Is She a Goddess?

INDESTRUCTIBLE
Please Subscribe to read the full chapter

Sorbonne, “Is she a goddess?”

.

.

Part 2

.

.

Mata Taeyeon tak berhenti menatap gadis itu. Ia benar-benar tersihir dari pesona gadis bule. Jantung Taeyeon mulai berdetak tak beraturan dan darahnya mulai berdesir menikmati pemandangan ini. Gadis itu berjalan bak seorang model.

.

.

“Ya Tuhan, apa aku baru saja melihat bidadari????”

.

.

.

.

“EHEM”

.

Suara deheman cukup keras membuyarkan tatapan Taeyeon pada gadis bule itu. Namja imut ini kemudian menoleh ke sisi kanannya dan mendapati seorang yeoja dengan short pants dan kaos lengan pendek berwarna pink beserta kacamata hitamnya berdiri dengan menyidekapkan tangannya.

.

Taeyeon segera membuka ponselnya dan melihat foto yang tadi dikirim Yuri saat ia sibuk memandang gadis bule itu. Begitu menyadari siapa yeoja di depannya ini, Taeyeon segera memasukkan ponselnya ke saku.

.

“Ehmm, Tiffany Hwang?”, tanyanya dan gadis itu hanya mengangguk. “Taeyeon”, ucapnya sambil mengulurkan tangan.

.

Namun Tiffany memasang tampang kesalnya dan mengabaikan perkenalan Taeyeon. “Silahkan lewat sini”, Taeyeon segera mempersilahkan Tiffany jalan duluan. Tak lupa membawakan koper gadis itu.

.

“ert”, gumam Tiffany dalam hati.

.

.

“Oh my god!! Her looks awesome”, pikir Taeyeon saat melihat Tiffany yang jalan di depannya.

.

Dalam perjalanan pulang ke rumah Yuri, tak ada yang berniat membuka percakapan. Tiffany memilih memejamkan mata, masih dengan kacamata hitamnya sedangkan Taeyeon hanya fokus menyetir namun sesekali melirik Tiffany.

.

“Kenapa auranya mengerikan seperti adikku? Aish”, pikirnya lagi. “Si monkey itu tidak membohongiku tapi sepupunya membuatku mati kutu. Kalo tahu seperti ini, seharusnya aku mengajak Yoong”.

.

“Ada yang aneh dengan wajahku?” suara Tiffany membuyarkan pikiran Taeyeon.

.

“Oh... eumm..Oh, tidak ada”, ucapnya gelagapan karena aksinya ketangkap basah oleh gadis itu.

.

Keduanya kembali terdiam. Kali ini Tiffany sibuk dengan ponselnya dan sesekali tersenyum membaca pesan singkat yang ia terima. Karena Taeyeon sangat risih dengan suasana seperti ini, ia pun memberanikan diri berbicara kepada Tiffany.

.

“Kudengar dari Yul, kau akan masuk SA? Jurusan apa?”

.

“Musik”

.

“Oh” ujar Taeyeon menganggukkan kepalanya. “Ah, adikku juga ada di jurusan musik”

.

Sayangnya ketika Taeyeon menoleh kembali ke arah Tiffany, gadis itu sudah memasangkan earphone pink di telinganya dan tak mendengar apapun yang diucapkan Taeyeon.

.

“Aish, apa cowok setampan ini pantas diabaikan?” rutuk Taeyeon dalam hati.

.

Suasana pun kembali hening.

.

.

.

~~~~~

.

Di tempat lain,

.

Yoong tertawa terbahak-bahak bersama Yuri. Mereka berdua kini sedang bersantai-santai di taman yang tak jauh dari Eiffel. Yuri menceritakan rencana konyolnya kepada Yoong untuk membuat Taeyeon menjemput Tiffany, sepupunya.

.

“Aku yakin jika Taeng Hyung pasti mati kutu di depan sepupumu Hyung”, ujar Yoong yang baru saja menyeka airmatanya karena tertawa puas.

.

“Hahahahah.... Tiffany memang sangat cantik dan aku bertaruh bahwa Taeng terpesona. Tapi sayangnya, Tiffany bukan yeoja yang gampang didekati”, kali ini giliran Yuri yang tertawa membayangkan penderitaan Taeyeon.

.

“Yeah, seandainya ada kamera yang merekam mereka, aku benar-benar tertarik untuk menonton video itu”, kekeh Yoong membayangkan nasib Taeyeon bersama sepupu Yuri.

.

Keduanya lalu terdiam setelah puas membayangkan nasib Taeyeon. Yoong mendongakkan kepalanya menatap langit pagi yang masih cerah. “Bagaimana dengan kencanmu malam ini Hyung? Apa kau akan menjadikan Sica nuna kekasihmu?”, Yoong kembali menoleh ke arah Yuri yang kini tampak berpikir.

.

Helaan nafas keluar begitu saja dari mulut Yuri. “Entahlah, sampai sekarang aku merasa belum pantas. Kau tahu? Persahabatan kita dengan Taeyeon terlalu berharga, aku hanya takut jika melukai Sica sama saja melukai Taeyeon. Aku punya reputasi yang buruk dalam hal ini”

.

“Maksudmu kau mantan player?”, Yoong tertawa dengan pertanyaannya sendiri sedangkan Yuri mengangguk.

.

“Oh ayolah Hyung, kau sudah berubah bukan? Aku percaya itu terlebih lagi Taeyeon Hyung. Jika dia tidak setuju, mana mungkin dia membiarkan adiknya dekat denganmu. Kau hanya butuh kepercayaan dirimu dan yakin terhadap perasaanmu Hyung. Thats it”

.

Yuri memicingkan matanya “Kau terdengar seperti ahli cinta, anak muda”, ujar Yuri lalu mengalungkan lengannya dileher Yoong dan mengapitnya.

.

“Ya ya ya, lepaskan aku. Aish”, Yoong berusaha melepaskan lengan Yuri darinya.

.

“Hahahahaha”, giliran Yuri yang tertawa puas.

.

.

.

.

.

Tak jauh dari mereka, baru saja dua insan datang ke taman itu dan berjalan mengendap-endap layaknya detektif yang sedang beraksi.

.

“Sica, aku masih mengantuk”, keluh Sooyoung. Keduanya memakai pakaian olahraga. Pagi ini Jessica meminta Sooyoung menjemputnya dan mereka menuju ke taman yang berada sama dengan Yuri dan Yoong saat ini.

.

Jessica mengajak Sooyoung bersembunyi di balik semak-semak yang tak jauh dari keberadaan Yoonyul hanya untuk melihat Yuri. Gadis itu memakai teropong yang berhasil ia curi dari kamar Oppanya (yang biasanya Taeyeon gunakan saat ke pantai untuk melihat gadis-gadis berbikini).

.

Gadis itu menelan ludahnya saat mendapati Yul sedang meneguk minumannya. Keringat Yul yang bercucuran sehabis jogging membuat namja itu terlihat y dan manly. “Oh my god, apa nanti malam Yul akan mengajakku ke hotel? Lalu.......Lalu kami bercinta?? Oh my god”

.

.

Tuuuk...

.

.

Telunjuk Sooyoung baru saja menoyor pelan kepala Jessica. “Like brother like sister”, ucap Sooyoung. “Kau ini pagi-pagi memintaku menjemputmu hanya untuk melihat Yuri yang berkeringat seperti itu? Kau membayangkan yang tidak-tidak ya?”

.

Jessica hanya menyengir dan menunjukkan deretan gigi putihnya kepada Sooyoung. Hal itu membuat Sooyoung menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah temannya ini.

.

“Youngi~~~~~”, Jessica mulai mengeluarkan aegyo andalannya. “Sebentar saja, habis itu kita pulang. Aku akan mentraktirmu makan sepuasnya di cafe biasanya”, bujuk Jessica menaik turunkan alisnya.

.

“Khaa~ baiklah. Kalo untuk yang satu itu aku tidak bisa mengatakan tidak” #gubrak -_-

.

Sekitar 15 menit memata-matai kegiatan Yuri di pagi hari, akhirnya Jessica mengajak Sooyoung pergi dari sana dan menepati janjinya untuk membelikan makanan buat Sooyoung.

.

Namun.....

.

.

“Oppaaaaaa~”, Sooyoung yang berjalan duluan langsung menghentikan langkah kakinya. Bulu kuduknya mulai merinding saat Jessica memanggilnya seperti itu. Ia membalikkan badannya dan sedetik kemudian sesuatu lembut menyapa bibirnya kilat. “Gomawo, sudah mengantarku”, ucap Jessica.

.

“YA!! jangan menciumku sembarangan. Aish, kau ini”, Sooyoung segera mengelap bibirnya yang baru saja di kecup Jessica.

.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya melihat tindakan Sooyoung. “UP!!”, perintahnya.

.

“Wae??”

.

“Kakiku pegal”, adu Jessica dan itu membuat Sooyoung menghela nafasnya. Tanpa menunggu lama, Sooyoung menggendongnya dengan bridal style.

.

Jessica tertawa kecil menatap Sooyoung yang gantian mengerucutkan bibirnya. “Youngi~ Apa jantungmu berdetak tidak beraturan saat bersamaku?, tanyanya polos.

.

“WHAT?? Excuse me girl, you are not my type”, ejek Sooyoung dan justru mendapatkan gigitan di ujung pundaknya. Awwww!!

.

“Jangan menggigitku, aish kau ini benar-benar....”, omel Sooyoung.

.

“Makanya jangan berpacaran dengan makanan terus, kau harus mencari kekasih”, saran gadis itu. “Atau menjadi selingkuhanku saja, Yul tetap nomor satu”

.

Sooyoung menggelengkan kepalanya cepat. Itu ide yang tidak bagus “Aku bisa mati keracunan mencicipi makananmu walau hanya sebagai selingkuhan”

.

“YAAH”

.

.

.

.

***

.

Malam tiba, Tiffany yang sudah selesai mengemasi barangnya di kamar baru miliknya pun berjalan menuju ruang tengah. Ia kemudian menikmati popcorn cepat saji yang baru saja ia bikin. Gadis itu serius menikmati film romantis yang sedang ia tonton. Tiba-tiba penciuman bereaksi saat sebuah

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
grogerskim
#1
Chapter 3: Kenapa engga dilanjutin ini ceritanya?