Epilogue
The Great Jung Yunho - IndonesianTittle : The Great Jung Yunho Epilogue
Author : yoojiyool
Pairing : yunjae
Length : Epilogue
Genre : drama, romance
Rating : PG13
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*
EPILOGUE
Sudah dua bulan lamanya mereka menjalin kasih dan semua orang merasa mereka terlihat cocok walaupun banyak juga yang tidak suka dengan pasangan yang baru lahir itu. Ada yang bilang tidak seimbanglah, ada yang bilang tidak cocoklah atau paling parah adalah ada yang bilang Kim Jaejoong hanya mengejar kekayaan keluarga Jung saja. Dan telinga Jaejoong sudah cukup panas untuk mendengarkan bisikan-bisikan sirik itu padanya. Karena semua tuduhan dan cercaan itu ditujukan padanya. Jelas bukan ditujukan untuk Yunho.
Dan karena ini jugalah dulu Jaejoong mengalami dilemma antara ingin mengatakan cinta pada Yunho atau tidak. Status mereka terbentang jauh. Jika bukan karena takdir yang mempertemukan mereka, tidak akan pernah ada kemungkinan seorang buruh bisa menjalin kasih dengan seorang direktur perusahaan besar di korea. Dan karena masalah ini pula, Jaejoong melupakan hal yang mengingatkannya pada cincin yang dulu dibeli Yunho untuk seseorang yang special baginya. Pernah terlintas dalam benaknya mungkin cincin itu untuknya dan Yunho menyimpannya sampai waktu yang tepat untuk diberikan padanya. Tapi setelah dua bulan, Jaejoong merasa itu tidak mungkin. Bisa saja cincin itu untuk orang lain. Ibunya mungkin? Atau orang special lainnya. Tapi siapa? Apakah Yunho mempunyai orang special lainnya di luar keluarganya selain Jaejoong? Mungkin Junsu? Yoochun? Changmin?! Tidak mungkin Changmin!
Lalu untuk siapa?
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
Seoul saat malam hari memang indah. Angin musim dingin dan salju di jalanan tidak membuat kecantikan kota itu pudar. Taman di tengah kota pun terlihat indah dengan berhiaskan putihnya salju di beberapa sudut tempat.
Yunho mengajak kekasihnya untuk berjalan-jalan menyusuri jalan setapak di taman itu. Mereka bergandengan tangan dan saling menempelkan lengan mereka. Hanya kencan macam itu yang bisa mereka dapatkan akhir-akhir ini karena kesibukan Yunho di kantor. Berjalan di taman, bergandengan tangan, mencuri-curi kecupan di tiap kesempatan dan yang lainnya selama mereka bisa melakukannya.
Duduk di sebuah bangku di bawah pohon di taman adalah salah satu kencan yang sederhana namun bermakna untuk mereka. Apalagi di tengah malam musim dingin seperti ini. Yunho merangkul erat pundak Jaejoong dan selalu menggenggam tangannya. Pipi dan hidung Jaejoong memerah karena udara dingin. Dan seperti biasa, Yunho selalu menangkup tangan kekasihnya itu dan meniupkan napas hangat ke tangannya.
“Masih dingin?” Tanya Yunho sambil mengusap-usap kedua telapak tangan Jaejoong. Dan dijawab dengan anggukan kepala dan bibir yang manyun.
“Kemari!” Yunho membuka kancing mantelnya dan membuka lebar bagian depannya. Mengundang agar Jaejoong menyusup ke dalam mantel itu. Dan itu juga lah yang dilakukan Jaejoong. Memeluk erat Yunho dan mengubur wajahnya ke dalam dada kekasihnya. Mencari kehangatan walau hanya sedikit. Yunho menutupkan mantel itu disekitar tubuh Jaejoong dan memeluknya erat. Menciumi ujung kepalanya berulang kali dan membisikkan kata sayang berkali-kali. Jaejoong merasa nyaman dengan semua itu. Tidak ada yang lebih nyaman daripada ada di dalam pelukan Yunho. Terjaga dan merasa dicintai.
“Yunho,”
“Hmm?”
“Bagaimana keadaan di kantor? Kamu terlihat kurus beberapa hari ini. Kamu makan dengan benar kan saat aku tidak membawakanmu makanan?”
Memang benar. Beberapa hari ini mereka tidak makan siang bersama karena Yunho benar-benar sibuk dan waktu untuk mereka berdua berkurang. Tapi Yunho merasa beruntung karena kekasihnya mengerti dengan keadaannya dan tidak mengeluh tentang waktu mereka untuk bertemu berkurang.
“Apa yang bisa aku lakukan dengan benar tanpa keberadaanmu, Jae? Aku tidak makan tepat waktu karena kesibukan yang menyita semua waktuku di kantor. Tapi aku masih sehat, kan?”
“Tapi kamu kurusan sekarang, sayang.”
“Uhh, makanan di kantin tidak senikmat masakanmu.”
“Apakah aku harus membawakanmu makan siang tiap hari? Aku bisa melakukannya.”
“Dan tanpa bertemu denganmu karena saat itu aku tidak ada di ruanganku? Tidak, Jae. Aku tidak sanggup mengetahui ada dirimu di sana tanpa bisa menemuimu. Itu bisa lebih menyiksa daripada tidak bertemu sama sekali.”
“Apakah Junsu tidak mengingatkanmu untuk makan?”
“Dia sendiri lupa untuk makan.” Jawab Yunho dibarengi dengan tawa gelinya.
“Aku tidak mau kamu sakit.”
“Terima kasih perhatiannya, sayang. Tapi aku tidak apa-apa.”
“Tapi janji kalau kamu merasa pusing atau gejala sakit apapun, kamu harus memberitahuku!”
“Hahahahaha. Iya, iya aku janji.” Ucap Yunho sambil sekali lagi mencium ujung kepala Jaejoong.
Untuk beberapa saat mereka diam dan menikmati kebersamaan mereka di tengah-tengah udara dingin. Merasa seperti dunia milik berdua dan menganggap yang lainnya mengontrak. Sampai tiba-tiba Jaejoong ingat sesuatu dan ragu untuk mengucapkannya.
“Hmm,
Comments