WITHOUT WORDS // PART 6

WITHOUT WORDS

Author : Ayu a.k.a Ayumi a.k.a Jung Ki Hyun

Title : Without words

Genre : romance, sad, comedy (maybe)

Duration : 1 – 6 part

Rating: General

Cast : Yook Sungjae (btob)

           Lee Minhyuk (btob)

           Jung Ki Hyun

Other cast : (?)

 

Summary :

Anak baru yang mendapatkan beasiswa di sekolah elit bisa meluluhkan hati 2 pria tampan yang terkenal dan kaya di sekolah itu. Apa yang terjadi? Mengapa mereka bisa menjalin hubungan?

 

Happy reading~~~~

======******=======

Previous :

Aku terdiam dan menundukkan kepalaku. Lalu Minhyuk mengangkat daguku, aku melihat Minhyuk menangis, dan tak lama kemudian dia mencium bibirku.

“jebal, tetaplah bersamaku. Aku kesepian, aku sakit tanpamu” pinta Minhyuk.

“ta..tapi oppa”.

“jangan hiraukan Sungjae, dia memang masih labil, pikirannya seperti anak kecil” jelas Minhyuk.

Aku hanya menganggukkan kepalaku, lalu Minhyuk memelukku dengan erat dan tak ingin melepasnya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4 Bulan kemudian**** (cepet bgt ya -.-‘)

Hubunganku dengan Minhyuk semakin lama semakin renggang. Entah mengapa Minhyuk jarang atau hampir sekali tak mengirim pesan padaku. selama di sekolah kami pun juga tak sering bertemu seperti dulu. Setelah Sungjae meminta maaf padaku hubungan kami pun semakin baik.

“Sungjae oppa, dimana Minhyuk?” tanyaku menemui Sungjae waktu di sekolah.

“eoh? Bukankah dia bersamamu? Nado mollayo, apakah terjadi sesuatu padamu dengan Minhyuk hyung?” kata Sungjae.

“ah.. aniyo oppa, yasudah sampai bertemu lagi” aku meninggalkan Sungjae.

Seminggu kemudian waktu pulang sekolah tak sengaja aku bertemu dengan Minhyuk dengan gadis lain. Mereka berjalan berdua dengan bergandengan tangan.

“Oppa!!!” teriakku memanggil Minhyuk.

Minhyuk melihatku dengan terkejut lalu melepaskan tangan yang sedang di gandengnya.

“apakah ini kau tak pernah mengirim pesan atau menelponku? Apakah ini kau tak mau bertemu denganku?” tanyaku dengan sabar sambil menangis.

“a..a..ku bisa jelaskan kihun sshi” kata Minhyuk dengan terbata bata.

“ini sudah jelas, tak perlu lagi di jelaskan. Jigeum, kita hanya berteman saja. Gomawo sudah membuatku senang selama ini” timpalku dengan menangis.

“Kihyun sshi, uljima.. jebal” pinta Minhyuk.

“dan kau, Yori-ah.. gomawo ne?”

“mwo? Nae? Wae? Tanya Yori.

“kau kan sekarang sudah menjadi yeojachingunya Minhyuk, Chukkae ne dan berkat kau aku tahu jika Minhyuk tak pantas untukku” jelasku sambil memeluk Yori.

“i..itu..”  Yori merasa bersalah.

“Minhyuk sshi, jaga Yori dengan baik ne” kataku lalu meninggalkan mereka.

Sakit memang, tetapi itu bukan akhir dari segalanya. Masa depanku masih panjang dan masih banyak namja yang lebih baik dari Minhyuk.

Aku senang Sungjae selalu ada bersamaku. Setiap aku membutuhkan seseorang, Sungjae selalu Ada untukku. Lalu seseorang menelponku dengan nomor tak di kenal.

“yeoboseyo?”

“kau ki hyun sshi?” tanya seseorang di telpon itu.

“ne, nuguseyo?” tanyaku.

“bisakah kau pergi ke taman dekat rumahmu, aku sedang berada disini. Nanti kau akan tahu siap aku” jawab seorang namja ddi telpon.

Aku langsung enuju taman yang berada tak jauh dari rumah.

“jeogiyo? Apakah kau yang menelponku tadi?” tanyaku.

Dan sangat mengejutkan ketika dia membalikkan badannya.

“eoh?? Neo?? Kk..kau kan peniel sshi?” sentakku terkejut.

“ne, ini aku. Kau pasti tak asing denganku dan pastinya kau mengenal Sungjae” kata Peniel.

“n..n,,ne, aku mengenalnya. Mworago?” tanyaku.

“kajja ikut aku” ajak Peniel dan menggandeng tanganku.

Sesampai di tempat itu aku sangat terkejut karena Peniel membawaku ke Rumah sakit.

“Peniel sshi. Mengapa kau membawaku kesini?” tanyaku.

“diamlah, nanti kau akan tahu semuanya” .

Kita berdua menuju sebuah ruangan dan ketika aku sampai, disana sudah terlihat Minhyuk, orang tua Sungjae, dan Hyunshik teman Peniel.

“oppa apa yang terjadi?” tanyaku pada Minhyuk.

Minhyuk hanya terdiam, semua orang yang aku tanyai tak ada yang menjawab. Hanya orang tua Sungjae memberikan sebuat surat padaku.

“Sungjae oppa!” aku memangil namanya dan menangis. Lalu aku membaca surat dari Sungjae tersebut.

 

 

Dear Jung Ki Hyun,

Jangan menangiss atau sedih jika kau melihatku seperti ini. Maafkan aku yang tak bisa menjagamu dengan baik karena sekarang aku sudah terbaring lemah di tempat ini. Aku tak tahu aku dapat hidup lagi atau tidak, tetapi aku akan berusaha sekuat tenagaku bertahan hidup untukmu. Setiap hari aku selalu memikirkan keadaanmu, aku tak pernah tenang jika kau tak ada di sampingku. Mianhae aku tak memberitahumu jika aku sakit. Aku takut kau menghawatirkanku. Dan ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu tetapi aku belum sempat mengatakan langsung karena aku takut kau akan marah. Aku hanya bisa memberi tahumu melalui surat ini. Kihyun-ah, aku mencintaimu dari kita pertama bertemu, dan ketika aku tahu kau menjadi yeojachingunya Minhyuk aku sangat marah karena aku sangat cemburu, aku takut tak bisa bersamamu. Maafkan atas perkataanku dulu. Jaga kesehatanmu ne?

From Yook Sungjae

 

“Sungje mempunyai leukimia dari dia kecil” kata Peniel.

Aku terdiam menahan sesak karena tangisanku. Aku langsung menuju tempat tidur Sungjae dan memeluknya.

“jebal, jangan pergi. Aku tak ingin kehilanganmu Sungjae-ah. Aku mencintaimu. jebal, bangunlah” kataku sambil menangis di depan Sungjae yang sedang Koma.

~~3 DAYS LATER~~

Sungjae terbangun dari komanya, dia melihatku sedang tertidur di sampingya. Dia meletakkan tangan kanannya di pipiku dan mengelusnya. Merasa ada yang tak enak, aku tiba – tiba terbangun.

“eoh? Oppa, kau sudah bangun, kau koma selama 3 hari” kataku.

“mengapa matamu bangkak seperti itu? “ tanya Sungjae sambil menyentuh bawah mataku.

“aniyo, gwaenchana oppa, jangan khawatirkan aku. Yang terpenting sekarang sembuhlah” timpalku.

“kau menangis? Mengapa kau tak menurut padaku Kihyun ah?” tanya Sungjae kesal.

“aku takut kehilanganmu, sembuhlah” sambil memeluk Sungjae.

“ne, aku akan sembuh. Percayalah padaku” Sungjae meyakinkanku.

Ketika aku berpelukan dengan Sungjae, seseorang membuka pintu kamar dan ternyata itu Orang tua Sungjae. Mereka sangat mengejutkan ku dan Sungjae.

“Sungjae sudah sadar kah?” tanya eommanya Sungjae.

“sudah ahjuma” jawabku.

“kihyun-sshi, gomawo ne sudah menjaga anakku”.

“ah, gwaenchanayo ahjuma. Aku senang bisa membantu anda”.

“bagaimana jika kalian bertunangan saja jika Sungjae sudah sembuh nanti?” kata appa Sungjae.

Aku hanya terdiam tak bisa menjawab apapun. Lalu sungjae melihat ke arahku.

“ne, aku menerimanya appa!” kata Sungjae.

Sungjaepun membuatku sangat terkejut dan tiba – tiba dia duduk di ranjang dan menarikku.

“aku ingin kau menjadi kekasihku, untuk selamanya” kata Sungjae.

Aku masih terdiam, dan tiba – tiba Minhyuk, Peniel dan temannya masuk ke dalam kamar Sungjae.

“ne Kihyun – sshi, kita senang  jika kau bersama Sungjae” kata Peniel.

Aku terdiam sejenak. Aku tak tahu apa yang harus aku katakan pada mereka.

“ketika kau menerima surat dari Sungjae, kau tiba – tiba memelukknya dan mengatakan aku mencintaimu, jadi jujurlah jika kau mencintai Sungjae” kata Minhyuk.

“yasudah, Sungjae oppa, aku menerima kau menjadi kekasihku” jawabku dengan tegas.

Sungjae memelukku dan tiba – tiba mencium bibirku di depan keluarganya sehingga aku terkejut.

“gomawo chagi” kata Sungjae melihat mataku.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet