I've got my heart on you

I've got my heart on you

 

 
 
 
 
WARNING TYPO!
 
 
 
 
Jung Ah Pov
 
Kulihat selembaran kertas, seperti sebuah undangan keacara persta dansa pangeran. Pangeran yang telah kudamba-dambakan. Pangeran berkuda putih itu.. Lelaki yang telah merebut hatiku. Entah aku hatiku terasa berbunga-bunga. Ini adalah kesempatanku untuk berkenalan dengannya! Ya! Aku harus bisa mendapatkannya!
 
Kulangkahkan kakiku menuju istana yang besar dan mewah, kuraih rok gaun indah yang kukenakan untuk bertemu pangeran berkuda putih. Kumasuki istana indah ini. Kulihat pangeranku. Tampan! Ingin rasanya aku pingsan sekarang. Entah aku sedang salah lihat atau apa?! Dia.. Pangeranku.. Berjalan kearahku? AH! Tuhan! Dia mulai mendekatkan tubuhnya denganku.
 
"Mau berdansa denganku?" pintanya lembut. Apa? Dansa? Denganya?! Aku langsung mengangguk mantap. Bagaimana mungkin aku menolaknya bukan? Kurasakan tangannya bergerak mengarah pinggangku. Ia mulai meraih tanganku. Tuhan wajahku dengannya sangat dekat sekali. Aku sangat terpesona dengan tatapan ramahnya. Lagu mulai beralun lembut. Kami berdansa dan saling bertatap-tatapan. Sampai beberapa detik ia mulai mendekatkan wajahnya dengan wajahku. Dapat kurasakan deru nafasnya... Ia mulai memanyunkan bibirnya seolah ingin menciumku. Kupejamkan kedua mataku dan...
 
 
PLETAK
 
 
"Akgh" rintihku. Kudapatkan sebuah penghapus papan tulis yang menimpa dibibirku. Kulihat semua siswa menertawakanku. Kupastikan wajahku sangat berantakkan akibat penghapus papan ini.
 
"YA! CHOI JUNGAH! APA YANG KAU LAKUKAN HAH?!! KELUAR KAU DARI KELASKU!" Bentaknya. Sial ini sungguh memalukan! Aku bergegas keluar dari kelas.
 
"Aghhh ini sungguh memalukan! Bagaimana bisa kau tertidur dikelas?! Ahhh kau bodoh sekali Jungah-ya!" runtukku pada diriku. Hahhh~ mimpi pangeran berkuda putih itu lagi. Bahkan berkali-kali aku memimpikannya. Aku memang sudah gila akan ketampanannya. Aku berjalan menuju lapangan sekolah, kulihat dia. Pangeranku. Aahh dia tampan sekali saat bermain basket seperti itu. Pantas saja dia sangat populer,dia bahkan multi talenta dan juga tampan. Kupandangi wajahnya terus... Teruss... Dan.. 
 
"YA! Awas!"
 
 
BUUKK
 
 
Author Pov
 
"Aigoo Jungah-ya kau ini benar-benar! Hanya karena Pangeran Berkuda Putihmu kau jadi seperti ini?! Ckck. Lihatlah kau sangat berantakkan sekarang!" bentak Baekhyun pada Jungah. 
 
"Ya! Apa pedulimu? Lagipula aku yang berantakkan,kenapa kau yang repot." saut Jungah
 
"Tsk.. Tentu saja aku peduli,kitakan tetanggaan. Kalau sampai eommamu tau bagaimana? Pasti akulah yang akan ditanyainya. Jadi berhentilah merepotkanku. Arrasseo?!" Baekhyun adalah teman,sekaligus tetangga sebelah rumah Jungah. Mereka saling mengenal sudah 3 tahun lamanya. Bahkan Baekhyun bisa dibilang bodyguardnya. Yaa itu semua karena eomma Baekhyun dan Jungah menyuruhnya agar menjaga Jungah.
 
"Arrasseo arrasseo,lain kali aku akan menyuruh eommaku untuk pindah rumah." 
 
"Ya.. Maksudku bukan seperti itu bodoh!" 
 
"Kalau kau membenciku bil...aang....saaa..jaaa....." Jungah ternganga melihat Pangeran Berkuda Putihnya berjalan mendekatinya. Sedangkan Baekhyun mengerutkan alisnya karena perilaku Jungah yang terlewat aneh jika melihat Pangerannya itu.
 
"Annyeonghaseyo joneun Xi Luhanibnida~" ucap Luhan ramah. Jungah yang masih ternganga tidak percaya Pangerannya datang dihadapannya. Sesekali ia tersenyum-senyum sendiri seperti orang kesetanan(?).
 
"Ya.. Neo gwenchana?" tanya Luhan sambil melambai-lambaikan tangannya kearah wajah Jungah. Jungah yang baru tersadar dari alam bawah sadarnya(?) sambil menggelenggelengkan kepalanya agar dapat mengontrolkan pikirannya.
 
"Ne.. Nan gwenchana" ucap Jungah sambil tersenyum kikuk. Baekhyun yang merasa terasingkan bangkit dari kursinya untuk meninggalkan dua makhluk aneh bukan maksudnya hanya satu makhluk aneh.
 
"Benarkah? Dahimu berdarah tadi karena terbentur bola basketku. Maafkan aku atas kesalahanku aku melukai dahimu." ucap Luhan ramah.
 
"A-aniya aniya! Aku tidak apa-apa kok. Lihat lah nih!" Jungah menepuk jidatnya untuk membuktikan dirinya tidak apa-apa. "akghh" rintihnya dalam hati. Luhan yang membesarkan matanya karena tersontak dengan kelakuan gadis ini.
 
"Hahaha.. Kau ini, kau ingin melukai dirimu sendiri,eo? Sini biarku obati." ucap Luhan sambil berjalan mendekati Jungah untuk mengobatinya. Luhan mendapatkan dahi Jungah yang terluka,ia mengobatinya dengan lembut. Sementara Jungah yang masih memandangi wajah Luhan lagi,karena Jungah sangat terpesona oleh wajah Luhan. Luhan yang tidak menyadari dipandangi oleh Jungah,ia hanya melanjutkan kegiatan pengobatannya terhadap Jungah.
 
"Nah~ selesai... Eotte? Masih sakit?" ucap Luhan
 
Jungah menggeleng "Ani~ ini sangat sangaaat membantu. Gomawo Luhan Seonbae" 
 
"Baiklah,lain kali berhati-hatilah, ne?" ucap Luhan sambil mengacak rambut Jungah lalu meninggalkannya. Jungah yang masih berbunga-bunga karena Luhan. Ia berjalan menuju kantin sambil lompat-lompat kegirangan.
 
"Ya..ya.. kenapa lagi dengan Jungah kita? Sepertinya hari ini dia sedang kesambet kali ya?" Tanya salah satu temannya Sura kepada Jeohyun. 
 
"Iya memang dia sangat aneh hari ini" sambung Jeohyun.
 
"YA! Choi Jung Ah! Apa kau baik-baik saja?" tanya Sura
 
"Mollaseoyo~" jawab Jungah sambil senyum-senyum sendiri
 
"Eisshh jangan bilang gara-gara pangeranmu. Betul tidak?" saut Jeohyun
 
"Hmmm" Jungah mengangguk mantap
 
"Wae? Apa yang terjadi,eo? Apa kau melihatnya sedang latihan basket? Atau dance? Atau.." kata-kata Jeohyun terpotong oleh Jungah. "Aku bertemu denganya tadi" saut Jungah yang masih kegirangan.
 
"Jinjjayo? Eoddiga?" tanya Sura
 
"Tadi dia mengobatiku saat aku jatuh tertimpa bola basketnya.. Haaaahhh hari ini hari yang paling indah Sura-ya.... Oh! Sura-ya Jeohyun-ah menurutku Luhan oppa... Apa mungkin dia menyukaiku? Dia bahkan selalu tersenyum kepadaku, kau tau saat dia ingin pergi dia mengelus kepalaku!" jelas Jungah
 
"Whoaa jinjjayo? Ya! Kalau tersenyum sih dia selalu tersenyum kepada siapa saja Jungah-ya" ucap Jeohyun
 
"Tapi kali ini aku merasakan ada yang beda dari senyumnya hari ini..." potong Jungah
 
"Mwol??" saut Sura dan Jeohyun
 
"Senyumnya hari ini...... Lebih manis dari biasanya. Ya! Tentu dia menyukaiku!"
 
"Aigoo jinjja! Ya Jungah-ya apa bedanya dia bersenyum sebelumnya sama hari ini?" saut Sura
 
"Jungah-ya sebaiknya kau jangan terlalu percaya diri,kita sebagai sahabatmu tidak ingin kau jatuh nantinya" jelas Jeohyun
 
"Siapa yang percaya diri? Aku akan buktikan kepada kalian kalau Luhan oppa memang menyukaiku. Aku akan membuktikannya!" Jungah pergi meninggalkan Sura dan Jeohyun. 
 
 
Skip~
 
 
Sudah 3 hari Jungah menjadi secret adminer. Bahkan ia sampai rela menghabiskan uang sakunya demi memberikan Luhan hadiah. Entah apa tujuan dari semua ini,Jungah hanya ingin memberikannya sesuatu. Ia hanya belum siap memberikannya sendiri. Karena ia malu. Terkadang ia teringat dengan kata-kata sahabatnya untuk tidak terlalu percaya diri. Tapi ia tidak peduli! Ia hanya ingin mengikuti apa kata hatinya.
 
Hari ini dimana ia memberikan hadia kepada Luhan lagi. Ia berjalan girang kearah loker Luhan. Ia mencium hadiahnya tersebut sambil mengelusnya. Perlahan ia memasukan hadiahnya kedalam loker Luhan.
 
"Eheemm"  hadiah itu terjatuh tiba-tiba. Tangan Jungah bergemetaran. Ia membalikan badannya menuju pusat suara tersebut. Matanya membesar setelah mengetahui suara pemilik ini adalah suara...
 
"Jadi.. Kau?" Luhan berjalan mengambil hadiah yang terjatuh tadi. "Jadi kau Choi Jung Ah my secret adminer for a three days? No i mean for days. Am i rite?" ucap Luhan. Jungah hanya menundukkan kepalanya malu. Ia sangat malu sekarang. "Wae? Kenapa kau tidak memberikannya langsung saja Jungah-ssi?" tanya Luhan lagi. Jungah tidak kunjung menjawab,ia masih bingung ingin menjawab apa. "Wae? Kenapa kau diam saja? Lalu mengapa kau menunduk seperti itu? Apakah aku terlihat seperti ingin menghukummu?" Jungah pun memberanikan diri untuk menatap wajah Luhan.
 
"Maaf.." ujar Jungah
 
"Maaf? Untuk?" ujar Luhan
 
"U-untuk menjadi secret adminer-mu" ujar Jungah
 
"Hahahahahaha.. Kau ini lucu sekali Jungah-ssi. Untuk apa kau meminta maaf telah menjadi secret adminerku? Sudahlah,aku malah senang kok" ujar Luhan sambil tersenyum. Lagi-lagi Jungah meleleh karena senyumannya.
 
"Kajja,temani aku makan. Aku sangat lapar!" ujar Luhan sambil menarik tangan Jungah.
 
 
Skip~
 
 
Sudah 2 minggu Luhan dan Jungah semakin dekat. Bahkan banyak yang bilang mereka berpacaran. Jungah sendiri semakin meyakinkan dirinya bahwa Luhan memang menyukainya. Sesekali Jungah berfikir kapan Luhan akan menembaknya?
 
 
 
Jungah Pov
 
Drrrtt Drrtt
 
Kurasakan handphone ku berbunyi. Kuraih handphone ku. Kutarik sudut bibirku membentuk senyuman.
 
From : Luhan Seonbae
 
Jungah-ssi,bisakah kau menemaniku di caffe biasanya? Aku sangat kesepian disini. Dan ada yang ingin ku katakan padamu. Jadi cepatlah!
 
For : Luhan Seonbae
 
Baiklah tunggu aku,ne?
 
From : Luhan Seonbae
 
Oke
 
Apakah hari ini? Inikah saatnya? Luhan seonbae menyatakan cintanya padaku? Ahh~ mungkin ia sudah tidak tahan lagi. Aku harus berdandan cantik hari ini. Karena ia akan menyatakan cintanya padaku. Iya! Hanya padaku.
 
 
Author Pov
 
 
At Caffe
 
Klintiing Klinting
 
Jungah berjalan memasuki caffe,matanya menyebar mencari sosok lelaki yang telah menunggunya disini.
 
"Jungah-ssi" panggil Luhan.
 
"Oh~ Luhan seonbae" Jungah berjalan menuju tempat duduk Luhan.
 
"O.. wasseo?" ujar Luhan
 
"Hmm" ujar Jungah sambil tersenyum manis. Setelah itu mereka memesan minuman mereka masing-masing.
 
"Seonbae.." ujar Jungah
 
"Hmm? Wae?" tanya Luhan bingung
 
"Bukankah tadi kau bilang ingin mengatakan sesuatu?" ujar Jungah
 
"Ah~ majda! Kau tau anak baru di kelas X-A itukan?" ujar Luhan
 
"Hm? Nugundae?" ujar Jungah bingung
 
"Aishh kau ini,dia sangat populer sekarang. Namanya Park Minri,dia pindahan dari Busan. Kau tau dia terkenal sangat cantik disekolah kita." jelas Luhan
 
"Jinjjayo? Geureom waeyo?" ujar Jungah
 
"Aish kau ini. Tentu saja aku tertarik padanya,dia sangat cantik,pintar,dan.. Ah pokoknya perfect deh" Jungah membesarkan matanya tidak percaya.
 
"J-ja-jadi,seonbae menyukainya?" ujar Jungah lemah
 
"Tentu saja. Siapa lelaki yang tidak menyukai wanita seperti dia.." ujar Luhan "Kau tau Jungah-ssi,aku ingin sekali dekat dengannya dan menyatakan perasaanku padanya kelak. Kau mau membantukukan?" 
 
JLEB
 
JLEB
 
Jungah benar-benar tidak percaya. Ternyata teman-temannya benar,tak seharusnya ia terlalu percaya diri dengan sikap Luhan. Ia benar-benar seperti orang bodoh sekarang. Jungah berusaha untuk menahan airmatanya. Ia tidak ingin Luhan melihatnya menangis.
 
"A-aku kebelakang sebentar" saut Jungah sambil berlari menuju kamar mandi.
 
PRAANGGG
 
Jungah benar-benar tidak konsen sampai-sampai ia menabrak pelayan. Alhasil makanan tersebut jatuh menimpa Jungah. Jungah sudah tidak tahan lagi, airmatanya terjatuh deras membasahi pipinya.
 
"Agassi gwenchana?" tanya salah satu pelayan. Jungah hanya dapat mengangguk lemah
 
"Jwiseonghabnida jeongmal jwiseonghabnida~ " ujar Jungah sambil menangis
 
"Gwenchana agassi" saut pelayan tersebut
 
"Ya! Jungah-ssi , gwenchana?" tanya Luhan sambil berusaha membangunkan Jungah,dan menopangnya kemobilnya untuk mengantarkannya pulang.
 
"Ya Jungah-ssi apa yang kau pikirkan,eo? Sampai-sampai kau tidak melihat pelayan tadi? Lalu apakah kau terluka?" tanya Luhan bertubi-tubi
 
"Nan gwenchana." jawab Jungah lemah
 
"Kau masih menangis? Kau kenapa?" tanya Luhan lagi
 
"Aku tidak apa-apa seonbaenim,hanya saja aku merasa bersalah terhadap pelayan tadi" bohong Jungah
 
"Haha,kau ini terlalu polos Jungah-ssi." ucap Luhan sambil mengelus kepala Jungah
 
"Kita kerumahku dulu saja,bajumu kotor. Sekalian kau bisa membersihkan dirimu,eotte? Tenang saja aku tidak akan macam-macam." lanjut Luhan. Jungah hanya dapat mengangguk lemah.
 
 
Sampai di Rumah Luhan
 
 
"Ini pakailah bajuku dan bersihkan dirimu. Kau sungguh bau.. Aku akan tunggu dibawah,eo?" ujar Luhan sambil menutup pintu kamarnya. Jungah hanya dapat menatap nanar kamar Luhan. Ia masih mengingat kata-katanya tadi. Bahwa dia menyukai wanita lain. "babo babo kau wanita bodoh! Idiot!" runtuk Jungah pada dirinya sendiri.
 
Setelah selesai membersihkan dirinya Jungah berjalan memandangi foto-foto yang menempel di kamar Luhan. Ada fotonya waktu kecil,terkadang Jungah terkekeh saat melihatnya. 'betapa tampannya dirimu,bahkan saat kau masih keci saja sudah tampan' batin Jungah. 
"Haaahh" Jungah mendesah mengingat ia sangat percaya diri terhadap suatu hal. Jungah berjalan keluar dari kamar Luhan dan mencari Luhan. Ia mendapatkan Luhan yang sedang duduk di balkon. Wajah tampannya yang tertiup angin malam yang sejuk. Melihatnya saja membuat hati Jungah tertusuk beribu-ribu jarum. 
 
"Oh... Jungah-ssi,kau sudah selesai? Kemarilah,pemandangan disini sangat indah." ujar Luhan. Jungah yang hanya dapat mengikuti perkataan Luhan. Jungah duduk disamping Luhan memandangi bintang-bintang dilangit.
 
"Indah bukan?" ujar Luhan.
 
"Hmmm" ujar Jungah lemah "Bintang yang sangat indah" lanjut Jungah
 
"Seonbae.. Taukah kau,dulu saat aku masih kecil aku ingin sekali menjadi bintang,bintang yang selalu menyinari bumi disaat gelap. Sama sepertiku yang selalu ingin menyinari hati seseorang disaat orang itu jenuh,sedih,atau bahkan marah. Aku ingin ada disaat seseorang itu susah. Karena itu terkesan lebih berarti,daripada menemani seseorang disaat senang." lanjut Jungah lagi.
 
"Dan sekarang seseorang itu sudah bahagia,itu berati sudah saatnya aku untuk tidak menyinarinya lagi.." Jungah menundukkan kepalanya untuk menahan tangisnya. 
 
 
Skip~
 
 
"Ya! Jungah-ya! Neo waeyo? Kenapa wajahmu suram begitu,eo?" tanya para sahabatnya.
 
"Gwenchana." ujar Jungah sambil tersenyum miris. 
 
Jungah hanya diam. Ia tidak tau harus berbicara apa. Ia bahkan tidak dapat bersemangat. Karena penyemangatnya telah pergi bersama wanita lain.
 
KRIIIINGG
 
Jam istirahat pun berbunyi, Jungah berjalan gontai menelusuri sekolah. Ia berniatan untuk duduk ditaman,karena perasaannya akan meredah jika duduk disana. Langkah Jungah terhenti saat melihat Luhan bersama Minri. Mereka bercakap-cakap,saling tersenyum satu sama lain.Bahkan Jungah bisa melihat wajah Luhan bahwa ia sangat senang sekarang. Jungah hanya dapat tersenyum miris mengingat kebodohannya. 'Tuhan sekarang apa yang harus aku lakukan?' batin Jungah. 
 
Tes
 
Tes
 
"Hiks..hikss" Jungah berlari menjauhi Luhan dan Minri. Hatinya sangat sakit melihat adegan mereka.
 
BRUUKK
 
"Akgh" rintih keduanya
 
"Ya! Jungah-ya kau jalan pakai mata gak sih?" bentak Baekhyun. Emosi Baekhyun terhenti sejenak melihat Jungah menangis. 
 
"Jungah-ya,gwenchana?" tanya Baekhyun. Tapi Jungah masih menangis "Hikss...Hikss... Oppa~" Jungah memeluk Baekhyun. Baekhyun hanya pasrah dipeluk oleh Jungah. Ia mengelus rambut Jungah lembut mengeratkan pelukkannya.
 
"Gwenchanayo Jungah-ya,menangislah Oppa mengerti" 
 
 
Skip~
 
 
"Lihatlah matamu bengkak , pasti eommamu akan menanyakanku mengapa kau menangis... Memangnya mengapa kau menangis? Ada masalah?" ujar Baekhyun
 
"Oppa.. jika kau menyukai seseorang,tetapi seseorang itu menyukai orang lain,apa yang kau lakukan?" tanya Jungah
 
"Jadi ini semua karena Luhan? Pangeranmu itu???" ujar Baekhyun heran
 
"Ck.. Jungah-ya bukankah aku sudah bilang waktu itu untuk berhenti bertindak bodoh? Haahhh~ jika aku menjadi dirimu,aku akan membiarkannya bersama orang lain,selagi dia bahagia." ujar Baekhyun
 
"Jadi.. Aku harus membiarkannya bersama Minri?" ujar Jungah
 
"Minri? Anak baru itu?" ujar Baekhyun
 
"Hmm.. Oppa~ bisakah kau membantuku?" ujar Jungah
 
"Mwol?" ujar Baekhyun
 
"Bantu aku agar pindah dari Seoul,bantu aku bujuk eomma. Maukah kau?" pinta Jungah
 
"MWO?! Pindah?? Untuk apa kau pindah,eo? Hanya karena lelaki seperti dia??? Ya! Jungah-ya pikirkanlah baik-baik,kau bahkan tidak memikirkan orang-orang disekitarmu,eo?!! Bagaimana jika teman-temanmu merindukanmu,eo?! Bagaimana?!!" bentak Baekhyun "dan bagaimana dengan eommaku,apa kau tidak kasihan denganya?!! Dia sangat menyayangimu,bahkan dia sudah menganggapmu sebagai anaknya. Aku saja anaknya tidak pernah dianggap olehnya.." lanjut Baekhyun "dan juga..." Baekhyun menggenggam pundak Jungah "pikirkanlah aku Jungah-ya.. Aku sebagai Oppamu,pasti akan merindukanmu. Berfikirlah sebelum bertindak. Jangan melakukan hal bodoh. Arrasseo?" sambung Baekhyun sambil tersenyum. 
 
Skip~
 
Jung Ah Pov
 
Apakah aku harus melupakannya? Melupakan pangeranku? Sudah saatnya cahaya bintang memudar,karena bumi sudah memiliki matahari,yang jauh lebih terang dari bintang. Saatnya aku melupakannya. Semuanya harus dimulai dari awal,aku akan berusaha membuka lembaran baru di hidupku. Iya! Kau harus bisa Jungah! Hwaitting!!
 
Wonhago wonhaeyo geurigo hana
Apeugo apado geuraedo hanbeon
Darko darhajindedo 
nunmuri mareuji anhado cheoeumeuro doragalsu itdamyeon
 
Kurasakan handphoneku berbunyi.. Kuraih hanphone.. Mataku membulat,melihat Luhan seonbae menelfonku? Untuk apa? Untuk mengatakan ia berhasil menyatakan cintanya kepada Minri? Ku tekan tombol hijau
 
"Yeobeoseyo.." 
 
"Jungah-ssi,kau kemana saja hari ini? Apa kau tidak masuk sekolah hari ini? Apa kau sakit?" ujar Luhan
 
"Ani.." 
 
"Lalu? Kau kemana saja,eo?"
 
"Apakah penting bagimu mengetahui keberadaanku?" ujarku dengar suara dinginku
 
"Ne??" ujar Luhan bingung
 
"Jungah-ssi gwenchanayo?" sambung Luhan.
 
"Gwenchana.." ujarku lemas
 
"Kau aneh Jungah-ssi,oh ya tadi aku mencarimu Jungah-ssi.." benarkah iya mencariku? Benarkah? "karena aku ingin menceritakan sesuatu padamu.. Kau tau besok aku akan berkencan dengan Minri" DEG! Kencan? Tuhan tolong hatiku sakit sekali mendengarnya.
 
"Jungah-ssi.. Kau mendengarnya tidak?" saut Luhan
 
"Hmm.. Chukkaeyo" tes.. airmataku mengalir lagi. Ani! Kali ini kau harus kuat. Kau harus menjadi bintang yang kuat.  
 
"Lalu,bagaimana? Kau akan mengatakan perasaanmu besok?" ucapku berusaha tegar
 
"Mollayo~ mungkin saja.. Jika nanti aku dan Minri berpacaran,aku janji akan mentraktirmu sepuasnya deh! Hahaha" kudengar suaranya.. tawanya.. inilah saatnya... Lupakan perasaanmu terhadap Luhan Jungah-ya. Buktikan kalau kau wanita yang kuat.
 
"Benarkah? Awas saja kalau kau mengingkar janjimu" ucapku
 
"Tidak akan. Baiklah kalau begitu,istirahatlah sampai bertemu besok.. bye jaljayo" 
 
Tuuut
 
Luhan menutup telfonnya. Besok? Ya! Kau tidak boleh menghindar lagi Jungah-ssi. Kau harus bisa hwaitting!!
 
 
Skip~
 
 
Author Pov
 
 
Sudah 1 bulan Luhan dan Minri resmi berpacaran. Jungah tidak dapat berbuat apa-apa sekarang kini statusnya hanya sebagai 'teman' saja dimata Luhan. Jungah berusaha menyingkirkan perasaannya terhadap Luhan tapi hasilnya sama saja.
 
"Jungah-ya~" panggil Luhan dengan wajahnya yang cemberut
 
"Wae?" ujar Jungah bingung
 
"Kau tau kan acara pesta dansa yang akan diadakan disekolah kita?" ujar Luhan
 
"Ne, aku tau, wae?" ujar Jungah yang masih tidak mengerti maksud Luhan
 
"Minri tidak bisa ikut,dia ada akan pergi ke busan untuk menjenguk neneknya yang sakit,eotteyo?" ujar Luhan sambil melipat-lipat wajahnya. 
 
"Aishh tidak perlu sedih seperti itu,lagi pula memangnya hanya orang yang berpasangan saja yang boleh ikut acara itu? Aku saja yang tidak punya pasangan disana biasa saja" saut Jungah
 
"Benar juga.. Kau tidak memiliki pasangan. Kalau begitu kau bersamaku saja,eotte?" ujar Luhan
 
"Ne?!!" Jungah tersontak dengan perkataan Luhan. 
 
"Wae? Kau tidak mau?? Kau mau melihat temanmu ini sendirian seperti orang bodoh disana? Mau ya... Jebaal ne ne ne??" bujuk Luhan
 
"Kenapa harus aku?! Andwae! Aku tidak mau" ujar Jungah
 
"Ya! Waeyo? Kau jahat sekali Jungah-ya! Ayolah sekalii saja,karena hanya kau lah yang ku percaya" ujar Luhan. Lagi-lagi Jungah termakan dengan rayuannya. Ia tidak dapat menolaknya
 
"Baiklah baik! Terserah kau saja." ujar Jungah lemah
 
"Nah! Ini baru teman terbaikku" ucap Luhan sambil memeluk Jungah. Jungah hanya dapat pasrah dengan semua ini.
 
"Aku akan menjemputmu jam 6 malam tepat! Jadi besok malam kau harus sudah siap jam 6! Mengerti?" ucap Luhan sambil menginggalkan Jungah.
 
"Haaahh~" Jungah mendesah. Sebenarnya dia sangat senang bisa berdansa dengan Luhan. Tapi disisi lain ia tak mau salah paham untuk yang kedua kalinya. Ia tak mau jatuh kelubang yang sama.
 
 
 
Skip~
 
 
 
Hari ini hari dimana perayaan acara pesta dansa sekolah Jungah dilaksanakan. Jam menunjukkan jam 16.00 KST Jungah masih menatap dress yang akan dikenakannya nanti,ia bingung harus berpenampilan apa. Ia tak mau berlebihan,ia tak mau tampil cantik,karena ia tak ingin menghianati temannya Minri.
 
30 menit berlalu jarum jam menunjukkan pukuk 16.30 KST Jungah masih belum mempersiapkan dirinya.
 
Tok Tok
 
"Jungah-ya.."
 
"Oh~ eomma"
 
"Apa kau tidak bersiap-siap? Aigoo kau bahkan belum mandi. Mandilah eomma nanti akan mendandanimu"
 
"T-tapi eomma.. ak--"
 
"Sudahlah mandi sana" eomma Jungah memaksa Jungah masuk kedalam kamar mandi. Mau tak mau Jungah menuruti kata eommanya. Setelah beberapa menit Jungah selesai mandi, eomma Jungah mendandani Jungah. Jungah tidak dapat berkutik apa-apa.
 
"Nah~ selesai.. Kau tampak sangat cantik nak" ujar eomma Jungah. Jungah hanya dapat tersenyum miris dan menatap nanar dirinya di cermin tersebut. 
 
Jarum jam masih menunjukkan pukul 17.59 KST sesekali Jungah menarik nafasnya dalam. Ia sangat gugup saat bertemu Luhan. Masih menunggunya.... Menunggu Xi Luhan.. Hingga jarum jam menunjukkan pukul 18.30 KST sesekali Jungah berfikir bahwa Luhan melupakan janjinya. Tiba tiba saja...
 
 
TOK TOK TOK
 
Jungah membulatkan matanya hatinya berdegup kencang 'apakah itu Luhan? Apa yang harus kulakukan?' batin Jungah.
 
"S-sebentar" Jungah membuka knop pintunya dan mendapatkan wajah Luhan yang sangat tampan. Ia menggelengkan kepalanya pelan agar tidak terpesona dengan Luhan. 
 
"Whoaa temanku ini sangat cantik ya rupanya" ujar Luhan. Jungah yang tersontak mendengar pujian yang keluar dari mulutnya. 
 
"Hahaha lihatlah wajahmu memerah.." ujar Luhan
 
"Ya! Seonbae!" Jungah langsung menutupi wajahnya yang merah
 
"Kajja.." ujar Luhan sambil menggandeng tangan Jungah. Sesekali Jungah salah tingkah. Hatinya sepertinya berbunga-bunga sekarang. Ia berusaha mengontrol perasaannya.
 
Sesampai disekolahan Luhan membukakan pintu layaknya Jungah seorang putri. Tapi Jungah tersadar hal ini hanyalah sebagai tanda pertemanan saja,tidak lebih. Luhan yang sedaritadi menggenggam tangan Jungah agar tetap berada didekatnya. 
 
"Permirsa semuanya.. Inilah saatnya pesta dansa dimulai.. Semoga kalian menikmati" 
 
Alunan lagu mulai diputar , Jungah yang bingung harus apa tiba-tiba Luhan menatapnya dengan senyumannya. "Mau berdansa denganku?" pinta Luhan. Jungah yang baru teringat bahwa peristiwa ini seperti didalam mimpinya. Jungah membalasnya dengan senyuman mengiyakan ajakan Luhan barusan. Kedua tangan Luhan mulai bergerak menuju pinggang Jungah, sedangkan kedua tangan Jungah melingkar di pundak Luhan. Luhan yang merasakan perasaan aneh saat adegan seperti ini. Perasaan hangat yang menyentuh hatinya. 
 
 
Luhan Pov
 
"Permirsa semuanya.. Inilah saatnya pesta dansa dimulai.. Semoga kalian menikmati" 
 
Alunan lagu mulai diputar, kulihat wajahnya yang mulai gugup. Wajahnya sangat lucu saat ia gugup. Kutatap wajahnya dengan senyuman khas miliku.
 
"Mau berdansa denganku?" tanyaku padanya. Iya membalasnya dengan senyuman mengiyakan ajakanku. Kugerakkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Jungah pun juga ikut melingkarkan tangannya di pundakku. Wajahku dan wajahnya saling bertatapan. Entah ada perasaan lain yang mengganjal hatiku saat menatap wajahnya,matanya yang idah,pipinya yang merona,bibirnya yang mungil dan merah. Entah hatiku sangat tertarik dengan bibirnya. Aku berusaha membuang semua pikiran yang menggangguku. Kugelengkan kepalaku. 
 
"Seonbae, waeyo? Gwenchana?" ujar Jungah heran
 
"Hmm.. gwenchana." kutatap lagi wajahnya dan.. Kudapatkan bibirnya,kutatap bibirnya. Tuhan aku tidak kuat lagi. Maafkan aku Tuhan.. Kudekatkan wajahku dengan wajahnya. Kulihat Jungah yang menatapku kaget. Kurasakan deru nafasnya.. Nafas kamu bertemu begitu juga dengan hidung kami. 
CHUP~ kucium bibirnya lembut. Kurasakan Jungah juga membalas ciumanku. Kulumat bibirnya lembut. Kurasakan bibirnya yang mungil,Jungah pun juga membalas lumatanku. Entah perasaanku campur aduk sekarang. Jungah pun melepaskan ciuman kami dengan mendorong bahuku. Kulihat ia menangis. Apakah aku salah? Baru pertama kalinya ia menangis seperti ini. Seperti orang kesakitan.
 
"Jungah-ya~ gwenchana? Uljimayo" ucapku menghapus airmatanya yang membasahi pipinya yang merona.
 
"Mianhae Seonbaenim.. Mianhae" ia pergi berlari menjauhiku. Apakah aku lancag telah menciumnya? Haaahh aku memang bodoh!
 
 
 
Author Pov
 
Jungah berlari sambil menangis. Ia tak percaya telah berciuman dengan Luhan. "Betapa bodohnya dirimu membiarkan Luhan mengambil ciumanku,dan betapa bodohnya kau menerima ciumannya" runtuk Jungah dalam hati.
 
Sesampai dirumahnya ia mengais dengan memeluk lututnya. Ia tak berniat untuk menghianati Minri.
 
"Mianhae Minri-a" ucap Jungah disela-sela isakkannya.
 
 
Skip~
 
 
Jungah berjalan gontai menuju kelasnya. Mengingat peristiwa yang semalam. Jungah tak habis fikir,sudah berulang kali Luhan memberikan harapan palsu,sekarang? Ia menciumnya? Di benak Jungah ada sejuta pertanyaan mengapa Luhan mencium Jungah? Ingin menanyakan itu tapi ia urungkan niatnya. 
 
 
"Jungah-ya!" panggil seseorang yang dikenal Jungah yaitu Minri.
 
"O-oh Minri-ah" ucap Jungah gugup. Ia takut jika Minri mengetahui Jungah telah berciuman dengan Luhan.
 
"Kau tau tidak Luhan dimana? Aku mencarinya kemana-mana dia tidak ada" ujar Minri
 
"Nado mollaseoyo,coba kau cari saja dia lapangan basket. Biasanya kalau dia sedang tidak ada pekerjaan dia selalu bermain basket." jelas Jungah
 
"Jinjja? Gomawo Jungah-ya" ujar Minri sambil meninggalkan Jungah. Jungah menatap punggung Minri merasa menyesal telah mengkhianati temannya sendiri.
 
Jungah menyenderkan punggungnya denga Pohon rindang yang besar,tempat yang sangat teduh dan nyaman. Jungah memejamkan wajahnya sambil mendengarkan lagu dengan earphonenya. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu dingin yang menempel pipinya. Jungah membuka kedua kelopak matanya. Ia tersontak melihat Luhan. 'Apa yang dia lakukan?' batin Jungah
 
"Ini minumlah,kubelikan minuman kesukaanmu dikantin." Luhan beranjak duduk disebelah Jungah
 
"Tentang kemarin.. Aku--" 
 
"Tidak perlu,aku lah yang salah. Aku tau kau tidak sengaja melakukannya. Lupakan saja yang kemarin Seonbae. Anggap saja hal itu tidak pernah terjadi." ujar Jungah "A-aku kekelas dulu." Jungah beranjak dari duduknya berusaha menghindar dari Luhan. Tetapi tangan Luhan menahan lengan Jungah.
 
"Jungah.. Ada yang ingin kubicarakan padamu.. A-Aku-Ak----" 
 
"Chagiya! Jungah-ya!" Panggil Minri. Dengan cepat Jungah melepaskan genggaman Luhan. Minri yang merasakan suasana aneh diantara mereka. Jungah langsung angkat bicara.
 
"Minri-ah.. Aku pergi dulu,eo. Annyeong." Jungah pergi meninggalkan Luhan dan Minri.
 
"Jungah kenapa? Dia sangat aneh." ujar Minri
 
"Minri-ah oppa juga kekelas dulu,eo? Annyeong." Luhan pun juga pergi meninggalkan Minri. Minri semakin curiga.
 
 
Skip~
 
 
Luhan Pov
 
Sudah berhari-hari Jungah menghindariku. Mengapa aku selalu memikirkannya? Aku sangat merindukannya. Entah perasaanku ini lebih dari aku merindukan Minri. Aku merindukan sosoknya. Sosoknya yang ceroboh,periang,wajahnya yang lucu. Apakah aku menyukainya? Apakah mungkin?
 
Kuraih handphoneku , kubuka media photoku kulihat fotoku bersamanya, saat pertama kali aku dan dia keluar bersama. Saat dimana aku dan dia menjadi dekat hingga menjadi seorang teman baik. Kulihat wajahnya dengan tangannya yang membentuk 'peace' dan wajahnya yang cantik. Kugelenggelengkan kepalaku. Kubuang jauh-jauh pikiranku yang aneh.
Besok aku harus menemuinya! Entah bagaimanapun caranya, aku harus mencari tau apa yang membuatnya menghindar dariku.
 
Kubuka kotak telfon ku ku cari nama Choi Jung Ah , ku kirimkan pesan kepadanya.
 
 
For: Choi Jungah
 
Jungah-ya.. Besok temui aku di caffe biasanya! Jam 3 siang sepulang sekolah. Aku tidak peduli kau datang atau tidak,aku akan tetap menunggumu hingga kau datang!
 
Kutekan tombol send. Tak peduli ia membalas pesanku atau tidak. Intinya aku akan menunggunya besok.
 
 
 
Skip~
 
 
Jung Ah Pov
 
Hari ini dimana Luhan mengajakku bertemu dengannya.  Sudah beberapa hari aku menghindar darinya. Sebenarnya ada rasa rindu. Ku lihat jam dinding dikelas menunjukkan pukul 14.59 KST kurang 1 menit lagi bel pulang sekolah berbunyi. 
 
 
KRIIINGG
 
 
Skip~
 
 
Author Pov
 
Luhan dan Jungah masih terdiam pada diri masing-masing, tidak ada yang angkat bicara. Suasana canggung dapat dirasakan mereka saat ini. 
 
"Jungah-ya.. Kumohon berhentilah menghindar dariku. Memangnya apa salahku? Apakah karena aku menciumu waktu itu? Kumohon beritahulah aku sebuah alasan" ujar Luhan 
 
"A-aku hanya..."
 
"Hanya?"
 
"Hanya ingin melupakanmu.."
 
"Ne?" Luhan mengerutkan alisnya
 
"Aku hanya ingin melupakanmu Luhan seonbae. Tak bisakah kau mengerti? Dan berhentilah memberikanku sebuah harapan palsu! Tak bisakah kau mengerti perasaanku? Mengapa kau selau mempermainkan perasaanku. Mengapa???" Jungah berjalan keluar meninggalkan Luhan. Luhan yang masih mencerna perkataan Jungah barusan. Ia masih bingung maksud dari perkataan Jungah barusan.
 
 
 
Skip~
 
 
 
"Luhan-ah kau ini terlewat polos. Aku saja yang dulu baru mengenalnya sudah bisa membaca sifat dan karakternya. Bahkan kau sudah berapa lama bersama Jungah? Sampai-sampai kau tak menyadarinya? Bahkan semua siswa tau bahwa Jungah menyukaimu." ujar Baekhyun
 
"Ne?!! Memangnya sejak kapan dia menyukaiku?" tanya Luhan
 
"Tsk.. Kau sungguh keterlaluan sekali, dia menyukaimu sejak pertama kali dia menginjakkan sekolah ini. Dia bahkan sering menyebutmu Pangeran Berkuda Putih. Kau tau dia sangat aneh saat melihatmu. Seperti orang kesetanan.. Bahkan dikamarnya banyak sekali koleksi fotomu.''
 
Luhan tersontak mendengar cerita Baekhyun. Di dalam pikirkannya hanyalah penyesalah "Mengapa aku bodoh sekali? Mengapa aku tidak mengerti perasaan temanku sendiri? Aku memang tidak selayaknya disebut teman." batin Luhan 
 
Luhan berjalan menuju kantin. Saat ia melewati taman ia melihat sosok wanita yang sangat ia rindukan tertidur disebuah pohon rindang tempat favoritenya. Luhan berjalan mendekatkan dirinya kepada Jungah. Ia pandangi wajahnya. Cantik. Itulah yang sedang Luhan pikirkan. Ia baru menyadari saat bersama Jungah ia merasa nyaman. Ternyata sosok Jungahlah yang ia butuhkan. 
 
"Jungah-ya mianhe.."
 
CHUP~ sebuah kecupan yang lembut menandakan rasa sayangnya kepada Jungah. 
 
"Saranghae" bisik Luhan lalu pergi meninggalkan Jungah.
 
 
Skip~
 
 
Someone Pov
 
Jadi, benar dugaanku. Mungkin akulah penghalang hubungan mereka. Sahabatku dan Namjachinguku sendiri. Bahkan aku belum pernah berciuman dengannya. Luhan Oppa mualai detik ini kau ku bebaskan...
 
Ku tekan tombol send untuk mengakhiri hubungan ini
 
 
Author Pov
 
 
Jungah menunggu bis yang akan datang. Dia terpaksa pulang menggunakan Bis karena Baekhyun tidak ingin mengantarkannya. Sebenarnya ingin rasanya mengadukan Baekhyun kepada eommanya,tapi diakan juga memiliki kebebasan tersendiri. 
 
Jungah mengayun-ngayunkan kedua kakinya bosan menunggu Bis yang tak kunjung datang. 
Tiba-tiba saja ada seorang bermotor yang berheti didepan Jungah. Ia sangat mengenal motor itu. Dia.. Xi Luhan. 
 
"Jungah-ya, kajja! Naiklah" ujar Luhan
 
"Tidak, aku pulang dengan Bis saja. Kau pulanglah duluan" ujar Jungah dingin. Luhan pun beranjak dari motornya. Ia berjalan mendekati Jungah. Jungah menatapnya heran.
 
"Ya! Wae? Kubilang kau pulang saja! Tidak usah pedulikanku" ujar Jungah dingin
 
"Hentikan!! Kumohon hentikan bersikap seperti ini terhadapku. Tak bisakah kau melihatku tersiksa melihat perilakumu itu?? Jangan biarkan aku melakukan ini terhadapmu!" ujar Luhan
 
"Memang apa yang akan kau lakukan?!" ujar Jungah menantang
 
"Ini..." Luhan menggendong Jungah agar menaiki motornya
 
"KYAAAA!!! SEONBAEEE!!!!" ujar Jungah sambil meronta-ronta
 
"Berpeganglah ini akan sangat kencang" ujar Luhan
 
"NE?!!!!" 
 
BRUUUUMMM
 
"KYAAAAAAAA!!!" Jungah pun melingkarkan tangannya kepinggang Luhan erat. Luhan melajukan motornya dengan kelajuan cepat. Tujuannya agar Jungah berpegangan pada Luhan.
 
 
 
Luhan pun menghentikan motornya. Karena Ia sudah sampai ditempat tujuan. Tapi Jungah tidak kunjung juga melepaskan pegangannya. Luhan hanya dapat terkekeh geli. Karena ia mendengar Jungah seperti sedang berdo'a.
 
"Sudahlah Jungah-ya. Kita sudah sampai dengan selamat, kau tidak perlu berdo'a lagi." ujar Luhan
 
"YA! KAU GILA ?! KAU INGIN MEMBUNUHKU ,EO??!!" teriak Jungah sambil memukul punggung Luhan.
 
"Akkhhh... YA! Bukankah aku sudah bilang untuk berhenti bersikap dingin terhadapku? Aku bahkan sudah memperingatkanmu,kau saja yang tidak mendengarkan" ujar Luhan sambil mengelus punggungnya.
 
"Cihh~" saut Jungah
 
"Kajja.. Ikut aku." ujar Luhan
 
"Kemana lagi sekarang?" ujar Jungah
 
"Sudahlah ikut saja" ujar Luhan sambil menggenggam tangan Jungah.
 
Jungah tersontak melihat rumah pohon. Yang ia kagetkan bukan rumahnya tapi pohonnya. Pohon yang   favorite Jungah.
 
"Ya! Bagaimana bisa ada rumah disana?" ujar Jungah bingung
 
"Tentu saja aku yang membuatnya." ujar Luhan
 
"Jinjja? Mana bisa kau membangun seperti ini." ujar Jungah
 
"Kau tidak percaya?" tiba-tiba Luhan menarik Jungah keatas rumah pohon tersebut.
 
Jungah membesarkan kedua matanya. Ia tersontak melihat rumah itu. Benda-benda yang tertata rapi disana adalah hadiah-hadiah yang Jungah berikan kepada Luhan. 
 
"Bukankah ini..." 
 
"Iya ini hadiah-hadiah yang kau berikan padaku. Cantik bukan? Ternyata barang-barangmu berguna juga,eo?" sambung Luhan
 
"Jungah-ya, maafkan aku.. Jika selama ini aku melukaimu.. Dan aku tidak bisa menjadi teman yang baik bagimu.. Dan.. Maafkan aku telah gagal menjadi pangeran berkuda putihmu." Jungah membesarkan kedua matanya. "Bagaimana dia mengetahui itu?" batin Jungah.
 
"Kau tidak perlu bingung aku dapat mengetahui pangeran berkuda putih darimana. Yang penting saat ini adalah perasaan kita" ujar Luhan sambil mendekatkan dirinya kepada Jungah.  Jungah menatappnya heran.
 
"Maksudmu?" ujar Jungah
 
"Jungah-ya.. Aku mencintamu.. Sebenarnya perasaanku ini sudah ada saat pertama kali aku mengenalmu. Jika kau bertanya mengapa aku mencintaimu, alasannya hanya satu. Because i have got my heart on you ." ujar Luhan. 
 
"Tak bisakah kau menghentikan omongkosong ini? Bukankah kau sudah memiliki Minri? Mengapa kau menyatakan perasaan pada wanita lain? Sedangkan kau masih memiliki yeojachingu?" ucap Jungah datar
 
"Yeojachingu? Apakah Minri tidak menceritakannya padamu?" ujar Luhan. Jungah mengerutkan alisnya.
 
"Maksudmu?" ujar Jungah
 
"Aku dan Minri sudah putus,bahkan dia yang meminta putus dariku. Jadi aku sudah tidak memiliki yeo-ja-chin-gu Choi-Jung-Ah" ujar Luhan sambil menekan kata-kata terakhirnya 
 
"Memang kapan kalian putus?" ujar Jungah
 
"Aish.. sudahlah tidaklah penting membahas itu. Yang penting saat ini adalah tentang perasaan kita sekarang. Jadi bagaimana?" ujar Luhan
 
"Bagaimana apanya?" ujar Jungah polos
 
"Dengar! Aku tidak akan mengulanginya lagi... Eheeemm.. Choi Jung Ah.. Aku sangat sangat sangat mencintaimu, maukah kau menjadi yeojachinguku?" ujar Luhan
 
Jungah hanya menatap wajah Luhan tak percaya. Jungah sempat berfikir bahwa ini semua adalah mimpi,ternyata tidak. Ini nyata. 
 
"Wae? Mengapa hanya diam saja? Apa kau tid--"
 
GREEP
 
Jungah memeluk Luhan,melemparkan rasa rindunya. Mencium bau aroma khas milik Luhan.Jungah sangat merindukannya. 
Luhan pun membalas pelukkan Jungah. Mencium puncak kepala Jungah dengan penuh kasih sayang.
 
"Seonbae~ kajima" lirih Jungah. Luhan pun dengan berat hati merenggangkan pelukannya. Luhan menggenggam pundak Jungah lembut.
 
"Tidak bisakah kau mulai detik ini memanggilku dengan sebutan oppa? Jungah-ya ah~ ani maksudku chagiya oppa tidak akan pergi kemana-mana. Oppa akan selalu disini dihatimu." ujar Luhan. Jungah pun tersenyum mendengarnya.
 
"Ya! Sejak kapan namaku berubah menjadi 'chagiya' ? Kita bahkan belum resmi berpacaran." runtuk Jungah 
 
"Ya! Apa kurang jelas tadi? Aku menyatakan cinta padamu,lalu kau memeluku menyuruhku tidak pergi. Itu berarti kau menerimaku. Dan kita sah berpacaran." ujar Luhan
 
"Aku memelukmu bukan berarti aku menerimamu." ujar Jungah sambil menyulurkan lidahnya
 
"Ya! Ternyata kau mempermainkanku,eo? Kau belum pernah kuserang?" ujar Luhan
 
"Serang? Memangnya kau akan menerkamku seperti hewan buas begitu?" ujar Jungah
 
"Hmmm.. aku setuju dengan idemu. Baiklah aku akan menerkammu seperti binatang buas. Choi Jungah bersiaplah kau untuk mati raawrrrr" ujar Luhan sambil mengejar Jungah
 
"Ya! Ya! Seonbae.. Apa yang kau lakukan! Ya!!" 
 
BRUUKK
 
Luhan menindih tubuh Jungah. "akhh.. Ya! Seonbae! Menyinkirlah kau sangat berat" ujar Jungah sambil meronta-ronta kesakitan. 
"Shirreo, aku bahkan belum menyerangmu." Luhan pun mennjukkan senyuman evil miliknya. Luhan pun  mendekatkan wajahnya denga Jungah
"Ya ya! Apa yang kau lakukan!" ujar Jungah sambil berusaha menyingkirkan Luhan dari tubuhnya. Tapi percuma saja. Tubuh lelaki Luhan lebih kuat daripada Jungah. 
Luhan berusaha mencium Jungah tapi Jungah masih saja bergerak-gerak membuat Luhan kesusahan menciumnya. 
 
"Ya! Jungah-ya! Bisakah kau diam sejenak?" ujar Luhan sambil mengunci pandangannya kepada Jungah. Jungah yang terpaku melihat matanya akhirnya berhenti meronta-ronta. Luhan mulai mendekatkan wajahnya hingga hanya beberapa centi saja. Hingga nafas mereka menjadi satu. 
 
Chup~
 
Ciuman kedua mereka dimulai.. bukan maksudnya ketiga.
 
Luhan mulai melumat bibir Jungah dengan lembut, begitu pula Jungah yang membalas lumatannya. Luhan mencium Jungah dengan penuh kasih sayang. tidak ada rasa nafsu disana. Luhan dengan berat hati melepaskan ciumannya.
 
"Ini bahkan membuktikan bahwa kau menerimaku. Bukankah begitu? Chagiya?" goda Luhan
 
"Kau licik Seonbae." ujar Jungah sambil memanyunkan bibirnya.
 
"Ya! Sudah kubilang berhenti memanggilku seonbae. Panggil aku Chagiya atau Oppa, eo?" ujar Luhan
 
"Baiklah-baiklah Ooppa~ bisakah kau berdiri? Tubuhmu sangat berat." ujar Jungah kesal
 
"Hmm baiklah kode ditrima" Luhan pun bangkit dari menindih tubuh Jungah.
 
"Oppa~" panggil Jungah
 
"Hmm?" 
 
CHUP~
 
Jungah mengecup bibir Luhan sekilas 
 
"Saranghae.."
 
"Nado saranghae.."
 
 
 
 
 
THE END
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hwangiexx #1
Chapter 1: this is indonesian?..