[2]

Sunshine
Please Subscribe to read the full chapter

“Woohyun?”

Woohyun menatap lelaki yang baru saja memanggilnya. Tatapannya masih kosong, mungkin efek dari tidur panjangnya selama satu minggu. Bahkan terkadang pandangannya masih mengabur sesaat.

“Nam? Kau dapat mendengarkan aku kan?” Tanya lelaki yang seumuran dengan Woohyun. Dia baru saja datang. Ketika dia ingin memasuki kamar rawat ini, saat itu juga seorang perawat keluar dan memberitahu jika Woohyun sudah sadar.

“Hmm...Myung?”

Lelaki yang diketahui bernama Myungsoo itu menghela napas lega. Lega karena pertanyaannya direspon. “Aku kira kau tidak mengenalku, Nam. Tapi syukurlah kau sudah sadar.” Myungsoo duduk di kursi samping tempat tidur dan menepuk-nepuk pundak Woohyun pelan.

“Aku merasa sedikit pusing..”

Myungsoo menganggukan kepalanya. Dirinya teringat perkataan perawat tadi untuk tidak terlalu banyak bicara karena pasien baru saja sadar dan tidak memungkinkan untuknya merespon apa yang sedang dibicarakan. Namun Myungsoo tak peduli itu, mendengar bahwa sahabatnya sudah sadar saja membuatnya sangat senang. Ingin rasanya dia melompat girang kala mendengar berita itu jika saja tak mengingat dimana dirinya berada sekarang.

Sekitar lima belas menit berlalu dan Myungsoo benar-benar menerapkan apa yang sudah diberitahu perawat tadi untuk tidak terlalu banyak bicara, walaupun sebenarnya dia tidak berbicara apapun sedari tadi. Apa enaknya berbicara kepada orang masih linglung setelah bangun tidur seperti ini?

“Myung...”

“Apa?”

Woohyun melihat sahabatnya yang sedang duduk manis di sampingnya. “Tanggal berapa sekarang?”

Myungsoo terdiam. Dirinya bingung harus menjawab apa. Jika dia memberitahu tanggal hari ini, akankah sahabatnya itu histeris karena tidak jadi pergi ke Seoul? Apakah dia juga harus memberitahu apa yang telah dialami oleh sahabatnya saat ini?

“Kau lapar?” Tanya Myungsoo mengalihkan pembicaraanya, membuat Woohyun bingung dengan sikapnya.

“Huh? Apa maksudmu?”

Baru saja Myungsoo ingin membuka mulutnya, tiba-tiba suara pintu yang sedang dibuka terdengar. Membuat perhatian mereka berdua tertuju ke pintu tersebut.

“Permisi tuan.” Seorang pemuda manis dengan baju perawatnya masuk ke dalam ruang inap ini. Kakinya melangkah mendekati mereka berdua.

“Sunggyu-ssi?” Woohyun menatap perawat itu dengan senyumnya. Merasa senang karena apa yang ditunggunya sedari tadi datang. Perawat itu berjanji akan datang dan memberitahunya apa kejadian yang telah menimpanya.

Myungsoo nampak terkejut ketika Woohyun menyebut nama perawat itu. Apa mereka sudah saling mengenal sebelumnya? “Apa anda ingin mengeceknya, perawat?”

Perawat manis itu menggelengkan kepalanya. “Tidak tuan, saya hanya ingin menepati janji untuk menceritakan kejadian yang dialami oleh tuan Nam. Namun berhubung ada tuan mungkin lebih baik tuan saja yang menceritakannya.” Setelah mengucapkan hal itu, Sunggyu bersiap-siap untuk berbalik dan keluar.

“Saya permisi.”

Namun sebelum dia berbalik, pergelangan tangannya digenggam erat oleh seseorang.

“Tunggu sebentar.” Myungsoo berdiri dari duduknya dan membawa perawat manis itu keluar dari ruang inap sahabatnya tersebut.

“Tu-tuan..” Sunggyu tersentak ketika Myungsoo menariknya dengan tiba-tiba. Kebingungan melandanya ketika lelaki tampan ini membawa dirinya keluar dan melepaskan genggamannya begitu saja saat mereka sudah berada di luar.

“Perawat?” Myungsoo menatap mata kecil itu yang sedang bergetar ketakutan. Tanpa sadar dirinya tertawa kecil. Mungkinkah perbuatannya membuat perawat ini takut?

“Ada apa tuan?”

“Kim Myungsoo.”

“Ne?” Sunggyu mengerutkan dahinya bingung. Kenapa orang ini malah memperkenalkan diri? Sangat mencurigakan baginya.

Myungsoo mengulum senyumnya. “Hanya merasa risih dipanggil tuan oleh perawat.”

Sunggyu menganggukan kepalanya mengerti. “Tuan Myungsoo?”

Tanpa sadar Myungsoo mendecakan lidahnya. Mengapa perawat ini tidak mengerti maksudnya? “Aish, sudahlah. Saya ingin memberikan kabar ini kepada keluarga Woohyun, jadi saya harap perawat bisa menjelaskan kejadian itu kepada Woohyun.”

Sebenarnya bukan karena dirinya ingin mengabari keluarga Woohyun. Namun, dia pasti tidak akan sanggup melihat ekspresi yang akan sahabatnya berikan ketika telah mendengar cerita tentang kecelakaannya tersebut. Menjadi tim nasional sepak bola adalah impian Woohyun sedari kecil. Dan karena kejadian ini, latihan yang telah dilakukan sahabatnya itu terasa sia-sia.

Sunggyu hanya menatap bingung tubuh tinggi Myungsoo yang be

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
gari_chan #1
Chapter 1: hwaaaa gemes liat mereka begitu aaaaaaaa
ain112 #2
Chapter 1: Waahhh.. sunggyi oppa jadi perawat pasti imut banget.. *bayangin gyu oppa pakai baju perawat*... kaki woohyun g lumpuh kan thor? Knp harus ada penanganan lebih lanjut?

Semangat melanjutkan ceritanya kakak