodorkan parfume ketangan taemin. Kemudian menatap jengkel buku pink itu dengan raut marah.

 

 

 

“ aku akan marah padamu, kalau kau tidak  membuang buku itu…”

 

 

 

“ arraso…”

 

 

 

Taemin sekena nya sambil membuka tutup botol parfume ditangannya, mint, cool,

 

 

 

“choa, gomawo…”

 

 

 

 

Mengecup pipi hara sekilas, kemudian berjalan pergi.

 

 

 

“mau kemana?”

 

 

 

Taemin mengerutkan alis “ aku ajadwal basket sore ini, kau mau ikut…”

 

 

 

“ kau sudah janji untuk mengajakku makan siang ini…”

 

 

 

Taemin memelas “ aku tidak  bisa,. Kita harus membatalkannya…”

 

 

 

Berbalik badan dan berjalan menjauh, meninggalkan hara yang kesal. Selalu saja. Taemin!! Tidak pernah berubah, ia mencampakkan hara. Jinja..

 

 

 

 

“taemin tunggu aku!!”

 

 

 

--------------------

 

 

 


“CHAKKAMAN!!!”

 

 

 

Naeun berteriak dari dalam kamar, ia membuka seisi lemari dan tasnya,

 

 

 

 

“ umma sudah memasakkan rumput laut kesukaanmu, bereskan pekerjaanmu dan turun untuk makan,,”

 

 

 

 

“ARRASO UMMA…”

 

 

 

Naeun mengapit poni kebelakang telianganya, seisi kamarnya berantakan, JINJA!!! Ia tidak bisa mengingat dimana ia meletakkan diary nya terakhir kali, JINJA! Memukul kepalanya pelan, benar-benar konyol kalau ia kehilangan di jalan,

Naeun duduk di sisi ranjang nya dan menggigit habis kuku tangan kanannya, ia cemas, bagaimana kalau orang membukanya.

Bahkan semua isi itu mengandung taemin, hanya taemin!!

Otte!!

Ia tidak yakin apa diary itu di kunci dengan baik.

JINJA!!!

JINJA!!

 

 

 

 

(berusaha membuat ini menjadi yang terbaik)

terima kasih viewers  :D

i love you.,,

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rifkafikaa
#1
Chapter 2: Coba Ada lanjutannya :(
shafaanis #2
Chapter 2: update soon thor
kendra #3
Chapter 2: itu jangan jangan2 yg nemuin buku diary nya naeun sitaemin ,awal di mulainya history of taeun ><
kendra #4
Chapter 2: cepetan di lanjut yahhh ga sabar penasaran sama masa lalu taeun
noonalicious #5
Chapter 1: Wahhh
Tolong cepet di update authornim
Penasaran bgt ada apa sama mereka berduaa
Taeun taeun
blank16 #6
Chapter 1: aigoo... what will happen next?