jadian?

saranghae

Sorry for typo

 

 

"Permisi, apa presdir nichkhun ada di ruangannya?" Tanya wooyoung pada resepsionis.

"Presdir sedang makan di cafe yang dekat sini" jawab resepsionis itu.

"Ah kamsahamnida"

# wooyoung pov

"Dimana ya nichkhun hyung?" Saat ini aku sudah ada di dalam cafe dan sedang mencari nichkhun hyung.
"Ah itu dia" akhirnya aku menemukan juga sosok 'first love' ku yang sedari tadi aku cari.
Tunggu dulu, nichkhun hyung sedang bersama siapa? Apakah itu namjachingu nya? Tapi mungkin saja itu hanya rekan bisnis nya. Ah kebetulan sekali dia sudah pergi, dan sekarang tinggal nichkhun hyung sendiri di sana. Aku segera menghampiri meja nichkhun hyung dengan sedikit berlari kecil. Saat aku sudah ada tepat di belakang nichkhun hyung, aku langsung menghentikan langkah ku saat aku mendengar nichkhun hyung menggumamkan nama seseorang.

"Minjun..."

Minjun? Apakah minjun nama orang yang tadi makan bersama nichkhun hyung?
Setelah aku rasa nichkhun hyung tidak akan melanjutkan kata katanya nya kembali, aku hendak menyentuh pundaknya. Tapi ternyata aku salah, nichkhun hyung kembali melanjutkan kata katanya. Dan kata terakhir yang di ucapkan nichkhun hyung sukses membuat ku diam terpaku dengan tangan yang menggantung di udara. 1 kata yang sangat sederhana, tetapi bisa membuat hati ku hancur seketika kala aku mendengar kalimat itu keluar dari mulut nichkhun hyung dan itu di tujukan untuk orang lain, bukan untuk ku.

"...saranghae"

Aku tidak perduli lagi dengan tujuan awal ku untuk menemui nichkhun hyung, hati ku sudah sakit mendengar penuturannya. Sekarang yang aku fikirkan hanya cepat cepat pulang ke rumah dan menenangkan diriku. Aku segera berlari sekencang kencang nya menuju pintu keluar cafe, tidak perduli jika aku di kira orang aneh oleh semua pengunjung cafe ini.

Tch, kenapa ke parkiran saja rasanya sangat jauh sekali jaraknya.

Wooyoung, kau jangan menangis, kau tidak boleh menangis, kuatkan dirimu. Kau ini namja, kenapa cengeng sekali.

# wooyoung pov end

.

.

.

.

.

Setelah minjun keluar dari cafe, ia segera berlari menuju ke kantor nichkhun yang jaraknya tidak jauh dari cafe itu dengan perasaan takut bercampur cemas. Sekarang yang sedang ada di dalam fikirannya hanyalah chansung.

Saat sudah sampai di kantor, minjun segera masuk ke dalam toilet yang berada di sana.

"Chansung-ah, gwaenchanayo?" Tanya minjun panik saat ia sudah ada di dalam toilet kantor yang sedang tidak ada siapapun kecuali chansung yang sedang duduk lemas di lantai sambil memegangi dadanya nya yang berdebar debar tidak beraturan, dan juga keringat dingin yang mengalir di pelipis dan telapak tangannya.

"Ne hyung. Nan gwaenchana"jelas chansung agar minjun tidak terlalu khawatir.

"Ayo kita ke dokter sekarang"

"Tidak usah hyung, aku baik baik saja"

"Apanya yang baik baik saja? Sudah cepat kita ke dokter, hyung takut penyakit mu akan tambah parah"

"Hyung tidak usah terlalu cemas seperti itu. Aku hanya cukup istirahat sebentar, lalu aku akan baik baik saja"

"Chansung-ah, kau jangan keras kepala.."

"Sudahlah hyung, aku baik baik saja. Hyung, bantu aku berjalan ke lobby ya"

"Baiklah chansung-ah"

.

.

.

.

.

"Tch, kenapa lama sekali sih dia?" Saat ini junho terlihat sedang menunggu seseorang di lobby kantor nichkhun.

"Hey chansung" panggil junho saat ia melihat chansung yang sedang berjalan dengan di bopoh minjun menuju ke arah nya.

"Kemana saja kau hah? Sudah kutunggu daritadi, tidak datang datang"

"Mianhae tuan muda, tadi saya sudah menunggu tuan muda sedaritadi di sini, tapi tuan muda tidak juga datang, akhirnya saya memutuskan untuk jalan jalan sebentar untuk melihat lihat gedung ini"

"Chansung-ah kenapa kau berbohong, sudah katakan saja yang sebenarnya kalau kau sedang sakit" bisik minjun.

"Sudah tidak apa apa hyung" balas chansung yang juga berbisik

"Yasudah kali ini kau ku maafkan. Ngomong ngomong, barang barang mu mana?" Tanya junho saat ia tidak melihat barang barang bawaan chansung.

"Barang barang nya saya titipkan di resepsionis, sebentar saya ambil dulu"

"Tunggu tunggu, chansung-ah, apa maksudnya barang barang?" Minjun yang sedari tadi diam memerhatikan pembicaraan chansung dan junho akhirnya angkat bicara juga.

"Hyung, mianhae, mulai sekarang aku akan tinggal di apartemen tuan muda junho"

"Tapi, chansung-ah, jika penyakit mu tiba tiba kambuh lagi bagaimana?"

"Hyung, aku sudah besar, dan aku bisa menjaga diriku sendiri. Lagipula kita kan bisa setiap hari bertemu jika hyung mau"

"Arrasseo"

"Yasudah hyung, sebaiknya hyung kembali kerja saja"

"Kau sudah tidak apa apa chansung-ah?"

"Tidak apa apa hyung"

"Kalau begitu hyung ke ruangan hyung dulu ya"

"Ne" setelah minjun pergi menuju ruangannya, chansung berjalan ke arah resepsionis dan mengambil koper nya.

"Chansung, kau punya penyakit?" Tanya junho saat mereka berdua sedang berada di dalam taksi menuju ke apartemen junho.

"I-iya. Ta-tapi tenang saja tuan muda, itu bukan penyakit yang membahayakan dan juga tidak akan menular"

"Oh baguslah"

.

.

.

.

.

»Rumah taec woo

# taecyeon pov

"Uyoung-ah" aish kemana sih anak itu, biasa nya ia selalu menyambut ku jika aku pulang. Sudahlah, mungkin dia belum pulang.
Aku memutuskan untuk masuk saja ke dalam kamar ku, istirahat sebentar saja sambil menunggu wooyoung pulang.
Tapi saat aku melewati kamar wooyoung, aku mendengar suara isakan di dalam kamar wooyoung. Bermacam macam pertanyaan muncul di benakku.
Tidak perlu berfikir panjang lagi, aku langsung saja masuk ke dalam kamarnya, untuk memastikan apakah yang sedang menangis itu wooyoung atau bukan.

*cklek

"Uyoung-ah" panggil ku saat aku sudah masuk ke dalam. Di dalam kamar, terlihat wooyoung sedang duduk di atas kasurnya sambil memeluk lutut nya sendiri dan menyembunyikan wajah nya diantara kedua lututnya.

"Uyoung-ah" panggil ku sekali lagi untuk menyadarkannya.

"Hyung hiks" wooyoung mengangkat wajah nya, memperlihatkan pipi chubby nya yang memerah dan juga mata nya yang mengalirkan sungai kecil.

"Uyoung-ah kau kenapa?"

"Nichkhun hyung"

"Ada apa dengan nichkhun. Ceritakan pada ku"

.

.

.

.

"Damn"

Jadi itu sebab nya wooyoung menangis. Awas saja kalian berdua, lihat apa yang akan aku lakukan pada kalian, tidak perduli jika aku harus mengorbankan persahabatan dan perasaan ku.

Nichkhun, minjun, sekarang aku muak dengan nama itu.

# taecyeon pov end

~malam hari

"Uyoung-ah, ayo turun, kita makan. Dari siang kan kau belum makan"

"Hyung makan saja duluan" jawab wooyoung dengan nada datar dan masih memandang ke depan dengan pandangan kosong.
Taecyeon terlihat sangat sedih melihat perubahan drastis dari sang adik, tapi ia harus bagaimana lagi.

"Uyoung-ah, kau makan ya. Jika eomma appa tau kau tidak makan, pasti mereka akan marah"

"Tidak hyung. Eomma dan appa sedang ada di jepang, jadi mereka tidak akan tau, kecuali kau yang memberi tau nya."

"YAH JANG WOOYOUNG, SAMPAI KAPAN KAU AKAN SEPERTI INI?" Kesabaran taecyeon sudah habis, dan secara tidak sadar, ia membentak wooyoung.

"Mianhae wooyoung-ah, aku tidak bermaksud membentak mu. Akkhh sudahlah"

*cklek

*blam

Setelah taecyeon pergi dari kamar wooyoung, wooyoung terlihat sedikit mengangkat kedua sudut bibir nya ke atas.
Tidak lama setelah nya, wooyoung langsung turun dari ranjang nya dan segera berlari menuju ruang makan.

Saat sudah sampai di meja makan, wooyoung segera mengambil tempat duduk di hadapan taecyeon yang sedang memasang ekspresi bingung.

"Wooaahh ayam" mata wooyoung berbinar saat ia melihat makanan favorite nya ada di atas meja makan.

"Kajja hyung kita makan, tunggu apa lagi?"

"Ah ne. Kajja"

.

.

.

.

.

»Apartemen junho

"Chansung, sudah selesai belum memasak nya? Aku sudah lapar" teriak junho dari meja makan agar dapat di dengar chansung yang sedang memasak di dapur, tapi sebenarnya, tanpa junho teriak pun chansung akan dapat mendengar nya, karna jarak antara dapur dan meja makan tidaklah jauh, masih dalam satu ruangan.

"Sebentar lagi tuan muda" balas chansung dengan berteriak juga.

"Yasudah cepat. Aku sudah lapar" teriak junho lagi, tetapi sekarang teriakannya lebih kencang dari yang tadi

"Ne" jawab chansung dengan teriakan juga.

Ck, pasangan yang aneh.

"Tuan muda, masakannya sudah jadi" chansung berjalan ke arah meja makan dan meletakan masakannya yang baru saja matang di hadapan junho.

"Ha? Masakan apa ini?" Tanya junho sambil memutar mutar piring yang berisi makanan buatan chansung.

"Telur"

"Telur nya kenapa berwarna hitam begitu? Tidak mau, aku tidak mau makan telur hitam itu. Kau masak makanan yang lain sana"

"Tapi tuan muda, aku tidak bisa memasak"

"Yasudah kau duduk di sini, biar aku yang masak" perintah junho lalu berdiri dari meja makan menuju ke dapur.

"Masak apa ya? Daripada bingung, lebih baik masak ramen saja yg gampang"

'Kenapa aku jadi merasa seperti seorang suami yang sedang di masakan oleh istri nya ya? Aiishh paboya, apa yang kau fikirkan kim chansung' rutuk chansung dalam hati sambil menggelengkan kepalanya untuk membuang jauh jauh pemikiran seperti itu.

Tidak lama kemudian, junho datang ke meja makan dengan membawa dua mangkuk berisi ramen.

"Ini, makan ramen saja. Masakan ramen ku lebih layak dimakan daripada masakan telur hitam mu itu" ucap junho sambil menyerahkan satu mangkuk ramen di hadapan chansung.

"Ne. Gomawo tuan muda"

Selanjutnya mereka berdua makan dengan hening, tidak ada satupun suara yang di keluarkan kedua nya, hanya ada suara dentingan sumpit dari almunium yang sesekali beradu dengan mangkuk ramen.

"Aku sudah selesai makan. Kau cuci piring nya" perintah junho lalu beranjak dari meja makan menuju ke kamar nya.

'Dan sekarang aku merasa seperti seorang pembantu yg sedang di suruh oleh majikannya'

.

.

.

.

.

~keesokan hari nya

"Taecyeon hyung, kau sudah bangun?" Tanya wooyoung saat ia sudah ada di dalam kamar taecyeon.

"Ada apa uyoung-ah?" Jawab taecyeon yang masih setengah sadar.

"Hyung, mandi sana"

"Memang nya ada apa?"

"Temani aku ke kantor nichkhun hyung"

"Mwo?"

"Temani aku ke kantor nichkhun hyung"

"Maksudku, kau mau ngapain ke sana uyoung-ah?"

"Selama nichkhun hyung belum bersama dengan siapapun, berarti aku masih punya kesempatan kan hyung?" Jelas wooyoung dengan memaksakan sebuah senyuman, dan senyuman itu malah semakin membuat taecyeon sedih.

"Yasudah, hyung telfon khun dulu, takut ia sedang sibuk"

"Khun" panggil taecyeon saat nichkhun sudah mengangkat panggilan telfon nya.

"..."

"Nanti aku dan adik ku mau ke kantor mu, kau sedang sibuk?"

"..."

"Yasudah nanti aku dan adik ku akan ke sana"

»Apartemen minjun

"Yeoboseo"

"..."

"Chansung-ah, bagaimana keadaan mu? Kau baik baik saja kan?"

"..."

"Syukurlah. Yasudah kalau begitu hyung berangkat kerja dulu ya"

.

.

.

.

.

»Ruangan nichkhun

"Khun" panggil taecyeon saat ia dan wooyoung sudah masuk ke ruangan nichkhun.

"Oh taecyeon-ah. Duduklah" nichkhun beranjak dari meja kerja nya lalu duduk di sofa dan di ikuti oleh taecyeon dan wooyoung

"Annyeong, perkenalkan namaku wooyoung. Jang wooyoung" wooyoung memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya di hadapan nichkhun.

"Ne. Aku lee nichkhun" jawab nichkhun sambil mengulurkan tangannya juga, membalas uluran tangan wooyoung.

"Tunggu, kau tadi kau bilang nama mu jang wooyoung?"

"Ne. Memang nya ada apa nichkhun hyung?"

"Kenapa marga kalian berdua berbeda? Bukankah kalian saudara?"

"Ne nichkhun hyung. Kami berdua memang saudara, tetapi bukan saudara kandung. Sebenarnya aku hanya sepupu nya taec hyung. Tetapi saat umur ku 10 tahun, orang tua ku meninggal karna kecelakaan pesawat saat menuju china. Semenjak saat itu, orang tua taecyeon hyung mengangkat ku menjadi anak nya." Wooyoung menjelaskan kepada nichkhun kenapa dia dan taecyeon mempunyai marga yang berbeda.

"Mianhae" terlihat dari raut wajah nichkhun, ia terlihat menyesal telah menanyakan hal seperti itu. Karna menurut nya, pertanyaan yang ia ajukan tadi kembali membuka masa lalu wooyoung yang menyedihkan.

"Gwaenchana. Tapi walaupun begitu, aku tetap bahagia menjadi anak angkat mereka, karna mereka memperlakukan sama seperti anak kandung nya sendiri"

Hening. Lama mereka terdiam. Tiba tiba suasana terasa canggung ,tidak ada yang membuka suara, sampai akhir nya wooyoung memecahkan keheningan itu.

"Taec hyung, khun hyung, aku keluar dulu ya"

"Mau kemana uyoung-ah?" Tanya taecyeon.

"Ingin melihat lihat kantor ini" 'dan sekalian mencari orang yg kemarin bersama nichkhun hyung' tambah wooyoung dalam hati.

"Yasudah hati hati ne uyoung-ah"

"Ne taec hyung"

Setelah wooyoung pergi, ruangan itu kembali hening.

"Khun"

"Ne?"

"Jawab pertanyaan ku dengan jujur"

"Ok"

"Apa kau menyukai.. Minjun?"

"Mwo? Ah ani. Kenapa kau berfikir seperti?"

"Hah sayang sekali. Padahal jika kau menyukai minjun, aku bisa membantu mu" ucap taecyeon dengan memasang tampang -pura pura- kecewa.

"Jinjja?" Tanpa nichkhun sadari, raut wajah taecyeon langsung berubah seketika, dan jangan lupakan bibir nya yang menyeringai kecil.

"Baiklah taecyeon-ah, aku mengaku, aku memang menyukai minjun" seringai kecil taecyeon semakin lebar kala mendengar penuturan nichkhun barusan.

"Arrasseo. Aku akan membantu mu untuk menyatakan cinta mu padanya"

"Tapi taec-ah, bagaimana caranya?"

"Tenang saja, nanti malam kau tinggal menyuruh minjun menemui mu di cafe tempat biasa kita berkumpul dulu"

"Lalu?"

"Kau nyatakan cinta mu padanya di sana"

"Arrasseo. Gomawo taec-ah"

.

.

.

.

.

Nichkhun dan taecyeon tidak menyadari adanya seseorang yg mengamati percakapan mereka melalui celah pintu yg sedikit terbuka, karna mereka berdua duduk membelakangi pintu.

.

.

.

.

*tok tok tok

"Tuan muda, sudah siang, apa tuan muda tidak mau sarapan?" Tanya chansung dari luar kamar junho.

"Umma, appa" chansung hanya mengernyitkan dahi nya kala mendengar suara junho memanggil orang tua nya dengan suara yg sangat lirih.

"Tuan muda baik baik saja?"

"Umma, appa" lagi lagi balasan yg chansung dapat sama seperti tadi.

"Tuan muda, boleh saya masuk?" Ada sedikit nada panik dalam suara chansung. Lama chansung menunggu jawaban dari junho tetapi junho juga tak kunjung menjawab, akhirnya chansung memutuskan untuk masuk saja ke kamar junho.

*cklek

"Umma, appa, aku merindukan kalian.. Hiks"

# chansung pov

Aku segera memasuki kamar tuan muda junho, tapi saat memasuki kamarnya aku sedikit terkejut melihat keadaanya. Sepertinya ia mengigau. Sejak tadi terus memanggil umma dan appa nya. Aku semakin mendekat ke arah nya, saat kira kira jarak ku sekitar 1 meter dari ranjang nya. Dan aku semakin terkejut saat dengan jelas aku melihat mata nya yg tertutup tetapi mengeluarkan air mata.

"Tuan muda" aku berjalan pelan mendekati dia untuk lebih jelas melihat keadaannya.

"Tuan muda, wajahmu pucat" segera ku tempelkan punggung tangan ku di dahi tuan muda junho untuk sekedar mengecek suhu badannya.

"Omo panas sekali. Tuan muda tunggu sebentar ne, aku akan mengambilkan air kompresan dulu" aku segera berlari menuju dapur untuk mengambil air kompresan.

Saat aku kembali kekamarnya sambil membawa handuk kecil dan mangkuk berisi air es, aku melihat tuan muda junho sudah bangun, dan ia duduk di atas kasurnya sambil menyandarkan punggung nya di sandaran tempat tidur.

"Hiks"

"Tuan muda" aku segera mempercepat langkah ku saat aku mendengar isakan kecil keluar dari mulutnya. Aku meletakan air kompresannya di atas meja nakas yg berada di samping tempat tidur, dan aku mendudukan diriku di pinggir ranjang tuan muda junho.

"Tuan muda, gwaenchana?"

'Grep'

Aku terkejut saat dengan tiba tiba tuan muda junho memeluk ku dengan erat

# chansung pov end

"Hiks.. Chansung-ah, jebal jangan tinggalkan aku sendiri. Jangan mengundurkan diri dari pekerjaan ini. Hiks.."

"Ba-baik"

"Tapi bagaimana dengan hyung mu?"

"Hyung ku?"

"Iya, semalam saat hyung mu datang ke sini, aku tidak sengaja mendengar hyung mu memintamu berhenti dari pekerjaan ini"

"A-ah itu.. Aku menolaknya"

"Jinjja?" Junho langsung melepaskan pelukannya dan menatap chansung.

"Ne"

"Gomawo chansung-ah. Aku janji, mulai sekarang aku akan merubah sikap ku" junho kembalu memeluk chansung, tapi hanya sebentar, tidak seperti tadi.

"Oh iya tuan muda.."

"Jangan panggil aku tuan muda lagi, tapi panggil saja junho. Dan lagi, jangan bersikap formal lagi"

"Tapi..

"Tidak ada tapi tapian"

"Arrasseo. Tu- ah junho, sekarang kau berbaringlah, aku akan mengompresi mu. Badan panas" junho menurut saja saat chansung membantunya berbaring di tempat tidur, dan chansung segera menempelkan handuk kecil yg sudah di masukkan kedalam air dingin itu ke kening junho

"Gomawo chansung-ah"

"Ne. Junho, aku ke dapur dulu ya, mau membuatkan mu bubur"

"Memangnya kau bisa memasak? Semalam saja masak kau telur tidak bisa"

"Kalau hanya bubur aku bisa"

"Yasudah. Tapi jangan sampai hitam lagi ya masakannya"

"Hehe ne"

~ 30menit kemudian

"Junho, buburnya sudah jadi"

"Gomawo" junho hendak bangun dari tidurnya, tapi sudah lebih dulu di tahan oleh chansung.

"Kau tiduran saja. Biar aku yg menyuapi mu"

"Arrasseo"

"Chansung-ah, bubur nya terlalu banyak air nya" koreksi junho saat ia sudah memakan sesendok bubur buatan chansung.

"Benarkah? Ah kalau begitu tidak usah di makan ya. Aku belikan saja di luar, yg lebih baik"

"Gwaenchana. Tidak usah di ganti. Sayangkan kalau tidak di makan"

'Ternyata tuan muda junho memang sudah berubah. Haah ku harap besok, nanti dan selamanya sifatnya akan terus seperti ini' ucap chansung dalam hati.

.

.

.

.

.

~malam hari di apartemen minjun

# minjun pov

Malam ini aku sedang bersiap siap untuk pergi menemui presdir nichkhun dan klien nya di salah satu cafe. Haahh.. Menemui klien mengapa harus di cafe..

"Omo. Sudah jam 7"

Bagaimana ini, presdir nichkhun kan menyuruh ku datang jam 7.30, haah pasti aku akan dimarahi olehnya nanti. Aku harus cepat berangkat sekarang.

*cklek
*blam

Aku segera berlari keluar dari apartemen ku dan menuju halte bis.

Sudah 15 menit lebih aku menunggu tapi tidak ada satupun kendaraan yg lewat sini. Hahh..

"Ah itu ada taksi" aku segera memberhentikan taksi yg sedang lewat sini. Tidak buang waktu, aku segera masuk ke dalam dan menuju ke cafe.

Hanya butuh waktu setengah jam saja dari apartemen ku untuk sampai ke cafe ini.

Tapi kenapa cafe ini sepi sekali?

Apa jangan jangan maksud orang tadi itu waktu nya sekarang?..

Ahh.. Tidak tidak.. Tidak mungkin minjun.. Bisa saja orang yg tadi itu hanya mengada-ada saja..

Tapi jika itu benar bagaimana?

Apa aku harus menuruti permintaannya?

Aiissh minjun, kau sudah berfikir terlalu jauh..

Hhaah lebih baik aku masuk saja sekarang.

Mudah mudahan apa yg dikatakan orang itu tidak benar.

# minjun pov end

Minjun segera melangkahkan kaki nya menuju pintu masuk cafe tersebut. Baru saja minjun masuk, ia sudah di sambut oleh seorang pelayan cafe tersebut dan membawa nya ke meja tempat nichkhun menunggu.

"Minjun-ah, kau sudah datang? Ayo duduk" sambut nichkhun saat ia melihat minjun sudah datang dan berdiri di hadapannya.

"Kamsahamndia presdir" minjun segera duduk di bangku yg berhadapan dengan nichkhun.

"Jeongsohamnida presdir saya terlambat"

"Ne. Gwaenchana minjun-ah"

"Hm presdir, apa klien nya belum datang?" Tanya minjun saat ia tidak melihat ada orang lain selain mereka berdua di meja itu.

"Sudah"

"A-apa klien nya sekarang sudah pergi karna aku telat datang presdir?"

"Tidak"

"Lalu, dimana sekarang klien nya?"

"Di depan ku" minjun segera melihat ke arah belakang nya saat ia mendengar jawaban nichkhun yang mengatakan klien nya ada di depannya, dan itu berarti ada di belakang minjun.

"Tidak ada siapa siapa di belakang ku presdir" nichkhun hanya terkekeh kecil melihat minjun yang kebingungan

"Klien ku sekarang sudah berada di sini dan duduk di hadapan ku"

"Eh? Maksud anda, saya presdir?" Tanya minjun memastikan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ne. Tidak usah berbicara formal begitu kepadaku. Bukan kah sekarang kita tidak ada di kantor dan juga sekarang bukan jam kerja"

"Ta-tapi pres.."

"Nichkhun. Panggil aku nichkhun"

"Arrasseo nichkhun"

Selanjutnya mereka berdua hanya diam. Tidak ada yg membuka suara lagi. Kedua nya sibuk dengan fikran masing masing.

"Minjun" panggil nichkhun dengan nada yg serius

"N-ne?" Tiba tiba badan minjun menjadi menegang, telapak tangannya mengeluarkan keringat dingin.

"Saranghae"

DEG

Minjun merasa waktu berhenti sejenak mendengar pengakuan nichkhun itu.

Lama minjun tidak membalas kata kata nichkhun, ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Atau lebih tepatnya keputusan yg harus ia ambil.

"na-nado saranghae khun"

.

.

.

.

.

.

saat ini minjun dan nichkhun sedang berada di dalam mobil nichkhun menjuju ke apartemen minjun.

mereka berdua sekarang telah resmi menjadi sepasang kekasih

 

"khun, gomawo telah mengantarku pulang" ucap minjun saat mereka sudah sampai di apartemen minjun

 

"ne minjunie" nichkhun menatap minjun yg berdiri di depannya.

 

nichkhun mulai mendekatkan wajahnya ke wajah minjun, saat jarak antara wajahnya dengan wajah minjun tinggal 10cm lagi, minjun segera menundukkan wajahnya

 

"a-ah, udaranya dingin sekali. khun, sebaiknya kau pulang sebelum udaranya bertambah dingin"

 

"arrasseo. baiklah minjun-ah, aku pulang dulu ya. sampai bertemu besok" nichkhun segera melangkahkan kakinya menuju ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya.

 

 

"haahh ternyata apa yg dikatakan orang itu benar bahwa nichkhun menyukai ku" ucap minjun lalu memasuki gedung apartemen nya

.

.

.

.

.

 

tbc

 

haii akhirnya aku sempet publish juga..

maaf ya update nya lama dan juga kayanya pendek banget ya....  *bow

makasih yg udah subscribe dan comment.. ^^

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Uyounggie
#1
Chapter 2: Waahhhh pasti + keren nie lanjutanX..!


Stresssssss...! Nunggu nunggu nunggu...!

"Hadecchhhh"
Mastsuinou #2
Chapter 2: yaa thor penasaran, knp minjun terima khun xD jd gk sabar sm kelanjutannya, dtunggu update selanjutnya :)
lvtaeckay
#3
wah, knpa minjun terima cintanya nichkhun? padahal aq lebih seneng dya sama taecyeon, taecyeon bantu nichkhun jangan2 karena dia ingin ngancurin nichkhun coz dah bikin woo sakit hati, wah penasaran bgt, jdi g sabar baca klanjutannya, authornim aq tunggu ya update tannya ..:)
KWdevKY
#4
Chapter 2: Taec knp??
Aq pikir dia suka sama minjun,, kok dia mlah bntu khun???

Taec ngajak bentrok!

Aishh thor.. Sbtlnya aq suka sih taeckay couple, cuma klo gni jdi aneh u,u

knp bukn taeckhun aj coba?? Kn skrng taeckhun lgi jarang tuh.. Jdi knp gacoba buat ff taeckhun #plakk

okelah thor.. Update soon yh, jgan lama" ne,, nnti aq bisa lupa sma crita lalunya klo lama u,u
KWdevKY
#5
Chapter 1: Wah wah *o*
mian bru nemu ff author,

kkkk..
Ga kk ga ade, sama aj dua"nya galak juga #nunjuknichkhunjunho -..-

wah.. Khun suka minjun?? Yeeyy.. Khunkay dong #kambuh

woo nya mudh bnget jatuh cinta -..-

mna kknya biasa aj lg wktu tau adenya suka sama namja -..-

klo aq yg jdi taec itu sudh gua jitak tuh kepala woo, eh tpi ksian juga si =D

okelah thor.. Aku mau bca next chap dlu yh, jgan ganggu #nahloh
UnunJang
#6
Chapter 2: O.O

Woo kah yg ada dibalik pintu pas taec blng mo bantu nichkhun?
taec kah yg bilang ke minjun klo khun suka sma minjun???
ato malah Woo???
Owh no...
apa yg kau lakukan Woo???


owalah...-_-
complicated...

Kasian Woo...
sementara ChanHo aman...
Taec g akan semudah itu ngelepas incarannya kan???
bknnya dy udh dpt num'a minjun...he,

Update soon thooor...^0^9
jangwooyoung0730
#7
Chapter 2: waaaah..., mksdnya apanih thor, ??? Knp bgini aaah... Udh biarkan taec mncntai woo aja. Itu LEBIH BAIK DARIPADA SAMA KHUN YANG GAJE SEGAJE GAJE NYA!!! Khun EMANG NYEBELIN! SELALU DAN SELALU BIKIN WOOYOUNG SAKIT HATU! Uuuh
azlia_rizkika #8
Tidakk... Thor, pliss jangan buat woo menderita.. Kenapa sih kebanyakan ff KY selalu woo yg di buat menderita.. Huhu.. What? Si chan punya penyakit? Penyakitnya apaa? Asiikk junho ternyata gg sesadis yg kukira *digeplak chan. Setuju sama commentannya mamikodaigo, pasti taec punya maksud tersendiri nyuruh si khun jadian sama minjun, trus juga yg ngintip trus nyuruh minjun pasti woo deh -_-" ayo thor ngaku ajj, psti woo kan?! Iya kan?! Jujur ajhmmpp *disumpel mulutnya sama author krna kebanyakan ngomong XD.. Ayo thor update soon, semangat nulisnya ya ^.^9 *lho tadi katanya disumpel, tapi kenapa bisa ngomong -_-a ah bodo amat lah xD
afiati #9
Chapter 2: Knp ini..knp kok nickhun sm minjun jadian ga msk akaln nasib woo sm teac thor :(
mamikodaigo
#10
Chapter 2: taec kayakx punya modus deh buat khun jadian ma minjun.. pasti ada udang dibalik bakwan ini..-__-"* dlemar sandal sama taec..

ituu mesti woo yang minta minjun buat jadian sama khun yaa.. trus yg dgr pmbcraan khun sma taec td pasti woo..*sok tauu*plakkk...

update soon thorr..hhehe