First Story

Sweet Scent
Please Subscribe to read the full chapter

"You've come to my life once, then stay for awhile. Stop my whole time and make me believe that world is such a wonderful place"

Desir angin siang ini membuat ku tertidur lelap di dalam van. Sambil mendengarkan beberapa lagu dari earphones yang tersambung di I-pad ku. Suara klakson mobil di jalanan dan suara gemuruh knalpotnya sudah membuatku muak dengan semua rutinitas ini. Dielu-elukan oleh para wanita, di kagumi para pria, uang yang melimpah, teman yang banyak, tapi kebahagiaan sekejap ini semua palsu. Kebanggaan berdiri tegap diatas panggunglah yang membuatku dapat bertahan selama ini. Dalam hitungan menit kami semua turun, menerima penghargaan, naik kembali, lalu turun. Piala piala berjajar di rak di dalam dormitory.

Semua orang didalam van ini diam, menikmati dunianya sendiri. Kehenyapan yang selalu membuatku bosan. Awal tahun pertama kami debut, adalah hari hari paling menyenangkan dalam hidupku. Tapi sekarang tak lagi. Semuanya seakan habis ditelan ruang dan waktu. Apa yang ku jalani sekarang seakan monotone tak ada yang menarik.

Saat semua orang tenggelam di dalam pikirannya masing masing, aku terus memikirkan apa yang akan ku lakukan pada hidup ku selanjutnya.

Menatap layar ponsel, 6.30 am. Masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas hari ini. Tapi apa yang bisa ku perbuat? Semuanya sudah di atur, dan aku tak bisa merubahnya.

********************************

Terbangun dari tidur lelap, habis semalam suntuk ku habiskan untuk melakukan semua schedule.  Kepala yang masih terasa berat di barengi dengan mata yang setengah tertutup. Aku berjalan ke dapur menyusuri dinding tembok yang dingin terasa di telapak tangan. Mengambil botol air dan menuangkannya langsung ke mulut ku.

Menepuk pundak seluruh penghuni dormitory setiap pagi. Membangunkan mereka yang juga masih tertidur kelelahan akibat schedule semalam. Ini tahun ke 5 ku setelah debut. Masih melakukan rutinitas yang sama. Datang, menetap sebentar, lalu pergi. Untunglah aku ada di agensi yang tepat.

Dunia hiburan memang sangat kejam, membuat orang orang yang ada di dalamnya benar-benar tak bisa keluar. Tenggelam sampai ke dasar atau mati di permukaan. Itu adalah pilihan yang harus kami pilih. Pagi ini, tugas pertama ku adalah, tak membiarkan mereka terlelap dalam mimpi manis di tengah tidur. Ya, tugas seorang pemimpin.

Ku sibak gorden biru muda di hadapan ku. Melihat betapa sibuknya seoul pagi ini. Entah apa yang di pikirkan orang orang, sampai mereka mau bersibuk sibuk pergi kerja pagi buta seperti ini. Aku mematikan pemanas ruangan, lalu membuka jendela, supaya anginnya masuk kedalam.

Angin yang sepoy mengelus pipi ku, mengingatkan ku pada hari pertama kaki ini memijak panggung itu. Saat itu angin terasa begitu segar membelai rambut panjang ku juga. 
Suara rice cooker membangunkan ku dari lamunan pagi. Sarapan sudah siap!

********************************

"Selamat pagi seoul! Pagi yang cukup meriah karena hari ini dimulai dengan berita scandal dari idol-idol ternama kita"

Suara radio yang terputar dari ruang tv, masih terdengar cukup keras di dapur

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet