Finally Home

Finally Home
Please Subscribe to read the full chapter

Untuk yang belum baca cerita sebelumnya, silahkan mampir dulu ke Because I wasn't Enough dan A Choice

.

.

.

Seorang lelaki berjas hitam elegan itu membuka sebuah pintu kayu besar menuju tempat dimana sang mempelai wanita menunggu. Lelaki itu terlihat seperti anak kecil dengan wajah baby face nya, berbeda dengan usianya yang sudah hampir seperempat abad. Lelaki itu bersandar pada pintu yang telah ditutupnya kembali sambil mengamati gadis dengan gaun pengantin putih cantik yang melekat pas di tubuhnya yang sedang duduk sambil berbincang kepada kedua gadis lainnya.

Ketiga gadis itu tidak menyadari kedatangannya sepertinya karena mereka masih terus mengobrol. Bibirnya mengembang membentuk senyuman ketika dilihatnya sang mempelai wanita tertawa renyah. Dia melangkah mendekat. Suara langkah kakinya membuat ketiga gadis yang sedang berbincang itu menoleh kepadanya secara bersamaan.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya salah satu gadis pendamping sang mempelai wanita.

“Menemui mempelai wanita tentu saja.” Jawab lelaki itu dengan cengiran lebarnya.

“Kau tidak boleh masuk kemari Oppa. Kalau mau bertemu dengannya nanti saja saat acaranya dimulai.” Kali ini gadis yang satu lagi, yang terlihat lebih muda, berkata.

“Tidak mau. Aku mau menemuinya dulu sebelum acaranya dimulai. Aku tidak mau menunggu nanti.” Kata lelaki itu kekanak-kanakan. Sang mempelai wanita hanya tertawa mendengar alasan lelaki dihadapannya.

Kedua gadis pendamping mempelai wanita tadi akan mendebat lelaki itu ketika sang mempelai wanita berkata, “Tidak apa-apa. Aku juga ingin bertemu dengannya.”

“Lihat kan?” kata lelaki itu lalu menjulurkan lidahnya kepada kedua gadis yang memprotes kedatangannya tadi. Kedua gadis itu baru akan membalasnya ketika pintu ruangan itu kembali berdecit terbuka, menampilkan seorang lelaki tinggi berkulit cokelat dengan jas hitam yang tidak kalah elegannya dengan lelaki yang kini sedang berdiri di hadapan mempelai wanita itu. Lelaki berkulit cokelat itu berjalan menghampiri mereka berempat sebelum akhirnya berhenti di hadapan sang mempelai wanita.

“Aku tidak tahu kalau kau akan terlihat secantik ini ketika mengenakan wedding dress, Sara-ya.” ujarnya sebelum membungkuk dan mencium pipi Sara−sang mempelai wanita.

Belum sempat Sara menjawab, lelaki dengan wajah baby face yang sedaritadi sudah berdiri di hadapannya berkata, “Yah Kim Jongin! Apa-apaan kau tiba-tiba datang lalu dengan seenaknya mencium pipinya?!”

“Memangnya kenapa?” tanya Jongin singkat, alis lelaki berkulit cokelat itu terangkat menunjukkan kebingungan.

“Kau bisa merusak dandanannya tahu!” kata Ahreum, salah satu gadis yang menjadi pendamping mempelai wanita.

“Betul sekali.” Ujar Yunyi, pendamping mempelai wanita yang satu lagi.

“Aku kan melakukannya pelan-pelan jadi tidak akan merusak dandanannya. Lagipula dia saja tidak keberatan.” Kata Jongin beralasan.

“Aku saja belum menciumnya. Kau seharusnya tidak boleh menciumnya sebelum aku!” ujar lelaki yang berwajah baby face tadi.

“Byun Baekhyuun!”  “Oppa!” Ahreum dan Yunyi berteriak secara bersamaan. Jongin speechless sementara Sara hanya terkikik geli mendengarnya.

Baekhyun tersenyum lebar. Lelaki itu tiba-tiba menatap Sara tepat di matanya sambil berkata, “Sebenarnya aku datang menemuimu sebelum acara berlangsung untuk berbicara denganmu. Can we talk? Just the two of us?” matanya yang biasa jenaka berubah serius.

“Jigeum?” tanya Sara. Baekhyun mengangguk. Sara mengerjapkan matanya beberapa saat sebelum mengangguk. Gadis itu memandang Ahreum, Jongin dan Yunyi sebagai tanda untuk meninggalkan mereka berdua disana.

“Jangan berbuat macam-macam padanya!” Ahreum mengancam Baekhyun sebelum menarik Jongin dan Yunyi keluar.

“Aku hanya akan menciumnya. Tapi kalau dia menginginkan lebih, aku tidak menolak.” Ujar Baekhyun jahil.

“Yaaahhh..... Awas−” Baekhyun sempat mendengar teriakan suara Ahreum namun tidak sampai selesai karena pintu ruangan itu sudah tertutup.

“Jadi, apa yang mau kau bicarakan?” tanya Sara.

“I really really want to kiss your lips but I don’t want to ruin your lipstick.” Kata Baekhyun sambil memperhatikan bibir merah Sara.

“Yaaahhh!” Sara berteriak kesal karena tanggapan Baekhyun yang tidak serius. Baekhyun hanya nyengir kuda.

“You’re the most beautiful girl I ever see.” Kata Baekhyun tiba-tiba. Ada cinta yang terpancar dari matanya.

“And you’re the cheesiest person I ever know.” Sara membalas. Semburat merah di wajahnya tersamarkan oleh make-up.

“That’s why you love me.” Baekhyun menyombong.

“True. That’s the reason I love you.” Kata Sara sambil mengangguk-anggukkan kepalanya setuju.

“I love you too.” Kata Baekhyun lagi.

.

.

Kris berdiri di depan sebuah pintu di dalam sebuah gereja dimana seorang wanita cantik berbalut wedding dress sedang duduk menunggu waktu dimana prosesi pernikahan dimulai. Dia mengangkat tangan kanannya untuk mengetuk pintu di depannya. Namun dia mengurungkan niatnya ketika terdengar suara dari dalam ruangan.

“That’s why you love me.” Suara Baekhyun terdengar samar dari luar pintu ruang tunggu mempelai wanita.

 “True. That’s the reason I love you.” Kata Sara setuju.

“I love you too.” Kata Baekhyun lagi. Nada suaranya tulus.

Kris tidak ingin mengganggu moment mereka berdua namun dia harus menemui Sara saat ini. Dia kemudian mengetuk beberapa kali hingga terdengar suara Sara yang menyuruhnya masuk.

 “Come in.” suara lembut itu menjawab.

Kris masuk dan matanya langsung berhadapan dengan gadis cantik dengan wedding dress putih yang melekat pas di tubuh mungilnya, membuat gadis itu terlihat bagai bidadari. Jantungnya berdebar makin kencang ketika mata mereka berhadapan. Sungguh dia terlalu mencintai gadis di hadapannya itu.

“Oppa...” Sara menyapanya sambil tersenyum. Dia membalas senyum gadis itu lalu kemudian melangkah mendekat.

“Hey Hyung...” Baekhyun mnyapanya. Kris membalasnya dengan senyuman yang sama.

“Bisa aku meminjam Sara sebentar, Baek? Ada yang ingin ku bicarakan dengannya.” Kata Kris.

Baekhyun memandang Kris sebentar kemudian matanya beralih pada Sara yang mengernyitkan dahinya. Dia menghela nafas sebelum berkata pada Kris, “Oke. Lagipula sebentar lagi prosesi pernikahannya dimulai. Jangan sampai terlambat ya kalian berdua, terutama kau Hyung.” Kris mengangguk lalu kemudian Baekhyun melangkah keluar ruangan itu.

“Apa yang ingin kau bicarakan Oppa?” Sara bertanya to the point.

Kris memandang mata bening gadis itu lama, membuat Sara bingung sendiri. “Oppa...?” Sara memanggilnya lagi.

“Apa kau yakin akan melakukan pernikahan ini?” tanya Kris lagi.

“Tentu saja aku yakin. Kalau tidak mana mungkin aku setuju untuk menikah, Oppa.”

“Aku akan bertanya sekali lagi. Apa kau yakin dengan pilihanmu? Dengan perasaanmu?” tanya Kris lagi.

“Kau ini kenapa Oppa?” Sara bertanya bingung.

“Apa kau tidak ingin lari?” tanya Kris dengan suara sarat akan luka. Mata lelaki itu berkaca-kaca.

Sara sedikit terhanyut dalam suasana itu. Dia kemudian menatap Kris lantang lalu berkata dengan yakin, “Aku tidak akan lari Oppa. Tidak ingin lari. Maafkan aku, tapi aku akan menikah hari ini. Jai kumohon, jangan memintaku pergi.”

Sebulir air mata mengalir membasahi pipi tirus lelaki itu. Kontras dengan air mata yang jatuh, bibirnya justru mengembang membentuk senyuman. Dia membuka mulutnya lalu berkata, “I love you, I really do.” Lelaki itu lalu berbalik dan pergi.

.

.

Prosesi pernikahan sudah dimulai. Mata Baekhyun mengamati Sara yang berjalan dengan anggunnya memasuki Gereja. Tangan gadis itu menggandeng lengan tuan Choi. Kebahagiaan terpancar dari mata gadis itu. Bibirnya tidak henti menyunggingkan senyuman manis yang untuk kesekain kalinya membuat Baekhyun jatuh cinta.

Tiba-tiba ingatannya kembali pada kejadian enam tahun silam, ketika sosok Choi Sara yang sudah lama pergi dari hidupnya, kembali lagi.

Sara berhenti di hadapan Baekhyun. Lelaki itu terkejut melihat kehadiran Sara tapi kemudian dia tersenyum. Sara balas tersenyum kepadanya. Lelaki itu menarik Sara kedalam pelukannya.

“Baek...”

“Bogoshipda...” ujar Baekhyun.

“Na do” kata Sara sambil balas memeluk Baekhyun. Seulas senyum tersungging di bibir tipis Baekhyun. Betapa dia merindukan kebersamaan mereka.

“I love you” ujar Baekhyun.

Sara melepaskan pelukannya, membuat Baekhyun menatapnya bertanya. “I have something to tell you.”

“Apa itu?” tanya Baekhyun. Tapi Sara tidak langsung menjawab. Gadis itu justru menarik tangan Baekhyun dan mengajaknya berjalan dan terus berjalan.

“Mau kemana kita?” tanya Baekhyun lagi. Sara hanya tersenyum padanya tanpa mengatakan apapun. Baekhyun akhirnya diam dan hanya mengikuti kemana gadis itu pergi.

“Taman?” tanya Baekhyun bingung ketika mereka sudah sampai di taman. Gadis di hadapannya hanya mengangguk lalu duduk di ayunan di depan mereka. Mata gadis itu memandang lurus ke depan, ke arah lapangan basket yang tidak jauh dari taman tempat mereka duduk. Meski bingung, Baekhyun mengikutinya.

“Jadi apa yang ingin kau katakan?” tanya Baekhyun ketika Sara diam saja.

“Aku sudah memutuskan kepada siapa aku menentukan pilihan Baek.” Kata gadis itu. Pandangannya masih lurus ke depan. Baekhyun diam. “You said you loved me, right?”

“I love you, not I loved you. Because up until this time, I still do.”

Sara mengalihkan pandangannya pada Baekhyun. Mata mereka bertemu dan Sara tahu Baekhyun tidak berbohong. Sara tersenyum, “Thank you.”

“Untuk apa?” tanya Baekhyun.

“Karena telah menjadi sahabatku, karena telah menyayangiku, karena telah mencintaiku bahkan disaat aku tidak tahu.” Kata Sara.

Baekhyun memandang sosok Sara yang kini sudah mengalihkan pandangannya lagi kedepan. Entah kenapa perasaannya tidak enak. Dia ingin bertanya ketika Sara berkata, “Someone said to me that If someone love me, I don’t have to fight for a spot because he will gave me that spot willingly. That’s when I finally got it. I finally understood. It wasn’t the thought that counted. It was the actual execution that mattered. The showing up for somebody.”

Baekhyun memandang mata gadis di hadapannya yang kini sudah menatapnya. “You said you loved me. You’ve

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet