REFLECTION 3
REFLECTION"Bagaimana kabarmu Chagi ? Apakah seoul menyenangkan ? Seminggu lagi aku akan terbang dari Amerika ke Seoul untuk menemuimu. Jadi, jangan lupa untuk menjemput kekasihmu ini. Mengerti ?. Saranghae"
From Your Love :
BoA
.
.
.
.
.
.
Yunho mengernyitkan dahinya setelah membaca pesan dari Boa. Cih, Ternyata gadis itu masih hidup ya, setelah hampir satu tahun ini tidak memberi kabar lagi padanya ? Dan panggilan apa itu "Chagi", bukankah Boa telah memutuskan hubungan mereka ketika ia berangkat ke Korea setahun yang lalu dan menolak hubungan jarak jauh ? Bahkan gadis itu tidak mengucapkan bela sungkawa ketika kakaknya meninggal. Benar benar tidak tahu malu.
Yunho menekan tombol hapus pada ponselnya untuk menghapus pesan tadi. Siapa yang peduli dengan kedatangannya ? Dan mana sudi ia menjemput gadis itu. Tidak lupa Yunho memblokir kontak Boa agar tidak bisa menghubunginya lagi. Yunho tahu benar sifat gadis itu, Boa tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan.
Yunho memasukan ponselnya kembali ke kantong celananya, tersenyum manis kearah Changmin, menautkan kembali tangannya dengan tangan Changmin.
"Ayo, Changmin..."
"Mmmm..."
Changmin menganggukan kepalanya. Mereka melanjutkan langkah mereka untuk pulang. Yunho semakin menautkan genggaman jemarinya, disampingnya sekarang sudah ada Changmin, jadi tidak perlu lagi memikirkan BoA yang membuatnya sakit hati.
.
.
.
.
.
.
.
Yunho memasukan password apartemen U-Know, membuka pintunya dan mempersilahkan Changmin untuk masuk terlebih dahulu.
"Kau ingat tempat ini Changmin ?"
Tanya Yunho yang mengikuti Changmin dari belakang. Changmin pun mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Yunho.
"Bukankah dulu aku tiap hari kesini U-Know ? Tentu saja aku masih ingat..."
Changmin melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah, ia mengelilingi apartment itu, mengingat setiap sudut dari apartment tersebut. Dulu ia sering kesini, bahkan hampir setiap hari.
"Setelah 6 bulan lebih aku tidak kesini ternyata tidak ada perubahan dari apartment mu ya ?"
Changmin membalikan badannya menghadap kearah Yunho. Yunho yang merasa Changmin menunggu jawaban darinya pun merasa sedikit gugup. Dia jarang datang ke tempat U-Know, tentu saja dia tidak tahu ada perubahan atau tidak....
"Ah.... e... I..tu.. itu... Aku pikir tidak ada yang perlu dirubah Changmin. Semuanya sudah pas..."
Yunho tersenyum, jawaban yang menurutnya cukup baik.
"Benarkah U-Know ? Setahuku kau tidak pernah suka lukisan pedesaan itu. Kau bahkan bersikukuh untuk membuangnya, aku sampai harus mengancam akan memutuskanmu supaya lukisan itu tetap terpasang disana."
Changmin menunjuk lukisan pemandangan yang terpajang di ruang makan diikuti dengan Yunho yang turut memandang lukisan itu. Lukisan yang bagus, tapi kenapa U-Know ingin membuangnya ? Ingin rasanya Yunho mencekik kakaknya itu.
"Mmm... aku pikir kau sangat menyukai lukisan itu, jadi apa salahnya aku berusaha untuk menyukainya juga kan ? Demi Changmin, aku dapat merubah sesuatu yang aku benci menjadi sesuatu yang aku sangat cintai dan sebaliknya."
Yunho tersenyum garing akan jawabannya. Ia gugup, dan tambah gugup dengan Changmin yang berjalan kearahnya....
"U-Know......"
"Ii..ya..."
Yunho menelan salivanya berat. Changmin terus berjalan kearahnya dan menghentikan langkahnya ketika jarak mereka tinggal sedikit. Changmin memajukan kepalanya dan menutup matanya, bibirnya ia tempel ke bibir Yunho, memberikan tekanan pada bibir hati itu. Yunho yang mendapat ciuman mendadak pun melebarkan matanya namun mata itu kemudian ikut tertutup, ia menikmati ciumannya dengan Changmin. Ia pun ikut bermain dalam ciuman itu, tidak membiarkan Changmin untuk mendominasi.
Ciuman mereka terlepas ketika mereka merasa membutuhkan udara. Pipi Changmin berubah menjadi merah, ketika ia sadar apa yang telah ia lakukan. Changmin mengedarkan pandangannya kemanapun asalkan tidak bertemu pandang dengan Yunho.
"U-Know, aku mau mandi dulu badanku terasa lengket..."
Changmin pun berjalan memasuki kamar U-Know untuk membereskan pakaian yang ia bawa tadi.
Setelah melihat Changmin masuk ke kamar, Yunho pun menempelkan jidatnya ke dinding di sebelahnya.
"Yunho.... apa yang kau lakukan tadi hah ? Dia hanya menyukai hyungmu, bukan dirimu. Ah... hyung... kenapa kau harus memiliki kekasih yang manis seperti itu."
Yunho menggeleng gelengkan kepalanya untuk membuang pemikiran yang tidak tidak. Kenapa otaknya selalu berpikir kearah sana...? Kenapa Changmin harus memberitahunya kalau ia akan mandi ?. Hal itu membuatnya harus membayangkan yang tidak tidak...
"Yunho.... sadarlah...."
.
.
.
.
.
.
.
"Changmin, duduklah. Kita makan bersama ." Ajak Yunho yang melihat Changmin baru saja keluar dari kamar U-Know yang akan menjadi kamar Changmin
Comments