Putus!!!

Miracle

Siwon POV

Aku duduk dengan tidak nyaman di ruang tunggu. Berkali-kali aku berusaha mengintip ke arah panggung tapi tak ada yang bisa aku lihat dari sini. “Bisakah aku keluar ke panggung sebentar hyung?” tanyaku pada Leeteuk.

“Apa maksudmu? Kita akan keluar pada akhirnya. Jangan mengacaukan rencana. Duduklah! Sebenarnya kau menunggu siapa?”

“Seseorang dan aku tidak bisa melihatnya dari balik panggung!”

“Gadis yang mengantarkanmu kemarin? Dia akan datang?” Leeteuk memang sangat penasaran dengan gadis kemarin. Dia hanya mendengar cerita tentang dirinya dariku. Dia ingin melihat siapa gadis yang sangat baik itu.

“Kemarin, bibinya mengatakan mereka akan datang. Tapi aku tidak yakin!” Dari tempatku sekarang, aku bisa mendengar teriakan dari para penonton. Aku berharap, si pemilik mata indah itu juga ada di antara mereka.

Setengah jam kemudian kami keluar menuju panggung. Aku merasakan semangat membakarku saat melihat para penonton yang sangat antusias. Warna sapphire blue memenuhi ruangan itu. Rasa bahagia membuncah di dadaku. Aku menyusuri setiap sudut panggung berharap dia ada di sana dan tersenyum padaku, tapi dia tidak ada. Ruangan itu terlalu luas dan terlalu banyak orang. Ya sudahlah.

Kuakui. Aku sedikit kecewa.

***

Ghassany POV

Karena hari ini aku memang libur jadi aku memutuskan untuk datang ke acara Super Show malam nanti. Ternyata Auntie Mira sudah membelikan aku tiket (Sayang juga kan tiket sudah dibeli mahal-mahal tapi tidak dipakai). Dia jauh-jauh dari Seoul ke Indonesia hanya untuk menonton Super Show saja—dan mengajakku. Ya ampun, dia benar-benar tipe orang kelebihan uang. Padahal di Seoul Super Junior memiliki banyak show. Meski dia mengakui bahwa konser itu hanya kebetulan saja bertepatan dengan rencana kedatangannya kemari.

Orang yang juga getol mengajakku datang ke konser itu selain Auntie Mira adalah si bintang panggung nantinya, Siwon, mungkin sebagai ucapan terima kasih karena telah membantunya kemarin? Aku tak mau repot-repot mencari jawabannya.

Jika memikirkan tentang semua itu –bahwa aku dan Siwon bisa saling mengenal—aku selalu mengira bahwa aku bermimpi. Tapi ini benar-benar nyata. Sebuah keajaiban.

Kendala memang selalu datang tanpa diminta, muncul dengan tiba-tiba. Pagi-pagi tadi aku mendapat panggilan dari kantor untuk menggantikan temanku yang sedang sakit. Aku tidak bisa berkata apa-apa selain mengiyakan. Untungnya hanya penerbangan dalam negeri saja jadi aku bisa kembali ke Jakarta malam itu juga. Liburku akan digantikan esok harinya. Atas persetujuan Auntie aku memberikan tiketku pada Jaci yang sangat senang karena akhirnya bisa menonton Super Show langsung. Dia sudah uring-uringan beberapa hari ini karena kehabisan tiket dan iri setengah mati padaku karena aku memiliki tiket itu. Mulai sekarang dia harus menuruti semua kemauanku!

“Elo kenapa sih? Dari tadi bengong melulu.” Seorang rekan kerjaku menyenggol lenganku hingga aku sedikit tersentak.

“Nggak kok!”

Begitu semua penumpang turun, aku langsung mengaktifkan kembali ponselku. Aku hanya ingin meminta maaf atas ketidakhadiranku di konser Super Show pada Siwon, aku tidak sempat seharian ini. Sesaat aku menertawai diriku yang berpikir seperti itu. Tapi aku sudah berjanji kemarin, dan tidak ada salahnya aku meminta maaf. Kalau pun dia sudah melupakanku tidak apa-apa. Aku tidak berharap lebih darinya.

Aku lalu membuka twitterku. Semoga dia bisa melihat mentionku diantara seribu mention yang mungkin masuk di twitternya!

Tiba-tiba sebuah telepon masuk. Aku tersenyum cerah dan mengangkatnya.

“Hai Sayang. Udah sampe yah?!” Sapa orang di ujung sana. Dari pacarku.

“Hai, Ken. Iya, baru aja mendarat!” Jawabku senang.

“OK. Aku jemput yah! Kebetulan aku lagi di dekat situ!”

“Ok!” Kataku lalu menutup telepon.

Yang penting saat ini adalah aku dan pacarku bisa menikmati waktu singkat yang jarang kami miliki.

***

Siwon POV

Aku memejamkan mataku. Aku merasa sangat lelah tapi ini sangat menyenangkan. Senang rasanya melihat para ELF puas dengan penampilan kamu. Kami akan kembali ke Seoul esok hari. Jadi aku bisa beristirahat siang harinya.

“Dia tidak datang?” Aku membuka mataku perlahan saat mendengar suara Leeteuk, si leader yang sekamar denganku. Dia duduk di sampingku sambil mengamati ponselnya dan tertawa sendiri.

“Tidak!” jawabku. “Apa yang kau lihat itu, hyung?” tanyaku penasaran.

“Foto-foto Sushow tadi. Diupload oleh para ELF di Twitter. Lihat, kau tampak aneh di sini! hahaha.” dia tertawa terbahak-bahak. Dia menertawaiku. Dasar!!

“Mana, hyung?” Aku melongokkan kepala untuk melihat foto yang dimaksud olehnya tapi dia sudah beralih ke foto lain.

“Kenapa aku sangat ganteng?” Katanya, lagi-lagi tertawa dan aku mencibir. “Kalau kau juga mau melihat, buka saja twittermu sendiri!” Imbuhnya lalu pergi meninggalkanku sendiri. Dia menjengkelkan sekali hari ini.

Aku memejamkan mataku, berusaha untuk terlelap tapi aku tidak bisa. Jadi kuturuti saja saran Leeteuk dan membuka twitterku. Ada lima ratus mention yang masuk. Aku tak mungkin bisa membacanya satu persatu tapi aku tetap membukanya, hanya untuk mengintip sekilas.

Mataku tertarik pada sebuah mention dalam bahasa Inggris yang isinya adalah permintaan maaf. Aku langsung bangkit dan duduk di tempat tidur sambil memegangi ponselku dengan erat. Aku membuka profil orang itu, dan benar saja, itu dia! Aku ingin membalas mentionnya, tapi terlalu banyak orang yang bisa melihat, jadi aku segera mem-follow-nya dan mengirim direct message. Aku tertidur saat menunggu dia membalasnya.

Aku terbangun saat matahari pagi mulai menembusi jendela, aku melirik jam di ponsel yang masih ku genggam. Pukul 11? Aku tak pernah bangun sesiang ini. Kemudian aku tersadar bahwa itu adalah waktu Korea, itu berarti di sini masih pukul 9. Leeteuk masih terlelap di sampingku. Kapan dia datang? Aku bahkan tidak sadar!

Setelah mandi dan berganti pakaian aku meraih ponselku yang aku geletakkan begitu saja di atas sofa. Leeteuk masih tertidur sangat pulas. Aku mengalihkan perhatianku kembali pada twitterku. Dan berita baiknya, Ghassany membalas pesanku. Begitu seterusnya, kami saling membalas DM sampai akhirnya dia setuju untuk bertemu denganku di sini.

“Hyung, dia akan datang!” kataku senang sambil mengguncang Leeteuk. Dia menggumam tidak jelas lalu kembali tertidur. “Hyung. Hyung!” panggilku lagi.

“Mwo? Kau menggangguku!” katanya agak kesal.

“Dia akan datang!” Aku memberitahunya.

“Bagus! Tunggu dia dan biarkan aku tidur.”

Dia menarik selimut hingga sebatas hidungnya lalu kembali terlelap. Pemalas!

***

 

Ghassany POV

“Temani aku jalan-jalan hari ini. Ok!” Pinta Auntie Mira padaku. Bagaimana ini? Aku berjanji akan menemui Siwon hari ini sebelum dia kembali ke Korea. Aku tidak mungkin membatalkan janjiku untuk kedua kalinya.

“Hmm, hari ini aku tidak bisa Auntie, aku mau menemui seseorang. Autie nggak capek setelah dari konser kemarin? Istirahat dulu ajalah!”

“Tidak” Katanya. “Aku hanya beberapa hari di sini, jadi aku harus memanfaatkan waktuku sebaik mungkin. Kau mau menemui siapa sayang?” Lanjut Auntie Mira lagi. Dia terlalu banyak bertanya.

“Seorang teman!” Jawabku singkat, tapi dia sepertinya tidak puas dengan jawabanku.

“Siapa temanmu?” Tanteku ini gigih sekali, kadang menyebalkan juga jika dia seperti itu. “Apakah tidak bisa kau batalkan dulu janjimu?”

“Nggak bisa Auntie. Kemarin janjiku ini sudah aku batalkan dan aku nggak enak kalau harus ngebatalin lagi!”

“Jangan bilang kau akan bertemu Siwon-ssi!” Tebak Auntie Mira yang sangat tepat sasaran.

“Kok tahu sih?” Pertanyaanku memang sangat bodoh, Auntie Mira jadi tersenyum sumringah sekarang.

“Baiklah, kamu pergi saja. Aku bisa mengalah!” Katanya lalu pergi sambil tertawa. Namun sebelum melewati pintu kamarku dia menoleh kembali. “Sepertinya kau perlu belajar bahasa Korea padaku!”

Aku melongo mendengar ucapannya.

***

Sudah dua bulan lebih berlalu sejak acara Super Show Super Junior di Indonesia. Hampir tidak ada lagi komunikasi antara Ghassany dan idolanya itu. Ghassany mengerti, Siwon pasti terlalu sibuk untuk membuang-buang waktunya meski hanya untuk sekedar mengingat dirinya. Lagipula apa sih yang diinginkan Ghassany dari seorang idol?

Hari ini adalah hari Minggu dan Ghassany tidak punya jadwal penerbangan jadi dia memutuskan untuk berbelanja dengan sahabatnya, Jaci. Jarang-jarang rasanya dia bisa bersantai seperti ini. Jika dibiarkan memilih, Ghassany sangat ingin menghabiskan waktu dengan pacarnya saja mengingat moment itu sangat sulit mereka dapatkan, tapi pacar Ghassany, Ken sedang sibuk bekerja. Ada proyek yang mesti dikerjakannya dan tentu Ghassany tidak ingin mengganggunya.

Sambil menenteng belanjaan mereka, kedua sahabat itu melangkah ringan menuju Food Court. Cacing-cacing di perut mereka sudah protes sejak tadi. Ghassany bercerita dengan seru hingga tidak sadar ternyata si sahabat tidak ada di sebelahnya. Ghassany menoleh.

“Hei, kenapa lo?” Jaci yang berada beberapa meter di belakangnya, berdiri terpaku menatap sesuatu. Karena agak penasaran, Ghassany bergerak mendekati Jaci dan mencari titik fokus pemandangan yang sedang dilihat Jaci.

Jika Jaci kaget melihat pemandangan itu maka Ghassany jauh lebih shock. Dia seperti disambar petir di siang bolong saat melihat pacaranya duduk berhadapan dengan seorang gadis, tertawa-tawa mesra dan saling menyuapi makanan satu sama lain. Tangan Ghassany terkepal di samping tubuh berusaha menyalurkan emosi yang membuncah seketika. Dia sudah seperti bom waktu yang akan meledak sebentar lagi. Ghassany menggeram lalu menarik tangan Jaci pergi dari tempat itu. Dia belum siap mempermalukan dirinya sendiri di depan umum saat ini.

Sudah bisa dipastikan apa yang terjadi setelahnya. Setelah bertengkar hebat, Ghassany dan Ken memutuskan untuk berpisah. Siapa yang mau mempertahankan hubungan yang seperti itu? Ken hanya pura-pura sangat mencintai, sangat mendukung pekerjaan Ghassany, padahal jika Ghassany sedang tidak ada Ken malah berselingkuh dengan wanita lain. Ingin rasanya Ghassany mencabik-cabik wajah Ken.

“Aku muak padamu!” Ghassany tertegun mendengar kata-kata Ken. Dia salah sangka, ternyata Ken tidak semanis tampangnya. “Kau menganggap aku pacarmu tapi kau lebih peduli dengan idolamu itu!” Lanjut Ken.

What?? Hei, Siwon cuma idola. Kenapa mesti ikut dibawa dalam masalah ini? kenapa sekarang malah aku yang salah? pikir Ghassany geram.

“Kau jelas-jelas berselingkuh, dan sekarang kau menyalahkanku??” Teriaknya di depan muka Ken.

“Kau bisa saja dianggap berselingkuh. Kau bahkan tidak pernah menjadikan fotoku sebagai wallpapermu!”

“Hahaha” Ghassany tertawa dengan keras dan membuat mata Ken nyaris melompat keluar. “Kau hanya cemburu. Asal kau tahu aku tidak pernah menyesal meninggalkanmu. Aku hanya menyesal pernah mengenalmu!” Dia berbalik menuju pintu, mereka bertengkar di teras rumah Ghassany saat Ken datang untuk menemuinya malam ini. Tak ada siapa-siapa di rumah Ghassany saat ini. Dia hanya perlu sedikit mengkhawatirkan para tetangganya.

“Kau bahkan tidak mengenal orang itu!” Kata Ken lalu pergi. Ghassany membanting pintu dengan sangat keras lalu bersandar di baliknya.

“Ya. Aku mengenalnya!” Air mata akhirnya mengalir di pipi gadis itu.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
onehelllove #1
amazing
story
ZhangAoeka #2
mmmm :)
stefanie #3
jd mrk be 2 ktmuan ga y pd akhirny?? aah pengen sekuel...
sachakarina
#4
Hehehe, ceritaku yang judulnya polkadot itu sekuel ini.<br />
Makasih ya udah baca
fanfics_addict
#5
cerita kamu bagus .<br />
aku suka banget :D<br />
kenapa gk dibikin sekuel nya ?
Rizuki_15 #6
Yay!! Ga nyangka nemu fanfic indo d sini.., maklum msh bru., anyways, nice fanfic! ^.^<br />
keren.keren.keren.
sachakarina
#7
Thanks yah udah baca dan suka ^^
gracesally
#8
gyaaa tamat:(<br />
siwon n ghasanny mang jodoh dah,,kckcc<br />
suka sama cerita kamu so sweet<br />
bisa dibilang love triangle...dan aq memang suka dengan certa love triangle...<br />
mau juga dong dibikinin cerita ama dong hae hahahah*plaQ*<br />
thnks 4 sharing yaaa
sachakarina
#9
Saya juga, tapi nggak bisa (setidaknya belum) nulis eng story, grammar payah. hehehe
gracesally
#10
ia disni juga gpp..<br />
aq suka baca ff disni^^hehhee