Hari ini hari pertamaku masuk kuliah. Sebagai satu-satunya penerus perusahaan, aku di paksa untuk masuk Business Major oleh Ayahku, dan aku tidak bisa menolak. Aku berjalan kearah kampus diikuti oleh Souta yang berjalan agak jauh.  Saat ini aku sudah sangat terbiasa dengan keberadaan Souta di sampingku. Tapi khusus untuk di Korea, aku memaksa Souta untuk tidak mengikutiku selama aku berada di kampus agar tidak mencuri perhatian banyak orang.

                Aku berjalan menuju ke cafetaria, karena kelas belum mulai sampai setengah jam ke depan. Aku sengaja untuk datang lebih cepat. Aku masih ingin melihat-lihat kampus ini lebih jauh lagi.

                Aku duduk di salah satu tempat duduk di ujung ruangan dan memperhatikan sekitarku. Beruntung, identitasku tidak diketahui sama sekali oleh mahasiswa di sini. Aku sudah muak sekali dengan orang-orang penjilat yang mendekatiku hanya demi uang dan kekuasaan.

                Seseorang memberitahuku kalau semua mahasiswa baru harus berkumpul di Main Hall. Aku berjalan ke Main Hall. Aku bisa melihat semua mahasiswa yang berjalan kearah Main Hall adalah teman satu angkatanku.

                Aku berdiri di barisan paling belakang. Aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak mencolok. Aku benar-benar ingin kehidupan kampusku tidak terganggu dengan hal-hal yang tidak aku sukai.

                Seorang senior pria berwajah galak maju dan berbicara. Ia menjelaskan kalau ini merupakan event yang dilaksanakan turun temurun, semacam orientasi yang dibuat oleh para senior dan junior harus mematuhi semua peraturan yang dibuat oleh para senior.

                Aku menghela nafas. Aku tidak suka senioritas. Menurutku hal ini benar-benar childish. Aku memperhatikan sekelilingku. Tidak ada satu orangpun yang menarik. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada seorang cowok yang berdiri agak jauh di dekat pintu keluar.

                Aku memperhatikan cowok itu. Wajahnya tidak begitu tampan, tapi manis sekali. Walaupun ia tidak terlalu tinggi, tapi tubuhnya pas dan pakaian yang ia pakai terlihat bagus di tubuhnya. Ia tersenyum padaku dengan riang, matanya membentuk bulan sabit saat ia tersenyum. Aku menundukkan kepalaku sedikit, menghindar dari tatapannya. Aku baru menyadari kalau ia tidak berdiri di dalam barisan, yang artinya ia adalah salah satu seniorku. Aku mengalihkan pandanganku ke tempat lain. Ia masih terus melihat kearahku.

Setelah semua kelasku berakhir, aku berjalan langsung kearah parkiran.

                “Hey,” sapa seseorang dari belakangku.

                Aku berhenti dan berbalik. Aku melihat seorang cewek kecil berrambut panjang sedang tersenyum padaku. Aku menundukkan kepalaku sedikit dan tersenyum kecil.

                “Kamu mahasiswa baru juga kan? Siapa namamu?” tanyanya. Aku terdiam sebentar. Cewek ini terlihat baik dan sopan. Ia mengulurkan tangannya. “Aku Soyeon,” ucapnya sambil tersenyum riang.

                Aku membalas uluran tangannya. “Aku Yumi,” balasku. Aku sengaja untuk tidak menyebutkan margaku, karena aku takut identitasku diketahui oleh banyak orang.

                “Aku ingin sekali berteman denganmu,” ucapnya. Ia melihat kearah belakangku. “Sepertinya kamu sudah di tunggu. Kita bertemu besok yaa,” ucapnya. Ia berbalik dan melambaikan tangannya padaku.

                Aku hanya tersenyum melihat cewek itu pergi. Sepertinya ia anak yang baik, mungkin tidak ada salahnya kalau aku berteman dengannya, pikirku. Toh, satu teman tidak akan memberikan efek buruk dalam hidupku.