I DON'T LIE...!!!!!!!! I REALLY LOVE YOU.....!!!!!!!

I DON'T LIE...!!!!!!!! I REALLY LOVE YOU.....!!!!!!!

Senengnya dapet sambutan yang luar biasa…!!!!

Makasih buat semua yang udah meluangkan waktunya untuk baca ff ini..

Makasih buat semua yang udah berbaik hati ngasih komentarnya buat aku..

Makasih untuk yang udah men-subscribe..

Makasih buat yang udah ngasih vote-nya buat ff ini..

Makasih buat pujian, saran dan kritiknya…

Aku serius seneng banget.

Pokonya love u all…

maaf klo banyak typo

------------------------------------------------------------------

 

“ Kau yakin dengan keputusanmu, Woo? “

“ Iya, hyung. Aku sangat yakin… “

“ Tapi bukankah kau masih mencintainya? Dia juga nampak tidak main-main dengan ucapannya. Apa salahnya kau beri dia satu kesempatan lagi. Agar dia bisa membuktikan semua kata cinta yang diucapkannya kepadamu. “

“ Lebih baik tidak, hyung. Aku takut dia akan melakukan hal yang sama. Dulu dia bisa membuatku sangat percaya kalau dia benar-benar jatuh cinta kepadaku. Tapi ternyata yang dilakukannya adalah kebohongan besar. Aku tidak ingin terperangkap di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Aku tidak ingin dikecewakan lagi. Untuk bangkit dari keterpurukanku kemarin, adalah hal yang paling sulit aku lakukan. Dan aku tidak ingin mengambil resiko lagi, hyung…  “

“ Aku mengerti, Woo. Tapi bagaimana kau bisa tau, dia serius atau tidak, kalau kau bahkan tidak pernh membiaarkannya menunjukkan itu kepadamu. “

“ Entahlah, hyung. Tapi aku rasa, aku tetap masih trauma dengan apa yang dilakukannya padaku. Aku masih perlu waktu untuk berpikir dan merenungkan masalah ini matang-matang. “

“ Baiklah, Woo. Kau yang paling tau yang terbaik bagi dirimu. “

 

Taecyeon kembali menyisip kopi di cangkir miliknya yang hanya tinggal setengah gelas. Tapi matanya tidak lepas memandang Wooyoung yang sedari tadi duduk di hadapannya. Hanya saja kali ini, namja yang berukuran separuh tubuhnya itu tengah menunduk sambil memasang tampang cemberut.

 

--------------------------------------------------------------------

 

* flashback

 

“ Apa yang terjadi, Woo? “ tanya Taecyeon khawatir saat melihat Wooyoung pulang sekolah dengan wajah bersimbah air mata. Tidak seperti biasanya yang selalu tampak sumringah. Karena Taecyeon jelas tau kalau adik sahabatnya ini sedang jatuh cinta.

 

O Taecyeon adalah putra tunggal pemilik perusahaan tekstil terbesar di Korea. Taecyeon adalah sahabat JunHwa, kakak perempuan Wooyoung sejak di bangku sekolah dasar. Bagi keluarga Wooyoung, Taecyeon sudah seperti bagian dari mereka.

Meski bersahabat dengan JunHwa, tapi Taecyeon lebih dekat dengan Wooyoung. Bagi Taecyeon, Wooyoung sudah seperti dongsaeng-nya sendiri. Tapi 4tahun lalu, kedekatan mereka memang sempat berubah alur. Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba saat itu Taecyeon sempat merasa benih-benih cinta mulai tumbuh di hatinya untuk Wooyoung dan hal itu sempat membuat Taecyeon menjaga jaraknya dengan Wooyoung. Tapi untunglah hal itu tidak berlangsung lama. Taecyeon akhirnya kembali dekat dengan wooyoung setelah bisa menetralisir pesaraannya pada Wooyoung. Bukan berarti Taecyeon sudah tidak mencintai Wooyoung. Cinta itu masih terus ada sampai detik ini. Tapi paling tidak Taecyeon sudah lebih bisa mengendalikan diri dan bersikap biasa pada Wooyoung.

Sampai hari ini tiba. Hari dimana Wooyoung terlihat begitu lemah dan rapuh. Sebuah sisi yang tidak pernah ditunjukkan Wooyoung pada Taecyeon maupun orang-orang di sekitarnya selama berpuluh tahun Wooyoung hidup di dunia.

 

“ Aku hanya bahan taruhan baginya, hyung. Dia tidak benar-benar mencintaiku. Dia mempermainkanku. Dia menghancurkanku, hyung. “ adu Wooyoung pada Taecyeon sambil terus mnangis di dalam pelukan Taecyeon.

 

Tanpa Wooyoung menyebutkan nama pun, Taecyeon tau siapa yang Wooyoung maksud. Tapi Taecyeon memilih diam. Usia yang jelas lebih matang daripada Wooyoung, membuat Taecyeon tidak ingin gegabah mengambil keputusan. Sepatah kata saja terucap dari bibirnya saat ini, bisa memberi pengaruh yang besar bagi kondisi mental Wooyoung.

Maka setelah menempuh perjalanan dari ruang tamu ke kamar yang terasa begitu melelahkan, Taecyeon mengambil posisi duduk ternyaman d sudut tempat tidur Wooyoung, dan membiarkan Wooyoung menangis sejadinya di dalam pelukannya. Paling tidak, Taecyeon baru akan biara setelah Wooyoung selesai dengan tangis histerisnya.

Taecyeon sangat bisa memaklumi dengan apa yang dilakukan Wooyoung. Jelas Wooyoung sangat sedih. Baginya Nichkhun adalah cinta pertamanya. Ini juga patah hati pertamanya. Paling tidak hal ini jugalah yang dilakukan Taecyeon 3bulan lalu saat Wooyoung datang padanya dengan wajah yang begitu berbinar. Ketika Wooyoung mengucapkan betapa dia bahagia saat itu, karena akhirnya orang yang bernama Nichkhun, meminta Wooyoung menjadi kekasihnya. Ketika Wooyoung bilang, betapa dirinya senang dan langsung mengiyakan tawaran tersebut karena Wooyoung juga sangat mencintai Nichkhun.

Saat itu, Taecyeon pun melakukan hal yang sama. Menangis sejadinya. Karena ternyata Wooyoung tidak pernah menyadari sedikitpun, bahw ada cinta yang begitu dalam di hadaannya selama 4tahun terakhir.

Tapi bukanlah Taecyeon kalau lantas dia pergi meninggalkan Wooyoung hanya karena Wooyoung mencintai dan tengah menjadi milik orang lain. Kebersamaan mereka selama bertahun-tahun, tengah membuat Tecyeon begitu kesulitan menjalani hari-harinya tanpa melihat senyum Wooyoung. Maka Taecyeon kembali berada di sisi Wooyoung sebagai sosok seorang kakak dan malaikat penjaga bagi Wooyoung.

 

“ Hyung… “ panggil Wooyoung di sela isak tangisnya.

“ Hmm… “ sahut Taecyeon sambil terus mengelus rambut hitam Wooyoung dengan lembut. Mencoba memberi ketenangan dan kenyamanan bag si chubby.

“ Jadilah kekasihku. “

 

Taecyeon hanya diam memandang Wooyoung yang kini tengah memandangnya masih dengan ekspresi wajah yang terluka. Taecyeon seperti tersihir oleh entah sosok Wooyoung atau ucapan Wooyoung. Yang jelas, saat ini tubuh dan pikiran Taecyeon seperti membeku.

 

“ Kau mencintaiku kan, hyung. Jadilah kekasihku. Bantulah aku mengobati perih ini. Aku berjanji, aku akan melakukan apa saja untukmu, asal kau bisa membantuku menghilangkan rasa sakit ini. “

“ Menikahlah denganku, Woo. “

 

Giliran Wooyoung yang terejut dengan apa yang Taecyeon ucapkan. Wooyoung mencoba mencari ekspresi bergurau di kedua mata Taecyeon. Tapi sedikitpun Wooyoung tidak menemukan itu. Wajah Taecyeon serius. Sangat sangat serius malah. Meski membuat Wooyung merinding. Tapi tidak mengurungkan niat Wooyoung untuk mengangguk mantab.

 

“ Aku akan melakukan apa saja. Asal kau bisa mengobati luka ini, hyung. “

 

Maka hanya dalam hitungan jam, setelah Wooyoung putus dengan Nichkhun, Taecyeon pun segera menggantikan posisi Nichkhun. Meski belum di hatinya, tapi secara status, sekarang Wooyoung adalah milik Taecyeon.

 

* end of flashback

 

-------------------------------------------------------------------------

 

“ Aku sudah berjanji padamu akan menikah denganmu, hyung. “ ujar Wooyoung sambil terus memain-mainkan cangkir kopi di hdapannya.

“ Dari awal kau tidak pernah mencintaiku, Woo. Aku hanya dokter bagimu. Seseorang yang membantumu merawat lukamu agar tidak infeksi. Tapi aku tidak bisa menyembuhkan luka itu. Karena bukanlah aku obatnya. Tapi Nichkhun. Nichkhun lah yang kau butuhkan untuk menghilangkan rasa sakit yang terkadang masih sering muncul di hatimu. Kau masih sangat mencintai Nichkhun, Woo. Dan tidak ada seorang pun yang bisa menolongmu selain dia. Tidak juga aku, Jang Wooyoung. “

“ Tapi kau mencinaiku kan, hyung? “

“ Berhentilah keras kepala, Woo. Percuma aku mencintaimu kalau kau tidak mencintaiku. Cukup sudah semua kebodohan yang kita lakukan 2bulan terakhir ini. Kita sudahi saja, Woo. “

“ Tidak, hyung. Aku tidak ingin mengingkari janji yang kubuat sendiri. “

“ Kau tidak mengingkarinya. Akulah yang menyuruhmu pergi. Jadi kau sama sekali tidak punya tanggung jawab apapun. “

‘ …. “ Wooyoung hanya diam. Meski begitu tidak ingin menyerah, tapi Wooyoung juga tidak tau harus berbicara apa.

“ Dengarkan aku, Woo. Yang akan kita jalani ini adalah sebuah pernikahan. Pernikahan yang sesungguhnya. Jika kita sudah menikah, berarti kita akan hidup bersama orang tersebut dalam waktu yang sangat lama. Akan banyak hal yang akan dan harus dilakukan dalam sebuah pernikahan. Dan jelas akan sangat berat bagimu jika kau tidak menikah dengan orang yang kau cintai. Kau akan menyesal di tengah jalan, Woo. Aku hanya tidak ingin kau mengalami itu. “

“ Aku sudah mengenalmu sangat lama. Kita juga sudah melakukan . Lalu apa lagi? Kalau itu sudah bisa kulakukan, lalu kenapa aku tidak bisa melakukan yang lain? “

 

Mulut Taecyeon menganga sedikit mendengar jawaban dari Wooyoung, sebelum pada akhirnya Taecyeon menghela nafas panjang dan menggeleng pelan sambil melempar tatapan prihatin pada Wooyoung.

 

“ Kalau kau baik-baik saja, lantas bagaimana aku, Woo? Kau pikir bagaimana rasanya jika kita tau orang yag hidup bersama dengan kita. Orang yang sangat kita cintai. Orang yang statusnya adalah huswife-ku kelak, adalah orang yang tidak mencintaiku, melainkan mencintai orang lain yang bernama Nichkhun? Coba bayangkanlah bagaimana rasanya jadi diriku? “

 

--------------------------------------------------------------------------------

 

* 1bulan kemudian

 

Pertemuan di café waktu itu, berakhir dengan Wooyoung berlari pergi menghampiri Nichkhun yang masih berada di sekolah untuk kegiatan ekstrakulikuler sepak bola.

Saat itu Wooyoung mengatakan pada nichkhun jika dia masih mencintai Nichkhun dan mau memberi Nichkhun 1kesempatan lagi.

Orang tua Wooyoung nyaris gila karena tiba-tiba pernikahan anaknya yang tinggal 1bulan lagi dibatalkan.

Taecyeon pun terbang ke Amerika, 1minggu setelah Wooyoung memutuskan kembali pada Nichkhun.

Semua berjalan begitu normal bagi Wooyoung, meski setelah kepergian Taecyeon yang sangat mendadak, Wooyoung merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

 

“ Kalau kau tidak kembali padaku, 3hari lagi kau akan menikah dengan Ok Taecyeon, Woo. Bagaimana kabarnya sekarang, ya? Dia pasti sedang sangat sedih sekarang. Hari pernikahan yang sudah begitu dinanti-nanti, akan terlewat begitu saja tanpa ada orang yang dicintainya di sampingnya. “

 

Wooyoung sedikit kaget mendengar ucapan Nichkhun yang tiba-tiba membahas soal Taecyeon. Wooyoung hanya menatap Nichkhun yang tengah tersenyum padanya, dalam kebisuan.

 

“ Kalau aku punya kesempatan untuk mengenalnya lebih dalam, aku akan sangat senang, Woo. Kau tau, aku sangat kagum padanya. Bagaimana mungkin dia bisa mencintai seseorang dengan cara yang begitu mulia. Dia mengorbankan perasaanna dan merelakan kau bersamaku, asal kau bahagia, Woo. Dia sangat luar biasa. “

 

Seperti ombak yang sedang pasang, tiba-tiba hati Wooyoung bergemuruh hebat saat kata per kata yang terlontar dari bibir Nichkhun , tercerna oleh otaknya.

 

“ Woo… Kau sangat beruntung mengenal Taecyeon. Pernah dicintai oleh pria sepertinya, pastilah akan menjadi kenangan yang mengesankan. “

“ ….. “

“ Woo, apa kau yakin kau masih mencintaiku? “

 

Lagi-lagi pertanyaan Nichkhun membuat Wooyoung terperanjat dan tidak mengerti kemana arah pembicaraan mereka. Sambil berkedip bingung, wooyoung menatap Nchkhun lekat mencoba mempelajari maksud ucapan yang diucapkan pria yng tengah tersenyum penuh arti di hadapannya ini.

 

“ Apa maksudmu? “ tanya Wooyoung bingung.

“ Kau.. Apakah benar kau tidak pernah memiliki perasaan sedikitpun pada Taecyeon? Apakah saat sedang bersamaku sekarang, rasanya masih sama seperti sebelum aku menyakitimu? “

“ Kau ini bicara apa, Khun? Jangan membuatku bingung… “ ujar Wooyoung sambil tertawa terpaksa.

“ Kau berubah, Woo. Kau tidak sama dengan Wooyoung-ku yang dulu. Yang kembali pdaku hanya ragamu, Woo. Sedangkan hatimu… Hatimu telah terbang bersama Taecyeon ke Amerika. “

“ Hahaha… Kau seperti orang mabuk, Khun. Berhentilah mengoceh tanpa arah. Aku lelah. Ayo kita pulang. “ Wooyoung berusaha bangkit dari duduknya tapi Nichkhun terlalu kuat menahan tangannya. Sehingga meski sudah berdiri, Wooyoung tidak bisa kemana-mana karena Nichkhun menggenggam pergelangan tangannya dengan begitu kuat.

 

Wooyoung mati-matian berusaha menarik tangannya, tapi usahanya ggal total. Nichkhun terlalu kuat. Wooyoung akhirnya kembali terduduk pasrah di atas rumput yang sedari tadi menjadi alas duduk mereka. Hanya saja, jika semula posisinya berdampingan, sekarang Wooyoung duduk di hadapan Nichkhun.

 

“ Kau ini kenapa, Khun? Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba kau membahas Taecyeon hyung? Kenapa, Khun? Apa kau sudah bosan denganku. Apa kau ingin membuangku lagi dan memakai Taecyeon hyung sebagai alasanmu? “ air mata wooyoung tidak terbendung lagi melihat tingkah Nichkhun.

 

Kencan di taman kota indoor yang di bayangkan akan berakhir indah, malah jadi seperti ini. Wooyoung benci setengah mati dengan sikap Nichkhun yang seperti ini.

 

“ Aku mencintaimu, Woo. Cintaku masih sama padamu. Sama seperti dulu. Tidak adyang berubah. Aku tidak memakai Taecyeon sebagai alasan untuk membuangmu. Aku tidak akan pernah melakukan itu, Woo. Tapi kalau ada di antara kita yang berubah, kaulah orangnya. Kau yang berubah, Woo. “

 

Sejenak Nichkhun menghela nafas. Berusaha mengatur nafasnya dan menetralisir emosinya. Nichkhun berusaha menenangkan dirinya agar tidak menangis terlebih dahulu.

Sementara di sisi lain, wooyoung hanya diam menatap Nichkhun. Menunggu dengan tegang tentang kata-kata apa yang akan terlontar selanjutnya.

 

“ Woo.. Kau mencintai Taecyeon. Tanpa kau sadari, Taecyeon telah merebut hatimu. Ketulusan Taecyeon telah meluluhkanmu, Woo. Benar katamu, aku sudah kehilangan kesempatan untuk memilikimu sejak kau menjadikanmu sebagai bahan taruhanku. Aku sudah kehilanganmu sejak saat itu. Aku sadar itu saat melihatmu menagis di bandara waktu mengantar kepergian Taecyeon. Tangisan yang sama seperti saat kau mengakhiri hubungnmu denganku. Tangisan yang begitu menyiratkan bahwa Taecyeon adalah orang yang sangat berharga bagimu. Kau megatakan padaku dengan jelas lewat tangismu saat itu, kalau kau ingin menahannya. Tidak rela Taecyeon pergi dan tidak ingin kehilangan dia. Setelah kepergiannya, kau juga selalu tampak murung, Woo. Senyum dan tawa yang kau tunjukkan padaku, seolah hanya formalitas. Kau hanya akan benar-benar tersenyum dari hati, saat membaca e-mail atau pesan singkat dari Taecyeon. Tanpa sadar, Woo, kau sudah membuangku. “

 

Tumpah sudah air mata Nichkhun kali ini. Kenyataan bahwa Wooyoung tidak pernah benar-benar kembali padanya sangat-sangat menyakitkan hatinya.

 

“ Banyak hal yang aku dapat dari mencintaimu, Woo. Termasuk kerelaan melepas orang yang kita cintai, demi kebahagiaan orang tersebut. Mungkin aku memang cinta pertamamu, Woo. Tapi Taecyeon lah cinta sejatimu. Dialah yang paling pantas memilikimu. Seperti yang kau katakan, hanya pria dengan cinta yang luar biasa tuluslah yang mau merelakan dirinya menjadi pelampiasan bagi orang yang dicintainya. Karena jelas sakit saat kita tau orang yang begitu kita cintai, meminta kita menjadi kekasihnya, sementaraa hatinya masih milik orang lain. Tapi Taecyeon melakukan itu untukmu, Woo. Taecyeon menelan seluruh rasa sakitnya sendiri untuk mengobati luka hatimu yang aku buat. “

 

Wooyoung pun menangis. Tidak pernah sedikitpun terbayang di benaknya, kisah cintanya akan serumit ini. Tapi rasa sesak dan mengganjal di hatinya yang ada sejak kepergian Taecyeon, tiba-tiba kini hilang entah kemana.

Meski masih bingung dengan perasaannya sendiri, tapi Wooyoung membenarkan semua ucapan Nichkhun. Wooyoung begitu tidak ingin Taecyeon pergi dari sisinya. Wooyoung sudah terbiasa ada Taecyeon sejak bertahun-tahun yag lalu. Wooyoung juga rindu suara Taecyeon. Dekapan hanganya. Suara tawanya. Wooyoung begitu ingin Taecyeon-lah yang sekarang berada di sisi Wooyoung. Bukan Nichkhun.

Mungkin terdengar jahat. Tapi setelah kembali menjalin hubungan dengan Nichkhun, gearan yang begitu hebat yang dulu selalu dirasakan Wooyoung saat bersama Nichkhun, kini sudah hilang. Hubungannya dengan Nichkhun begitu terasa hambar. Kembali ke pelukan Nichkhun ternyata tidak seindah bayangan Wooyoung saat dirinya tengah terpuruk kemarin.

 

“ Pergilah… Kejar Taecyeon. “

“ Lalu kau? “

“ Kau tidak usah khawatir soal aku. Aku begitu tampan dan sempurna sehingga bisa sangat mudah mendapatkan penggantimu. Kau lupa? Begitu panjang antrian di luar sana, Woo. Mereka semua menungguku… “ Nichkhun berusaha tertawa untuk menetralkan suasana. Berusaha terlihat tegar, agar wooyoung tidak mencoba bertahan hanya karena kasihan padanya.

“ Kau masih tetap saja menyebalkan, Khun. “ sahut Wooyoung sambil menjotos peln lengan knan Nichkhun.

 

Nichkhun pun berhenti tertawa. Memandang wajah Wooyoung sejenak engan begitu seksama dan tersenyum seraya beranjak memeluk Wooyoung.

 

“ Aku akan sangat merindukanmu, Woo. “

“ Aku juga, Khun. Terima kasih karena kau telah menyakitiku. Karena kalau tidak, aku tidak akan pernah tau kalau Taecyeon hyung adalah yang terbaik untukku. “

“ I Don't Lie... I Really love you, Woo. I will always do… “

“ Love you too, Khun. “

 

Perpisahan pertama begitu menyakitkan. Tapi perpisahan kedua, begitu sangat indah. Nichkhun dan Wooyoung akhirnya memilih berpisah dan melangkah menuju cinta mereka masing-masing, yang berada di ujung yang saling berseberangan, dari tempat mereka berdiri sekarang. Wooyoung kepada Taecyeon, dan Nichkhun, kepada seseorang yang entah siapa itu.

Cinta pertama memang kadang tidak berakhir indah. Cinta pertama tidak melulu cinta sejati kita. Tapi cinta terkhir, justru itulah yang abadi. Nichkhun dan Wooyoung, belajar itu.

 

-------------------------------------------------------------------

 

* New York City

 

“ Hyung… “

“ Woo, kenapa begitu pagi sudah menelephone ku? Apa ada sesuatu yang terjadi? “ jelas tersirat nada khawatir di tengah suara parau Taecyeon yang baru bangun tidur.

 

Hari masih gelap di New York pagi itu. Mungkin karena memang sedang musim dingin, meski sudah pukul 07.00, langit masih sangat gelap. Maklumlah, suhu pagi itu mencapai 160,56 derajat Celcius.

 

“ Hyung, aku putus dengan Nichkhun lagi. Aku benar-benar frustasi, hyung. Harusnya aku tidak menurutimu. Harusnya aku tidak menuruti kata-katamu. Aku susah payah bangkit dari keterurukanku. Tapi kau membuatku dicampakkan lagi untuk yang kedua kalinya… Aku benci kau, hyung!!!!!! “

“ Wooo….. “

 

Belum sempat Taecyeon mengatakan sesuatu, Wooyoung sudah memutuskan hubungan telephone mereka. Mendengar Wooyoung yang begitu histeris barusan, jelas membuat Taecyeon khawatir setengah mati. Taecyeon bergegas balik menghubungi Wooyoung, tapi Wooyoung meng-nonaktif-kan ponselnya. Taecyeon mengerang frustasi. Pikirannya benar-benar kalut. Taecyeon takut terjadi apa-apa pada Wooyoung.

Wooyoung benar-benar begitu rapuh saat kali pertama Nichkhun meninggalkannya. Untunglah ada Taecyeon saat itu. Tapi kali ini… Taecyeon tidak ada di sampingnya. Wooyoung jelas akan lebih terpuruk lagi karena ini kedua kalinya Wooyoung diperlakukan sama oleh orang yang dicintainya.

 

“ Harusnya aku tidak menyuruhnya kembali pada pria brengsek itu… “ gumam Taecyeon sambil menarik stress rambut hitam spiky-nya.

 

Ting… Tong…

Suara bel pintu rumah miliknya, meminta perhatian si empunya yang tengah asyik melamun.

 

“ Masih begitu gelap… Orang gila mana yang begitu pagi sudah bertamu ke rumah orang. “ sungut Taecyeon dengan kesal.

 

Ting… Tong…

 

“ Ya…. Sabar!! “ dengan malas, Taecyeon bangkit dari tempat tidurnya. Menyibakkan selimut tebal yang membalutnya semalam suntuk.

 

Ting… Tong…. Ting… Tong…

 

Si Tamu nampak sudah begitu tidak sabar. Hal ini membuat Taecyeon semakin bersungut-sungut. Setelah menghela nafas kesal, dengan cepat Taecyeon menyambar jaket tebal dari bulu angsa favoritnya yang berwarna kuning, lalu memakainya sambil membuka pintu kamar dan berjalan cepat menuju pintu rumah yang belnya masih saja ber-tingtongtingtong ria memekakan telinga. Ribuan sumpah serapah dalam bahasa inggris sudah di manage Taecyeon dengan begitu rapihnya untuk menyambut si tamu yang sudah berani merusak pagi harinya.

 

Ting… Tong…

 

“ Are you mad or what? What time is it? You think, who are you? Bothering people this morning. Press bell button millions times. Are you think I’m deaf? Are you come to be a guest or invite me to quarrel? “ cerocos Taecyeon mendapati seorang pria berjaket hitam tebal, dengan sport bag hitam menyempang di pundaknya, lengkap dengan topi lidah berwarna senada yang menghalangi Taecyeon untuk melihat wajah tamunya itu.

“ I want you to be responsible, because you have made me thrown. “ jawab tamu tersebut masih dengan wajah yang menunduk.

“ What are you talking about? “ ujar Taecyeon ragu.

 

Taecyeon tidak mengerti apa maksud perkataan tamunya. Tapi suara dari sang tamu, sangat familiar di telinga Taecyeon. Hanya saja, Taecyeon masih terlalu bingung.

 

“ I want you to marry me, Mr. Ok Taecyeon. You have made Nichkhun-shi thrown me away again. So you must take your responsibility. “ ujar pria tersebut sambil mengangkat wajahnya dan tersenyum sangat manis pada Taecyeon.

“ Wooyoung? “ Taecyeon kaget setengah mati. Tidak pernah sedikitpun terpikir akan melihat Wooyoung lagi dalam waktu dekat ini.

 

Orang yag setiap hari begitu dirindukannya, tengah berdiri di hadapannya. Tersenyum dengan sangat manisnya. Membuat Taecyeon mengucek-ucek matanya. Takut kalau-kalau di masih bermimpi.

 

“ Aku nyata, hyung. Bukan mimpi. “ ujar Wooyoung seraya melangkah mendekat untuk memeluk Taecyeon.

“ Nichkhun melepau untukmu. Karena dia tau aku mencintaimu. Dia meninggalkanku lagi. Tapi kali ini agar aku bisa bahagia denganmu, hyung… “ lanjut Wooyoung. Suaranya sedikit terbekap karena Wooyoung menempelkan bibirnya di dad bidang Taecyeon. Tapi Taecyeon bisa mendengar dengan sangat jelas apa yang Wooyoung ucapkan.

 

Taecyeon masih bungkam. Belum sepenuhnya pulih dari keterkejutannya. Tapi paling tidak, kesadarannya sudah perlahan kembali masuk menempati raga besarnya.

Perlahan Taecyeon mengendurkan tangan Wooyoung yang memeluk erat pinggangnya dan sedikit mendorongnya mundur agar Taecyeon bisa melihat wajah Wooyoung.

 

“ Kau bilang Nichkhun meninggalkanmu karena tau kau mencintaiku. Lalu, apa pendapatmu soal itu? Apa kau setuju dengannya? “ tanya Taecyeon dengan sangat berhati-hati.

 

Taecyeon bukan orang bodoh. Dengan munculnya Wooyoung di hadapannya, sudah jelas bahwa Wooyoung membenarkan ucapan nichkhun. Tapi Taecyeon ingin mendengar sendiri Wooyoung mengatakan apa yang sangat ingin di dengarnya dari bibir mungil Wooyoung. Orang yang telah merbut hatinya selama bertahun-tahun belakangn ini.

 

“ Aku rasa, aku memang telah jatuh cinta padamu, hyung. Tanpa aku sadari, kebaikanmu telah membuat aku tidak bisa kehilanganmu. Hanya saja aku baru sadar itu setelah kau pergi. Sekarng aku percaya pepatah yang mengatakan, seseorang baru terasa berharga, saat orang itu pergi dari hidup kita. Karena aku baru tau aku mencintaimu, justru di saat kau memilih untuk melepasku. “

 

Seiring berakhirnya ucapan Wooyoung, mendarat jugalah bibir Taecyeon di atas bibir Wooyoung. Kecupan lembut dan lumatan yang penuh cinta membuka lembaran baru kisah perjalanan cinta mereka.

Wooyoung datang untuk memberi kejutan pada Taecyeon tepat di hari dan tanggal dimana mereka seharusnya melaksanakan pernikahan.

Meski sempat tertunda, Wooyoung dan Taecyeon melangsungkan pernikahan mereka bi tanggal yang sama bulan berikutnya. Gereja Washington Cathedral, menjadi saksi bisu pernikahan mereka.

Nichkhun hadir di pernikahan Wooyoung dan Taecyeon bersama seorang wanita cantik bernama Tiffany. Tiffany adalah jodoh yang dipilihkan oleh orang tua Nichkhun untuk putra bungsu mereka tersebut. Meski masih belum bisa melupakan Wooyoung, Nichkhun tetap berusaha move on dan membuka hati lebar-lebar untuk Tiffany. Mungkin sederhana. Tapi pada dasarnya adalah karena Nichkhun juga ingin bahagia seperti Taecyeon dan Wooyoung.

 

---------------------------------------------------------------------

 

* Special Addition

 

“ Bagaimana kau tau dulu aku mencintaimu, Woo? Aku bahkan tidak pernah menceritakan soal perasaanku ini pada siapapun? Benar-benar hanya aku dan Tuhan yang tau… “

“ Dan halaman akhir buku catatan fisikamu, hyung… “

“ Maksudmu? “

“ Kau menulisi halaman akhir buku catatan fisikamu sewaktu kau duduk di tingkat akhir sekolah menengah atas dengan tulisan ‘taec lovewoo’ sampai halaman tersebut penuh dengan tulisan mu yang sangat kecil-kecil itu. Kalau dihitung mungkin ada 100 lebih kata seperti itu. Dari situ aku tau kau punya perasaan khusus padaku. Ditambah lagi perhatian yang kau berikan padaku itu sangat mencolok. Aku  jelas bukan orang mati rasa, hyung. Aku sangat peka menilai gelagat seseorang. “

 

Taecyeon hanya diam mendengarkan penjelasan Wooyoung dengan wajah yang memerah. Teryata meski telah ditutup-tutupi, selama ini Wooyoung tau kalau Taecyeon sudah sejak lama mencintai Wooyoung.

 

“ Hahaha… Kau malu, hyung. Wajahmu merah. “

“ Lalu kenapa kau diam saja? “ tanya Taecyeon seolah tidak terima karena Wooyoung membuatnya merasa menjadi orang paling pintar dalam uruan menyembunyikan perasaan, padahal sebenarnya kenyataannya bertolak belakang. Taecyeon jadi merasa sangat bodoh di hadapan Wooyoung.

“ Apa? Kau juga diam saja. Lalu aku harus apa? “ jawab Wooyoung cuek.

 

Hening sejenak. Wooyoung dan Taecyeon tidur berdampingan menghadap ke langit-langit. Wooyoung sudah memejamkan matanya, meski jelas dia belum tidur.

 

“ woo… “

“ Ya, hyung? “

“ Andai waktu iu aku bilang aku mencintaimu, apa yang akan kau lakukan? “

“ Entahlah, hyung. Hanya saja mungkin semua tidak akan serumit ini. Aku tidak harus jatuh cinta dan patah hati karena Nichkhun. Aku tidak akan membiarkan dia masuk ke dalam hidupku, karena aku sudah memilikimu.. “ jawab Wooyoung masih dengan mata terpejam.

 

Taecyeon menghela nafas panjang. Tersenyum lega dan memejamkan matanya berniat untuk tidur.

 

“ Yang penting sekarang aku milikmu. Seutuhnya milikmu, hyung. “ imbuh Wooyoung yang tiba-tiba sudah duduk menindih Taecyeon.

 

Mata Taecyeon terbelalak kaget. Wooyoung benar-benar mengejutkannya.

 

“ Kau tidak ingin melakukan apapun denganku di malam pertama kita sebagi pengantin, hyung? “ bisikan Wooyoung terdengar begitu menggoda di telinga Taecyeon.

“ Aku pikir kau lelah, Woo… “ jawab Taecyeon mati-matian menahan lenguhannya. Karena lidah dan bibir Wooyoung sudah berkeliaran menelusur setiap inchi kulit leher dan belakang telngaTaecyeon yang terekspose.

“ Kalau aku bilang tidak lelah, apa yang mau kau lakukan denganku? “ tanya Wooyoung yang wajahnya hanya beberapa centimeter di hadapan taecyeon.

 

Taecyeon tidak menjawab dan langsung menarik wajah Wooyoung untuk menggapai bibir mungil yang y  itu.

Malam itu pun jadi malam yang melelahkan bagi keduanya….

 

-------------------------------------------------------- END  ---------------------------------------------------------------------------

Awh… sorry belum siap mental bikin t. Jadi imajinsikanlah sendiri. Hahahaha…..

 

Akhirnya rampung juga.

Buat Khunyoung Shipper, maaf kalau endingnya ga sesuai harapan.

Sebenernya pengen bikin yang ber-ending Khunyoung.

Tapi kayaknya Khunyoung couple akhir-akhir ini ga seromantis dulu.

Muka n sikap mereka malah kayak orang yang musuhan.

Jadi susah mengimajinasikan mereka happy ending.

Daripada terkesan maksa, yang ini aku buat Taecwoo dulu yha.

Jangan marah yha…. Maaf.

Tapi moga-mog suka deh sama jalan ceritanya.

Moga-moga juga chapter ini menjawab semua pertanyaan yang mengganjal.

Kalo story line nya terkesan kecepetan, mungkin karena author-nya masih labil, pengennya jadi buru-buru selesai. ^^

Yh… Pokonya aku ucapin jutaan terima kasih buat yang udah baca, ngoment, men-subscribe n nge-vote ff pertama aku ini.

Seneng banget dh. Makasih yha.

*loveuall

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hwaiting93 #1
Chapter 1: Singkat padat jelas & DAEBAK !!!!
Ga nyangka bakal berakhir gini , soalnya biasanya pasti bakal balik lagi ke khun , trus taecyeon jadi orang yg tersingkirkan hehe
Suka banget pas woo jelasin kenapa dia lebih milih taec , hebat banget taec disitu (╥﹏╥)​
Pokoknya suka banget sama ceritanya ( ‾̴̴͡͡▿ ‾̴̴͡͡ʃƪ)
mamikodaigo
#2
Chapter 2: huh gak papalah woo sama taec yang penting sekarang woo ga disia-sia..-__-"

akhir2 ini khun sering selingkuh sam Ho. bikin sesek ati..*curcol =p

ayokk post ff lagi thorr..hhhe...^^
UnunJang
#3
Chapter 2: Hiks.. hiks...
Kecewa sebenernya...
Py... gpp dech...asal Woo Bahagia...
*PelukKhunnie...
sabar yah...
aldios_khunyoung
#4
Chapter 2: Gak papa lah taecwoo ! Tapi thor mereka gak jauhan kok cuman jaga jarak dari mata kamera setelah ketahuan selalu jalan bareng hehehe
elfachan31 #5
Chapter 2: mati! berakhir taecwoo (hancur sudah hatiQ) tp gag pa2 harusx emang kayak genee jalan ceritax. . . gag baik jg bwt kesehatan klo khunyoung sll happy end =pp ????
elfachan31 #6
Chapter 1: aku suka :)
rin_26 #7
Chapter 2: waww...bener" tak terduga awal'y aku kira bakal jadi khunyoung...tapi taeecwoo juga gak papa aku rasa itu sebanding dg perjuangan cinta taec ke woo dan ingat taec blum pernah mengecewakan woo kyak nichkhun
pipikya #8
Chapter 2: Woaaah *standing applause* T.T
sempet kecewa juga karena endingnya bukan khunyoung :( tapi karena ngeliat woo kayaknya lebih bahagia sama taec, saya rela deh :')
suka banget sama ff-nya, apalagi bahasa yang dipake mudah dimengerti (nggak muter-muter(?) gitu) dan alurnya juga gak kecepetan, rapi banget ^^ next ff-nya ditunggu ya authornim ^^ fighting!!
vargaskey #9
Chapter 2: HAHAHAHAHAHAHAHAHA JADILAH TAECWOO HAHAHAHAHA BYE KHUNYOUNG BYEEEEEEE...
#nangis ngejer T.T kenyataannya jg gitu sekarang..khun & woo slalu jaga jarak sperti ad mslh diantara mreka :((
Keren thor FF nya buat lg ya ^^
mannuel_khunyoung
#10
Chapter 2: Bahasanya bagus unn,terlalu romantis kekekeke


tpi sbnarny yg pling mnderita ini taec deh kyanya dri pda nichkhun,Tapi nggk pp denk hehehe


untuk woo:sdiakan taec sblum khun mengambilmu hehehehe


unn ngikutin saranku ceileeee yee#Pd bner?(pdalan nggk hehe)kekekeee#plakk


unn,boleh REQUEST nggk?buat crita pairingnya wooho donk?kyayayaya hehehe



HWAITING UNNNNN,


buat trus ff ya unnn kyayayaya unna is beast,bru prtma buat ff tpi srasa udh buat ff yg ke berapa gtu hehehehe