This Love Part 1

Songs of WonKyu
Please Subscribe to read the full chapter

This Love

By : Davichi

 

siganeul doedollimyeon

Jika waktu kembali

gieokdo jiwojilkka

Akankah kenangan terhapus?

haebol sudo eoptneun maldeureul

Kata-kata yang tak bisa ku katakan

naebaetneun geol ara

Apakah kau tahu kata-kataku?

 

Denting peralatan makan saling bersahutan dari ruangan yang terdapat 4 orang tengah menyantap hidangan makan malam,

"Seunghyun setelah ini temui appa di perpustakaan." perintah Appa Choi.

"Nde appa." sekilas Seunghyun tampak begitu gugup namun ia berhasil menutupinya, jika ini perihal Kyuhyun maka ia tidak akan gentar. Ya, ia yakin akan keputusannya bahwa ia tidak akan mundur lagi.

"Dan kau Siwon, karena ketidakpatuhanmu pada appa maka appa akan berencana untuk memindahkanmu ke Universitas lain." lanjut Appa Choi enteng, tatapannya masih mengarah pada hidangan makan malam diatas piringnya.

"........" Bungkam Siwon, ia hanya mengeratkan genggaman tangannya pada sepasang sendok dan garpu yang entah kesalahannya apa, ia menyalurkan emosi yang tidak bisa ia luapkan.

Terlihat Eomma Choi mendengus sekilas melihat otoritas suaminya pada kedua anak lelakinya, Eomma Choi yang terlihat masih anggun diumurnya yang sudah menginjak kepala 45 tahun itu mengambil kain di pangkuannya lalu menyapukannya di sekitaran mulutnya.

"Aku sudah selesai." Ucapnya lalu berjalan pergi meninggalkan ruang makan yang menyisakan 3 orang pria yang terpaku melihat kepergiannya.

Siwon lalu mengikuti langkah eomma-nya, ia meninggalkan meja makan tanpa sepatah katapun yang keluar dari bibirnya.

"Tidakkah kau ingin mengikuti mereka berdua, Seunghyun-ah." kata Appa Choi sarkasme, dirinya merasa dongkol melihat kelakuan istri dan anak bungsunya.

"Tidak Appa, bahkan ketika semuanya meninggalkan Appa sekalipun." Jawab Seunghyun sembari menatap ayahnya yang masih sibuk melahap santapan makan malam di piringnya. Sekilas Appa Choi merasa tersentuh dengan pengakuan Seunghyun, namun ia tak menunjukkannya pada Seunghyun, ia lalu mengusap sekitaran mulutnya dengan kain di pangkuannya dan meninggalkan Seunghyun sendirian di meja makan besar itu.

"Sigh... Nyatanya aku lah yang Appa tinggalkan bahkan kau tak menatapku atau mengucapkan sepatah katapun." Seunghyun mendengus selera makannya hilang begitu saja, wajahnya memang terlihat dingin dan datar namun siapa yang tahu jika sebenarnya hatinya runtuh meratapi keadaan keluarganya.

 

"Ada apa Appa memanggilku?" tanya Seunghyun to the point, sesuai janjinya ia menemui sang Appa di perpustakaan.

"Sampai kapan kau akan menjadi pemberontak?" Appa Choi tampak membaca beberapa file enggan menatap sang anak sulung.

"Aku tidak berniat pulang bahkan jika Appa memaksaku, apartment ku lebih hangat daripada dirumah besar yang dingin ini." Seunghyun menyindir sikap sang Appa selama ini terhadap dirinya bahkan Siwon.

"Apa kau menyimpan pria gay itu di apartment mu sehingga kau betah berada disana daripada dirumah mu sendiri?" ucap Appa Choi tenang, jelas itu sangat menyinggung Seunghyun.

"Sampai kapan Appa akan menyalahkannya? Aku bahkan hanya tinggal bersama dengan summer (anjing peliharaan Seunghyun)." Seunghyun mulai tersulut emosi.

"Appa tidak pernah memintamu pulang, lakukan semaumu, cukup jangan gegabah. Bertindaklah seperti seorang Choi meskipun aku tidak percaya bahwa kau juga bagian dari Choi, mengertilah di mana tempatmu berdiri saat ini. Perilaku mu menjadi sorotan karena kau bagian dari keluarga ini, ku rasa kau sudah belajar cukup baik untuk menjadi bagian keluarga ini namun memang sifat dari pria itu masih ada padamu. Appa memaklumi hal itu karena pria itu adalah sahabat yang karib. Jangan dekati pria gay itu meskipun tidak bisa dipungkiri kau akan selalu terikat padanya, perhatikan gerak-gerikmu jangan sampai menjatuhkan karir bisnis dan politik Appa. Sekarang pergilah, kembalilah ke tempat seharusnya dirimu berada." tangan Seunghyun mengepal mendengar ucapan Appanya, hati anak mana yang tidak sakit mendengar ucapan ayah seperti itu.

"Apakah arti hidup Appa hanya untuk uang? Kalau begitu aku mengerti sekarang mengapa Appa menikah dengan Eomma, sigh roman cinta yang menyedihkan." sindir Seunghyun, ia tanpa hormat langsung berjalan pergi.

Appa Choi mengangkat kepalanya setelah kepergian Seunghyun, ia melihat ke arah pintu perpustakaan yang telah tertutup.

"Apa yang telah kau ajarkan pada kedua putraku sehingga mereka menjadi pembangkang?" ia berbicara pada angin lalu, namun bukan amarah yang terlihat diwajahnya melainkan senyum misterius.

 

Seunghyun berdiri di depan sebuah pintu bercat putih, tangan kanannya terangkat hendak mengetuk namun ia ragu apakah ia harus masuk dan mengatakannya atau menyimpannya sendiri. Ia memutuskan untuk mengetuk pintu itu dan mengatakan sesuatu pada penghuni kamar itu.

 

TOK

TOK

 

"Masuk." jawab penghuni kamar itu dari dalam.

Seunghyun melangkahkan kaki jenjangnya untuk masuk ke dalam kamar yang bernuansa classic itu, Siwon terlihat sedang duduk tidak bersemangat diatas tempat tidurnya. Seunghyun menghela nafas berat, selalu saja ayahnya mengatur seenaknya apa yang membuat karirnya merasa tidak nyaman dan terancam.

"Apa yang kau lakukan hingga Appa ingin memindahkan mu ke universitas lain?" tanya Seunghyun, ia berdiri menatap ke arah adiknya yang umurnya terpaut 1 tahun lebih muda darinya.

"Ia memintaku untuk tidak berteman dengan Kyuhyun, aku hanya mengatakan bahwa semua yang rumor itu tuduhkan tidaklah benar." Siwon menjelaskan apa yang terjadi sehingga ayahnya memiliki niat untuk memindahkan Siwon ke universitas lain.

"........" Seunghyun tampak tengah menimbang-nimbang sesuatu.

"Hyung... Aish bagaimana bisa kau hanya menatapku begitu saja?" Siwon mengacak rambutnya frustasi.

"Appa tidak akan memindahkan mu ke universitas lain, percayalah." ujar Seunghyun menenangkan sedangkan Siwon mengalihkan pandangannya ke arah jendela, di dalam hatinya juga ia membenarkan perkataan hyungnya karena ia merasa Appa-nya hanya menggertaknya saja.

"Siwon, apakah kau sudah meminum obatmu?" tanya Seunghyun perhatian, pasalnya ia melihat air di dalam gelas yang berada diatas nakas seperti tidak tersentuh sedikitpun.

"Toh aku meminum obat itu atau tidak, ingatan ku tidak bisa pulih dengan benar." ucapnya sembari mengamati hyungnya yang berjalan menuju lemari etalase yang memajang beberapa koleksi dan pernak pernik miliknya.

"Apakah kau tidak ingin mengingat masalalu mu? Dan menyampaikan sesuatu yang tidak sempat kau utarakan pada seseorang?" Seunghyun bertanya sambil melihat lihat koleksi Siwon yang ada di lemari hingga sebuah benda menarik perhatiannya, ia melihat sebuah cincin platinum berwarna hitam yang seperti Kyuhyun kenakan di kalungnya.

"Apakah itu penting? Apakah ada hal yang penting hingga aku harus mengingat kembali masalalu ku? Apakah aku bisa menyampaikan kata-kata yang seharusnya dulu ku ungkapkan?" tanya Siwon sambil melihat Seunghyun membuka lemari etalase itu dan mengambil sebuah benda dari dalam sana. Seunghyun sejenak menahan nafasnya kala ia mendengar pertanyaan Siwon, tangannya yang sempat terhenti ketika ingin mengambil sebuah benda kembali bekerja. Tangannya mengambil cincin itu lalu melihat ukiran yang berada di dalam cincin itu bertuliskan inisial "CK".

"Aku sangat membutuhkan ingatanmu 4 bulan lagi, maka berusahalah untuk mengingatnya meskipun kau tak ingin karena itu sangat penting bagiku, bagimu dan bagi seseorang. Ah bolehkah aku meminjam cincin ini untuk 4 bulan ke depan?" Seunghyun membalikkan badannya dan menunjukkan pada Siwon benda yang ingin dia pinjam untuk sementara waktu.

"Ambil saja, rasanya aku tidak memerlukan benda itu." jawab Siwon sekenanya.

"Darimana kau mendapatkan cincin seperti ini? Apakah dari seseorang yang spesial?" pancing Seunghyun, ia ingin tahu sampai mana kesembuhan ingatan Siwon.

"Entahlah, aku rasa sudah mendapatkannya lama sekali dari seseorang yang pernah sangat dekat denganku tapi entah aku belum bisa mengingat siapa orang itu." terang Siwon mengutarakan ingatan yang berhasil ia peroleh, sedangkan Seunghyun tersenyum mendengar jawaban Siwon itu artinya Siwon sudah mendekati kata pulih.

"Baiklah kalau begitu aku akan pulang, fokuslah untuk sembuh karena itu akan sangat membantu ku." Seunghyun memakai cincin itu pada jari manis ditangan kanannya.

"Apakah hyung tidak ingin kembali ke rumah ini?" Siwon bangkit dari duduknya dan menghampiri Seunghyun yang hendak membuka pintu kamarnya.

"Bukankah tidak ada tempat untukku disini?" Seunghyun berbalik dan menatap sang adik dengan tatapan nanar.

"Aku tidak keberatan berbagi kamar denganmu hyung, atau kau ingin aku menyuruh para maid untuk membersihkan kamar lama mu?"

"Siwon, ada hal yang tidak kau mengerti." Seunghyun memegang pundak sang adik.

"Maka katakan agar aku mengerti, hyung." mata Siwon menyiratkan keputusasaan.

"Berjanjilah padaku untuk fokus pada kesembuhanmu karena jawabannya hanya ada pada ingatanmu." Seunghyun menepuk pundak Siwon sekedar memberi semangat, kemudian ia berlalu pergi dari kamar bernuansa classic nan simple.

 

Seunghyun melangkahkan kakinya menuju sebuah kamar, dulunya kamar itu adalah kamar miliknya namun tidak untuk sekarang. Ia memutar knop pintu dan pintu itu terbuka menyuguhkan kamar bernuansa black and silver, namun ia tidak menduga ketika mendapati ibunya tengah berada disana duduk diatas ranjangnya.

"Eomma..." panggil Seunghyun sembari menutup pintu kamarnya.

"Eomma selalu membersihkan kamar ini dan berharap suatu hari kau akan pulang..." kata eomma Choi lirih sembari menyapukan tangannya diatas bedcover berwarna hitam itu, menikmati betapa lembut dan hangatnya bedcover itu meskipun sang empunya tak bersemayam disana.

"Eomma kita sudah membicarakan ini." Seunghyun berlutut di depan eomma Choi dan menggenggam tangannya, tangan kecil ibunya tenggelam dalam dekapan tangan lebar dan besar milik Seunghyun.

"Berhentilah membalas dendam pada Appa mu, kau tahu kau tidak akan pernah menang darinya. Pulanglah dan menurut saja padanya, kau tidak punya cukup kekuatan untuk melawannya nak." eomma Choi mengelus sayang puncak kepala Seunghyun, ia khawatir suaminya akan melakukan di luar batas dan ia akan sangat menyesal jika tidak dapat mencegahnya.

"Eomma cukup duduk diam di rumah ini, selalu doakan aku, tetaplah berada di belakangku, tetaplah menggenggam tanganku seperti ini. Eomma percaya padaku kan? Aku akan membuktikan hal yang tidak bisa ia hindari, tunggulah 4 bulan lagi. Aku janji eomma tidak akan diperlakukan seperti ini lagi, bertahanlah untukku dan Siwon. Aku percaya eomma adalah wanita yang kuat." terang Seunghyun, eomma Choi meneteskan air matanya mendengar penjelasan Seunghyun. Meskipun wajahnya yang dingin dan nada suaranya yang datar, sebenarnya ia adalah orang yang hangat dan berhati lembut. Eomma Choi tak bisa menjawab, ia hanya bisa menganggukkan kepalanya. Seunghyun tersenyum melihat ibunya menyanggupi permintaannya lalu ia mengusap air mata yang mengalir di mata indah ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya, ia kini yakin akan kekuatan yang ia miliki.

"Kau akan pergi? Tidak ingin bermalam disini? Semalam saja, ibu mohon." Eomma Choi tampak menggenggam tangan anak sulungnya itu ketika sang anak sulung hendak beranjak pergi. Sang anak sulung menatap tepat ke dalam mata ibunya, bagaimana bisa ia membuat ibunya memohon seperti itu? Anak macam apa dia?

"Eomma, jangan pernah memohon. Mintalah maka aku akan selalu mendengarkan eomma, baiklah aku akan tidur disini namun pagi-pagi sekali aku harus pergi menemui seseorang." Eomma Choi mengangguk menyanggupi. Ketika ia berdiri hendak membiarkan anak sulungnya beristirahat,

"Mau kah eomma menemaniku tidur disini? Sudah lama sekali rasanya aku tidur tanpa dekapan eomma." Eomma Choi membeku, ia tersenyum mendengar permintaan anak sulungnya itu. Seunghyun menggeser posisinya agar sang ibu bisa berbaring di sebelahnya, ia mendekap sayang tubuh ibunya yang telah merawat dan membesarkannya selama 22 tahun hidupnya. Tidak perlu menggunakan selimut lagi untuk membuat tubuhnya menghangat, dekapan sang ibu saja sudah cukup baginya.

 

 

neol himdeulge haettgo

Ku membuatmu merasa lelah

nunmullo salge haettdeon

Membuatmu hidup dalam air mata

mianhan maeume geureon geoya

Hatiku terasa menyesal seperti ini

 

 

Pagi-pagi sekali Seunghyun telah berada di halte bus tempat Kyuhyun biasa menunggu bus yang akan ia tumpangi ke kampus, dari kejauhan terlihat Kyuhyun tengah berjalan sembari merapatkan jaket yang ia kenakan. Jaket lusuh berwarna baby blue itu terlihat lebih 'hidup' dan pas di tubuh ringkih Kyuhyun, angin musim semi dengan nakalnya menerbangkan beberapa kertas yang Kyuhyun bawa di tangan kirinya jadilah kertas-kertas itu tampak tercerai berai dimana-mana. Tak tinggal diam begitu saja, Seunghyun yang sedari tadi mengamati Kyuhyun dari dalam mobilnya langsung bergegas turun untuk membantu Kyuhyun mengumpulkan kembali kertas-kertas yang ia bawa.

Kyuhyun tak mengetahui jika Seunghyun lah yang membantunya mengumpulkan kertas-kertas miliknya yang berterbangan, hingga ketika Kyuhyun hendak mengambil kertas yang terakhir kemudian ada tangan yang begitu hangat tengah melingkupi tangannya yang dingin, tangan besar itu sepertinya juga hendak mengambil kertas yang hendak Kyuhyun ambil. Namun Kyuhyun terpaku ketika melihat sebuah cincin platinum hitam sama persis seperti yang ia kenakan di kalungnya tengah melingkar di jari manis tangan kanan pria yang membantunya itu, seketika itu juga ia menengadahkan kepalanya untuk menatap sang empunya cincin itu. Matanya berkaca-kaca ketika dugaannya selama ini benar, Seunghyun lah pria itu.

"Aku datang..." ucap Seunghyun lirih kepada Kyuhyun yang masih terpaku menatapnya.

"Kenapa lama sekali?" Kyuhyun menundukkan kepalanya, seiring dengan ditundukkannya kepalanya air matanya pun tumpah. Jemarinya bergetar menutup mulutnya yang hendak mengeluarkan isakan, Seunghyun hanya menatap nanar pada objek di hadapannya.

"Maaf kalau kau harus menunggu begitu lama dan maaf aku terlalu pengecut untuk mengatakan bahwa aku lah orang yang selama ini ada dalam memorimu." Seunghyun memegang kedua pundak Kyuhyun dan mengajaknya untuk berdiri, Kyuhyun mengumpulkan kekuatan untuk dapat berdiri entah kenapa kedua kakinya seolah lemas tak mampu menyangga tubuhnya.

"Rasanya aku seperti ingin mati saja, aku tampak seperti orang bodoh yang tidak bisa mengenali orang yang kucintai selama ini." Kyuhyun terisak, Seunghyun tak tahan lagi ia lantas membawa Kyuhyun ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku..." Seunghyun hanya dapat mengucapkan kata maaf dan mencoba menenangkan Kyuhyun yang masih tergugu dalam pelukannya.

Seseorang sepertinya tengah mengabadikan moment Seunghyun dan Kyuhyun yang tengah berpelukan melepas rindu itu, dan kedua pria yang tengah berpelukan itu juga tidak menyadari jika moment mereka telah diabadikan seseorang.

"Jackpot! Uuu~" ucap seseorang itu sembari bersiul seolah telah menemukan harta karun. Seseorang itu tersenyum misterius dan berlalu begitu saja mengabaikan sepasang pria yang masih betah berpelukan.

 

TOK

TOK

TOK

 

"Masuk saja, pintu sedang tidak dikunci.." ijin sang empunya kamar pada seseorang yang telah mengetuk pintu kamarnya.

"Siwon..." panggil sang pengetuk pintu.

"Ada apa eomma?" Jawab Siwon sembari merapihkan rambutnya di depan kaca, ia akan berangkat ke kampus. Sebenarnya tidak ada kelas hari ini namun ia ingin bertemu Kyuhyun, mengamatinya dari jauh atau bahkan kalau ia sedang beruntung ia bisa menjahilinya dan melihat wajah yang merajuk manja itu.

"Eomma membawakan mu sarapan..." Eomma Choi meletakkan nampan yang ia bawa diatas kasur putra bungsunya itu. Ia tersenyum sembari mengamati anak keduanya hasil pernikahannya dengan Choi Dong Hwan. Kedua tangannya meraih kerah belakang baju yang Siwon pakai sekedar merapikannya, ia tersenyum menatap pantulan anaknya di cermin.

"Kau begitu tampan..." ia mengelus sayang punggung anak bungsunya itu. Siwon berbalik dan meraih tangan kanan eomma Choi lalu mengecupnya.

"Eomma sangat perhatian padaku dan eommaku memanglah sangat cantik, aku berharap dikehidupan selanjutnya aku akan tetap menjadi anak eomma." Siwon sekali lagi mengecup punggung tangan kanan eomma Choi.

"Eomma sangat menyayangi mu..." tangan kirinya menangkup sisi kanan wajah Siwon. Siwon mengamati sang eomma, tiba-tiba Siwon menarik tangan eomma Choi lembut dan mengajaknya untuk di duduk diatas kasurnya.

"Eomma aku telah jatuh cinta pada seseorang..." cerita Siwon antusias, eomma Choi merasa anak bungsun

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Cynthiagrace #1
Chapter 3: Haii author nim....thank u udah bikin cerita yg cukup seru ini. ditunggu update nya smp complete ya. thank u
Nurulms #2
Chapter 3: Ommo seunghyun angel..TT
banjir ne!!!
Angela17 #3
Chapter 3: Suka, makin seru nieh ceritanya... Top ga bermaksud untuk khianatin Siwon kan ya...?
Semoga Kyu segera sadar bahwa Siwonlah yg dicinta selama ini...
keylaatit #4
Chapter 1: Kasihan kyuhyun yg masih ingat siwon daripada seunghyun..
Kalian harus bersatu wonkyu...
baranbar #5
Chapter 3: Nah ini motif appa choi jahat sama kyu karena dendam keluarga gitu ya????? Heeeem
TOP bener2 cinta sama kyu tapi kyu cinta nya sama siwon, kesian banget TOP :'( semoga cepet lanjutannya
lusiwonkyu
#6
Chapter 3: Seunghyun sakitt apaa.. Knpaa di chap ini gw mendadak kasian am seunghyun yaa.. Gw mlah pingin kyu ama dia ketimbang siwon.. Eellaa #plinplan
Penasaran am masa lalu kyu...
Waaaooo next chap nyaa cepetan nin.. Biar gw gk ngira2 truss ini..
lusiwonkyu
#7
Chapter 2: Seruuuu.. Hihihii
Suka pas moment kyu ama siwon ketimbang am top hehehee..
Jadi yang masa lalu kyu itu siwon yaa.. Kan tadi bilng ada lesung pipinyaa
Top kagak ad lesung pipi nyaa kan yaaa.. Apa ada yaaa.. #bingung.
Tapi aku harap masa lalu kyu itu siwon..
Keep writing kak nin.. #Hug #kiss
lusiwonkyu
#8
Hallo kak nin.. Ijin bacaa nee.. Hahahaha
queenElsaKyu-- #9
Chapter 3: Banyak banget misteri di chap ini. Sangat membutuhkan flashback untuk kecelakaan kyu dan siwon nih.
Seunghyun sakit apa?
Lanjut thor
queenElsaKyu-- #10
Chapter 2: Aku yakin masa lalu kyuhyun itu siwon soalnya kalo sama siwon sih heheh
Kyu hidup kamu menderita banget sih sayang tapi aku suka hahahah