4.
The Three Kingdoms (BAHASA) (INDONESIAN)Semilir lembut angin yang bergerak turun dari pegunungan utara berhembus hingga ke istana timur, daun-daun dari pohon pinus dan persik berderak pelan dan perlahan berguguran hingga terapung diantara bunga-bunga teratai yang tengah mekar diatas danau istana timur yang dikerumuni ratusan kupu-kupu yang menari berebut menyesap manisnya nektar. Di sebuah gazebo di sudut taman, Pangeran Min menutup matanya perlahan sembari menghirup udara pagi yang begitu damai dan dipenuhi harum bunga musim semi.
Seperti membuka sebuah kotak usang, ingatan Pangeran kembali pada saat dimana tangan-tangan lembut sang Ibunda Ratu membelai wajahnya lembut sembari mendendangkan lagu yang terdengar begitu lembut menyentuh hingga ke relung hatinya, ia tak menyangka jika kini suara itu telah lama tak terdengar lagi di telinganya.
Pangeran Min menyeka air matanya yang tertahan di sudut matanya, dan menatap kembali ke arah danau dan menemukan sosok itu di sana. Kim Jin, bocah bermata bulat itu kini tengah terduduk di atas sampan sembari mendayung pelan menimbulkan gelombang kecil di tengah danau yang tenang, sesekali ia akan berhenti dan kedua tangan kecilnya meraih sebuah jaring panjang dan memunguti dedaunan yang terapung di atas danau. Melihat karung dibelakangnya yang mulai penuh, Pangeran Min bertanya dalam hatinya, entah sejak kapan bocah itu ada di sana?.
Tangan-tangan kecilnya nampak mulai lelah namun matanya masih terlihat berbinar begitu kembali menemukan sebuah ranting yang mengambang tak jauh dari sampannya dan dengan gesit ia pun meraih ranting itu dengan jaringnya kemudian meletakkannya di antara tumpukan sampah daun di karungnya.
Pangeran Min ingat bagaimana ketakutan dan keraguan begitu nampak dari kedua mata bulat yang kini terlihat berbinar cerah itu, bahkan matahari pun malu untuk dibandingkan hingga ia memilih untuk bersembunyi di balik awan.
Luka-luka di wajahnya mulai memudar dan bibir yang nampak gemetaran di malam Pangeran Min menangkap tubuhnya dari sang majikan itu kini berganti dengan senyum lembut yang terkembang ketika seekor kupu-kupu menari mendekatinya. Kupu-kupu itu pun hinggap di atas hidung mungilnya, sesaat Pangeran Min tak sadar jika segurat senyum mulai menghiasi wajahnya sementara matanya masih menatap ke arah Jin yang mulai terlihat berusaha menahan nafasnya dan kedua matanya menatap kupu-kupu di depan matanya itu lekat-lekat hingga kedua bola matanya bertemu di tengah-tengah batang hidungnya.
Dan saat itulah, sebuah tawa, tawa yang telah lama tak pernah terdengar di Istana timur atau dimanapun di seluruh Gongjun. Sebuah tawa yang selama ini seperti tertahan di dalam luapan amarah dan kesedihan yang memenjarakannya itu kini terdengar kembali begitu ringan, begitu lepas dan seolah ingin menikmati riuhnya tawa itu, para burung pun enggan untuk bersiul dan menunggu hingga Pangeran menyelesaikan tawanya yang seringan angin utara yang berhembus pagi itu.
“Aku belum pernah mendengar kau tertawa seperti itu Yoongi”
Pangeran Min berdeham sesaat sebelum mengatur kembali wajahnya dan berbalik menatap datar Namjoon yang berdiri di belakangnya,
Comments