[1]

Sunshine
Please Subscribe to read the full chapter

Jeonju, 2016..

Panas matahari begitu menyengat hari ini. Namun hal ini tidak melunturkan semangat milik anak-anak ini. Mereka terus saja berlari seakan tidak kenal akan rasa lelah, berebut menendang bola hitam-putih itu.

“Berhentilah! Sudah waktu kalian makan siang!”

Sebuah teriakan terdengar. Anak-anak itu menoleh ke sumber suara.

“Kami masih asyik, hyung!” Ucap salah satu dari anak-anak tersebut.

“Eii, hyung bisa dimarahi oleh orang tua kalian kalau begitu.” Sosok orang dewasa satu-satunya disana mengacak pelan rambut anak itu dan mencubit pipinya.

“Kejar kami kalau bisa, hyung!!” Anak-anak itu pun berlarian memutari lapangan hijau yang luas itu, menghindari kejaran hyung mereka.

“Ya! Kalian meremehkanku?”

Suara teriakan anak-anak memenuhi lapangan ini. Senyuman terus terpampang di wajah mereka. Menandakan betapa bahagianya hati mereka.

“Woohyun hyung payah!!”

“Akan ku tangkap kalian!!”

Woohyun tersenyum melihat tawa riang anak-anak didikannya ini. Jika saja saat itu dia menyerah akan hidupnya, mungkin saja dirinya tidak akan pernah sebahagia ini

Dan jika saja orang itu tidak datang ke dalam hidupnya, mungkin saja dirinya tidak akan ada lagi di dunia ini.

***

Jeonju, 2011..

“Kapan bisnya datang?”

“Sebentar lagi. Dan jangan merindukanku.”

Myungsoo memutar bola matanya malas lalu menatap sahabatnya dengan datar. “Tidak akan. Lagi aku pasti bahagia kalau salah satu rival-ku menghilang.”

“Lihat saja, palingan nanti malam kau akan menelponku dan berkata jika kau merindukanku.” Ucap Woohyun sambil tersenyum, menggoda sahabatnya ini adalah salah satu hobinya. Dan mungkin untuk dua bulan kedepan dia tidak bisa menggodanya seperti ini lagi.

Ya, untuk dua bulan ini dia akan dikirim ke Seoul untuk lomba tim nasional sepak bola. Seakan seperti mimpi, dia lolos dalam seleksi, sedangkan Myungsoo tidak. Namun hal itu tak membuat mereka bertengkar. Malahan Myungsoo selalu menggoda Woohyun yang lolos seleksi.

Tiba-tiba bis berhenti dihadapan mereka. Dengan senyum lemah Woohyun menepuk pelan bahu Myungsoo. “Aku berangkat, Myung”

Myungsoo memeluk tubuh sahabatnya. Dua bulan memang bukan waktu yang lama, namun bagi mereka sudah terbiasa bersama mungkin ini adalah hal yang sangat sulit.

“Hati-hati.”

Woohyun melambaikan tangannya sebelum berjalan menaiki bis. Myungsoo terus saja menatap bis itu sebelum akhirnya menghilang dari padangannya.

“Semoga kau sampai dengan selamat, Woohyun-ah.”

***

“Perawat Kim!”

“Ya?” Pemuda manis yang baru saja dipanggil itu menolehkan kepalanya, melihat siapa yang baru saja memanggilnya.

“Oh, ada apa perawat Lee?” Dia tersenyum manis karena mengetahui yang baru saja memanggilnya itu adalah rekan kerjanya.

“Gawat! Ada kecelakaan! Banyak korban yang memerlukan pertolongan!”

Mendengar hal itu, perawat Kim langsung berlari menuju pintu utama rumah sakit, diikuti oleh rekannya di belakang. Dan benar saja banyak korban yang dibawa ke UGD. Perawat itu hanya bisa meringis melihat darah yang terus saja berceceran ke

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
gari_chan #1
Chapter 1: hwaaaa gemes liat mereka begitu aaaaaaaa
ain112 #2
Chapter 1: Waahhh.. sunggyi oppa jadi perawat pasti imut banget.. *bayangin gyu oppa pakai baju perawat*... kaki woohyun g lumpuh kan thor? Knp harus ada penanganan lebih lanjut?

Semangat melanjutkan ceritanya kakak