Hi There

[BAHASA] DISTRACTION

AAAACCKKKK....!!!!!!!

Aku berteriak sekencang mungkin mengikuti laju rollercoaster yang turun bebas dari ketinggian berpuluh-puluh meter ini, nafasku hampir habis saat kereta berkecepatan tinggi itu merayap di tanjakan yang kemiringannya hampir 90 derajat, sebentar lagi nafasku akan benar-benar habis. Aku dapat merasakan tubuhku terguncang saat rollercoaster menukik tajam dan melakukan manuver putaran yang membuat mual.

Aneh, lelaki di sebelahku ini sepertinya sarafnya agak terganggu, bisa ya dia tertawa lepas saat jantungnya akan terpental dari dalam tubuh? Bahkan saat posisi kepala tergantung dibawah sewaktu melakukan putaran, dia malah berteriak kencang seperti koboi kegirangan. Mataku mulai berair, mual, ah menghilangkan stress dengan mencoba wahana dengan adrenalin tinggi ini benar-benar ide konyol.

Aku menyandarkan tubuh di pohon yang tidak jauh dari wahana sialan itu, aku tidak dapat merasakan kakiku menginjak bumi, kepalaku pusing sekali. Toilet! Ya aku harus kesana sekarang, seluruh isi perutku sudah naik sampai tenggorokan.

Setelah sukses mengeluarkan isi perutku yang terdorong oleh rasa mual yang luar biasa, aku terhuyung-huyung keluar toilet. Kalau tau akan jadi seperti ini keadaanku, seharusnya aku tidak datang sendiri kesini, aku mulai memaki pada diri sendiri, betapa konyolnya datang ke taman bermain sebesar ini sendirian.


“Juhgiyo...”, seorang lelaki menegurku.
“Ne?”


Eh dia lagi. Benar kan sarafnya terganggu, meskipun matanya tertutup oleh kacamata hitam tapi raut wajahnya cerah ceria sekali, tidak seperti habis turun dari wahana yang nyaris membunuhku. Lelaki itu tersenyum padaku, “Sendirian?”

Hah? Mau apa dia bertanya seperti itu? Pikiranku melayang ke acara berita kriminal di televisi, jangan-jangan lelaki ini mau menculiku atau mau merampas semua barang bawaanku! 


“Bukan urusanmu...”, aku berjalan menjauhinya, pura-pura tidak acuh.
“Agassi! Mau coba wahana yang lebih seru?”, lelaki itu malah berteriak dibelakangku, kali ini sepertinya dia mengajak bermain bersama.
Aku menoleh kearahnya, lalu dia melemparkan sebotol air mineral padaku, “Tangkap!”


Dengan panik aku menangkap botol yang hampir mendarat di kepalaku, mataku mendelik pada lelaki itu, menunggu penjelasan.


“Jangan takut, namaku Yongbae. Dong Yongbae. Minum, cairan tubuhmu pasti sudah keluar semua kan di toilet tadi...”, dia tertawa meledek, jangan-jangan dia sadar kalau yang duduk disebelahnya saat berkendara di rollercoaster sinting itu adalah aku.
“Kwon Mina. Bangapseumnida.”, aku memutar tutup botol dan mengendus aroma air mineral di dalamnya.

"Yah! Memangnya aku kelihatan seperti penjahat?!"

Aku tersenyum, mencoba tetap sopan meskipun curiga.

“Haus kan?”, Yongbae berjalan mendekatiku sambil melepas kacamata hitamnya, mendekat dan semakin mendekat hingga wajahnya tepat berada di hadapanku, “Ingat wajah ini baik-baik"

Aku mundur selangkah, "Hah? Maksudmu?"

"Aish!! Dengarkan aku, kau harus mengingat wajah ini. Kau bisa langsung lapor polisi jika kau keracunan!"

Aku membludak dalam tawa. Lucu sekali dia. 
 

Yongbae mengantarkanku duduk di bangku terdekat, “Istirahat dulu saja, masih banyak wahana seru disini, sayang kalau dilewatkan”, dia mempersilakanku duduk di bagian yang paling teduh. 


“Sendirian juga?”, aku bertanya padanya yang kemudian dijawab dengan anggukan mantap. Ok, apa salahnya menghabiskan waktu disini dengan seorang yang nggak dikenal, aku juga datang sendiri kesini. Semoga saja niat Yongbae memang baik, ya meskipun begitu aku harus tetap berjaga-jaga.

“Udahan yuk istirahatnya, main langsung saja..”, ajakku pada Yongbae.
“Okeee!”, dia mengerlingkan matanya dan menggamit lenganku sambil berlari kecil menuju suatu wahana.

Mudah-mudahan kali ini tidak membuat jantung copot lagi. Aku berdoa keras dalam hati.
“Nah!”, Yongbae menunjuk papan nama.

RUMAH HANTU.

Ya, bahkan aku lebih benci wahana yang seperti ini. Keringat dingin mulai mengalir di sekujur tubuhku. Seumur hidup, aku belum pernah melalukan percobaan bunuh diri dengan masuk wahana seperti ini. Rasanya ingin sekali menarik tangan Yongbae dan berlari ke wahana rollercoaster tadi, lebih baik aku muntah lagi. Tapi kami berdua sekarang sudah terlanjur berada dalam barisan antrian masuk.

“Yo... Yongbae-ssi...”, aku berbisik memanggilnya.
“Ne?”
“Aku... Emmm... Sebenarnya aku...”
“Takut?”
“Eh?”
“Na do!”, Yongbae tertawa terbahak-bahak, “Kuberitau ya, konon dua orang yang sama-sama penakut jika masuk ke wahana ini akan terasa lebih seru, hantunya akan terlihat lebih menyeramkan!”

What the hell. Seru apanya!

Giliran kami sudah tiba. Pintu kayu besar yang berdecit menyambut kami. Aku berdiri dibelakang Yongbae, menarik kaosnya. Yongbae menutup sebagian wajahnya dengan topi. Ya, dia juga ketakutan. Kami berdua mulai masuk ke ruangan semi-gelap, ruangan itu hanya diterangi cahaya berwarna merah redup. Jantungku berdegup kencang.

Setelah berjalan beberapa meter aku merasakan sebuah tangan mendarat mulus di pundaku, tangan itu terasa dingin, kasar, dan jarinya lebih dari lima! Aku menahan nafas, panik. Aku mendorong tubuh Yongbae sambil berteriak dan berlari dalam kegelapan. Lucunya, Yongbae ikut berteriak kencang saat sebuah kepala berambut panjang yang tergantung di langit-langit menyambar wajahnya, “Minaaaaa! Tolong aku!”

Yongbae melonjak panik dan memaksa menukar posisinya, bersembunyi dibelakangku. Aku berusaha kembali merapat di punggungnya. Wajah kami menunduk tidak berani menatap sekeliling. Akhirnya kami berjalan berdampingan, tanpa sadar aku mencengkram lengan Yongbae dengan sangat erat. Diapun berusaha menyembunyikan pandangannya dan merunduk tepat di atas kepalaku.

“Yongbaeeee!!! LARIIIIIIIIII....!!!!”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
catze86
#1
Chapter 2: Jiyong,you XX..
Bae,you are so Gendeng
taecbae
#2
Chapter 1: hahhaha... luucuuu...
ditunggu kelanjutannya :p
catze86
#3
Chapter 1: Lucuuu,lanjut mannnnggg...wkwkwkwk