Ch. 3

You're Beautiful
Please Subscribe to read the full chapter

"Mina, ada undangan dari Hirai Momo. Apa aku kita harus datang?" Unnie berdiri di ambang pintu dengan sebelah tangannya membawa kartu undangan.

"Unnie saja. Aku tidak terlalu mengenalnya!" Jawabku malas. "Dan lagi aku harus menyelesaikan tugas ini." Tunjukku pada sebuah buku yang sejak tadi berada di pangkuanku. Aku harus segera menyelesaikan tugas kuliahku.

"Ayolah ... Mina-ah ... Aku juga belum terlalu kenal dengan Momo. Hanya pernah beberapa kali bertemu dengannya kudengar dia punya koleksi kesukaanmu." Rayu Unnie dengan wajah mengemis.

Sial. Aku selalu menuruti setiap keinginannya setiap kali melihat wajah Unnie yang seperti itu. Tidak berdaya.

"Baiklah. Tapi hanya sebentar!" Ancamku turun dari ranjang dan melotot pada Unnie.

"Gomawo Minari ..." Unnie lari menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Apa sebuah pesta seperti ini? Berjalan sepanjang rumah memakai bikini yang Sedikit menutupi aset pribadinya dan suara musik yang begitu keras mampu membuat telingaku sakit. Selama aku hidup dan menghadiri semua pesta aku tidak pernah datang ke pesta seperti ini. 

Pesta macam apa ini?

"Unnie, kita pulang saja. Aku Tidak nyaman disini." Bisikku cukup keras pada Unnie yang mencoba menikmati pesta ini. Aku tahu dia tidak nyaman disini.

"Kita belum bertemu pemilik rumah ini." Jawab Unni mencoba mencari Momo di sekitar ruangan.

Kami berdiri di sudut ruangan yang panas ini. Penuh orang-orang yang menari dengan saling menempelkan tubuh mereka. Sesekali tangan dan mulut mereka saling menyentuh.

God. Menjijikan sekali.

"Unnie, Ayolah?" Rengekku menarik lengannya. "Aku tidak suka disini!"

"Baiklah dan sepertinya pesta ini tidak layak untuk kita berdua." Unnie melangkah kedepan untuk keluar dari ruangan ini dan aku mengikutinya dengan memegang lengannya agar tidak terpisah.

Berjalan cukup cepat untuk segera keluar dari rumah ini. Kita berdua menolak beberapa ajakan minum atau menari dari beberapa orang yang kita temui sepanjang jalan keluar. Unni dengan tenang mencoba membuatku sedikit aman dari jangkauan mereka. Aku takut menghadapi orang banyak.

"Myoui Nayeon, kenapa terburu-buru?" Seseorang memberhentikan kami di tengah jalan. 

"Hirai Momo?" Eonni perlahan melepas peganganku untuk menjabat tangan Momo yang terjulur pada Unni.

Hirai

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet