Date

In-Time
Please Subscribe to read the full chapter

 

'Taeyeon~ah, bangunlah.’

Taeyeon terbangun dengan tiba-tiba, ia melihat sekelilingnya dan menghela nafas begitu yakin ia sedang berada di kamarnya.
“Kau sudah bangun rupanya.” Kata Sunny yang baru keluar dari kamar mandi.
“Aish!!” 
Taeyeon lalu melempar bantalnya kearah Sunny yang langsung ditangkap oleh Sunny.
“Bermimpi Juniel lagi?” Tanya Sunny lalu duduk di tempat tidur bersama Taeyeon.
“Sudah lama aku tidak bermimpi dirinya.” Taeyeon lalu memeluk Sunny.
“Kapan kau tiba di Korea?”
“Tadi pagi. Bagaimana keadaan-mu?” Sunny mengusap punggung Taeyeon yang masih memeluknya
“Not really good. Tapi…” Taeyeon melepas pelukannya lalu tersenyum konyol kepada Sunny.
“Gadis ini, bisa membuat semuanya jadi lebih baik. Aku bisa mempercayakan diri-ku padanya.”
“Taengoo… Aku tidak sanggup melihat-mu mempercayakan diri-mu kepada orang lain lagi.”
“Tapi kau harus bertemu dia, kau akan menyukainya. Dia cerdas dan berkarakter kuat.”
“Dia tidak terdengar seperti para wanita yang selalu bersama mu.” Ujar Sunny.
“Tentu. Dia teman Yoong di___”
“Teman Yoong!!! Kau mengencani gadis seusia adik-mu!”
Taeyeon menutup kedua telinganya karena Sunny menaikan volume bicaranya, dan wajah Sunny terlihat sangat tidak senang.
“Taeyeon~ah, ini hal serius. Kau mengencani teman Yoong, apakah hal itu takkan membuat Yoong sedih? Bagaimana jika ia berpikir temannya mendekatinya hanya untuk bisa mengenal-mu? Kau tau maksud-ku, seperti dulu.”
Taeyeon terdiam, lalu muncul pesan pada layar ponsel Taeyeon.
“Kau ada janji hari ini?” Tanya Sunny setelah melihat wajah Taeyeon berseri lagi 
“Aku ada kencan!” Kata Taeyeon yang setengah berteriak, lalu ia segera berlari ke kamar mandinya. Sunny lalu mengambil ponselnya kemudian menghubungi seseorang.
“…Sica-ya. Apa hari ini kau sibuk? Aku sedang berada di Korea.”
“Aku sedang bersiap untuk pergi kencan.”
“Heee… Kau juga?? Ah, kau belum bercerita jika kau sudah dekat dengan orang lain lagi.”
“Dia bukan orang lain.” 
“Aah, jadi Kris.”
“Not him.”
“Aku tidak menyangka kau sudah sepopuler ini di Korea. Ceritakan padaku, seperti apa orang ini?”
“Aku akan menceritakannya pada-mu nanti.”
“Aah baiklah, sampai nanti.”
“Hm, I miss you.”
“I miss you too.”
Jessica mematikan teleponnya lebih dulu. Lalu Sunny melihat jam tangannya.
“Kalau begitu aku akan menemui Soo.” Kemudian Sunny beranjak dari tempatnya menuju pintu kamar mandi.
“Taengoo…Aku akan pergi menemui Sooyoung.”
“Aah, dae… Hati-hati.”
“Kirim pesan padaku jika terjadi sesuatu.” Kata Sunny sebelum pergi meninggalkan kamar Taeyeon.
“Tentu.” Sahut Taeyeon yang masih berada di kamar mandi.


Taeyeon menunggu di dalam mobil dan terus melihat keluar berkali-kali sampai ia melihat Jessica keluar dengan coat berwarna putih.
Kemudian Jessica masuk kedalam mobil Taeyeon dan memakai sabuk keamanan. 
“Aku lapar.” Kata Jessica saat melihat Taeyeon.
“Ada tempat yang ingin kau datangi? Tempat makan yang kau suka.”
“I'm fine with anything.”
“Ok.”
Lalu Taeyeon mulai mengemudikan mobilnya keluar dari basement.
“Tadi malam.” Jessica mulai buka suara setelah mereka keluar cukup jauh dari apartment.
“Apa kau bersama seseorang?” Tanya Jessica tanpa melihat kepada Taeyeon. Lalu Taeyeon melihat Jessica sebentar sebelum kembali melihat ke jalan.
“Aku pergi ke bar, lalu pulang. Seorang diri. Ada apa?” Taeyeon merasa sangat aneh Jessica bertanya seperti itu padanya, ditambah ia sudah mengatakan kemana ia pergi dan saat pulang ia juga menelpon Jessica.
“Tidak ada apa-apa, bukankah itu yang biasa ditanyakan perempuan kepada kekasihnya jika mereka pergi dan pulang larut malam?”
“Aah iya. Seperti di drama yang pemeran wanitanya menanyakan hal itu kepada lawan mainnya.” Sahut Taeyeon. Selanjutnya suasana kembali hening.
Setengah jam perjalanan, dan mereka sampai di Sebuah restaurant.
“Tempat ini pasti bagus jika kita datang saat malam.” Ujar Taeyeon ketika menarik tempat duduk untuk Jessica.
“Kita bisa datang lagi nanti saat makan malam.” Ucapan Jessica membuat Taeyeon semakin merasa heran dengannya. Mereka kembali diam dan Taeyeon hanya memperhatikan Jessica yang sedang melihat menu makanan. Bahkan ketika mereka menunggu makanan mereka, tidak ada satu pun dari mereka yang mulai bicara.

“Umm, Jessica.” Taeyeon akhirnya mulai bicara.
“Ya?” tiba-tiba Jessica mengulurkan tangannya lalu menyentuh pipi Taeyeon
“Sepertinya kau terburu-buru sekali Taeyeon~ah.” Kata Jessica yang menyeka pelembab wajah yang tidak rata di wajah Taeyeon. Saat itu Taeyeon terdiam, ia seperti terkejut melihat Jessica yang tersenyum lepas.
“Ada apa? Tadi kau seperti ingin bertanya.”
“…Pertanyaannya. Kau tidak pernah bertanya lagi. Ini sudah satu minggu sejak pertanyaan terakhir.” Kata Taeyeon. 
“Ah, itu. Aku takkan memberikan pertanyaan seperti itu lagi.” Kata Jessica yang tersenyum pada Taeyeon.
“Taeyeon~ah. Would you let me in? I promise, I will find the pieces of love that are still in your heart.”
Bagi Taeyeon, itu pertama kalinya ia melihat sisi lain dari Jessica. Tapi jauh didalam hatinya, ia merasa sangat familiar dengan Jessica.
“Thank you.” Taeyeon tersenyum kepada Jessica yang sudah lebih dulu memperlihatkan senyumannya.

 

 

Di tempat lain,
Yuri sedang membaca file beberapa pasien di ruangannya, selama sepekan ia akan menghadapi beberapa operasi besar.
“Dokter Kwon.” Seorang Dokter senior memanggilnya. Yuri segera menutup filenya lalu berdiri untuk menyambutnya. 
“Ah, Dokter Park. Selamat siang.” Kata Yuri.
“Aku sepertinya mengganggu-mu.” kata Dokter Park yang datang bersama seorang perempuan yang mengenakan pakaian kasual dan membiarkan rambut panjangnya terurai melewati bahunya.
“Aku hanya membaca file untuk persiapan, itu bisa aku lanjutkan saat di rumah.”
“Dokter Kwon, perkenalkan salah satu murid terbaik-ku. Stephanie Young Hwang.” Kata pria paruh baya itu kepada Yuri.
“Aku sering mendengar cerita tentang-mu. Halo, aku Kwon Yuri.” Yuri mengulurkan tangan kanannya, dan gadis itu langsung menyambutnya dengan tersenyum.
“Kau boleh memanggil-ku Tiffany. Dan cerita apa yang kau dengar tentang diri-ku Dokter Kwon?”
“Aku selalu bercerita hal baik tentang-mu meskipun kau orang yang sangat keras kepala.” Kata Dokter Park dengan sedikit tertawa. 
“Ini hari pertama-ku lagi setelah masa 'istirahat' semoga aku tidak membebani Dokter Kwon dengan hal itu.” Kata Tiffany 
“Kalau begitu, aku akan meninggalkan kalian berdua agar dapat mengobrol.”
Yuri lalu membungkuk kepada Dokter Park sebelum dia pergi. Ketika Dokter Park pergi, Tiffany melihat sekeliling ruang kerja Yuri.
“Aku menjadi top news selama satu tahun karena menyalahi protokol kedokteran dan rumah sakit. Aku tidak bisa aktif menjadi seorang Dokter bedah selama 2 tahun. Setidaknya aku beruntung karena Dokter Park sebagai Mentor terus mengajukan banding untuk mempertahan-ku. Jika ini terjadi pada Dokter lain, pasti ijin mereka sudah dicabut.” Cerita Tiffany membuat Yuri tersenyum padanya.
“Aku mendengar itu dari Para Dokter lain, tepatnya kemarin. Sepertinya mereka sudah mengetahui kau akan datang kemari.” Lalu Yuri memberi Tiffany sebuah usb.
“Semuanya ada 3 kasus. Mari kita mulai bekerja.” Kata Yuri dengan bersemangat.

 

 

Malam harinya, Jessica masih berada di apartment Taeyeon. Mereka bermain game bersama sejak pulang dari kencan pertama mereka.
“Kau gamer yang payah ya…” Ujar Taeyeon lalu melihat Jessica yang sudah kalah untuk kesekian kalinya.
“Aku tidak pernah bilang aku gamer yang hebat.” Balas Jessica yang terlihat jengkel. Taeyeon lalu menertawakannya, membuat Jessica semakin kesal lalu memukulnya. Tapi Taeyeon masih tertawa, sampai ia tiba-tiba menarik Jessica agar berhenti memukulnya. Ia menarik Jessica hingga terduduk di pangkuannya. Ia melihat wajah Jessica dengan tersenyum. Mereka saling melihat tanpa bicara.
Untuk pertama kalinya Jessica merasakan hal lain dari Taeyeon.
“Apa kita akan berciuman?” Tanya Jessica ketika Taeyeon mendekatkan wajahnya untuk menciumnya.
“Pfft…Hahaha.” Taeyeon langsung tertawa lagi. Ia mencubit kedua pipi Jessica seperti ia menyentuh anak kecil.
“Aiigooo, kau benar-benar menggemaskan.”
Jessica lalu menepis kedua tangan Taeyeon.
“Aku bukan anak-anak.”
“Aku tau. Aku hanya bilang kau menggemaskan. Itu pujian.”
Jessica lalu memeluk Taeyeon.
“Apa hari ini kau bahagia?” Tanya Jessica.
“Tentu saja. Bagaimana dengan-mu?”
Jessica hanya mengangguk. Kemudian ia mempererat pelukannya dan mencium bahu Taeyeon.
“Ada sesuatu yang hilang dari-ku, dan itu akan menyulitkan-mu di masa yang akan datang. Saat itu terjadi, jangan membenci-ku.” Kata Taeyeon sambil mengusap punggung Jessica.
“…I won't.”
“Ku antar kau pulang. Ayo.”
Jessica merenggangkan pelukannya kemudian melihat Taeyeon dari dekat.
“I will bring it back to you. So you won't hurt anymore.”
“Aku sedang bahagia, kau tidak perlu melakukan apapun.”
“I still can hear it… The voice of your heart.”
Kemudian Jessica beranjak dari pangkuan Taeyeon, ia mengambil tas lalu merapikan rambutnya. Taeyeon pun mengikutinya, ia tak bicara apapun lagi. Taeyeon mengantarnya sampai ke depan pintu Apartment Jessica dan Yoona, karena mereka tinggal di gedung yang sama dan hanya berbeda beberapa lantai.
“Terima kasih untuk hari ini.” Kata Jessica sebelum membuka pintu.
“Good night.” Taeyeon mengusap kepala Jessica dari belakang. Lalu Jessica membalikkan badannya dan mencium Taeyeon.
“Good night.”
Jessica segera masuk, meninggalkan Taeyeon yang tersenyum bodoh sendirian.

 

 


Pagi harinya.
Taeyeon menunggu Jessica di tempat biasa, lalu mengantarnya karena Yoona sudah pergi lebih dulu.
“Aku akan pergi ke caffe siang nanti, kau mau menyusul?” Tanya Taeyeon sebelum Jessica turun dari mobilnya.
“Aku akan datang jika tidak ada kendala, belakangan ini banyak hal yang belum sempat aku selsaikan.”
“Apa aku bisa membantu?”
“…Aku akan membawa semua tugas dan kau bisa membantuku.”
Taeyeon lalu tersenyum kecil, membuat Jessica berhenti saat melihatnya.
“Apa ada hal yang bagus?” tanya Jessica. Taeyeon menggeleng lalu menyentuh wajah jessica.
“Kau aneh sekali. Apa aku baru saja melakukan hal konyol?”
“Tidak. Aku hanya merasa familiar dengan suasana ini, dan aku menyukainya.”
Jessica tersenyum mendengar ucapan Taeyeon lalu berkata, “Aku senang jika kau merasa nyaman.” Dan Taeyeon mengangguk meresponnya.
Kemudian Jessica keluar dari mobil dan berjalan seorang diri menuju gerbang, tak lama Hyoyeon datang menghampirinya dan mereka pun langsung mengobrol. Taeyeon masih di dalam mobil dan melihat mereka yang semakin menjauh. 
Kemudian ia melihat jam ta

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Ravenliem27
What is love?

Comments

You must be logged in to comment
taengsic34 #1
Chapter 6: Oke masih dengan hubungan diantara karakter next semoga cepat update ??
Abangprims
#2
Chapter 3: nextny dtunggu haha
Abangprims
#3
Chapter 2: sma soo mah g jauh2 dri mknan wkwkwk
Abangprims
#4
Chapter 1: jdi taeyeon dsni dokter. ak terus menunggu updatean storymu..hehe
Abangprims
#5
ak hadir disni...utk membca taengsic ???
Va_asianloverz
#6
Chapter 3: nice chapter
lanjutkan author
Va_asianloverz
#7
Chapter 2: lanjutkan please
TaengsicTimeTreveler
#8
Chapter 1: Mantap thor lanjutkan!!!!
MaoMao_96
#9
Chapter 1: Walaupun I orang Malaysia
Tapi I tetap baca cerita yang dikarang oleh orang Indonesia kerana I suka n_n
JJ22TAE #10
Chapter 1: Wow,, who is Jun for taeyeon?