First Kiss

Kris & Reina

Kris inget banget kapan first kiss Reina sama dia. Soalnya beda banget reaksi Reina kalo dibandingin sama mantan Kris dulu. Iya, first kissnya Kris bukan sama Reina. Reaksi Reina waktu itu emang malu-malu gitu.

Jadi waktu itu keluarga Reina mutusin buat libur tahun baruan di puncak, nginep gitu. Acara mendadak ini. Untungnya temen papanya Reina ada yang baik hati minjemin villanya buat dipakai nginep. Dan karena udah dapet villa, mamanya Reina ngotot banget ngajak Kris liburan juga. Katanya pengen kenal lebih dalam calon menantunya gitu. Padahal Kris Reina pacaran setahun belum ada. Kebetulan juga keluarga Kris enggak pulang tahun baru ini. Jadi Kris dengan senang hati mengiyakan ajakan mamanya Reina. Kapan lagi bisa tahun baruan bareng keluarga pacar?

Mereka berlima berangkat dari rumah tanggal 31 siang, sengaja biar nggak kejebak macet. Rencananya di villa nanti mau barbeque-an, tapi karena ini acara mendadak, jadi mamanya Reina belum sempet belanja. Reina dengan senang hati nawarin diri buat belanja, tentunya ditemani Kris. Sayangnya supermarketnya lumayan jauh dari villa, ada di pusat kota sana supermarket yang komplit dan itu butuh waktu hampir sejam buat pulang-pergi. Reina cepet aja belanjanya karena mamanya udah nulisin shopping list-nya. Dan di tengah perjalanan pulang, baru setengah jalan, Reina minta mampir ke pasar malam yang kebetulan mereka lewatin. Masih sore sebenernya, tapi udah rame sesek gitu. Efek tahun baru mungkin ya? Reina yang biasanya nggak suka rame entah kenapa oke-oke aja berdesakan diantara ratusan orang disana.

"Mau naik apa?" Kris nanya begitu udah muterin setengah area pasar malam.

"Nggak mau."

"Terus ngapain kesini?"

"Wahananya nyeremin semua. Kecuali kalau kamu mau aku ajakin naik komedi putar."

Ah. Kris lupa satu fakta kalau Reina takut ketinggian. Bianglala, kora-kora, ontang-anting, dan entah apalagi nama wahana disana. Pacarnya ini emang punya banyak fears.

"Ehm, main game kayaknya seru." Kris nunjuk arena game basket di ujung. Reina ngangguk tanda setuju. Dan mereka berdua langsung ngantri buat main.

"Barter hadiah, oke? Aku mau robot iron man disana." Kris nunjuk robot iron man di ujung rak. "Kamu mau teddy bear kan? Kamu dapetin robotnya, aku dapetin teddy bear. Deal?"

"Deal."

Iya sepercaya diri itu Reina. Padahal dia nggak ada apa-apanya soal basket kalau dibanding Kris. Reina selalu bilang kalau pas jam olahraga dulu, tiap ada penilaian basket, dia bisa masukin 7 dari 10 bola. Dan itu nilai tertinggi diantara para cewek di kelasnya. Sama halnya kali ini, mereka diberi kesempatan 10 kali lempar. Dan buat dapetin teddy bear ataupun robot iron man yang mana dua benda itu hadiah utama, harus bisa masukin 10 bola ke dalam ring dalam waktu satu menit.

Mereka mulai barengan. Reina baru bisa masukin 1 bola sedangkan Kris udah masukin 3 bola dengan tepat. Dan begitu 60 detik berlalu, Reina cuma berhasil masukin 5 bola tepat ke dalam ring dalam 10 kali lempar. Sedangkan Kris, jangan ditanya. Perfect score.

"Maaf. Nggak bisa dapetin robotnya." Reina cemberut karena hasilnya nggak sesuai ekspektasi. Hadiah yang dia dapet cuma boneka serigala kecil.

"Gapapa lagi, Rei. Aku juga nggak suka-suka banget sama iron man. Nih, teddy bearnya. Suka?"

Reina meluk teddy bear yang gedenya hampir setengah dirinya sambil ngangguk. Persis anak kecil banget. Sedangkan hadiah yang dia dapet dia kasih ke Kris.

"Balik yuk. Udah malem. Mama papa kamu pasti nyariin." Reina ngangguk lagi tanda setuju.

Selama di mobil, Reina nggak pernah ngelepasin pelukannya ke teddy bear. Kadang-kadang juga dia elus-elus, dimainin syal merah di leher teddy bearnya, terus dipeluk lagi.

"Teddy bearnya aja yang dipeluk? Aku enggak?"

"Enakan meluk teddy bearnya." Reina julurin lidahnya ke Kris yang lagi nyetir, terus ketawa nyengir.

Di depan sana, deretan mobil berbagai jenis nggak ada yang melaju, macet.

"Siniin teddy bearnya, masa aku kalah saing sama boneka."

Reina ketawa, lepas banget. Salah satu pemandangan yang Kris suka, ketawa lepasnya Reina. Kris rasanya nggak mau malingin mukanya dari Reina yang lagi ketawa lepas gini. Rasanya Kris pengen ngehentiin waktu, biar bisa berlama-lama liat Reina ketawa gini. Dan nggak sadar, ujung bibir Kris tertarik ke atas, membentuk senyum. Kedua matanya masih betah natap Reina ketawa.

Reina miringin badannya, ngadep ke arah Kris dan ketawa Reina kehenti begitu liat Kris natap dia dengan intens. Reina bingung sendiri. "Kenapa?"

Bukannya dapet jawaban yang diharapin malah Kris majuin tubuhnya ke Reina, kemudian mindahin teddy bear agak ke samping. Dan waktu kerasa begitu cepet. Satu hal yang Reina inget, there's something soft on her lips. And she could feel her body turn stiff. It was a light kiss at first since it was Reina's first experience. She didn't give any response, not because she's unexperience, but it's because she didn't know what to do. Her brain turned slow to process the situation. He then broke the kiss, staring at her stiff face. He still felt her soft lips on his. Her lips were so addictive. He even could taste her lipbalm, strawberry. And he could see her cheeks turn rosy.

"Your first time, right? I'll be gentle then."

And the next thing she know was he kiss her lips again. It was not a light kiss anymore but it turned to be deeper and more passionate. He didn't care about his surrounding. The only thing he care about was her. He didn't know what it is, whether he fell in love or fell in lust. He caressed his right finger on her left cheek and put his left hand on the back of her nape. It was right that the kiss is deeper and more passionate, but he took it slow. He didn't want to rush her. He waited her until she was ready. And fortunately, she kissed him back. Even though her body was stiff at first, she tried to loosen it up. She circled her arms around his neck.

The kiss was getting deeper. They even broke the kiss for the umpteenth time for taking breath and kissed again. He never knew their first kiss would be in the traffic jam, inside Reina's parent car. He didn't know how long they pressed their lips againts each other as well. But their kisses was interrupted by the horn of cars behind them so they had have to break the kiss.

"I never know that strawberry could taste this good." Dan Kris ketawa renyah.

Reina masih aja kaku di tempat dengan kedua pipi yang blushing. Dia tahu banget apa yang Kris maksud barusan, lipbalm-nya.

"And I never know that you're such a good kisser." Kris ngacak-acak puncak kepala Reina sebelum mengemudikan mobilnya lagi. Klakson di belakang udah berisik banget. Saking malunya, Reina sampai membenamkan kepalanya ke teddy bearnya di sampingnya, bikin Kris nggak berhenti ketawa sepanjang perjalanan.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
itchycrotch
#1
あああああ可愛いね!!!!