You're Bothering Me!

Litter

 

"Loh? Dimana?"

Yang lain hanya menggeleng tidak tahu. Jinri sudah sangat frustasi ketika salah satu temannya berkata, "Kalau tidak salah tadi aku melihat Taemin sedang mencari-cari sepatu di rak sedangkan kulihat dia sudah memakai sepatu."

"Benar-benar anak itu!" geram Jinri. Kekesalannya sudah naik sampai ke ubun-ubun, dan semua temannya tahu itu. Namun, mereka hanya bisa bergidik ngeri sementara Jinri sudah berlari menyusuri lorong kelas meninggalkan perpustakaan yang tadi ia kunjungi.

"Taemin-ah!"

Taemin menoleh dengan senyum polos nan cerianya yang berhasil menipu Jinri saat pertama kali mereka bertemu. "Ada apa?" tanyanya.

"Kembalikan sepatuku!" seru Jinri sambil menyodorkan tangannya.

"Taemin menatap tangan Jinri dan kemudian menepuknya dengan keras. "Aku tidak memegang sepatumu," ujarnya.

Jinri meringis sambil mengelus-elus telapak tangannya yang memerah karena tepukan Taemin. "Aku tahu kau tidak memegang sepatuku. Kau menyembunyikannya. Ayo kembalikan!"

"Cari saja sendiri kalau mau!" kata Taemin sambil menjulurkan lidahnya.

"Taemin-ah! Kau ini!"

"Jangan berteriak seperti itu! Yasudah ambil sana di kolong mejaku!" ucapnya lalu pergi meninggalkan Jinri yang kini memasang wajah enak-sekali-dia-bicara-seperti-itu sendirian.

Jinri sampai di kelas Taemin. Sekarang ia tinggal menuju meja Taemin dan mengambil sepatunya di sana. Tapi masalahnya, Taemin tidak memberitahukan dimana letak mejanya dan Jinri sendiri tidak tahu. Akhirnya Jinri memeriksa dua puluh dari dua puluh lima meja sebelum akhirnya berhasil menemukan sepatunya. Cepat-cepat ia memakai sepatunya sebelum bel tanda istirahat selesai berbunyi.

"Eh? Apa ini?" ucapnya ketika ia merasakan hal aneh saat ia memasukkan kakinya ke dalam sepatu.

Ketika ia melihat ke dalam sepatunya, ternyata di dalamnya terdapat sebuah kertas yang telah diremas-remas.

"Jadi, setelah dia menyembunyikan sepatuku dan menyuruhku mencarinya sendiri seperti ini, sekarang dia juga menyampah di dalam sepatuku ya?! Argh! Awas kalau kita bertemu lagi Taemin-ah!" geram Jinri.

 

--TaeLli--

 

Bel pulang berbunyi dan kelas menjadi riuh oleh suasana murid-murid yang sedang merapikan mejanya, begitu pula Jinri. Dengan cepat ia membereskan bukunya karena ingin segera bertemu dengan Taemin. Baru saja ia melangkahkan kakinya keluar kelas, ia telah menemukan Taemin sedang berjalan di lorong kelas sendirian.

"Hei! Taemin-ah!"

Taemin menoleh dan didapatinya Jinri yang sedang berlari menuju ke arahnya. "Ada apa lagi?"

"Hei! Hei! Kau ini kenapa sih menjahiliku terus? Kemarin lusa kau mengisi penuh tasku dengan banyak kertas yang sudah diremas! Waktu itu kau juga memasukkan remasan kertas itu pada kotak bekalku yang sudah kosong maupun yang masih ada isinya! Dan masih banyak lagi! Sekarang kau menyampah juga di dalam sepatuku! Kau tahu tidak kalau tindakanmu itu benar-benar konyol! Apa kau tidak pernah mengenal apa  itu tempat sampah selama hidupmu?" omel Jinri panjang lebar.

Taemin terdiam sebentar, lalu akhirnya berkata. "Jadi... apa yang kau lakukan dengan kertas-kertas itu?"

"Kubuang tentu saja. Memangnya harus kuapakan lagi?"

"Hanya itu?"

"Tentu saja. Memang kau mau aku berbuat apa? Kalau kau masih saja membuang sampah dengan cara seperti itu, aku akan mengajarimu bagaimana caranya membuang sampah dengan baik dan benar dengan caraku sendiri!" ancam Jinri. Dan Taemin tahu benar 'dengan caraku sendiri' bagi Jinri itu sama mengerikannya dengan serangga yang sangat ditakuti Taemin. Maka, Taemin hanya bisa meringis.

"Baiklah...,"ujarnya.

"Bagus kalau begitu," ucap Jinri lalu pergi meninggalkan Taemin.

Taemin hanya dapat melihat punggung Jinri dengan perasaan kecewa. Sangat kecewa.

 

--TaeLli--

 

Seperti ada yang kurang. Tapi apa? Jinri sendiri tidak tahu. Ia melewati gerbang sekolah seperti biasa. Ia memasuki kelas seperti biasa. Dan ia duduk di kursinya dan mulai mendengarkan musik melalui headsetnya seperti biasa. Apa yang salah dengan harinya yang biasa seperti ini? Oke, mungkin ia sangat berlebihan memikirkan hal kecil ini.

"Jinri-ah!"

Jinri menoleh dan mendapati salah seorang temannya dari kelas lain.

"Ada apa?" tanya Jinri.

"Kau tahu kemana Taemin-ssi?"

Eh?

"Kenapa bertanya padaku? Kau kan teman sekelasnya."

"Ah.., habisnya kalian berdua sangat dekat sih," ujar orang itu.

"Dekat? Kalau aku dan Taemin adalah teman dekat, maka Amber memakai gaun dan high heels," ucapnya sambil menunjuk seseorang yang kelihatan seperti anak laki-laki normal biasa padahal sebenarnya adalah seorang gadis dengan dagunya.

"Memangnya ada apa kau mencari Taemin?" lanjut Jinri.

"Seharusnya laporan praktek kami dikumpulkan hari ini, tapi softcopynya hanya ada padanya. Kami  jadi tidak bisa mengumpulkannya kalau dia tidak datang sekarang,"

"Bukannya seharusnya dia sudah datang jam segini?" ujar Jinri.

"Itu dia! Dia belum juga datang. Makanya aku bertanya padamu siapa tahu Taemin-ssi memberitahukan sesuatu padamu karena kukira kalian..., ya..., cukup dekat,"

Nah! Akhirnya Jinri telah menemukan apa yang kurang darinya hari ini.

Jinri sangat tidak terima dengan kenyataan bahwa sebenarnya ada hal yang hilang saat tidak ada lagi orang yang selalu menungunya di gerbang sekolah sambil mengucapkan selamat pagi serta memberikannya banana milk setiap masuk sekolah.

Ia benci akan kenyataan bahwa dirinya merasa tidak nyaman saat tidak ada lagi orang yang menjahilinya, menjegal kakinya, membuka ritsleting tasnya atau menginjak tali sepatunya saat ia hendak memasuki kelas.

Ia juga sulit mengakui bahwa ia merasa hampa saat tidak ada lagi seseorang yang secara sengaja datang ke kelasnya hanya untuk mengganggunya yang sedang mendengarkan musik sebelum bel masuk berbunyi.

Tunggu!

Jinri terdiam sesaat. 'Taemin kan tidak sedang hilang ditelan bumi dan tidak akan kembali lagi. Dia hanya datang ke sekolah tidak tepat pada waktu biasa ia sampai ke sekolah. Itu saja kok! Bisa jadi dia memang hanya telat. Kenapa aku jadi berlebihan seperti ini sih?' renungnya.

"Jinri-ah, Taemin-ssi benar-benar tidak menitipkan sesuatu padamu ?"

Lamunan Jinri seketika buyar karena pertanyaan temannya itu.

"Te-tentu saja tidak. Lagipula kenapa dia harus menitipkan segala sesuatu padaku saat dia telat seperti ini?" ucap Jinri.

"Baiklah..., Aku akan kembali ke kelas," ujar temannya itu sambil berlalu pergi.

"Ah, hei!"

Temannya itu menghentikan langkahnya dan menoleh pada Jinri. "Ada apa?"

Jinri ragu sebentar. "Hmm..., Kalau kau dapat kabar tentang kenapa Taemin terlambat atau semacamnya, bisa beritahu aku?"

Temannya itu tersenyum nakal. "Jadi kau khawatir pada seseorang yang bukan teman dekatmu itu ya?"

"Ti-tidak seperti itu! Aku hanya merasa ada yang aneh saja kalau dia belum datang jam segini," ujar Jinri mencari-cari alasan, walaupun alasan itu tidak sepenuhnya dibuat-buat.

"Taemin-ssi datang terlambat saja kau sudah rindu seperti ini. Bagaimana kalau dia sakit?"

"Bu-bukan seperti itu!" elak Jinri.

"Ah! Sudahlah, aku akan memberitahumu kok. Aku ke kelas ya."

Kali ini temannya itu benar-benar pergi meninggalkan Jinri dengan muka memerah.

'Khawatir?'

'Rindu?'

"Apa benar?'

Oke, dia memang sudah terlalu berlebihan hari ini.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Likecutespeople #1
Nice stories, i like it.
kimchieun #2
Chapter 2: very good. idk, but i love taelli in fanfic!!!
doctorbaek
#3
Chapter 2: Whooaa.. udah kangen ff indo nya taelli nih x) so sweeet ouo
enjoythemayo21
#4
Chapter 2: I love you as much as I bullied you <3333333
Adawwwww author-nim daebak bangeeeeeeeet ><
Akhirnya nemu author dari indo yang TaeLli shipper juga.
Bikin yang lagi dong thor :D
minahbubblez #5
Chapter 2: Kyeoptaa.... Cara Taemin nembak Sulli gentle banget,,, oh #Melting
Author-nim jjang ^.^
Shiningtaelli23
#6
Chapter 2: aww :3 sweet banget author :)
minahbubblez #7
Chapter 1: Kertas itu pasti ada apa2nya 0.0
penasaran nih, author-nim!
Update soon !
Shiningtaelli23
#8
Chapter 1: kertasnya ada tulisannya ya? :33 update ;)
shanaa12
#9
Chapter 1: kertasnya kosong ya ? Atau ada isinya ?
shanaa12
#10
update soon :)