WHAT HAPPENED TO ME

I DON'T DESERVE YOU (LEE BYOUNGGON X CHOI HYUNSUK)
Please Subscribe to read the full chapter

 

#Kediaman Keluarga Choi (Author POV)

 

"Noona ! Stop staring at me !!"

Hyunsuk menghentakkan kakinya kesal. Pipi sudah ia gembungnya hingga tak ada lagi bentuk tirus disana. Tangan ia alihkan ke muka Jennie -menjauhkan wajah sang kakak- yang terus menguyel wajahnya. Hyunsuk sudah lelah dengan sikap usil Jennie yang sekarang telah naik tingkat kadarnya. Menjadi kepo juga overprotectivenya melebihi Minho. Dan itu menyebalkan !

"Benar kau tidak ada hubungan apa-apa dengan si Byung ? Gon ? Gonnie ? Byo-"

"Lee Byounggon, noona" Hyunsuk menyerah saat Jennie memeluk pinggangnya erat. "Berhenti mengubah nama orang"

"Kau bahkan kesal saat namanya salah disebut. Pasti kau ada apa-apa kan ?" ucap Jennie seraya mengeratkan pelukan pada adik satu-satunya. "Kau menyukainya kan ?"

 

"MOMMY !!!" Hyunsuk beranjak dari sofa kamarnya dan bersiap pergi meninggalkan kakak keduanya.

"Ih ! Noona kan hanya bertanya dek. Kenapa jadi sewot begitu ? Tidak masalah kok kalau kamu suka" ucap Jennie sambil nyengir.

"Noona cepatlah pergi ku mohon atau Hyunsuk panggilin mommy nih !"

"Give me a kiss first, and I'll leave"

Jennie mengerucutkan bibir, ingin semakin menggoda adiknya.

 

Cuu~

 

Hyunsuk memberikan ciuman singkat pada Jennie. Oh ayolah, kakaknya sudah lebih dari 5 jam mengurung diri di kamar miliknya. Ia hanya ingin kakaknya segera enyah dari hadapannya. Sekarang juga ! Hyunsuk bahkan ingin menyalahkan Hanbin -pacar sang kakak- yang tidak mengajak Jennie kencan.

"Ugh ! Sebenarnya pacar Jennie noona siapa sih ? Hyunsuk lebih sering menemani Jennie noona daripada Hanbin hyung ! Menyebalkan !" batin Hyunsuk.

 

Setelah mencium, Hyunsuk langsung melepaskan pelukan Jennie sambil mulai menyeret kakak perempuannya itu menuju pintu kamar.

"Kok di pipi doang sih dek ?"

"BERISIK !"

 

BLAMMM !!

 

Hyunsuk segera mengunci pintu kamar rapat-rapat agar Jennie tak lagi masuk ke dalam. Well, walaupun semua anggota keluarganya punya kunci cadangan. Tapi tak ada salahnya mencoba kan ?

Ia lantas menghamburkan tubuhnya ke ranjang. Ia usap wajahnya puluhan kali sambil menghela nafas. Langit-langit kamar yang ia hias penuh bintang, tak lagi menarik perhatian. Hyunsuk hanya menerawang jauh ke jendela besar kamarnya. Semilir angin sore dan suara percikan air kolam renang yang tepat berada di bawah kamar tidurnya, cukup membantu menenangkan hatinya.

 

Kejadian tepat 5 hari lalu masih saja sulit ia cerna.

Semua masih terasa abu-abu bagi Hyunsuk.

Bagaimana tiba-tiba ia terbangun di kamar miliknya dengan sang ibu yang terus memeluknya.

Bagaimana ia melihat ekspresi khawatir Jennie sambil menahan tangisnya.

Bagaimana Minho, kakak sulungnya yang terus saja terdiam dengan pandangan marah.

Dan oh, tak lupa sang ayah yang berjalan mondar-mandir sambil tangan mengepal kuat.

Hyunsuk tak mengerti.

Apa yang terjadi dengan uhm... mungkin dirinya ?

Hyunsuk hanya ingat saat membuka mata, ia merasakan sakit luar biasa di sebagian tubuhnya. Lebih tepatnya bagian bibir dan kedua lengannya. Sampai hari ini ia bahkan belum diijinkan berangkat sekolah oleh ayahnya. What the hell was going on ?!

Dan...

Hyunsuk hanya tahu bahwa yang membawanya ke rumah adalah Lee Byounggon, kakak tingkatnya. Tanpa melihat sosoknya. Tanpa sempat berbincang dengannya dan bahkan tanpa bisa mengucapkan terima kasih. Walaupun Hyunsuk sendiri tak tahu harus berterima kasih untuk apa.

Karena sudah mengantar dirinya pulang mungkin ?

Aneh.

Sebelumnya, Hyunsuk bahkan tak pernah berinteraksi dengan namja tinggi itu. Ia hanya sesekali bertemu pandang tapi tidak berbincang. Ah, mungkin saat ia dihukum di masa orientasi siswa baru, momen itu bisa dikatakan interaksi antar keduanya. Tapi hanya itu.

Setelahnya ?

Tidak ada.

Sampai detik inipun, setelah kejadian mengantar dirinya pulang dengan tak sadarkan diri, Byounggon juga tak menghubungi dirinya sama sekali. Benar-benar bukan seperti seorang hero, yang akan memperhatikan dan menemani orang yang telah ditolongnya. Well, at least seperti itulah sosok hero yang sering Hyunsuk tonton di drama-drama. Seharusnya memang seperti itu kan ? Penyelamat yang sebenarnya ? Tapi ini apa ? Malah hilang bak ditelan bumi.

Apa Hyunsuk tak mencoba mencari tahu tentang apa yang terjadi pada dirinya ?

Tentu saja ia mencoba. Bahkan para sahabatnya tak mau menjelaskan. Sekalipun itu Junkyu yang memang paling dekat dengannya. Alasan yang selalu Hyunsuk terima tiap para sahabat baiknya itu berkunjung ke rumah selama 5 hari ini,

'Ini demi kebaikanmu hyung...'

'Kita sudah sangat beruntung masih bisa melihatmu sekarang...'

'Choi Hyunsuk, berjanjilah kau akan lebih berhati-hati !'

'Aku tidak akan meninggalkanmu sendiri lagi hyung'

'Hyung, maafkan aku tak bisa menjagamu... hiks'.

 

Hyunsuk kembali memainkan ponselnya. Ia tersenyum tipis melihat rangkaian notif dari sahabatnya yang sampai detik ini menanyakan kabar dirinya. Anehnya, mereka tak menginginkan Hyunsuk untuk segera berangkat sekolah. Mereka lebih tepatnya melarang.

 

From : Junkyu

"Hyung, aku sudah membuat catatan untuk kau agar tetap bisa mengikuti pelajaran. Tolong tetap istirahat di rumah hyung. Nanti malam aku akan berkunjung bersama Jihoon"

From : Yedam-ii

"Besok aku main ke rumah ya hyung... kita membuat pancake ! Yeyyy... dan tolong bisakah kau minta Jennie Noona untuk memperkenalkanku pada Irene noona hyung ? Pliss kkkkkkkkk"

From : Doyoungii

"I love you hyung, please get well really soon !"

From : Seunghun hyung

"Kau tak usah menanyakan sekolah lagi Hyunsukkie. Kau harus fokus pada penyembuhanmu. Atau bisakah kau homeschooling saja ?"

 

Oke.

Pesan dari Seunghun sangat aneh dan membuat Hyunsuk semakin penasaran. Mereka tidak merindukan dirinya untuk kembali ke sekolah. Mereka malah memilih menemaninya sepanjang hari di rumah.

Apa mereka lupa kalau dirinya juga seorang siswa ??

 

Hari semakin larut. Hembusan angin kian terasa dingin. Hyunsuk memilih beranjak dari tempat tidurnya dan mulai berjalan ke arah cermin. Ia melihat tubuhnya yang dirasa semakin kecil saja. Dengan balutan sweater abu-abu tua bercorak hitam dan celana panjang, Hyunsuk terlihat tak baik-baik saja. Oh, bahkan kantung matanya kini semakin besar. Ya, walaupun bengkak di bibirnya sudah mulai tak terlihat. Tapi, nyeri di lengan kirinya masih terasa.

Entah mengapa, ia merasa tubuhnya masih sedikit lemas. Terlebih jika tengah sendiri seperti ini. Ia merasa... telah mengalami sesuatu. Tapi apa ? Mengapa ia merasa ada kejadian yang tidak bisa ia ingat ?

'Apa yang terjadi padaku ?'

'Haruskah aku bertemu Byounggon sunbae ?'

 

Hyunsuk menatap layar iPhone dengan nama Midam disana.

'Mungkin sebaiknya begitu. Ku harap Midam hyung bisa membantuku bertemu dengan Byounggon sunbae. I just want to talk to him'

***

 

 

 

#Markas Klans Hitam (Author POV)

 

Ketukan jemari di atas meja menjadi satu-satunya sumber suara di ruangan besar nan mewah itu. Sesosok namja dewasa berkarisma tengah duduk sambil membaca rentetan kalimat di atas meja. Jemari yang sedari tadi ia gunakan untuk menghasilkan suara, ia alihkan fungsi untuk menggenggam segelas wine.

"Hah...."

Hembusan nafas berat ia tunjukkan sembari mulai merebahkan tubuh di kursi kebesaran. Pandangannya kemudian teralih pada bingkai foto berwarna silver yang terletak di atas meja kerja. Foto itu memperlihatkan seorang namja manis yang tengah duduk di pangkuannya sambil menunjukkan pose 'cheese'.

Namja dewasa itu secara tak sadar menarik kedua sudut bibirnya. Seolah tengah menyelami dimensi kenangan saat foto itu diambil. Ia ingat foto itu adalah momen 2 tahun lalu. Lebih tepatnya saat putra bungsunya lulus SMP. Ia sangat ingat apa yang si bungsu katakan pada dirinya setelah berhasil menginjakkan kaki pertama kalinya di bangku SMA...

 

"Dad, aku akan menjadi remaja biasa. Aku akan menikmati masa SMAku. Aku pasti bisa bahagia dan menemukan banyak teman Dad. Thank you for trusting me, Daddy. I'm gonna be fine. I love you".

 

"Tuan Besar Choi..."

Sebuah suara membuyarkan lamunan sang namja dewasa. Saat menyadari siapa sosok yang kini berdiri di depan meja, Choi Seunghyun langsung membenarkan posisi tubuhnya. Bersiap menerima laporan dari anak buahnya seperti biasa.

"Bagaimana ? Apa yang kau dapat ?" Tanya Seunghyun.

"Kim Jeung Sob adalah putra dari salah satu anggota jaringan mafia yang berpusat di Jepang, Tuan Besar Choi". Daesung memberikan map hitam berisi berkas. "Dan ia sudah sangat terlatih. Itu sebabnya, Jeung Sob bisa membawa senjata ilegal di sekolah secara diam-diam".

 

Seunghyun mencerna betul setiap perkataan Daesung –orang kepercayaannya-. Bayangan kondisi Hyunsuk saat ditemukan, membuat

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet