The 16

The Darkness
Please Subscribe to read the full chapter

*** 

 

Setiap hari, tidak ada malam yang tidak ia habiskan sambil merintih kesakitan. Jiyong melihat tangannya yang sudah penuh dengan luka bekas gigitan James. Ia dikurung hanya untuk menghidupi sang raja vampire yang kejam ini.

 

“Tenang saja. Tidak akan ku biarkan kau mati sebelum vampire kecilmu mendatangiku,” kata James sambil memberikan Jiyong sepiring makanan.

 

Jiyong memandanginya dengan tatapan dingin. Ia bahkan tidak merespon apapun. Ia diam. Namun, diamnya cukup menyeramkan. Jika saja kekuatannya tidak terbelenggu kurungan besi ini, sudah pasti ia akan membunuh James saat itu juga.

 

“Kau tidak akan bisa menyentuhnya, selagi dia berada dalam perlindungan serigala,” kata Jiyong pada akhirnya setelah memutuskan diam beberapa menit.

 

James tertawa,”Buat apa aku repot-repot mendatanginya? Dia akan datang sendiri tanpa aku perlu menjemputnya.”

 

James menundukkan wajahnya, dan mendekatkannya ke arah Jiyong.

 

“Dia akan datang untukmu,” bisiknya sambil menyeringai.

 

Jiyong hanya berdecih tepat di depan muka James.

 

“Makan makananmu dan hidup sampai hari itu tiba,” tutupnya sambil terus berlalu meninggalkan Jiyong dengan rasa sakitnya.

 

-

 

Taeyeon menghabiskan hari-harinya untuk terus berlatih. Kali ini, Lupin memutuskan untuk turun tangan langsung melatih Taeyeon mengembangkan kekuatannya. Bagaimana pun juga, Lupin telah berpengalaman melatih Jiyong yang telah lebih dulu untuk mengontrol kekuatan vampirenya.

 

“Fokus, Taeyeon!” teriak Lupin pada Taeyeon yang masih berusaha menggunakan kekuatan vampirenya untuk memindahkan barang tanpa menyentuh. Seperti yang Jiyong lakukan padanya waktu itu.

 

Melihat sikap frustasi Taeyeon, Lupin pun menghampirinya dan berbisik,”Munculkan sisi lain dari dirimu, Taeyeon. Munculkan ‘ia’ yang ada dalam dirimu. Untuk Jiyong.”

 

Tak lama setelah itu, Taeyeon kembali berusaha sekuat tenaga. Dengan didampingi Choi dan Sam dalam pelatihannya, Taeyeon sudah banyak mengembangkan kemampuannya. Hanya saja, ia masih perlu banyak belajar lagi. Dan, itu bukan sesuatu hal yang mudah.

 

Setelah bersusah payah, akhirnya Taeyeon bisa mengeluarkan kekuatannya. Ketika salah satu matanya berubah menjadi warna merah, ia mengarahkan tangannya pada sebuah batu besar dan berusaha memindahkan batu itu.

 

Semua mata terpana saat melihat Taeyeon berhasil setelah kesekian kali percobaannya. Kedua mata Sam mendelik. Sedangkan Choi, membiarkan mulutnya terbuka lebar karena takjub dengan apa yang ia lihat barusan. Lupin pun tersenyum bangga.

 

Saat Taeyeon telah berhasil memindahkan batu tersebut, ia menoleh ke arah Choi, Sam, dan Lupin dengan matanya yang masih memerah. Ia menyeringai. Seolah bangga telah menunjukkan keberhasilannya.

 

“You did it, Taeyeon!” teriak Sam dengan senang.

 

Sepersekian detik kemudian, mata Taeyeon yang berwarna merah kembali berubah menjadi normal. Dan, itu cukup mengejutkan Choi dan Sam juga. Mereka menggelengkan kepala melihat perubahan diri Taeyeon dalam waktu sesingkat itu.

 

“Now, next lesson!” teriak Lupin pada Taeyeon yang langsung disambut antusias.

 

Di saat yang sama, dari kejauhan, Taeyeon sedang diawasi oleh seorang pemilik mata merah dan bertaring. Dari balik pepohonan, ia mengamati setiap gerak-gerik Taeyeon dan melaporkannya pada James.

 

Saat orang itu melapor, James sedang berada di ruangan yang sama dengan Jiyong. Laki-laki itu menundukkan wajahnya dan berdiri di hadapan James.

 

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet