Deja-Vu

What Is Love?!

jinki mengawasi ponselnya sejak tadi,sejak 1 jam lalu, ia mengabaikan beberapa staff yang masuk keruangannya hanya untuk minta tanda tangan dan persetujuannya tentang beberapa berkas yang akan masuk kedalam meeting besok.

 

 

 

 

“ tuan…”

 

 

 

“arraso letakkan saja disini, aku akan membacanya nanti…”

 

 

 

 

Ia masih menatap ponselnya, suara pintu yang tertutup membuatnya mengehla nafas dengan panjang, tidak biasanya, ponselnya sepi. Changmin, biasanya akan menelpon setiap 1 jam sekali. Ini! jinki mengacak rambutnya pelan, BAGAIMANA BISA IDIOT TUA ITU LUPA MENELPONNYA.

Ani!

Ia membuka matanya dengan lebar. Membuka berkas kemudian mengerutu pelan.

 

 

 

“ apa perduli ku, aku tidak perduli padanya, tidak sama sekali…”

 

 

 

 

 

Selang 5 menit kemudian, ia kembali menatap ponselnya, dengan geram ia menggapai benda putih besar itu dan menekan nomor 1. Kemudian menekannya ke telinga kanannya.

Nada sambung.

 

 

 

Tut…

 

 

Tut…

 

 

 

“ne…”

 

 

 

“HAH!”

 

 

 

Jinki menarik cepat ponselnya dan mematikan sambungan telponnya. Kemudian pura-pura tidak melakukan apapun setelahnya. Ia mengambil berkas di tumpukan lainnya dan membacanya dengan gugup.

Suara changmin yang deep membuatnya berdebar. Meremas jemarinya dengan mata terpejam, bagaimana ia berpikir begitu keras hanya mendengar suara changmin.

Memukul kepalanya pelan.

Kenapa ia begitu antusias sedangkan changmin sama sekali tidak menelponnya kembali atau sekedar menanyakan ada apa dengannya melalaui pesan singkat?

 

 

 

 

“ aku benci padamu idiot tua…”

 

 

 

 

Walau sebenarnya ia tidak tau kalau benci itu membuatnya berdebar setiap waktu. tidak pernah tau.

 

 

 

 

-------------------------

 

 

 

 

Changmin sama sekali tidak konsentrasi saat ini, meeting terasa hambar, ia tidak serius dan sedikit gelisah, sejak tadi ponsel nya tertinggal diruang kerja. Dan ia tidak sama sekali memiliki kesempatan hanya untuk keluar dari ruang meeting.

Ia hanya sesekali mendengus kesal saat direktur nim, kembali menambah jam meeting. Menambah materi dan beberapa pelajaran. Menautkan alisnya sembari melirik jam tangannya, ini 3 jam berlalu, dan ia yakin jinki pasti menunggunya. Menunggu telponnya.

Ia menghitung perdetik jam meeting berakhir. Biasanya ia tidak seperti ini, ia akan merasa senang karena direktur nim akan menjelaskan project dan team baru, tapi kali ini, ia sama sekali tidak berminat sekalipun.

Kenapa begitu lama?

Ia melirik beberapa staff yang tampak serius untuk mencatat dan mengisi beberapa materi di lembaran meeting, ia hanya mengosongkannya dan sesekali mengangguk. Ia sama sekali tidak paham materi kali ini, atau sama sekali tidak ingin paham.

 

 

 

 

“ baiklah, meeting berakhir, kita lanjutkan esok hari…”

 

 

 

 

Changmin menundukkan kepalanya dan beranjak dengan segera dari duduknya, ia berjalan dengan cepat menuju ruangannya dengan sesekali menunduk hormta pada staff dan atasan yang ia lewati.

 

Untuk kali ni, ia harus menurunkan imagenya, sekali ini saja.

 

 

Changmin membuka pintu dengan terburu-buru dan menggapai ponselnya dengan cepat diatas meja,

 

 

 

 

“mwo…”

 

 

 

Ia berbisik sendiri sambil mengangkat alisnya, menekan ponselnya yang sama sekali tidak berkedip. Kosong, pesan kosong? panggilan masuk kosong?

Jinki sama sekali tidak menelpon atau mengirimnya pesan?

Begitukah?

Changmin membanting ponsel tadi keatas meja. Rahangnya mengatup dengan rapat.

Apa jinki sama sekali tidak perduli padanya?

Apa tidak sama sekali? Sedikit saja

 

 

 

“changmin-sshi…”

 

 

 

Ia menoleh pelan kearah pintu, namja paruh baya berdiri diambang pintu sambil melambaikan beberapa berkas ditangannya.

 

 

 

“kita harus bicara…”

 

 

 

 

 

Ia mengangguk pelan, kemudian menatap ponselnya. Kemudian menarik nafas begitu panjang, mengambil berkasnya dan meninggalkan ponselnya begitu saja.

Ia pikir itu tidak penting.

Toh, jinki tidak akan mengkhawatirkannya sedikit pun.

 

 

 

 

---------------

 

 

 

 

 

“jinki…. JINKI-SHHI!”

 

 

 

 

Ah!
jinki menoleh dengan cepat, kemudian mengerjapkan matanya berulang kali, suara minho terasa hambar diteliganya, namja itu melambaikan tangannya dengan pelan.

 

 

 

 

 

“gwenchana.. kau terlihat tidak baik…”

 

 

 

Jinki hanya tersenyum kecil, kemudian menggeleng, mengelus tengkuknya dan merapikan duduknya.

 

 

 

“ aku baik-baik saja…”

 

 

 

Menyeruput mocca hangat didepannya, suasana caffe yang tenang membuatnya terpaksa melamun, halu lalang changmin dikepalanya membuatnya kembali berpikir keras. Namja itu sama sekali tidak menelponnya  kembali sejak ia menelponnya lebih dulu tadi.

Apa ia terlalu sibuk?

Sampai ia sama sekali tidak mengirimkannya pesan, atau apa?

Apa ia sama sekali tidak punya waktu hanya 1 menit?

 

 

 

 

 

“ apa kau sedang memikirkan sesuatu?”

 

 

 

 

Hoh?

Jinki mendonggak kepalanya kemudian tersenyum tipis.

 

 

 

 

“ ani. Aku hanya memikirkan beberapa point tentang project baru…”

 

 

 

Arraso.

Minho hanya terkekeh pelan menatap jinki, ia mengenal namja manis ini sejak kecil. mereka tumbuh bersama, mereka melewati banyak hari bersama, memutar mug ditangannya, jinki. Jinki. Jinki. Jinki. Jinki. Jinki.

Minho lupa berapa nama di jinki dipikirannya sejak dulu.

Tapi changmin, lebih beruntung. Ck.

 

 

 

 

 

“ kau terlihat tidak sehat, apa kau ada masalah dengan changmin…”

 

 

 

“ne?”

 

 

 

Jinki menatap minho dengan tatapan tidak suka, namja tampan itu hanya tertawa keras. Ia melipat kedua tangannya didepan dada, menatap jinki dengan lekat.

 

 

 

“ apa kau sudah tidak betah dengan suami mu,…”

 

 

 

 

“minho-ah… bukankah kita sepakat tidak membicarakan pribadi saat seperti ini…”

 

 

 

 

Minho mengulum senyumnya dan memberikan ekspresi kagum pada jinki, ia namja termanis yang pernah ia temui, jinki adalah namja terbaik yang pernah ia kenal. Ia menyukai jinki. Menyukai namja yang bahkan tidak pernah menyukai nya sedikit pun.

 

 

 

“ arraso.. mianhae…”

 

 

 

Membuat jinki sedikit canggung dengan hal ini. ia menggaruk sisi tengkuknya dengan pelan.

 

 

 

“ aku,… merasa sedikit aneh..”

 

 

 

“eoh?”

 

 

 

Minho mengangkat alisnya setelah jinki menutup berkas didepannya dan menatapnya dengan malu. Ia bisa melihat kalau jinki merona saat ini.

Tapi satu sisi ia benci, namja ini hanya menunjukkan ekspresi ini pada changmin, namja yang bahkan baru mengenal jinki 1 bulan. Mereka bahkan tidak pernah melwati banyak hal seperti yang ia lakukan dengan jinki.

 

 

 

 

“ aku… seperti… yeoja-ah…”

 

 

 

 

Minho terdiam sejenak.

Jemari jinki bermain satu sama selain.

 

 

 

“ aku tidak mengerti ada apa denganku… apa kau mengetahuinya….”

 

 

 

 

Minho mengeram dalam hati.

Ia tau betapa jinki membenci changmin saat mereka dijodohkan, betapa jinki begitu marah dan menangis dipelukannya, saat ia sama sekali tidak menolak perjodohan dan pernikahan ini, ia benar-benar berharap jinki bisa lari dari changmin dan memeluknya, memilihnya. Tapi kenyataan nya terbalik. Bahkan, namja manis ini tidak pernah menemuinya lagi saat ini. bahkan hanya bertemu sebentar. Ia merindukan jinki merindukan namja manisnya.

 

 

 

 

“ apa kau merasa berdebar?”

 

 

 

Jinki mendonggak menatap minho yang tersenyum tipis. Namja manis itu menarik nafas dengan pelan. Kemudian menelan ludahnya dengan susah payah.

 

 

 

“ne…”

 

 

 

Minho tertawa kecil, hatinya berdebar sakit.

Ia tidak suka mengatakan.

Tapi.

Ia mencintai jinki. Mencintanyainya dengan sungguh-sungguh.

 

 

 

“ kau jatuh cinta padanya?”

 

 

 

“ne?

 

 

 

Minho tersenyum lebar kemudian maju dengan cepat dan berhenti begitu dekat di depan wajah jinki, menatap wajah itu dengan begitu lekat. sangat lekat.

Jinki. Jinki. Jinki.

Menatap perinci wajah jinki dengan seksama.

Betapa. Betapa ia mencintai namja ini.

Minho mengambil jarak yang lebih dekat, begitu dekat. Sangat dekat.

Nafas jinki membuatnya merasa déjà-vu. Déjà-vu.

Jinki menatapnya dengan eskpresi biasa.  Kemudian berganti memejamkan mataya. Minho menatap bibir jinki dengan gugup, tapi kemudian ia tersenyum miris dan mendekatkan bibirnya ketelinga namja manis itu. berbisik pelan.

 

 

 

“ kau sudah  jatuh cinta padanya….”

 

 

 

Jinki membuka lebar matanya saat minho mengecup pippinya dengan begitu singkat kemudian duduk dengan manis didepannya, namja manis itu mengerutkan alisnya.

 

 

 

 

“benarkah?”

 

 

 

Minho mengangguk pelan. “ ne…”

Mengimbangi rasa sakit yang menjalar ke sisi hatinya, merambat, melingkar dan kemudian mengikat hatinya.

 

 

 

Jinki merunduk dengan pelan, menekan dadanya. Menekannya begitu pelan. Apa yang ia lakukan sekarang, ia menatap minho dengan lekat.

Apa ia harus menyatakannya?

Benarkah?

 

 

 

 

------------------------

 

 

 

 

Changmin menghela nafas menatap hamparan seoul dari jendela apartemen mereka. Ia sudah pulang sejak tadi. Tapi ia tidak menjemput jinki seperti biasanya. Entah kenapa ia merasa begitu sensitife seperti ini, benar. Ia memulai duluan untuk tidak menelpon jinki. Tapi! Itu benar tidak sengaja, ponselnya tertinggal, dan ia tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengambilnya saat itu, apa ia tidak mengerti itu. apa ia tidak mengerti, terkadang changmin butuh posisi yang terbalik. Saat jinki perduli padanya, melindunginya, memeluknya, apakah jinki melakukan itu lebih dulu.

 

 

 

 

 

“ aku pulang…”

 

 

 

 

Pintu apartemen terbuka pelan, derap suara langkah jinki membuatnya berdebar. Ia masih berdiri ditempat tadi, tidak berpindah.

Ia sengaja memesan taksi pada jinki.

Ia tidak sanggup bertemu namja itu, betapa ia benar-benar merasa gelisah.

Apa jinki tidak mencintai, apa.. jinki sama sekali tidak perduli pada posisinya, apa jinki tidak mengharapkannya.

 

 

 

 

“ aku kira kau sedang rapat. Kenapa tidak menjemputku dan malah memesan taksi.. aku bisa pulang sendiri…tidak perlu menyuruhku menunggu begitu lama… tapi kau malah mengecewakan…”

 

 

 

 

Changmin membalikkan badan nya pelan, ekspresinya terlihat biasa.

 

 

 

 

“mianhae, hari ini aku  begitu lelah…”

 

 

 

Jinki menatap changmin dengan tatapan tidak percaya, setelah ia merasa lelah menunggu begitu lama, berharap changmin meminta maaf padanya dengan cara lembut, mungkin ia akan berpikir kalau ia akan menyatakan ini dengan cepat.

 

 

 

“ walau hanya 1 menit? Apa kau tidak memiliki walau  hanya 1 menit…”

 

 

 

Jinki merasa nafasnya tidak teratur.

Ia pikir. Ia pikir.

Changmin akan memeluknya seperti biasanya.

Memeluknya. Meminta maaf.

 

 

 

 

 

“ aku minta maaf, tapi aku benar-benar sedang lelah…”

 

 

 

Jemari jinki menggepal satu persatu. mengalihkan pandangannya kearah lain, ada apa dengannya kenapa ia merasa sensitife seperti ini.

 

 

 

“bahkan hanya untuk menelponku sekali saja? Apa kau tidak punya waktu ”

 

 

 

Changmin menautkan alisnya menatap jinki yang tampak kesal. Namja manis itu menaik turunkan bahunya begitu cepat. ia marah, changmin tau itu.

 

 

 

 

“ jinki…”

 

 

 

 

“berhentilah berbicara!”

 

 

 

 

Jinki meninggikan suaranya.

Changmin ingin maju tapi jinki lebih dulu membalikkan badannya dan masuk kedalam kamar tidur mereka.  

Cukup lama.

Changmin berpikir begitu keras. kenapa namja itu yang malah marah? Ia yang harus marah. Ia yang berasa posisi begitu sensitife. Changmin memejamkan matanya, saat ia ingin melangkah, jinki tiba-tiba keluar dengan raut kesal. Dan menunjuknya dengan kasar.

 

 

 

 

“ KAU IDIOT TUA!!! KENAPA KAU MEMPERLAKUKAN KU SEPERTI INI…”

 

 

 

 

Saat jinki dengan kesal melampar bantalan sofa kearah changmin dengan nafas yang tidak teratur. Changmin tertegun, ani. Ia terbiasa saat jinki melemparnya dengan barang, tapi.. namja manis itu menangis.

 

 

 

 

 

 

 “jinki…”

 

 

 

“ berhenti disitu… “

 

 

 

Namja manis itu dengan cepat merunduk kepalanya dan menutup matanya.

Jinki.

 

 

Menangis.

 

 

 

Apa ia tidak salah lihat.

 

 

 

 

“ dari awal aku membencimu, kau m enghancurkan hidupku… huks!”

 

 

 

Changmin terdiam,

Ia merasa sakit hati. Benarkah? Ia tidak pernah merasa ini sebelumnya, ia pikir jinki…

Ani.

Ia sudah tau, tapi ia mengingkarinya.

 

 

 

 

“ kau namja bodoh!! Namja bodoh yang tua!! Kau… huks!”

 

 

 

 

Jinki menunjuk changmin dengan telunjuknya dengan bibir bergetar. Changmin tidak bisa menahan tawanya.

Disisi lain.

Ia menyadari sesuatu.

Sesuatu yang lain.

Ia melangkah maju. Tapi jinki dengan cepat memundurkan langkahnya.

 

 

 

 

 

 

“berhenti!!!! Berhenti!!!”

 

 

 

 

Changmin tersenyum tipis, saat jinki masih menunjuknya dengan wajah kesal, dengan wajah yang berlinang air mata. Ia terlihat begitu manis. Tapi jinki dengan cepat menghapus air mata itu dengan jemari tangan satunya. Ia sesekali marah saat changmin masih tetap mencoba maju kearahnya.

 

 

 

 

“ berhenti!!!! Ku—“

 

 

 

Jinki memotong ucapannya,

Saat changmin meraih tangan nya yang sejak tadi menunjuk namja itu. mengecup jemarinya satu persatu, turun ke sisi tangannya. Jinki meringis sambil sedikit terisak.

Ia tidak suka.

Tidak suka saat changmin seperti ini.

Tidak suka.

Mencium lengannya, mencium sisi kulitnya..

Jinki mengerutkan alisnya saat ciuman namja itu berhenti tepat di sisi rahang jinki.

Suka.

Suka saat namja itu menyentuhnya.

Menarik pingganganya untuk mendekat  dan membuat kening mereka berbentur dengan lembut.

 

 

 

 

“ mianhae…”

 

 

 

Jinki hanya diam, dengan sesekali meneteskan air mata.

Jemari changmin menyentuh sisi punggungnya dan menatapnya dengan tatapan senstitife.

Sensitife untuk selalu memilikinya.

Sensitife untuk selalu menyentuhnya.

Sampai jinki tidak bisa menahan nafasnya, saat jemari changmin menyentuh sisi bibirnya dengan begitu lembut. Membuat Deja-vu yang tidak berhenti disitu, membuat sisi kakinya bergetar pelan.

Sentuhan changmin.

Tatapan changmin.

Jinki memejamkan matanya saat bibir changmin mengecup ujung bibirnya dengan lembut,  kemudian bergeser kesisi bawah bibirnya dan menekannya dengan pelan.

Ini pertama kali.

Jinki menarik bibirnya saat changmin ingin menciumnya lebih. Jemari namja itu meremas sisi bahu changmin dengan pelan. Ia menatap wajah changmin dengan nafas yang terbata. Ia gugup. Ia..

Ia tidak terbiasa seperti ini.

 

 

Ia merasa berdebar.

Setiap waktu.

Setiap detik.

 

Jinki merasa tenang saat, changmin kembali menatapnya dengan sensitife, begitu sensitife. Kecupan singkat sekali lagi,berhasil membuat jinki déjà-vu terus menerus.

Mereka saling menatap sejenak.

 

 

 

“nan saranghaeo…”

 

 

 

Bisikan changmin membuat jinki tersenyum tipis.

Berciuman sekali lagi. kali ini jinki terpaksa menginjak kaki changmin untuk mengimbangi kecupan namja tampan itu, mereka saling menyentuh satu sama lain, saling memiliki satu sama lain, saling menginginkan satu sama laim.

 

 

Malam ini.

Diiringi ciuman dan pelukan.

Diiringi kata cinta yang tidak berhenti sekali pun.

Deja-vu . déjà-vu. Déjà-vu.

 

 

 

 

 


..........

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
skehehdanfdldi23
#1
Chapter 2: GYAAA!!! semakin banyak virus changnew xD
daebak author-nim!! bikin saya merinding disko ㅋㅋㅋ jinki kurang sarkas changimnya terlalu lembut(?) biasanya changmin agak agressive.. hahaha
vieroeclipse #2
Chapter 2: Makin ke sini makin bagus ceritanya. Salut! XD
Tp aku msh blm terbiasa ngeliat Jinki ngatain Changmin sbg idiot tua. Wakakakakak! Julukan dia yg paling universal itu Iblis/Dark Lord/Voldemin/Food Monster. wkwkwkwk~

Dan Changmin disini gentle banget ya? Aku gak ngeliat sisi evil dia yg biasanya. Tp berhubung mungkin emg plot cerita kamu begini, ya aku sih suka2 aja. Manis ngeliatnya. XD
Nyahahaha! Jinkinya sensitif banget! Udhlah Jinki-yah, klo kamu cinta sama suamimu bilang aja langsung! XDDD
BunnyOnew_ #3
Chapter 2: Makin hari kata''mu bener'' nyalurin Onkey banged..
Ga dapet Feel ChangNew, sy baca nya anggep aja OnKey LOL
Maklum jiwa sy kan emang dasarny OnKey Shipp.. Hahahaha
Tapi kdang miker ada ga ya author onkey bkin ff onew uke key seme, coba kamu bkin deh ahahahahha

bener dah ini si Onew jadi yeoja bangedd disini mumumumu
si Dubu Galau kaga di calling changmin muahahaha #Ngakak pdhal Hp changmin ketinggalan.
Itu yg angkat tlp si minho kan ya? Minho kn suaranya berat (?)
jahahaha si menong suka si Onew bwahahahahah #Ngakak To The Max#
jiaaahhhh nangis ahahahah , sensitive amat dubuuu, dapet ya ?? Ahahahahahahaa
itu sih udah kliatan banged dimata changmin , si onew tuh.....
Gtw sy miker kmu ini si RR ....
Keep posting ya.. Tambahain lagi biar panjang, pendek banged eitta :)
songhyekyung
#4
Chapter 2: Keren.. Ini daebak.. Aku lagi suka banget baca yg onew oppa jadi uke, menurutku itu lebih cocok.. Dan baru" ini aku juga mulai suka changmin oppa. Pas deh jadinya.. Lanjutannya jangan lama" ya.. Ditunggu..
Dubutofu
#5
Chapter 1: Lanjuuut xD seru weh aaaaa changnew daebaaak!! '-')b
BunnyOnew_ #6
Chapter 1: Bahasanya mirip si RR... Kmu RR yah??

Uhhmmm rada mirip yg I was born to be with you part brp gtu...

Tapi bahasa nya beda... Ini bahasa nyante ga ribet ehehehe mirip banged sama author onkey yg pernah sy baca..

Lanjutin deh thor,, awal yg bagus :D

ntar juga si jinki bakal luluh deh ma changmin... Trus aja si changmin lembut''in (?) jinki .. Ntar juga meleleh sendiri....
BunnyOnew_ #7
Wuaaahh ada lagi FF ChangNew b.indo after Viero Eclipse wuakkakaa

lam knal ya, mnta twitterny dong??

Ehhh sy tau kmu terinspirasi dri author RR .. Sy tau itu wuakakak

RR @ Ririn Ruwani khan?? Kekekeke
vieroeclipse #8
Chapter 1: Ya ampuunnn!! udh diapdet! hastagaaahhh!! kereeeennn! aku suka gaya bahasa dan idenya! XDDD walau aku tergolong suka yg padat deskrip, tp deskrip serba retoris gini feelnya juga aku lumayan dapet. Daebakk! XDD

Omo! Changmin! gentle sekali kamu! XDD Ngebaca fic ini berasa kayak ngeliat reinkarnasi ke-4 di FFku yg juga bertemakan pernikahan. Jinki tsundere to the max! tp aku suka dgn proses luluhnya dia ke Changmin!

huwaaaa!! pokoknya daebakk!! aku suka!! next chapter aku tunggu selalu!! Makasih banget ya udh bikin changnew! bener deh! makasih banget! Jd pengen nangis sangking terharunya aku... XD #Lebehh
mocha-creamy
#9
Chapter 1: ini chapter pertamanya juga bikin hatiku ikut fluttering XDDDD jinkinya tsundere banged yah hihihi. gpp deh~ semangat changdol! ^^ taklukan jinki~ makasih uda apdet authorrr~
mocha-creamy
#10
Chapter 1: aaaaak~~~ aku baru subs uda di apdet cobaaaak *mulai hyper lagi* brb baca author-nim~~ XDDD