Ch. 1

You're Beautiful
Please Subscribe to read the full chapter


"Unnie, apa perasaanmu baik-baik saja?" Tanya Myoui Jui, adik kecilku. Seharusnya dia diam saja dan perhatikan ini semua.

"Tidak apa-apa." Jawabku menatap halaman belakang rumah kami yang luas. Sekarang tempat itu penuh oleh tenda-tenda yang dipersiapkan khusus untuk menyambut para tamu yang akan datang sore ini.

"Unni-"

"Diamlah. Myoui Jui!" Tanpa sadar suaraku meninggi. Aku tidak bermaksud untuk membentak atau menyakitinya, hanya saja aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk dua jam kedepan.

"Aku butuh waktu sendiri. Maaf?" Pamitku melangkah mundur kebelakang dan berjalan tegak untuk sampai ke kamarku yang terletak di lantai atas.

Beberapa orang pelayan menyapaku saat mereka tidak sengaja berpapasan dengan wajahku yang dingin. Mereka tidak akan berani menyapa atau memberi hormat padaku di saat aku sedang tidak mood namun sudah tugas dan kewajiban bagi mereka yang bekerja di rumah keluarga Myoui untuk melakukan itu.

Mengabdi pada keluarga Myoui adalah suatu kebanggaan.

"Wajahmu semakin dingin seperti kumpulan es yang di bentuk putri Elsa!" Pernyataan Minatozaki Sana, sepupuku yang aneh saat aku sampai di dalam kamar pribadiku.

"Apa yang kau lakukan di wilayahku?" Tanyaku tajam. Aku melepas High Heels di kakiku yang sejak tadi menempel lalu ku lempar ke sudut kamarku. "Tidak ada barang berharga untuk membantu perusahaanmu yang hampir hancur, aku sudah menyimpan asetku di bank."

"Wow ... Kau keterlaluan sekali, Mina-ah. Aku datang kesini untuk memberi ucapan selamat atas pernikahanmu" Sana tersenyum tulus.

Tapi itu palsu. Tidak ada yang gratis dalam keluarga Myoui

"Terima kasih. Kau sudah mau repot-repot datang dan memberi selamat atas pernikahanku?" Kataku tersenyum. "Namun sayang, aku tidak bisa membalas budi." Seringai khas keluarga Myoui tersungging di sudut bibirku.

"Kau tidak harus membalas sekarang masih ada lain waktu. Bukan kah begitu, Sepupu?"

"Percaya diri sekali aku akan membalasmu?" Tanpa sengaja kulempar bantal kearahnya. "Aku ingin sendirian, keluarlah."

Sana dengan gerakan cepat menghindar.

"Aku punya rasa percaya diri lebih tinggi dari siapapun. Dan aku percaya kau akan membalasku"

"Apa peduliku?" Tanyaku

"Apa sesama sepupu tidak boleh saling peduli? Aku saja datang dari jauh hanya ingin memberimu selamat. Tapi sikapmu itu sangat menakutkan, Myoui Mina!" Sana duduk dengan anggun di sofa kulitku.

"Sesama sepupu?" Aku tanpa sadar tertawa. "Orang-orang di luar sana tahu dan kagum dengan kebersamaan keluarga kita. Benarkah?" Tanyaku.

Sana mengangguk bodoh.

"Pantas saja semua usaha yang kau kerjakan selalu berakhir gagal. Kau memang bodoh, Minatozaki Sana!" Tawa hambarku mampu membuat wajahnya merah dan tegang.

"Myoui Min-"

"Apa seorang sepupu bisa menyakiti sepupunya sendiri?" Potongku dengan suara cukup kencang. "Jawab aku, Sana?"

"Mina-ah, aku sudah min-"

"Tolong tutup pintunya, sepupu?"

Dia diam untuk beberapa detik.

"Tentu." Sana berdiri dari sofa yang sengaja ku taruh di dekat pintu agar siapapun yang masuk kamarku tidak masuk lebih dalam ke dalam wilayahku. Aku benci orang baru menyentuh barangku tanpa ijin.

"Aku ucapkan lagi ya? Se

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet