the first talk

[BAHASA] DISTRACTION

 

“Yongbaeeee!!! LARIIIIIIIIII....!!!!”

 

Tiba-tiba sesosok penampakan anak kecil berpakaian putih dengan wajah penuh darah datang menghampiri kami berdua. Kami berusaha berlari sekuat tenaga. Ya Tuhan dimana jalan keluarnya? Kapan ini semua berakhir? Yongbae merangkul pundaku, sekarang aku dapat dengan jelas mendengar detak jantungnya yang semakin kencang.

“Yongbaeeee!!! ACKKKKKK!!!!!!”, sebuah tangan misterius menarik pergelangan kakiku! Rasanya aku ingin menangis.
“Yaaaah! Hush hush!”, Yongbae berusaha mengusir tangan misterius itu dari kakiku, air mataku mulai menetes, “Yaaaahhh setan gila!! Lepasin nggak?!”

 

Benar saja, Yongbae menginjak tangan itu dengan snickersnya yang tebal. Terdengar sayup suara teriakan kesakitan. Kami berdua lari tergopoh-gopoh membabi buta mencari jalan keluar sampai akhirnya kami berhasil kabur. Saat keluar dari ruangan gelap, aku dapat melihat wajah pucat Yongbae dibasahi oleh keringat. Dia kembali memasang kembali kacamata hitam andalannya. 

"Sok berani banget sih...", aku mendorong bahunya pelan.

"Berisik ah... Liat nih!", dia merapikan kaosnya yang berubah menjadi kucel dan kusut karena habis kutarik-tarik.

Aku menyeringai memasang wajah tanpa dosa, "Mian..."

"Ckck dasar... Rambutmu berantakan...”, Yongbae mengusap rambutku lembut.


---------------------------------------------------------- xxx ------------------------------------------------------------


Kami berdua lelah mengitari dan mencoba hampir seluruh wahana yang ada. Kaki rasanya mau copot. Pegal sekali, dan tentu saja lapar. Aku dan Yongbae berjalan ke sebuah kedai di dalam taman bermain.

“Ngapain sih datang sendirian?”, Yongbae mencoba memulai pembicaraan, kedua tangannya sibuk membukakan bungkus hamburger untukku, "Nih makan..."
“Ah, gomawo...", hamburger itu terlihat sangat menggiurkan, air liurku hampir menetes, "Penat!”, jawabku dengan mulut penuh hamburger.

 

Yongbae tidak menjawab, dia menyandarkan tubuhnya di kursi, memainkan sedotan dengan giginya, dan menungguku mengunyah sampai mulutku kosong dan siap untuk melanjutkan cerita.

 

Aku menelan kunyahan terakhirku, menyeruput colafloat dan menarik nafas panjang, “Haaahh...tiba-tiba aku ingin menyendiri, melepas stress di tempat seperti ini, tapi...”
 

Yongbae memotong perkataanku, “Tapi gagal!”, dia lalu tertawa.
“Loh. Gagal kenapa?”
“Gagal dong, disini kamu ketemu aku. Nggak jadi main sendirian.”


Aku tersenyum padanya. Yongbae sepertinya orang baik-baik. Aku sangat menikmati saat-saat bermain dengannya, diapun bersikap sopan padaku. 

Sekarang giliranku bertanya padanya, “Kamu? Kenapa datang sendiri?”
“Bosan di rumah”, kini dia yang sibuk mengunyah.


Setelah selesai makan, kami bersiap untuk pulang. Hari sudah mulai gelap, dan badanpun sudah terlalu lelah. Yongbae mengantarku sampai halte bus.

“Yongbae-ssi, aku duluan ya! Jeongmal kamsahamnida!”, aku berjalan menuju bus.
“Cheonmaneyo, terimakasih juga ya mau menemani main seharian...”
“Nee... Annyeong!”, aku melambaikan tangan.
“Annyeong, Mina-ssi! Sampai ketemu di kampus yaaa!”


Hah? Kampus?!

--------------------------------------------- xxx -------------------------------------------------

 

AJAIB!

Acara refreshing dadakan ke taman bermain kemarin memang ampuh, aku sedikit merasa lebih tenang dan bahagia sekarang, meskipun badanku rasanya mau remuk.
 

Kwon Mina-ssi, hari ini jangan lupa ada siaran jam dua siang. Akan ada announcer baru, harap datang satu jam sebelum siaran dimulai.


Sms dari produserku, Jiyong. Cih, tumben formal sekali.

Aku segera bergegas pergi ke kampus, hari ini jadwalku padat, sepulang kuliah aku harus siaran di radio kampus dan kembali bertemu dengan Jiyong. Kalau bukan karena kontrak, aku pasti sudah mengundurkan diri. Memang aku akan terlihat sangat tidak dewasa dan tidak professional, berhenti bekerja di radio kampus hanya karena ada Jiyong disana, tetapi saat ini aku sedang tidak ingin melihat wajahnya.
 

Sebenarnya, Jiyong itu mantan pacarku. Dua minggu yang lalu, dengan alasan yang klise, dia tiba-tiba memutuskan hubungannya denganku. Kami menjalani hubungan ini hampir satu tahun, tepatnya saat aku diangkat menjadi announcer tetap. Aku merasa tidak pernah ada masalah yang berarti selama menjalani hubungan itu, sampai tiba-tiba Jiyong meminta putus. Dia bilang, aku terlalu kekanak-kanakan dan dia merasa sangat terbebani sehingga dia sulit untuk bersikap professional saat kami bekerja bersama-sama di radio.

Ah sudahlah.

--------------------------------------------- xxx -------------------------------------------------

 

HAI HAI @Taecyeon_Taeyang & @catze86,

makasih loooh sudah mampir, enjoy the update ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
catze86
#1
Chapter 2: Jiyong,you XX..
Bae,you are so Gendeng
taecbae
#2
Chapter 1: hahhaha... luucuuu...
ditunggu kelanjutannya :p
catze86
#3
Chapter 1: Lucuuu,lanjut mannnnggg...wkwkwkwk