CHAPTER 3

BLOODY DAISY
Please Subscribe to read the full chapter

Mereka berdua bertemu di café di dalam hotel tempat Lee Seunghyun tinggal. Kwon Jiyong sepertinya langsung bersiap untuk datang menemuinya setelah menelepon untuk menyetujui permintaannya melakukan otopsi terhadap jenasah Seungnie.

Dua laki-laki tampan saling berhadapan dan berpandangan dengan tajam menatap satu sama lain seakan mereka ingin menguji satu sama lain karena pembicaran ini bukan hal main-main lagi.

“Saya tidak menyangka bahwa anda akan menyetujui permintaan saya, Kwon Jiyong’ssi. Apa yang menyebabkan anda berubah pikiran?” Lee Seunghyun yang bertanya pertama kalinya. Laki-laki dihadapannya hanya diam, namun kemudian merogoh kedalam saku jas eksekutif yang dikenakannya dan mengeluarkan sebuah paspor beserta tiket perjalanannya dan meletakkannya diatas meja.

Lee Seunghyun mengulurkan tangan mengambil benda itu dan memeriksanya. Seketika dia kembali memandang mata Kwon Jiyong yang masih menatapnya tajam.

“Sepertinya Seungnie berencana untuk menemuimu, Lee Seunghyun’ssi. Hal itu membuat saya bertanya-tanya, apakah kedekatan kalian berdua benar-benar sangat dekat hingga dia lebih memilih untuk berlari padamu daripada kepada suaminya sendiri saat memiliki masalah,” laki-laki itu berucap dengan nada dingin.

Lee Seunghyun mendesah panjang, lalu menyandarkan punggungnya pada kursi yang didudukinya, membalas tatap mata Kwon Jiyong yang terlihat penuh kecurigaan padanya.

“Saya sudah menceritakan bentuk kedekatan kami selama ini, selain telepon dan video call, Seungnie tidak pernah menceritakan permasalahan apapun pada saya hingga tiba-tiba mengirimkan pesan meminta tolong. Posisi saya saat ini sama bingungnya dengan anda, Kwon Jiyong’ssi. Saya pun tak bisa memperkirakan tujuan Seungnie membeli tiket pesawat itu. Jika dia benar hendak bertemu dengan saya, dia bisa menelepon untuk mengabarkan hal itu sebelumnya dan hal itu tidak dia lakukan. Ini berarti rencananya untuk datang ke Quebec adalah pemikiran mendesak.” Laki-laki yang berprofesi sebagai detektif itu mengungkapkan dugaannya.

Kwon Jiyong mendengar penjelasan itu dengan wajah penuh keraguan, namun kemudian dia menghela nafas panjang.

“Seungnie juga tak pernah mengatakan apapun pada saya, tetapi menceritakan keberadaan anda setelah bertahun-tahun kami menikah, itu yang memicu keraguan saya bahwa semuanya tidak baik-baik saja,” ucap laki-laki itu dengan gusar. Lee Seunghyun mengerutkan alisnya,

“Anda mencurigai saya, Kwon Jiyong’ssi? Jika saya boleh bertanya, apa yang menyebabkan anda tidak mempercayai niat saya untuk mengungkap kasus ini selain bahwa kita adalah orang asing? Keberadaan saya tidak terlalu penting disini, inti masalah adalah bahwa saudara sedarah saya satu-satunya saat ini telah dibunuh. Dan saya akan berusaha untuk mengungkapkan hal itu, dengan atau tanpa bantuan anda.”

Kwon Jiyong melihat sorot kemarahan terpancar dari mata laki-laki itu. Jika dilihat lebih cermat, mata Lee Seunghyun adalah satu-satunya yang tidak begitu mirip dengan Seungnie, tetapi hidung dan bibirnya, bibir yang tak pernah bosan dia kecup selama ini, bibir Seungnie yang selalu membuatnya bergairah, terlihat begitu sama dan serupa dengan yang saat ini dilihatnya diwajah laki-laki itu.

Kwon Jiyong mengenyahkan pikirannya yang melayang tak menentu, dia kembali memfokuskan pada pembicaraan mereka, mau dikatakan apapun, laki-laki ini adalah orang asing yang baru dia kenal.

“Saya seorang pebisnis, Lee Seunghyun’ssi. Jangan remehkan cara saya untuk mengenali tendensi tersembunyi seseorang. Apa yang ada dalam pikiran anda saat mengetahui bahwa Seungnie menikah dengan seorang milyarder? Jika anda hanya ingin mendapat muka dihadapan saya dan mengharap apapun dari kekayaan atas nama Seungnie, anda salah. Karena anda tidak akan mendapatkannya.”

Kata-kata Kwon Jiyong ini membuat hati Lee Seunghyun yang sudah mendidih semakin bergejolak. Tangan laki-laki itu menggenggam erat tertahan oleh akal sehatnya untuk tidak membuat kegaduhan di ruang umum, dimana laki-laki itu bahkan membawa dua orang bodyguardnya berjaga selama pembicaraan ini berlangsung. Lagipula, walau dia berdarah Korea, dirinya adalah orang asing disini, karena dia berwarga negara Kanada. Bikin onar disini bukan tindakan bijak.

Oleh karenanya laki-laki itu hanya terdiam beberapa saat untuk mengontrol emosinya, lalu beranjak dari kursinya.

“Saya pikir kita akan membicarakan hal yang lebih penting daripada pembicaraan seperti ini, Kwon Jiyong’ssi. Tapi sepertinya anda tidak berminat untuk melakukannya. Saya hanya akan melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan selama mempunyai ijin tinggal di Korea untuk membuktikan asumsi saya.” Laki-laki itu menundukkan kepalanya singkat dan hendak melangkah pergi sebelum tiba-tiba Kwon Jiyong ikut berdiri dan mencekal tangannya.

“Lee Seunghyun’ssi, duduklah. Saya datang benar-benar hendak membicarakan mengenai niat saya untuk melakukan otopsi pada Seungnie seperti yang anda sampaikan kemarin. Saya minta maaf jika perkataan saya menyinggung anda.”

Rencana Lee Seunghyun untuk melangkah terhenti saat mendengar kata-kata yang terucap dari Kwon Jiyong. Dan tangan laki-laki itu mencekal lengannya, terasa kencang dan serius membuatnya membalikkan badan dan kembali menatap wajah tampan laki-laki dihadapannya.

“Saya pikir anda tidak serius saat mengatakannya di telepon tadi,” Lee Seunghyun berkata dan melihat Kwon Jiyong mengalihkan pandangannya sebelum melepaskan tangannya dari lengan laki-laki itu.

“Oh, saya serius. Dan bahkan saat ini proses pembongkaran makam sedang dijalankan. Saya melakukannya diam-diam dengan tim khusus yang saya minta langsung untuk menanganinya.” Laki-laki itu menjawab lirih dan kemudian kembali duduk di kursinya semula sedangkan lawan bicaranya pun kembali ke tempatnya duduk sebelumnya.

“Anda tidak memberitahu saya mengenai hal itu…” Seunghyun benar-benar tak menduga bahwa laki-laki ini telah melakukan tindakan yang sebelumnya ditentangnya.

“Mengenai otopsi… Saya tidak ingin… Saya tidak akan sanggup untuk menyaksikan…” Jiyong berhenti berkata-kata hingga keheningan tercipta diantara mereka.

“Saya yang akan menyaksikannya.”

Kwon Jiyong menatap Lee Seunghyun yang mengeluarkan kata-kata kesanggupan untuk hal yang tak akan mungkin bisa dilakukannya, menyaksikan tim otopsi akan membongkar tubuh istri tercintanya. Lee Seunghyun membalas tatapan mata laki-laki itu dengan sorot mata yang entah mengapa terlihat melembut, tidak lagi tajam dan kemarahan yang tadi sempat terlihat pun tak bersisa disana. Secara aneh tatap mata itu membuat Jiyong merasa lebih tenang dan lega, dan laki-laki itu menganggukkan kepalanya sembari mendesah.

“Aku mempercayakannya padamu.”

 

*********

 

Dengan petunjuk Kwon Jiyong, Lee Seunghyun mendapatkan kontak orang-orang yang bertanggung jawab terhadap pembongkaran makam hingga proses otopsi jenasah Seungnie. Laki-laki itu benar-benar mempunyai kekuasaan untuk melakukan semuanya dalam diam, tanpa banyak keributan seakan hal itu tak pernah terjadi.

Menyaksikan pemeriksaan jenasah hingga otopsi sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh Lee Seunghyun sebagai seorang detektif. Namun kendati begitu, saat mengetahui bahwa mayat yang sedang mereka periksa adalah tubuh adik kembarnya, membuat perasaan laki-laki itu teraduk-aduk, antara sedih luar biasa, geram dan amarah harus ditahannya. Dia harus terus menerus mengulang untuk mensugesti dirinya bahwa ini adalah tindak kejahatan yang harus dia pecahkan dan berusaha keras tidak membayangkan wajah Seungnie sama sekali dalam penyelidikan ini.

Seorang dokter ahli forensik dan toksikologi di salah satu rumah sakit ternama di Seoul ditunjuk untuk melakukan otopsi pada tubuh Seungnie. Lee Seunghyun menyaksikan pembedahan dari ruang yang terpisah oleh kaca, mereka mengutamakan pemeriksaan di organ dalam.

Seunghyun bisa mendengar apa yang dikatakan oleh dokter yang melakukan pemeriksaan tersebut dan semua yang dilakukan oleh tim forensic itu direkam dan dicatat dengan detail. Seunghyun tahu berdasarkan pengalamannya selama ini, tidak akan sulit untuk mengetahui jika penyebab kematian korban adalah akibat keracunan sianida.

Dia menunggu dengan tenang tanpa menatap langsung pada proses yang berlangsung dan hanya mendengarkan tiap perkataan sang dokter dengan teliti, semua terekam dalam otaknya dengan baik.

Seunghyun mengeratkan rahangnya ketika dokter tersebut berkata bahwa terdapat banyak lebam mayat berwarna kemerahan pada tubuh korban, mengindikasikan bahwa ada kemungkinan bahwa kematian disebabkan oleh racun. Dugaannya telah dikuatkan oleh dokter dan dengan jantung berdebar dia menunggu langkah selanjutnya saat mereka mulai membedah tubuh Seungnie.

Beberapa detik dia menunggu. Jika dokter ini benar-benar dokter terbaik seperti yang dikatakan oleh Kwon Jiyong, maka sang dokter pasti akan menemukan indikasi lain yang tak kalah penting saat dia melakukan pembedahan pertama.

Terdengar suara batuk tertahan, sang ahli forensic seperti mendengus dan berdehem. Seunghyun sering mendengar reaksi yang berbeda dari tiap dokter ahli yang pernah ditemuinya saat mereka menemukan kenyataan mengenai kondisi jenazah, karena memang tidak setiap dokter bisa mengetahuinya hanya dengan indra penciuman mereka. Tapi Seunghyun yakin dengan reaksi yang muncul dari ahli forensic yang membedah tubuh adik kembarnya ini, dan dia mendengar apa yang perlu dia dengar.

“Tercium bau almond pahit saat dilakukan pembedahan pada bagian dada dan perut. Indikasi keracunan kedua, korban meninggal akibat sianida.”

 

******************

 

Kwon Jiyong berjalan mondar-mandir di depan sofa tamu di ruang kerjanya yang berantakan dengan barang – barang yang sebelumnya ada di atas mejanya sambil menatap dokumen hasil autopsy atas tubuh istrinya, sementara Lee Seunghyun duduk terdiam di hadapan laki-laki itu. Wajahnya itu terlihat geram dan tegang bahkan setelah melampiaskan amarahnya dengan memporak-porandakan semua barang yang ada di meja kerja.

Beraninya! Siapa yang telah begitu nekad untuk melakukan hal ini pada Seungnie? Kwon Jiyong kembali menatap dokumen ditangannya, dokumen yang sudah terlihat kusut itu masih menampilkan tulisan yang sangat jelas mengenai penyebab kematian Seungnie dikarenakan gagal pernafasan akibat racun sianida dan rekomendasi dari dokter ahli merujukkan untuk melakukan penyelidikan atas hal ini.

Seungnie tidak pernah sedikitpun terlihat menderita selama menjadi istrinya. Semuanya baik dan indah dalam rumah tangga mereka sehingga tidak mungkin baginya untuk melakukan tindakan bodoh dengan membunuh dirinya dan meminum racun itu, apalagi dia memiliki Soo Ra, putri kesayangan yang sangat dicintainya, tidak mungkin pikiran untuk mengakhiri hidupnya menjadi solusi bagi apapun permasalahan yang mungkin dihadapi oleh sang istri.

Maka satu-satunya yang mungkin terjadi adalah bahwa istrinya telah dibunuh menggunakan racun itu. Tapi siapa?

Siapa pelakunya, apa tujuannya, mengapa harus Seungnie? Istrinya sama sekali tidak mempunyai sangkut paut apapun dengan bisnisnya, mengapa ada orang yang ingin mencelakakannya? Laki-laki itu  berpikir keras mencoba mengingat semua

“Kwon Jiyong’ssi.”

Terkejut. Sang pebisnis itu menghentikan langkahnya dan dia merasakan sebuah tangan mencengkeram pundaknya yang menyadarkan dirinya sepenuhnya kembali ke dunia nyata dan mendapati ibu jarinya berdarah. Rasa nyeri atas luka yang mengeluarkan darah  itu bukanlah masalah, namun mengetahui bahwa Lee Seunghyun menyaksikan apa yang terjadi membuatnya gusar.

Kwon Jiyong mengumpat saat dengan kasar dia menarik pundaknya dari sentuhan tangan Lee Seunghyun, dengan cepat dia memutari meja kerjanya dan dari salah satu laci dikeluarkannya satu set kotak p3k. Darah yang mengalir dari lipatan kuku yang terkoyak pada ibu jarinya disekanya asal-asalan lalu dia bebat dengan plaster.

Lee Seunghyun menatap semua itu dalam diam namun penuh perhatian. Wajahnya terlihat tenang akan tetapi saat Kwon Jiyong mengalihkan pandangannya menatap mata laki-laki itu mengharap pertanyaan yang mungkin akan keluar dari mulutnya, dia tidak mendapatkannya.

“Jadi…” laki-laki itu mendehem untuk memecahkan keheningan diantara mereka.

“Apa yang kau curigai memanglah benar. Aku mungkin akan mulai meminta bantuan salah satu detektif yang aku percaya untuk menyelidiki kasus ini,” Kwon Jiyong kembali berkata, sementara dari Lee Seunghyun dia hanya mendapatkan reaksi laki-laki itu menegakkan tubuhnya.

“Saya hendak mengajukan diri untuk menyelidiki kasus ini, Kwon Jiyong’ssi. Saya bekerja sebagai detektif selama 9 tahun dan Seungnie adalah saudara saya, ijinkan saya untuk menangani kasus ini,” Lee Seunghyun menanggapi dengan tegas.

Mereka masih saling berpandangan dan Kwon Jiyo

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Shanounrainy80
#1
Authornim 💕
noona1804 #2
Chapter 4: wah ketinggalan cerita seru ni,..semangat kak untuk next chapternya
JIRI8890
#3
Chapter 4: Excited for next chapters.. Semangat kak
Lee_kwon #4
Chapter 3: Wahhh keren..author_nim jangan lama-lama update nya ya 🥺🥺
Oneda73 #5
Chapter 3: Yaahh...berhentinya pas banget waktunya..seru night ceritanya..sabarr harus nunggu minggu depan lagi ..thanks ya authornims Yonghee n Aleena
JIRI8890
#6
Chapter 3: Wow.. Makasih udah update.. Makin seru.. Jangan lama2 chapter selanjutnya ya kak yonghee & kak aleena ♥
NRLovely #7
Chapter 2: Cerita ini pantas ditunggu...
JIRI8890
#8
Chapter 1: Author fav ku di wp.. Tp krn dh lama keluar dr wp jd nunggu updatean disini aja.. Di tunggu lanjutannya kak yonghee & kak aleena
aleyriri #9
Chapter 1: So gooood, I’m so curious of what really happened to seungnie~
AleenaAdiba #10
Chapter 1: Sekarang baru kerasa nervous nyaaa... Kolab sama Mba Yonghee itu sesuanu... Wkwkw