POTONGAN PUZZLE

Shilouette
Please Subscribe to read the full chapter

Langkah tegapnya menyusuri koridor sebuah sekolah dasar. Bangunannya terlihat tua, hanya ada beberapa kelas di sekolah itu, tapi yang membuatnya nyaman adalah sekolah dasar itu sangat bersih dengan beberapa mading-mading lucu sentuhan tangan murid-murid di sana. Namja itu bolos sekolah, terlihat dari seragam sekolah dan tas ransel yang masih ia kenakan. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana seraya pandangannya mengamati sekitar. Namja dengan mata elang itu berhenti di depan jendela salah satu kelas. Kedua sudut bibirnya tertarik ke samping ketika atensinya menatap yeoja cantik yang tengah asik mengajar di depan kelas. Sudah satu jam berlalu, tapi ia tak bosan memperhatikan gerak-gerik objek di sana. Hingga bel istirahat berbunyi membuat suasana di dalam kelas riuh. Satu persatu murid-murid sekolah dasar itu berhamburan keluar kelas disusul seorang yeoja cantik di belakang mereka.
“Annyeong..” sapa namja itu –Kim Myungsoo- seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal ketika yeoja itu mendapatinya berdiri di depan jendela kelas.
.
Keduanya diam sibuk memperhatikan anak-anak itu berlarian kesana kemari. Ada beberapa dari mereka terjatuh karena terlalu bersemangat lalu kemudian bangkit lagi seakan tak terjadi apa-apa. Beberapa anak laki-laki bermain bola hingga saling tarik menarik satu sama lain membuat tubuh mereka dipenuhi dengan peluh. Tidak bisa dibayangkan bagaimana nanti aroma kelas bercampur dengan aroma keringat anak-anak itu.
“Tidakkah mereka seperti kau dan Woohyun dulu?” ucap yeoja di samping Myungsoo. Namja itu hanya tersenyum getir. “apa kabar eomma?” 
“Eomma baik-baik saja. Bagaimana denganmu?” 
“Hmm.. seperti yang kau lihat.”
Hening sesaat sampai namja bermarga Kim itu angkat suara.
“Tidakkah noona ingin pulang?” tanya Myungsoo hati-hati. Gadis itu berusaha bersikap tenang kemudian menggeleng pelan.
“Aniya, bukankah kau sudah lihat sendiri. Eomma tidak membutuhkanku.”
“Noona..”
“Myung..” sela gadis itu, Myungeun. “hanya kau anak laki-laki eomma yang berhak atas rumah sakit itu.. eomma punya ambisi untuk itu, dan anak laki-lakinya lah yang bisa mewujudkannya.. aku hanya anak peremuan, eomma sama sekali tidak membutuhkanku.”
“Mianhae.” sesal Myungsoo.
“Kau tidak salah.” Myungeun meraih tangan kiri namdongsaengnya itu. Myungsoo menggeleng.
“Aku membuatmu mendapat perlakuan berbeda dari eomma. Eomma terlalu serakah. Noona, mianhae.” namja itu berkaca-kaca. Myungeun meraih wajah Myungsoo menghadap ke arahnya.
“dengarkan aku, kau tidak salah apapun. Uljima.. namja tidak boleh menangis arra..”
.
.
Myungsoo melangkahkan kakinya kembali ke sekolah. Tentu saja sekolah sudah berakhir. Dia hanya akan pergi ke ruang konseling. Langkahnya terburu-buru berharap Jung seongsaengnim –guru konseling Myungsoo- belum pergi dari sana. Namja itu mengatur nafasnya yang tak beraturan saat ia sampai di depan pintu ruang konseling. Namja itu membenahi seragamnya kemudian mengetuk pintu.
“Masuk,” terdengar suara seorang yeoja dari dalam ruangan. Myungsoo dengan hati-hati membuka ruangan itu. “eoh, Kim hakseng. Apa ada masalah?”
“Saem, ak-aku.. tidak jadi mendaftar ke Universitas Woollim.”
.
.
Sepasang yeoja dan namja tengah duduk berhadapan di perpustakaan kota. Namja itu terlihat serius dengan bukunya, sedang si yeoja sibuk mengamati wajah serius objek di depannya dengan sesekali terkikik geli. Merasa terganggu namja itu mendongakkan wajahnya mendengus sebal.
“Ada yang lucu nona Kim?” tanya namja itu. gadis itu menggeleng.
“Aniya, eobso.. lanjutkan belajarmu.” jawab gadis itu.
“Eum.. Gyu.” panggil Woohyun.
“hmm.” sunggyu hanya berdehem seadanya.
“Apa kau sudah mengirim formulir pendaftaran?” tanya namja itu. Sunggyu mengangguk mantap.
“Ada apa?” tanya Sunggyu balik. Woohyun menggeleng.
“Ani, keunyang aku merasa tidak yakin.”
“Mwo? Apa aku tidak salah dengar. Si jenius Nam tidak lulus.. impossible.”
“Ada sebuah alasan yang membuatku ragu Gyu.” ucap Woohyun seraya menatap buku catatannya. Sunggyu menatap namja itu.
“Aku.. sejujurnya tidak ada niat untuk masuk kedokteran kalau bukan karena orang itu,” ujar Sunggyu tiba-tiba mengalihkan topik. Woohyun mendongak menatap lawan bicaranya. “kau tahu.. ini hanya masalah ambisi.”
“Apa kau tahu juga Gyu.. setiap potongan puzzle punya posisinya masing-masing.” 
Sunggyu hanya menyeringai menantang. ‘mari kita lihat nanti.’
.
.
SKIP
D-DAY Ujian Masuk Universitas
“Apa kau gugup Gyu?” tanya Woohyun ketika keduanya baru saja sampai di tempat tes mereka, Universitas Woollim. Sunggyu menatap bangunan di depannya. Gadis itu mengepalkan tangannya lalu menggeleng mantap.
“Ani,” jawabnya singkat. Woohyun tersenyum, Kim Sunggyu yang ia kenal memanglah keras kepala. “apa kita akan berpisah di sini?” tanya Sunggyu pada Woohyun.
“Eum, kita beda ruang,” jawab Woohyun. Namja itu memerhatikan raut wajah Sunggyu yang tiba-tiba murung. “wae? Ada apa dengan wajahmu?”
“Aniya, keunyang..” gadis itu menatap gerombolan gadis-gadis SMA yang juga akan mengikuti ujian di sana. Mereka tampak bercengkrama satu sama lain berusaha mengakrabkan diri dengan teman baru. Woohyun mengikuti arah pandang gadis itu. Namja itu tersenyum paham. Ia meraih kedua pundak sunggyu agar menghapad dirinya.
“Jadilah air yang menyesuaikan tempatnya,” ujar Woohyun. Sunggyu tampak bingung dengan apa yang berusaha disampaikan namja itu. Sedangkan namja itu terus saja tersenyum seraya melepaskan tangannya dari bahu si gadis “geurae.. semoga beruntung.. aku pergi dulu.”
Woohyun berlalu begitu saja. Sunggyu hanya dapat memandangi punggung namja itu menjauh darinya. Ketika bayangan Woohyun sudah tidak terlihat lagi gadis itu kembali menatap kerumunan itu. Gadis itu berjalan pelan mendekat. Beberapa dari mereka menatap Sunggyu yang berdiri sendirian. Gadis itu merasa tak nyaman. Sunggyu bukanlah seseorang yang mudah menyapa pada kesan pertama. Gadis itu bukan tipe orang yang mudah membuka pembicaraan terlebih dahulu. Seorang gadis jangkung dengan wajah choding mendekat ke arahnya.
“Hai.. apa kau mau bergabung? Namaku Lee Sungyeol, kau?” 
Sunggyu menatap gadis di hadapannya. Ada sedikit ragu di benaknya, namun gadis itu meraih uluran tangan Sungyeol.
“Kim Sunggyu imnida..”
“Kau ma

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Macaroon98
Saya tidak berfikir bahwa karya saya bagus. Tapi feedback dari reader sangat dihargai. Khamsahamnida sudah menyempatkan diri utk sekedar mengintip karya saya

Comments

You must be logged in to comment
parkdaeun
#1
Chapter 2: Waaaa unyuuu
ruuann
#2
Chapter 2: wah...akhir yang mengesankan, thor.
keep fighting... ^_^
ruuann
#3
Chapter 1: awal yang menarik thor...
diksinya pun bagus dan dapat mengalun dengan mudah di imajinasi pembaca (saya).
tamakikaname
#4
Cerita endingnya ngingetin sama baker king kim tak gu, tapi keren ceritanya :D sequel dong thor, abis Woohyun Sunggyu wedding gitu
tinydream
#5
Chapter 2: Bagus. She is so beautiful here..
Penggambaran yg bagus untuk tiap2 karakter.
Untuk penulisa aku suka pada chapter pertama, bukan karna apa, karna di chapter pertama bahasa yg digunakan lebih konstan.
After all, its happy endiiing yaaay..

Terima kasih~~~
ain112 #6
Chapter 2: Happy ending.. yeeeeeee
KiwiPrincess #7
Chapter 2: Waaaa sukaaaa...endingnya cute bgt.. >.<
ain112 #8
Chapter 1: Persaingan antar saudara... hemmm... semangat author
Yuerim #9
Chapter 1: Ceritanya gak asing.. Pernah dipost di lain tempat ya?
Bagus ini ceritanya.. Semangat berkarya..