A Meeting

If We Love Again

                 Seorang gadis yang kini sedang memainkan sumpitnya, menunggu seseorang yang sangat spesial. Sudah 2 jam dia menunggu, menunggu tanpa kepastian, padahal yang sedang ditunggu sudah berjanji bahwa dia tidak akan membuat gadis ini menunggunya dengan lama. Pandangannya kini beralih melihat ke jendela menyaksikan betapa sibuknya orang-orang yang berada diluar kafe.

                “Ahhhh... aku sungguh ingin keluar” seruku dan bel pintu kafe berbunyi menandakan ada pelanggan yang masuk ke kafe yang aku tempati. Seseorang memakai mantel hitam, masker dan topi hitamnya untuk kesekian kalinya. Ia berjalan menuju mejaku dan melepas maskernya dan duduk berhadapan denganku. Aku menatapnya dan melihat betapa lelahnya dia yang terlihat jelas pada wajah maskulinnya itu.

                “Maaf aku telat..lagi, hari ini aku ada persiapan comeback untuk minggu depan dan maaf sudah membuatmu lama menunggu, padahal aku sudah berjanji tidak ingin membuatmu lama menungguku” sekilas dia memberikan senyum untukku dan tawa yang menurutku sangat aku rindukan. Aku membalas senyumannya dan mengusap kedua pipinya yang mengalir begitu banyak keringat.

                “Aku senang kau bisa bertemu denganku, chanyeol. Padahal kau sedang persiapan comeback dan merelakan waktumu untukku” aku menyesal telah menganggu persiapannya dan menunduk tak ingin menatapnya. Dia menarik daguku dan menciumnya sekilas

                “Melihat wajahmu.. menghapus semua beban dan letih yang aku rasakan saat ini. Aku tidak ingin mengingkari janjiku untuk sekedar bertemu dengan gadisku yang sudah lama tidak bertemu dan sekarang aku sungguh ingin memeluknya erat dan tidak ingin kembali ke agensi untuk latihan hingga tengah malam nanti” aku mengenggam tangannya memberikan kehangatan dari sentuhan tanganku. Tangannya begitu dingin dan dia, sudah sekian kalinya dia melupakan untuk memakai sarung tangan jika keluar.

                “Sudah kubilang pakai sarung tanganmu jika keluar” aku sedikit memarahinya dan dia hanya terkekeh.

                “Aku tidak ingin karena jika memakai sarung tangan, tanganku tidak digenggam olehmu sayang” chanyeol mengelus kepalaku lembut, aku masih menatap wajahnya melihat begitu banyak keringat bahkan kulihat kantung matanya sedikit menghitam mungkin akibat dia sering tidak tertidur untuk latihan persiapan comeback.

                Aku memanggil seorang pelayan untuk memesankan minuman kesukaannya di kafe ini, pelayan itu pergi setelah aku memesan dan melanjutkan untuk menatap chanyeol kembali.

                “Bagaimana kondisimu?setelah kau selesai promosi, kudengar kau ada konser di beberapa Negara? Kau harus menjaga kesehatanmu dan mengatur pola makanmu” chanyeol terdiam sebentar dan melepas topinya, menatap wajahku dalam dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aku menghela nafas, kenapa ia tidak menjawab kata-kata dan malah menatapku dengan wajah seperti itu.

                “Aku akan baik-baik saja, jika ada waktu aku akan menghubungi. Aku tidak mau kau mengkhawatirkanku dan sebaliknya aku malah mengkhawatirkanmu disini, minum bersama seorang laki-laki bukan bersamaku” lagi-lagi dia malah bergurau yang tak penting, aku memukul kepalanya

                “Mana mungkin aku minum bersama laki-laki, keluar rumah saja kau selalu menelpon dan mengirimku pesan huft” chanyeol terkekeh sambil memainkan sedotan minuman yang berada dihadapannya.

                “Bagaimana keadaan ibuku? Dia sangat baik kepada calon menantunya ini kan?”

                “Ibumu baik-baik saja, setiap hari aku selalu mengunjugi kafe ibumu untuk mengecek keadaanya dan membantu pekerjaannya disana dan juga untuk melayani fansmu yang selalu datang ke kafe untuk menanyaimu. Ah aku sangat pusing jika mereka sudah sangat bawel dan membuat suasana kafe menjadi ribut dan juga hadiah untukmu sudah memenuhi gudang penyimpanan. Kau tahu?ibumu terlihat sedih jika kau tidak mengabarinya dan juga dia tak nafsu makan” aku melahap makanan yang baruku pesanan bersama pesanan minuman chanyeol

                “Begitu?ahh calon menantu yang baik, jika ada waktu aku akan ke kafe dan mengajakmu dan mengambil semua hadiah dari fans” chanyeol melihat kearah jam tangan dan memakai topi dan maskernya lagi.

                “Aku harus kembali ke agensi untuk latihan. Manager hyung mengijinkanku untuk 30 menit saja untuk keluar menemuimu dan juga aku lupa membawa ponsel mungkin Suho hyung sudah menelpon dan mengirim pesan kepadaku, aku harus kembali. Jaga kesehatanmu baik-baik sayang” chanyeol mengecup kepalaku sekilas dan bergegas keluar kafe lalu menghilang dari pandanganku

                ‘aku gagal lagi...... gagal lagi untuk mengucapkan kalimat itu, aku tidak ingin membuat chanyeol kepikiran.. membuat dia tidak fokus latihan karena kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku, untung mulutku tidak mudah untuk mengucapkan kalimat perpisahan itu, mungkin lain waktu aku bisa mengucapkan’ seru batinku lalu meninggalkan kafe untuk pulang dan mengerjakan urusan yang penting selain bertemu dengan chanyeol.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet