Chapter 2

You are My Star

Setelah membawa masuk idolanya Taeyeon membiarkan Yoona untuk duduk dan beristirahat di ruang tamu sementara dirinya sibuk memasak di dapur.

“Yoona-ssi, jika cemilan dan minumnya kurang ambil saja di lemari es.”

“Gomawo, ini sudah cukup.” Taeyeon tersenyum mengerti dan kembali fokus memasak. Di tengah kesibukannya selama memasak diam-diam Yoona memperhatikannya sembari tersenyum-senyum sendiri. Baginya Taeyeon terlihat lucu dan menggemaskan hingga dia merasa ingin mengenalnya lebih dalam.

Baru pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini terhadap orang yang baru aku temui. Dia baik dan menggemaskan, aku jadi penasaran apa dia gadis normal?

“Yoona-ssi kemarilah, semuanya sudah siap!”

“A-ah ne.” Yoona menghampirinya dengan membulatkan mulutnya melihat beberapa hidangan yang terlihat enak di atas meja.

“Silahkan duduk.”

“Ne.” Taeyeon menuangkan nasi ke atas piring Yoona kemudian menuangkan jus ke dalam gelasnya.

“Apa aku benar-benar tidak merepotkanmu Taeyeon-ssi? Kau juga memasak terlalu banyak.”

“Aku bilang aku malah senang santai saja. Anggap saja aku seorang ibu yang melayani anaknya. Aku juga memasak banyak karena aku tau kau shikshin hehehe.”

“Aigoo kau ini baik sekali ya, aku jadi ingin mengenalmu lebih dalam.” Seketika Taeyeon merasa tersipu.

“Kau ini bisa saja. Aku hanyalah seorang driver online, mana ada yang mau mengenalku lebih dalam apalagi kalangan atris terkenal sepertimu, itu terdengar mustahil.”

“Siapa bilang itu mustahil? Aku serius dengan ucapanku. Mau seorang driver atau artis dan sebagainya kita tetap manusia. Berbeda status sosial bukanlah alasan untuk tidak saling mengenal. Kita hidup bebas untuk mengenal satu sama lain tanpa harus melihat status.”

“Aigoo kau semakin membuatku menyukaimu saja Yoona-ssi. Kau benar dan pertama kalinya aku mendengar kalimat itu dari mulut seorang artis. Kau sangat berbeda dari artis-artis pada umumnya. Kau sangat ramah dan baik hati, pantas fansmu sangat banyak dan setia padamu termasuk aku hehehe.”

“Artis juga tetaplah manusia biasa dan gomawo untuk pujiannya.”

“Sama-sama. Sudah saatnya kita makan, silahkan ambil lauknya sesukamu. Aku harap kau mau menghabiskan semuanya.”

“Tenang aku akan menghabiskannya dengan sekejap.” Taeyeon hanya tersenyum kemudian keduanya mulai melahap makanannya.

“Emh enaknya!”

“Kau suka masakannya?”

“Bukan suka lagi, ini benar-benar enak. Kau mahir memasak ya?”

“Begitulah. Aku sangat senang jika kau menyukai masakanku.” Yoona hanya tersenyum dan kembali makan dengan sangat lahap. Taeyeon yang menyaksikannya menahan tawanya melihat cara makan Yoona yang lincah hingga dia menghabiskan semua hidangannya tanpa tersisa.

“Oh kenyangnya… Gomawo untuk makanan enaknya Taeyeon-ssi, aku telah menghabisakan semuanya seperti yang kau inginkan.”

“Hahahaha sama-sama, kau memang shikshin.” Yoona hanya terkekeh.

“Biarkan aku yang membereskan semuanya ya?”

“Tidak usah Yoona-ssi, kau duduk saja di ruang tamu.”

“Setelah merepotkan aku langsung santai saja? Mana boleh begitu. Kau sudah baik padaku, jadi biarkan aku membantu membereskannya.”

“Andwae kau tamu yang sangat special bagiku dan kau tidak perlu menyentuh apa pun. Duduk saja di ruang tamu sebelum aku menggigitmu, palli!” Yoona tertawa kecil dan pasrah menuruti perintah fansnya itu. Selanjutnya dirinya kembali memperhatikan Taeyeon yang kini mencuci piring dengan hati yang merasa berbunga-bunga setelah mendapat perlakuan special darinya.

Ada apa dengan hatiku ini? Dalam waktu sekejap dia berhasil membuat hatiku kembali ceria sampai aku hampir lupa dengan persoalan Tiffany. Gawat gawat gawat… Aku rasa aku mulai menyukainya piuh, dia luar biasa karena berhasil menarik hatiku dalam waktu yang singkat.

Yoona tersenyum-senyum idiot sampai akhirnya senyuman itu hilang karena Taeyeon sekarang berdiri di hadapannya.

“Kaja, kita lanjtkan perjalanannya.”

“Chakkaman, berapa tarip yang tadi? Kau belum memutus jaringannya kan?”

“Ne sebentar.” Taeyeon meraih ponselnya dari saku celana kemudian menyodorkan ponselnya kepada Yoona.

“Hah! Berjam-jam berkeliling tapi mengapa taripnya lebih murah dari taxi?”

“Itulah kelebihan mobil online, taripnya lebih murah dan sangat terjangkau oleh masyarakat kecil.”

“Arasseyo. Putus saja jaringannya, aku akan membayarnya sekarang dan aku ingin menyewa mobilmu untuk mengantarku.”

“Simpan saja uangmu, kau tidak perlu membayarku.”

“Wae? Aku penumpangmu dan sudah seharusnya aku membayarmu.”

“Tidak usah Yoona-ssi simpan saja. Sebagai fans yang beruntung aku ingin memperlakukanmu dengan special dan aku sangat senang melakukannya. Belum tentu aku bisa bertemu denganmu lagi dan aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.”

“Ya ampun kau baik sekali. Walau pun begitu sekarang kau bekerja mencari uang dan aku tetap harus membayarmu Taeyeon-ssi.”

“Aku serius akan menggigitmu sekarang jika kau terus memaksa untuk membayarku, hayo!”

“Hahahaha kau licik! Serius tidak apa-apa? Aku jadi tidak enak karena merepotkanmu lagi.”

“Tidak sama sekali. Kaja, kita berangkat sekarang.”

“Chakkaman?”

“Apa lagi?” Yoona memijat pelipisnya sembari berpikir sejenak.

“Masalah yang sedang aku alami membuatku bingung harus pergi kemana sekarang. Dan semua kebaikan yang kau berikan akan aku bayar dengan menginap di sini saja. Apa kau tidak keberatan?”

“Kau ingin m-menginap di rumahku? S-serius?” Yoona mengangguk kemudian dengan refleks Taeyeon berjalan mundur sembari menutup mulutnya hingga tubunya menabrak meja dan hampir menjatuhkan pas bunga.

“Hahahahaha!” Yoona tidak bisa Manahan tawanya melihat betapa lucunya reaksi Taeyeon barusan.

“M-mianhae, sepertinya reaksiku sangat konyol.”

“Gwenchana, aku suka melihatnya. Jadi bagaimana, apa kau setuju?”

“Selama ini aku selalu membayangkan kau ada di rumahku dan tidur bersamaku. Sekarang keinginanku terkabul dan mana mungkin aku menolaknya. Aku mungkin akan pingsan setelah melihatmu berbaring di atas tempat tidurku nanti hehehehe.”

“Aigoo so cute! Kemarilah aku pusing melihatmu berdiri di sana.” Dengan malu-malu Taeyeon menghampirinya dan Yoona menariknya untuk duduk.

“Aku tidak tau harus mengatakan apa selain aku senang memiliki fans yang baik dan lucu sepertimu. Mianhae aku hanya bisa membalas kebaikanmu dengan menginap di sini”

“Kamsahamnida, bagiku ini adalah hadiah yang luar biasa. Semua fansmu mungkin akan menangis histeris jika mengetahui hal ini.”

“Hahahahaha kau benar.”

“Emh apa tidak masalah jika nanti kau tidur denganku? Aku hanya memiliki satu kamar.”

“Aku malah senang bisa satu kamar denganmu.” Taeyeon tersipu.

“Ommo, sepertinya aku harus pingsan sekarang hahahaha!” Yoona memukul kecil lengannya dengan terkekeh.

“Pingsan sana.”

“Sayangnya aku harus bekerja terlebih dahulu. Kamarku ada di lantai atas Yoona-ssi, kau bisa beristirahat dan menonton televisi di sana. Di lemari es juga ada banyak cemilan dan susu kotak jika kau menginginkannya. Anggap saja rumah sendiri dan jangan lupa kunci pintunya saat aku pergi.”

“Gomawo.”

“Ne dan jangan panik jika bertemu kembaranmu di kamarku.”

“Kembaran?”

“Ne kembaranmu. Aku pamit sekarang ya, bye!” Taeyeon meninggalkan Yoona dengan hati yang menjerit-jerit senang. Ketika sampai di dekat mobilnya dia kemudian melompat-lompat girang dengan wajah idiotnya dan Yoona yang mengintipnya di balik jendela tidak kuat menahan tawanya.

“Dia sangat lucu ya ampun, aku sangat gemas melihatnya.” Yoona pun menyaksikannya pergi dan dia langsung naik menuju lantai atas. Dia membuka pintu kamarnya lalu tersenyum gembira karena di sambut oleh poster besar dirinya yang terpampang di dinding kamar Taeyeon.

“Jadi ini kembaranku? Dia sangat cantik sama seperti orang yang mengatakannya hahahaha!” Yoona pun langsung meraih remote dan duduk di atas tempat tidur sembari menonton televisi.

***

 

Selama berjam-jam Taeyeon tidak berhenti mengemudi karena terus menerus mendapatkan order dari penumpang. Senyuman di wajahnya juga tidak pernah pudar hingga membuat penumpang-penumpangnya cukup kagum melihatnya. Pelayanannya yang baik dan ramah juga membuat mereka semua merasa nyaman. Sebagian dari penumpangnya juga tidak canggung-canggung untuk mengobrol dengannya, bahkan beberapa dari mereka adalah penumpang yang sering dia antar. Sembari melayani Taeyeon juga tidak bisa berhenti memikirkan Yoona. Dia masih merasa tidak percaya bahwa saat ini sang idola berada di rumahnya dan akan tidur bersamanya. Dan ketika jam sudah menunjukan pukul sembilan malam dia memutuskan untuk pulang dengan membeli makanan terlebih dahulu untuk Yoona. Setibanya di rumah Yoona yang tidak sabar menunggunya langsung menyambutnya dengan membukakan pintu sembari memperlihatkan senyuman manisnya.

“Welcome back Taeyeon-ssi!”

“Aigoo rasa lelah lelahku seketika menghilang setelah melihat senyuman manismu itu.”

“Aish kau menggodaku lagi. Kaja kau pasti lelah.” Yoona mengajaknya beristirahat di ruang tamu sembari iseng memainkan rambut Taeyeon dari belakang hingga mereka menjatuhkan tubuhnya di atas kursi.

“Piuh, aku sangat lelah karena mendapatkan order tanpa henti. Ini aku membelikan makan malam untukmu.”

“Gomawo, aku jadi malu. Seharusnya aku yang membeli makan malam untukmu, ini malah sebaliknya.”

“Santai saja, kau tamu di rumahku.” Yoona meresponnya dengan senyuman. Dia menaruh makanannya di atas meja kemudian bergeser untuk lebih dekat dengan Taeyeon. Tanpa permisi dia sedikit membalikan tubuh Taeyeon dan mulai memijat bahunya.

“Yah apa yang kau lakukan?” Taeyeon mencoba berdiri namun Yoona menariknya kembali dan memijatnya.

“Tubuhmu pasti terasa pegal karena tidak berhenti mengemudi.”

“Yoona-ssi kau tidak perlu repot-repot memijatku.”

“Aku tidak kerepotan sama sekali, santai saja. Aku malah sangat senang bisa membalas kebaikanmu.”

“Aku jadi tidak enak, kau kan tamuku.”

“Aku bilang santai, anggap saja aku temanmu. Enak tidak?”

“Ne pijatanmu sangat enak. Karena terlanjur memijat aku ingin mengaku bahwa tubuhku memang terasa sangat pegal hehehe.”

“Aku sudah menebaknya.” Yoona mengencangkan pijatannya membuat rasa pegal di tubuh Taeyeon perlahan menghilang.

“Emh Yoona-ssi, apa kau sudah mandi?”

“Belum, aku kan tidak membawa baju dan perlengkapan mandi.”

“Aku lupa tentang itu. Aku punya perlengkapan mandi yang masih baru di kamar mandi, kau bisa memakainya. Dan juga kau bisa memakai baju tidurku, aku akan menyiapkannya nanti.”

“Thank you so much!”

“Sama-sama. Pijatannya sudah cukup, aku akan mandi duluan.”

“Mengapa kita tidak mandi berdua saja?” Taeyeon berbalik dengan melebarkan matanya.

“Ommo, kau mesum Yoona-ssi!”

“Hahahahahaha kena kau.”

“Aish kau menggodaku huh? Tapi godaanmu itu membuatku takut sekarang hih!” Taeyeon langsung berlari meninggalkannya dengan tawa keras.

“Yah jangan lari!”

 

TBC

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yy_101
#1
Chapter 21: Awww happy ending :D yoona mesum banget sih, pengen jga jadi yeri deh biar jadi anaknya yoontae :v
Yoongie02
#2
Chapter 21: YoonTae punya baby kyaaaa... Kocak pas tae menyusui itu hahaha
Good job thor, aga ga rela ff yg 1 ini udah end :) semangat trus berkaryanya :)
Yoongie02
#3
Chapter 20: Akhirnya yoontae menikah yawww.. Honey moonnya huuut hehe kasian kamu tae, selalu pasrah ga bisa nglawan suami wkkk
kim_taeny #4
Chapter 20: Dua kali dapet notif update tp kok masih chap 20 aja ?
Tae-In
#5
Chapter 20: Hahaha... Hinyoona emg unbeatable...
Moga slmat aja yah taeng
kim_taeny #6
Chapter 20: Himyoona memang beda tenaganya haha, se byun2nya taeyeon, tenaga taeyeon tetap kalah haha
Tae-In
#7
Chapter 19: Ada" aja nih taengoo..
Tidur di lantai dapur? Kan kasian yoonanya...

Duh yoona knpa jdi lebih mesum dri tae yah?
deer_yoongie_
#8
Chapter 19: Hahah tidur di lantai dapur... ada2 aja taeng.
Gak sabar nunggu moment yoontae nikah, kalo bisa lanjut ke bulan madu ya thor wkwk
Yoongie02
#9
Chapter 19: OH MY GOD OH MY WOW.. MEREKA AKHIRNYA AKAN MENIKAH!!!!!!!!!
Tinggal nunggu weddingnya, tapi kok.... kaya mau end ya? Gw belum siap thor, terlanjur jatuh cinta sm ff ini hehe